Você está na página 1de 27

Jenis-Jenis Pengukuran

A. Tujuan Pengukuran BK Tujuan pengukuran BK khususnya dalam layanan Bimbingan dan Konseling di sekolah diantaranya : 1. Membantu siswa untuk mengenal dirinya sendiri; yaitu agar siswa mengerti kekurangan dan kelebihan yang dimilikinya sehingga siswa dapat

merencanakan masa depan nya secara realistis. 2. Membantu ornag tua untuk mengenal anaknya. 3. Membantu guru dalam merencanakan dan mengelola pengajaran.Antara lain guru dapat menetapakn bagaimana cara menyajikan pelajaran, bagaimana cara mengelompokkan siswa, mengenal siswa yang memerlukan bantuan dan sebagainya.

B. Fungsi Pengukuran BK Hasil-hasil yang diperoleh dalam pengukuran BK berfugsi sebagai dasar dalam mengambil keputusan. 1. Fungsi seleksi, yaitu untuk memutuskan individu indivdu yang akan di pilih. Misalnya tes untuk masuk suatu lembaga pendidikan atau tes seleksi untuk suatu jabatan tertentu. Berdasarkan hasil penukuran psikologi yang telah dilakukan pimpinan lembaga dapat memutuskan calon-calon pelamar yang diterima dan ditolak. 2. Fungsi klasifikasi, yaitu mengelompokkan individu dalam kelompok yang sejenis. Misalnya mengelompokkan siswa yang mempunyai masalah yang sama sehingga dapat diberikan bantuan yang sesuai masalahnya. 3. Fungsi deskripsi, yaitu menyuguhkan hasil pengukuran BK yang telah dilakukan tanpa klasifikasi tertentu. Misalnya melaporkan profil minat seseorang yang telah di tes dengan tes minat.

4. Mengevaluasi suatu treatment, yaitu untuk mengetahui apakah suatu tindakan tertentu yang telah dilakukan terhadap seseoarang atau sekelompok individu yang telah mencapai hasil atau belum. Misalnya seseorang siswa yang mengalami kesulitan belajar diberikan remedial. Setelah pemberian remedial tersebut lalu di tes untuk mengetahui apakah remedial yang diberikan sudah berhasil atau belum. 5. Menguji suatu hipotesis, yaitu untuk mengetahui apakah hipotesis yang dikemukakan itu betul atau salah. Misalnya seorang peneliti mengemukakan hipotesis sebagai berikut : makin terang lampu yang di gunakan untuk belajar akan semakin baik prestasi belajar yang akan dicapai. Untuk mencapai betu tidaknya hipotesisyang dikemukan itu dapat di lakukan eksperimen. Da pada akhir eksperimen di lakukan tes.

C. Jenis Dan Tingkatan Pengukuran 1. Jenis Pengukuran Dari segi sasaran pengukuran, pengukuran dapat dibedakan atas: a. Pengukuran alamiah, yaitu pengukuran yang ditujukan pada sasaran objek alam benda. b. Pengukuran sosial, yaitu pengukuran yang ditujukan pada sasaran objek struktur dan kehidupan sosial. c. Pengukuran psikologis, yaitu pengukuran dengan memfokuskan sasaran obyek pada tingkah laku sebagai cerminan daripada keadaan psikis seseorang atau individu. Dari segi sifat objek pengukuran, dapat dibedakan atas: a. Pengukuran kualitas, yaitu pengukuran yang ditujukan pada segi mutu atau kualitas objek pengukuran. b. Pengukuran kuantitas, yaitu pengukuran yang menitik beratkan pada segi jumlah/volume atau kuantita dari objek pengukuran. 2. Tingkatan Pengukuran
2

Empat tingakatan pengukuran; a. Pengukuran nominal (skala pengukuran nominal), yaitu pengukuran yang menggunakan bilangan sebagai tanda kenal daripada suatu gejala atau benda yang dilukiskan. b. Skala pengukuran ordinal, yaitu pengukuran yang menggunakan angkaangka/ bilangan sebagai petunjuk kepada adanya rank order dalam susunan gejala atau benda. c. Skala pengukuran interval, yaitu pengukuran dimana selain telah dipenuhinya persyaratan sebagai perskalaan-perskalaan sebelumnya. d. Skala pengukuran rasio, yaitu sebagai skala pengukuran di samping memiliki sifat-sifat skala pengukuran yang dimiliki skala pengukuran sebelumnya, memiliki ciri khusus yaitu terdapatnya titik mula mengukur yang mutlak, yang dengan mudah sekali disepakati oleh semua orang yang disimbolkan dengan tanda 0 (nol). Aplikasi Instrumentasi adalah upaya pegungkapan melalui pengukuran dengan memakai alat ukur atau instrument tertentu. Hasil aplikasi ditafsirkan, disikapi dan digunakan untuk memberikan perlakuan terhadap klien dalam bentuk layanan konseling. Insrtrumentasi merupakan bagian dari kegiatan pendukung dari bimbingan konseling yang mana terdapat di dalamnya instrument tes dan non tes... a. Instrumen Tes Secara umum kegunaan berbagai tes itu ialah membantu konselor dalam : 1. Memperoleh dasar-dasar pertimbangan berkenaan dengan berbagai masalah pada individu yang di tes, seperti masalah penyesuaian dengan lingkungan, masalah prestasi atau hasil belajar, masalah penempatan dan penyaluran; 2. Memahami sebab-sebab terjadinya masalah diri individu;

3. Mengenali

individu

(misalnya

peserta

didik)

yang

memiliki

kemampuan yang sangat tinggi dan sangat rendah yang memerlukan bantuan khusus; 4. Memperoleh gambaran tentang kecakapan, kemampuan, atau

keterampilan seseorang individu dalam bidang tertentu. Persyaratan instrumen tes yang baik : Penyusunan tes dilakukan melalui tiga tahap, yaitu perencanaan tes, penulisan tes dan analisis tes. Perencanaan tes dilakukan dengan langkah-langkah : 1. Menetapkan tujuan tes 2. Menetapkan hasil belajar yang akan diukur 3. Mempersiapkan tabel spesifikasi 4. Menetapkan isi materi tes 5. Menetapkan butir tes 6. Menyiapkan norma aturan 7. Mempersiapkan kunci scoring Berbagai hal yang diperoleh konselor dari hasil tes dipergunakan konselor untuk menetapkan jenis layanan yang perlu diberikan kepada individu yang dimaksudkan. b. Instrumen Non-Tes Instrumen non-tes meliputi berbagai prosedur, seperti pengamatan, wawancara, catatan anekdot, angket, sosiometri, inventoriyang dibakukan. Agar diperoleh hasil yang terandalkan, pengamatan dan wawancara dilakukan dengan mempergunakan pedoman pengamatan atau pedoman wawancara. Catatan anekdot merupakan hasil pengamatan, khususnya tentang tingkah laku yang tidak biasa atau khusus yang perlu mendapatkan perhatian tersendiri. Angket dan daftar isian dipergunakan untuk mengungkapkan berbagai hal, biasanya tentang diri individu, oleh individu sendiri. Sosiometri untuk melihat dan memberikan gambaran tentang pola hubungan sosial di antara individu-individu dalam kelompok.
4

Dengan sosiometri akan dapat dilihat individu-individu yang populer, yang membentuk klik atau kelompok-kelompok tertentu, dan mereka yang terpencil (terisolasi). Sedangkan melalui inventori yang dibakukan akan dapat diungkapkan berbagai hal yang biasanya merupakan pokok pembahasan dalam rangka pelayanan bimbingan dan konseling secara lebih luas, seperti pengungkapan jenis-jenis masalah yang dialami individu, sikap dan kebiasaan belajar peserta didik.

Alat Ungkap Masalah (AUM) AUM Umum adalah sebuah instrumen standar yang dikembangkan oleh Prayitno, dkk. yang dapat digunakan dalam rangka memahami dan memperkirakan masalah-masalah yang dihadapi klien. Alat Ungkap Masalah ini didesain untuk mengungkap sepuluh bidang masalah yang mungkin dihadapi klien. AUM UMUM merupakan sebuah alat yang digunakan untuk mengungkap masalah-masalah siswa, mahasiswa, dan masyarakat secara menyeluruh

mengungkapkan masalah-masalah umum Alat Ungkap Masalah ini didesain untuk mengungkap sepuluh bidang masalah yang mungkin dihadapi klien. Kesepuluh bidang masalah tersebut adalah: a. b. c. d. e. f. g. h. i. Jasmani dan Kesehatan (JDK), yang terdiri dari dua puluh lima item. Diri Pribadi (DPI) yang terdiri dari dua puluh item. Hubungan Sosial (HSO) yang terdiri dari lima belas item. Ekonomi dan Keuangan (EDK) yang terdiri dari lima belas item. Karir dan Pekerjaan (KDP) yang terdiri dari lima belas item. Pendidikan dan Pelajaran (PDP) yang terdiri dari lima puluh lima item. Agama, Nilai, dan Moral (ANM) yang terdiri dari tiga puluh item. Hubungan Muda-Mudi (HMM) yang terdiri dari lima belas item. Keadaan dan Hubungan dalam Keluargha (KHK) yang terdiri dari dua puluh lima item. j. k. Waktu Senggang (WSG) yang terdiri dari sepuluh item. Jumlah keseluruhan item dari AUM Umum ini adalah sebanyak dua ratus dua puluh lima item.Aplikasi AUM Umum ini, maka didapatlah data berdasarkan dua format pengolahan, yaitu: a. b. c. Rekapitulasi dan hasil pengolahan format kelompok Masalah-masalah yang banyak dialami siswa dalam AUM Umum Interpretasi hasil pengolahan AUM Umum

Sosiometri

Sosiometri adalah suatu metode untuk mengumpulkan data tentang pola dan struktur hubungan antara individu-individu dalam kelompok. Metode ini mula-mula dikembangkan oleh Moreno an Jenning. Metode ini didasarkan atas postulat-postulat bahwa kelompok mempunyai struktur yang terdiri dari hubungan-hubungan interpersonal yang kompleks. Hubungan-hubungan ini dapat diukur secara kuantitatif maupun secara kualitatif. Posisi tiap-tiap individu dalam struktur kelompoknya dan hubungannya yang wajar dengan individu yang lain dapat diukur dengan metode ini. ( Wayan Nur Kencana, 1993 ) Sosiometri adalah suatu metode pengumpulan serta analisis data mengenai pilihan, komunikasi, dan pola interaksi antar-individu dalam kelompok. Dapat dikatakan bahwa sosiometri adalah kajian dan pengukuran pilihan sosial. Sosiometri disebut pula sebagai sarana untuk mengkaji tarikan (attraction) dan tolakan (repulsion) anggota-anggota suatu kelompok. ( Hotman M. Siahaan, 2005). Seseorang diminta untuk memilih satu orang lain atau lebih berdasarkan criteria yang tlah disediakan oleh peneliti: Denan siapakah anda bekerja? Dengan sispakah anda bermain? Kemudian orang itu membuat pilihan-satu, dua, tiga pilihan atau lebih-diantara anggota kelompok (biasanya) atau anggotaanggota kelompok lain. Pilihan sosiometri hendaknya dipahami secara agak lebih luas. Ia tidak hanya berarti pilihan antara orang-orang, melainkan dapat pula pilihan kelompok-kelompok minoritas. Pilihan-pilihan tersebut tergantung pada instruksi serta pelayanan yang diberikan kepada individu. Metode sosiometri memegang peranan yang penting dalam pengukuran hubungan sosial. Dengan sendirinya, setiap hubungan antara individu dengan

individu lainnya, kita batasi dalam hubungan tertentu seperti hubungan dalam kelas atau dalam kelompok-kelompok kegiatan lainnya. Manfaat Sosiometri Kegunaan dari sosiometri secara garis besar adalah sebagai berikut : 1. Untuk memperbaiki struktur hubungan sosial para siswa di dalam kelasnya. 2. Memperbaiki penyesuaian hubungan sosial siswa secara individual. 3. Mempelajari akibat-akibat praktik-praktik sekolah terhadap hubungan sosial di kalangan siswa. 4. Mempelajari mutu kepemimpinan dalam stuasi yang bermacam-macam. 5. Menemukan norma-norma pergaulan antarsiswa yang diinginkan dalam kelompok / kelas bersangkutan.

Alat Inventori Sikap

Inventory (inventaris, imentarisasi) adalah suatu alat untuk menaksir dan menilai ada atau tidak adanya tingkah laku, minat, sikap tertentu, dan seterusnya biasanya inventaris ini berbentuk daftar pertanyaan yang harus dijawab (Chaplin, 2004: 260). Dan pengertian ini bisa diidentifikasi bahwa inventory pada dasarnya: a. b. Suatu alat untuk rnenaksir dan menilai Yang ditaksir dan dinilai adalah ada atau tidak adanya tingkah laku, minal, sikap tertentu, dan seterusnya c. Alat yang disebut inventory ini berbentuk daftar pertanyaan yang harus dijawab responden. d. Jawaban responden yang diperoleh pengumpul data selanjutnya digunakan untuk menaksir dan rnenilai tingkah laku responden yang bersangkutan. Nurkancana (1993:71) memaparkan bahwa, metode inventori adalah suatu metode untuk mengumpulkan data yang berupa suatu pernyataan (statemen) tentangsifat, keadaan, kegiatan tertentu dan sejenisnya. Dan daftar pernyataan tersebut subjek/individu yang hendak kita kumpulkan datanya diminta untuk memllih mana-mana pemyataan yang cocok dengan dirinya. Setiap pernyataan yang cocok dengan dirinya diisi tanda check atau tandatanda lain yang ditetapkan. Sedangkan pernyataan-pernyataan yang tidak cocok dengan dirinya tidak diisi apa-apa. Pengertian tersebut diatas dapat kita kemukakan dalam beberapa pokok pikiran, yaitu: a. Inventori merupakan suatu metode pengumpulan data yang berupa suatu pernyataan (statemen, beda denganpertanyaan). b. Pernyataan tersebut menyangkut tentang sifat, keadaan, kegiatan tertentu dan sejenisnya.
9

c. Subjek/individu atau responden supaya memilih pernyataan yang cocok dengan dirinya dengan cara memberi tanda tertentu, misalnya tanda cek (v), silang (x), lingkaran (0) dan tanda lain yang ditetapkan oleh pengumpul data. d. Sementara itu pernyataan yang tidak cocok tidak perlu dijawab atau dilewati. Pada inventori tertentu dimana ada petunjuk bahwa setiap nomor pernyataan hams dijawab, maka responden harus menjawab pernyataan tersebut. Model inventori semacam ini biasanya dalam setiap nomor ada dua atau lebih pernyataan. e. Berdasarkan jawaban responden, pengumpul data membuat suatu profil atau simpulan tentang responden yang bersangkutan. Sementara itu Munandir (2005: 63) menyatakan bahwa, layanan inventori berupa kegiatan pengumpulan data pribadi siswa melalui berbagai teknik, termasuk dalam tugas pelayanan ini adalah membantu siswa/klien memahami arti data hasil tes yang diambilnya dan menggunakannya dalam konseling sebagai bahan pengambilan keputusan Beberapa hal yang dapat kita kenali dalam pengertian di atas adalah sebagal berikut: a. b. Inventori merupakan kegiatan pengumpulan data pribadi siswa/klien Teknik pengumpulan data dengan cara respondenng dan nonrespondenng c. d. Data yang diperoleh digunakan untuk memaharni siswa/klien Pemahaman atas din klien terutama oleh siswalklien yang bersangkutan, yaitu ia mampu memahami arti data yang diperoleh dan kegiatan inventori e. Pemahaman terhadap arti data tersebut merupakan bahan pengambilan keputusan dalam konseling. Mengacu pada beberapa pengertian inventoni di atas, penulis menyimpulkan bahwa inventori adalah metode untuk memahami individu
10

dengan cara memberikan sejumlah pernyataan yang harus dijawab/dipilih responden sesuai dengan keadaan dirinya. Jawaban responden tersebut selanjutnya ditafsirkan (dipahami) oleh pengumpul data tentang keadaan responden, dan responden memahami keadaan dirinya sendiri. Metode inventori mempunyai persamaan dengan metode kuesioner, yaitu keduanya menggunakan instrumen yang berupa suatu daftar. Perbedaannya ialah, kuesioner instrumennya berupa daftar pertanyaan yang harus dijawab oleh berupa subjek/ daftar responden, pemyataan sedangkan yang hams pada inventori oleh

instrumennya

dipilih

subjek/responden sesuai dengan keadaan dirinya. Inventoni merupakan suatu metode yang tergolong metode laporan diri (self reportatau deskripsi din self descriptive). Dalam metode laporan diri atau deskripsi diri ini individu melaporkan keadaan dirinya budasarkan pernyaraan atau perintah yang diberikan kepadanya.

11

Alat Inventori Minat

Minat merupakan faktor dari dalam diri individu yang menunjukan pada typical performance dalam konteks pekerjaan,tampilan ini mengacu pada senang atau tidak senang mengacu pada individu pada suatu bidang pekerjaan. Seseorang akan menjadi berhasil apabila dia memiliki kemampuan yang disertai dengan minat yang tinggi terhadap suatu pekerjaan yang diembannya. Tes minat merupakan suatu alat ukur yang dirancang untuk mengukur dan menganalisis minat seseorang. Setiap orang memiliki kemampuan serta potensi yang unik dan berbea-beda kedua hal tersebut merupakan beberapa factor penting yang dapat meninjau kita dalam mencapai tujuan dan keberhasilan dalam kehidupan. Namun ada kalanya kia sendiri bingung apa yang sebenarnya menjadi potensi dan kemampuan kita yang menonjol,hal ini dapat diketahui dengan melakukan tes minat atau bakat. Tes ini bkanlah untuk menjawab letak kesalahan karena sesungguhnya tidak ada orang yang salah. Semua orang adalah orang yang tepat termasuk dirinya hanya saja banyak orang yang berada ditempat yang salah karena minimnya pengetahuan mengenai diri mereka. Minat merupakan faktor dari dalam individu yang menunjuk pada typical performance. Dalam konteks pekerjaan, tampilan ini mengacu pada senang atau tidak senangnya individu pada suatu bidang pekerjaan. Seseorang akan menjadi berhasil apabila dirinya memiliki kemampuan yang disertai dengan minat yang tinggi terhadap suatu pekerjaan yang diembannya.Tes minat merupakan suatu alat ukur yang dirancang untuk mangukur dan manganalisis minat seseorang. Tes Minat dan Ketertarikan ini didasarkan dari kode Holland mengenai 6 kategori dasar tipologi pribadi dan lingkungan.Kode tersebut
12

seringkali

diistilahkan

sebagai

Akronim

RIASEC:

Enam kategori dasar tersebut adalah: a. Realistic; menyukai pekerjaan realistis seperti mekanik otomotif dan diterangkan sebagai figur yang sedikit bersosialisasi, penurut, terbuka, kurang fleksibel dan tekun. b. Investigative; menyukai pekerjaan investigatif seperti peneliti biologi, kimia, antropologi dll dengan figur yang bercirikan analitis, ingin tahu, hati-hati, berpikir kompleks, ketepatan adalah penting dan tidak perlu menonjolkan diri. c. Artistic; menyukai pekerjaan seni seperti komposer, musikus, penulis, aktor atau aktris dan dicirikan sebagai pribadi yang kompleks, emosional, ekspresif, daya imaginasi tinggi, impulsif dan kurang dapat

berkonformitas. d. Social; menyukai pekerjaan yang melibatkan sosialisasi seperti guru, konselor, psikolog, public relation dan dicirikan sebagai pekerjasama, empatik, bersahabat, mudah membantu, sabar dan bertanggung jawab secara sosial. e. Enterprising; menyukai pekerjaan kreatif, inovatif dan menghibur seperti penjual, manajer, usahawan dan diterangkan sebagai petualang, ambisius, dominan, energetik dan terbuka secara pribadi. Pada dasarnya ahli psikologi sepakat bahwa minat dipandang

sebagaiaspek kognitif yang sama sekali berbeda dengan aspek kognitif. Sebagaikonsekuensinya, untuk mengetahui minat seseorang digunakan instrument (yangantara lain berupa tes) yang harus tidak mengungkap aspek kognitif yang biasanyadisebut dengan kemampuan. Hakikat dan kekuatan dari minat dan sikap seseorang merupakan aspek penting kepribadian, karakterisitik ini secara material mempengaruhi prestasi, pendidikan dan pekerjaan, hubungan antar pribadi, kesenangan yang

13

didapatkanseseorang dari aktivitas waktu luang, dan fase-fase utama lain dari kehidupansehari-hari. Studi tentang minat mendapat dorongan terkuat dari penaksiran pendidikan dan karier. Meskipun lebih sedikit kadarnya pengembangan tes dalamarea ini juga dirangsang oleh seleksi dan klasifikasi pekerjaan.Menurut perspektif belajar sosial, minat sebagai hasil dari perbedaanreinforcement untuk aktivitas yang dilakukan dengan memasangkan imitasi danmodeling dari orang yang penting berpengaruh terhadap individu tersebut.Selain itu, menurut peranan hereditas, terdapat minat yang sama antaraorang tua dan anak, orang yang berjenis kelamin yang sama dibanding denganyang berjenis kelamin yang berbeda.Akan tetapi, minat itu sendiri bisa berubah pada seseorang meskipun telah dewasa. Sejarah tes minat dimulai pada tahun 1921 dengan diterbitkannya tesminat yang pertama, yakni carnegie Interest Inventory.Pada waktu buku tebalyang sampai saat ini dipandang sebagai sumber informasi utama tes psikologiMental measurement Yearbook -pertama kali diterbitkan tahun 1939, ternyata didalamnya terdapat 15 macam tes minat. Minat merupakan salah satu aspek psikis manusia yang dapat mendorong untuk mencapai tujuan. Seseorang yang memiliki minat terhadap suatu obyek, cenderung untuk memberikan perhatian atau merasa senang yang lebih besar kepada obyek tersebut. Namun apabila obyek tersebut tidak menimbulkan rasa senang, maka ia tidak akan memiliki minat pada obyek tersebut. Crow and Crow berpendapat bahwa minat erat hubungannya dengan daya gerak yang mendorong seseorang untuk menghadapi atau berurusan dengan orang, benda atau bisa juga sebagai pengalaman efektif yang dipengaruhi oleh kegiatan itu sendiri. Dengan kata lain minat dapat menjadi sebab kegiatan dan sebab partisipasi dalam kegiatan itu. Selain itu Crow and Crow mengemukakan juga bahwa minat erat hubungannya dengan dorongan (drive), motif, dan reaksi emosional. Misalnya
14

minat terhadap riset ilmiah, mekanika, atau mengajar bisa timbul dari tindakan atau dirangsang oleh keinginannya dalam memenuhi rasa ingin tahu seseorang terhadap kegiatan tersebut. Selanjutnya skinner juga berpendapat bahwa minat sebagai motif yang menunjukkan arah perhatian individu terhadap obyek yang menarik atau menyenangkannya, maka ia cenderung akan berusaha aktif dengan obyek tersebut. Adapun tanda-tanda bahwa seseorang telah sampai ke taraf ini antara lain adalah: mau melakukan sesuatu atas prakarsa sendiri, melakukan sesuatu secara tekun, dengan ketelitian dan kedisiplinan yang tinggi. Melakukan sesuatu sesuai dengan keyakinannya itu dimana saja, kapan saja, dan atas inisiatif sendiri. Skinner mengungkapkan bahwa dalam pembelajaran ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi minat belajar dan untuk dapat mempengaruhi minat siswa maka seorang pendidik harus dapat mengubah proses belajar yang membosankan menjadi pengalaman belajar yang menggairahkan.

15

Tes Intelegensi

Menurut David Wechsler, inteligensi adalah kemampuan untuk bertindak secara terarah, berpikir secara rasional, dan menghadapi lingkungannya secara efektif.Suryabrata (1982), Intelegensi didefinisikan sebagai kapasitas yang bersifat umum dari individu untuk mengadakan penyesuaian terhadap situasisituasi baru atau problem yang sedang dihadapi. dan William Stern, intelegensi ialah kesanggupan untuk menyesuaikan diri kepada kebutuhan baru, dengan menggunakan alat-alat berfikir yang sesuai dengan tujuannya. William Stern berpendapat bahwa intelegensi sebagian besar tergantung dengan dasar dan turunan, pendidikan atau lingkungan tidak begitu berpengaruh kepada intelegensi seseorang. Intelegensi merupakan keahlian memecahkan masalah dan kemampuan untuk beradaptasi pada, dan belajar dari pengalaman hidup sehari-hari. Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa inteligensi adalah suatu kemampuan mental yang melibatkan proses berpikir secara rasional. Oleh karena itu, inteligensi tidak dapat diamati secara langsung, melainkan harus disimpulkan dari berbagai tindakan nyata yang merupakan manifestasi dari proses berpikir rasional itu. Intelegensi tecermin dari tindakan yang terarah pada penyesuaian diri terhadap lingkungan dan pemecahan masalah yang timbul daripadanya. Sedangkan tes intelegensi itu sendiri antara lain; 1. Suatu pengukuran yang standar dan obyektif terhadap sampel perilaku. 2. Suatu kegiatan pengukuran atau penilaian melalui upaya yang sistematik untuk mengungkap aspek-aspek psikologi tertentu dari individu. 3. Seperangkat alat ukur yang digunakan untuk memperoleh informasi tentang pikiran, perasaan, persepsi dan perilaku seseorang guna membuat keputusan penilaian tentang seseorang.

16

4. Tes untuk mengukur aspek individu secara psikis (tes dapat berbentuk tertulis, visual, atau evaluasi secara verbal yang teradministrasi untuk mengukur fungsi kognitif dan emosional) tes dapat diaplikasikan kepada anak-anak maupun dewasa. 5. Suatu teknik atau alat yang digunakan untuk mengungkapkan tarap kemampuan dasar seseorang yaitu kemampuan dalam berpikir, bertindak dan menyesuaikan dirinya secara efektif. Manfaat Tes Inteligensi bagi Layanan BK Tes dipergunakan oleh berbagai pihak di sekolah antara lain; 1. Sekolah, tes intelegensi dapat digunakan untuk menyaring calon siswa yang akan diterima atau untuk menempatkan siswa pada jurusan tertentu, dan juga mengidentifikasi siswa yang memiliki IQ di atas normal. 2. Guru, tes intelegensi dapat digunakan untuk mendiagnosa kesukaran pelajaran dan mengelompokkan siswa yang memiliki kemampuan setara. 3. Konselor, tes intelegensi dapat digunakan untuk membuat diagnosa siswa, untuk memprediksi hasil siswa dimasa yang akan datang, dan juga sebagai media untuk mengawali proses konseling. 4. Siswa, tes intelegensi dapat digunakan untuk mengenali dan memahami dirinya sendiri dengan lebih baik, dan mengetahui kemampuannya. 5. Menganalisis berbagai masalah yang dialami murid 6. Membantu memahami sebab terjadinya masalah 7. Membantu memahami murid yang mempunyai kemampuan yang tinggi juga yang rendah Secara umum, tes intelegensi dapat digunakan sebagai bahan diagnosa. Hasil tes belum tentu perlu disampaikan dalam proses konseling, tetapi konselor maupun konseli memerlukan gambaran yang menyeluruh dari diri seorang intelegensi dapat

17

konseli. Dengan menggunakan hasil tes intelegensi, konselor dapat melakukan diagnosa terkait perkembangan konseli selama dan setelah proses konseling berlangsung. Selain itu, hasil tes intelegensi dapat digunakan sebagai data penunjang. Jika tes yang digunakan tidak hanya tes atau tes intelegensi, maka hasil tes intelegensi dapat digunakan untuk menunjang data yang telah diperoleh dan diperlukan dalam kegiatan konseling.

Teknik Pengelolahan AUM umum PT

Teknik Pengelolahan AUM PTSDL PT a. Komposisi Dengan memperhatikan ruang lingkup dan kondisi kehidupan siswa pada umumnya, maka AUM seri PTSDL Format 2 (selanjutnya disebut AUM PTSDL-2) untuk siswa itu meliputi seumlah item yang memuat berbagai masalah yang mungkin dialami oleh siswa yang semuanya itu dikelompokkan ke dalam lima bidang, yaitu: 1. Prasyarat penguasaan materi pelajaran 2. Keterampilan belajar 3. Sarana belajar 4. Diri Pribadi (P) (T) (S) (D) (L)

5. Lingkungan belajar dan sosio-emosional

18

b. Kesahihan Kesahihan AUM PTSDL-2 diperiksa dengan mencocokan jenis-jenis masalah yang dikemukakan oleh siswa tanpa mempergunakan AUM PTSDL-2 (yaitu dengan menuliskan masalah-masalah itu pada secarik kertas kosong) dengan masalahmasalah siswa yang sama yang dinyatakan melalui AUM PTSDL-2. Prosedur menuliskan jenis-jenis masalah pada kertas kosong dilakukan sebelum siswa yang bersangkutan mengisi AUM PTSDL-2. Dengan cara tersebut, indeks kecocokan yang diperoleh adalah 86,36%. c. Keterandalan Keterandalan AUM PTSDL-2 diperiksa melalui prosedur tes-retest. Dalam prosedur ini, jarak pengadministrasian AUM PTSDL-2 yang pertama dan yang kedua adalah antara 2-3 hari. Skor dan jenis-jenis masalah hasil pengadministrasian pertama dan kedua untuk siswa yang sama dikorelasikan. Dengan prosedur demikian itu, tingkat keterandalan yang berupa indeks korelasi skor hasil pengadministrasian yang pertama dan kedua adalah 0,76. Sedangkan tingkat kesesuaian masalah yang terungkap pada pengadministrasian pertama dan kedua adalah 0,89. Angka-angka ini memperlihatkan tingkat keterandalan AUM PTSDL-2.

d. Keefektifan Keefektifan AUM PTSDL-2 dilihat dengan membandingkan jumlah masalah yang dikemukakan siswa melalui cara non-AUM (yaitu dengan menuliskan masalah19

masalah yang dialami pada selembar kertas kosong) dengan masalah-masalah yang terungkap melalui AUM PTSDL-2.

e. Variasi Masalah Masalah-masalah siswa yang terungkapkan melalui AUM PTSDL-2 ternyata sangat bervariasi. Dari masalah-masalah tersebut ada yang dialami oleh sejumlah besar siswa, ada pula yang dialami oleh sejumlah kecil siswa saja.

f. Norma Hasil dari pengadministrasian AUM PTSDL-2 terhadap sejumlah sampel dapat diolah dan kemudian disusun untuk membentuk sebuah norma berkenaan dengan hasil tersebut.

20

Kesimpulan Tujuan pengukuran BK khususnya dalam layanan Bimbingan dan Konseling di sekolah diantaranya : 1. Membantu siswa untuk mengenal dirinya sendiri; yaitu agar siswa mengerti kekurangan dan kelebihan yang dimilikinya sehingga siswa dapat

merencanakan masa depan nya secara realistis. 2. Jenis Pengukuran Dari segi sasaran pengukuran, pengukuran dapat dibedakan atas: a. Pengukuran alamiah, yaitu pengukuran yang ditujukan pada sasaran objek alam benda. b. Pengukuran sosial, yaitu pengukuran yang ditujukan pada sasaran objek struktur dan kehidupan sosial. c. Pengukuran psikologis, yaitu pengukuran dengan memfokuskan sasaran obyek pada tingkah laku sebagai cerminan daripada keadaan psikis seseorang atau individu. AUM Umum adalah sebuah instrumen standar yang dikembangkan oleh Prayitno, dkk. yang dapat digunakan dalam rangka memahami dan

memperkirakan masalah-masalah yang dihadapi klien. Alat Ungkap Masalah ini didesain untuk mengungkap sepuluh bidang masalah yang mungkin dihadapi klien. Sosiometri adalah suatu metode untuk mengumpulkan data tentang pola dan struktur hubungan antara individu-individu dalam kelompok. Metode ini mula-mula dikembangkan oleh Moreno an Jenning. Metode ini didasarkan atas postulat-postulat bahwa kelompok mempunyai struktur yang terdiri dari hubungan-hubungan interpersonal yang kompleks. Hubungan-hubungan ini dapat diukur secara kuantitatif maupun secara kualitatif. Posisi tiap-tiap individu dalam struktur kelompoknya dan hubungannya yang wajar dengan individu yang lain dapat diukur dengan metode ini. ( Wayan Nur Kencana, 1993 )

21

Inventory (inventaris, imentarisasi) adalah suatu alat untuk menaksir dan menilai ada atau tidak adanya tingkah laku, minat, sikap tertentu, dan seterusnya biasanya inventaris ini berbentuk daftar pertanyaan yang harus dijawab (Chaplin, 2004: 260). Minat merupakan faktor dari dalam diri individu yang menunjukan pada typical performance dalam konteks pekerjaan,tampilan ini mengacu pada senang atau tidak senang mengacu pada individu pada suatu bidang pekerjaan. Seseorang akan menjadi berhasil apabila dia memiliki kemampuan yang disertai dengan minat yang tinggi terhadap suatu pekerjaan yang diembannya. Menurut David Wechsler, inteligensi adalah kemampuan untuk bertindak secara terarah, berpikir secara rasional, dan menghadapi lingkungannya secara efektif.Suryabrata (1982), Intelegensi didefinisikan sebagai kapasitas yang bersifat umum dari individu untuk mengadakan penyesuaian terhadap situasisituasi baru atau problem yang sedang dihadapi. dan William Stern, intelegensi ialah kesanggupan untuk menyesuaikan diri kepada kebutuhan baru, dengan menggunakan alat-alat berfikir yang sesuai dengan tujuannya. William Stern berpendapat bahwa intelegensi sebagian besar tergantung dengan dasar dan turunan, pendidikan atau lingkungan tidak begitu berpengaruh kepada intelegensi seseorang.

22

RESUME

PENGUKURAN PRILAKU

Disusun Oleh: LITA HARYANI 209 3325891

Dosen ASNITI KARNI, M.Pd.,Kons

JURUSAN DAKWAH BIMBINGAN KONSELING ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI STAIN (BENGKULU) 2013

23

DAFTAR PUSTAKA
Winkel, W.S. & Hastuti, Sri. 2005. Bimbingan dan Konseling di Institusi

Pendidikan. Jakarta: Media Abadi.

Drs. Tohirin, M. Pd. 2008. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi). Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.. Hlm. 141 Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah

Walsh, W. Bruce & Osipow, Samuel H. 1995. Handbook of vocational psychology: Theory, Research, and Practice. New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates, Inc. Walsh, W. Bruce & Osipow, Samuel H. 1986. Advances in Vocational Psychology: The Assessment of Interests. New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates, Inc.

24

25

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ....................................................................................... KATA PENGANTAR ..................................................................................... DAFATR ISI .................................................................................................... A. Jenis Jenis Pengukuran ......................................................................... B. AUM Umum ....................................................................................... C. Sosiometri ........................................................................................... D. Alat Inventory Sikap ........................................................................... E. Alat Inventory minat ............................................................................ F. Tes Intrelegensi ............................................................................................. G. AUM PTSDL .................................................................................................... Kesimpulan ...................................................................................................... i ii 1 6 7 9 12
16 18

21

DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR ii

26

Alhamdulillah puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayahnya , penulis dapat menyelesaikan makalah Pengukuran Perilaku yang berjudul :

Dosen Mata kuliah yang telah membantu penulis dalam

membuat makalah ini dan teman-teman yang telah memberi motifasi dan dorongan serta semua pihak yang berkaitan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam pembuatan makalah ini kami menyadari masih banyak kekurangan dan kekeliruan baik dalam penulisan maupun materi yang disajikan, oleh karena itu kami sangat mengharapkan masukan serta kritik dan saran dari semua pihak demi kesempurnaan dalam pembuatan makalah selanjutnya. Atas kritik dan saran yang disampaikan nantinya kami ucapkan terima kasih. Wassalamualaikum Wr. Wb.

Bengkulu,Januari 2013

Penulis

27

Você também pode gostar