Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Disampaikan :
BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PERLINDUNGAN ANAK DAN KELUARGA BERENCANA (BP3AKB) PROVINSI JAWA TENGAH
APA ITU
GENDER
MENGAPA GENDER DAN BAGAIMANA GENDER
I. PENGERTIAN
SOSIAL DAN KULTURAL PEMBAGIAN PERAN DAN TANGGUNGJAWAB L/P YG DITETAPKAN OLEH MASYARAKAT MAUPUN BUDAYA
PERAN GENDER
KETIDAKADILAN GENDER
PUBLIK
1. SUBORDINASI 2. KEKERASAN 3. STEREOTIPE 4. BEBAN GANDA 5. MARGINALISA SI
LAKI-LAKI
DOMESTIK
BERKAITAN: KEKUASAAN, RAS RELASI, KELAS, STRUKTUR, ETNIS BUDAYA YANG MENGATUR HUBUNGAN PEREMPUAN DAN LAKI-LAKI
PEREMPUAN
SOSIAL
MENCAPAI KESETARAAN DAN KEADILAN GENDER (KKG): SUATU KONDISI DI MANA PORSI DAN SIKLUS SOSIAL PEREMPUAN DAN LAKI-LAKI, SETARA, SERASI, SEIMBANG, DAN HARMONIS
SELURUH DEP. MAUPUN LEMBAGA PEMERINTAH NON DEP. DI PEMERINTAH PUSAT, PROVINSI MAUPUN KAB / KOTA HARUS MELAKUKAN PENGARUSUTAMAAN GENDER
SETIAP PEMBEDAAN ATAU PEMBATASAN YG DIBUAT ATAS DASAR JENIS KELAMIN, YG BERPENGARUH ATAU BERTUJUAN UNTUK MENGURANGI / MENGHAPUS PENGAKUAN, PENIKMATAN, ATAU PENGGUNAAN HAM DI SEGALA BIDANG
UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TH 1984 TENTANG KONVENSI MENGENAI PENGHAPUSAN DISKRIMINASI TERHADAP PEREMPUAN
BEBAN GANDA
SUBORDINASI (PENOMORDUAAN)
SIKAP DAN TINDAKAN MASY YANG MENEMPATKAN PEREMPUAN PADA POSISI LEBIH RENDAH DARI LAKILAKI SUATU PROSES PENYISIHAN YANG MENGAKIBATKAN KEMISKINAN BAGI PEREMPUAN
MARGINALISASII (PEMISKINAN)
SUATU SIKAP NEGATIF MASYARAKAT TERHADAP PEREMPUAN YANG MEMBUAT POSISI PEREMPUAN SELALU PADA PIHAK YANG DIRUGIKAN
12 AREA KRITIS
HDI (HUMAN GDI (GENDER DEVELOPMENT INDEX) / DEVELOPMENT INDEX)/ IPG IPM (INDEKS (INDEKS PEMBANGUNAN PEMBANGUNAN GENDER) MANUSIA)
1. USIA HARAPAN HIDUP 2. MELEK HURUF 3. RATA-RATA LAMA SEKOLAH 4. AKSES PADA PEKERJAAN
1. USIA HARAPAN HIDUP PRP DAN LAKI-LAKI 2. MELEK HURUF PRP + LAKI-LAKI 3. RATA-RATA LAMA SEKOLAH PRP + LAKILAKI 4. AKSES PRP + LAKILAKI PD PEKERJAAN
JEPARA PATI
REMBANG
BATANG
KAB. PEKALONGAN B.NEGARA
KENDAL
SEMARANG GROBOGAN
BLORA
TEMANGGUNG
WONOSOBO MAGELANG
WONOGIRI
KABUPATEN/KOTA KOTA SURAKARTA KOTA SEMARANG KOTA MAGELANG KOTA SALATIGA KOTA PEKALONGAN TEMANGGUNG SEMARANG KOTA TEGAL SUKOHARJO KLATEN PATI KARANGANYAR KUDUS JEPARA BANYUMAS DEMAK PROV. JATENG MAGELANG PURWOREJO REMBANG CILACAP PURBALINGGA WONOGIRI PEKALONGAN GROBOGAN KEBUMEN BOYOLALI BLORA SRAGEN WONOSOBO TEGAL KENDAL BATANG BANJARNEGARA PEMALANG BREBES
IPM 77,2 76,5 76,1 75,8 73,5 73,4 73,3 73,2 73,0 72,9 72,3 72,2 72,0 71,9 71,8 71,6 71,6 71,4 71,3 71,1 70,9 70,9 70,5 70,3 70,2 70,2 70,0 69,6 69,6 69,5 69,5 69,4 69,2 69,0 68,4 67,1
JEPARA PATI KUDUS DEMAK BATANG KAB. PEMALANG PEKALONGAN B.NEGARA PURBALINGGA KENDAL REMBANG
GROBOGAN
BLORA
TEMANGGUNG
BANYUMAS
CILACAP
WONOSOBO MAGELANG
BOYOLALI
WONOGIRI
KABUPATEN/KOTA KOTA SURAKARTA KOTA SALATIGA KOTA MAGELANG SEMARANG KOTA SEMARANG TEMANGGUNG SUKOHARJO KUDUS KARANGANYAR MAGELANG KLATEN DEMAK BOYOLALI WONOGIRI SRAGEN JATENG PURWOREJO KENDAL BLORA REMBANG BANYUMAS PATI KOTA PEKALONGAN PEMALANG KOTA TEGAL PURBALINGGA BATANG TEGAL BANJARNEGARA CILACAP JEPARA PEKALONGAN KEBUMEN WONOSOBO GROBOGAN BREBES
IPG 74,90 73,28 72,67 72,58 70,73 70,68 70,09 69,62 68,17 68,14 68,12 66,93 66,79 65,07 65,06 64,66 64,00 63,96 63,73 63,61 63,46 62,96 62,43 61,88 61,71 61,35 58,83 58,51 58,35 57,55 56,27 55,89 55,52 54,72 54,34 53,64
JEPARA PATI
KUDUS BREBES TEGAL PEKALONGAN BATANG KAB. PEKALONGAN B.NEGARA PURBALINGGA BANYUMAS WONOSOBO MAGELANG KAB.MAGELANG KEBUMEN PURWOREJO KLATEN KAB.SEMARANG SRAGEN TEMANGGUNG SALATIGA KENDAL SEMARANG GROBOGAN DEMAK
REMBANG
BLORA
CILACAP
BOYOLALI
DIY WONOGIRI
KABUPATEN/KOTA KOTA MAGELANG KOTA SALATIGA REMBANG KUDUS PURBALINGGA KOTA SEMARANG KARANGANYAR SUKOHARJO BANYUMAS BLORA SRAGEN KOTA TEGAL DEMAK MAGELANG PEMALANG PROV. JATENG KOTA SURAKARTA KEBUMEN CILACAP SEMARANG PURWOREJO KENDAL GROBOGAN KLATEN WONOGIRI TEGAL KOTA PEKALONGAN BATANG PEKALONGAN BOYOLALI TEMANGGUNG BANJARNEGARA PATI JEPARA BREBES WONOSOBO
IDG 75,74 68,52 66,40 65,89 63,70 62,75 62,73 62,59 62,51 62,49 62,40 62,08 61,76 60,77 60,38 59,76 59,60 58,38 58,38 58,31 58,14 56,91 55,61 55,28 54,93 54,65 54,24 54,11 54,00 53,75 53,73 50,83 50,61 49,05 47,44 47,29
TUJUAN 2 :
TARGET 2A:
Memastikan bahwa pada 2015 semua anak di manapun, laki-laki maupun perempuan,akan bisa menyelesaikan pendidikan dasar secara penuh.
BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN, PERLINDUNGAN ANAK DAN KELUARGA BERENCANA PROVINSI JAWA TENGAH ( BP3AKB)
Pendidikan responsif gender adalah Pendidikan yang memperhatikan perbedaan aspirasi, kebutuhan dan pengalaman perempuan dan laki-laki dalam mendapatkan akses, partisipasi, kontrol dan manfaat pembangunan pendidikan secara adil dan setara
16
KOMITMEN UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS MANUSIA MELALUI PEMBANGUNAN PENDIDIKAN: KESEPAKATAN DASAR
1. Kemajuan pembangunan manusia sedunia sangat beragam 2. Demikian juga pembangunan pendidikan yang menjadi salah satu soko guru (pilar utama) pembangunan manusia 3. 164 negara-negara sedunia sepakat untuk bersamasama mengadakan pembangunan pendidikan 4. itu lahir pada pertemuan (April, 2000) di Dakar, Senegal
KESEPAKATAN DAKAR
Memastikan bahwa pada tahun 2015 semua anak memperoleh akses dan dapat menyelesaikan pendidikan sekolah dasar yang bermutu secara gratis (terutama perempuan, anak golongan minoritas dan anak-anak yang kurang beruntung). Peningkatan sebesar 50% dari angka melek huruf orang dewasa (terutama perempuan) pada tahun 2015 dan akses yang sama terhadap pendidikan dasar dan pendidikan berkelanjutan bagi semua orang dewasa. Penghapusan kesenjangan gender pada pendidikan dasar dan menengah pada tahun 2005 dan mencapai kesetaraan gender pada tahun 2015 dengan fokus pada akses dan prestasi yang sama pada pendidikan yang bermutu
8 Tujuan MDGs
GOAL 1 : MEMBERANTAS KEMISKINAN DAN KELAPARAN GOAL 2 : MENCAPAI PENDIDIKAN DASAR UNTUK SEMUA
20
Upaya untuk memenuhi hak-hak dasar kebutuhan manusia melalui komitmen bersama antara 189 negara anggota PBB. Diformulasikan pada UN Summit pada bulan September Tahun 2000 di New York, USA. MDGs merupakan Komitmen Negara terhadap rakyat Indonesia dan Komitmen Indonesia kepada masyarakat global. MDGs berisi tujuan pembangunan yang mempunyai batas waktu dan target yang terukur untuk menanggulangi kemiskinan, kelaparan, perbaikan gizi, buta aksara, kesetaraan gender, kesehatan ibu dan anak, penyakit, penurunan kualitas lingkungan dan pengembangan kemitraan global untuk pembangunan. Digunakan sebagai patokan untuk memantau kemajuan pembangunan yang telah dicapai oleh masing-masing negara maupun perbandingan secara global.
TUJUAN 2 :
TARGET 2A:
Memastikan bahwa pada 2015 semua anak di manapun, laki-laki maupun perempuan,akan bisa menyelesaikan pendidikan dasar secara penuh.
VISI
INSAN INDONESIA CERDAS DAN KOMPETITIF
MISI
MEWUJUDKAN PENDIDIKAN YANG MAMPU MEMBANGUN INSAN INDONESIA CERDAS KOMPREHENSIF DAN KOMPETITIF DENGAN MELAKSANAKAN MISI PENDIDIKAN NASIONAL
KEBIJAKAN
1. Memperluas dan memperbaiki keseluruhan perawatan dan pendidikan anak usia dini (PAUD), terutama bagi anak-anak yang sangat rawan dan tak beruntung; 2. Menjamin bahwa menjelang tahun 2015 semua anak, khususnya anak perempuan, anak-anak dalam keadaan yang sulit dan mereka yang termasuk minoritas etnik, mempunyai akses pada penyelesaian pendidikan dasar yang bebas dan wajib dengan kualitas yang baik; 3. Menjamin bahwa kebutuhan belajar semua manusia muda dan orang dewasa terpenuhi melalui akses yang ada pada program-program belajar dan keterampilan hidup yang sesuai; 4. Mencapai perbaikan 50 persen pada tingkat keniraksaraan orang dewasa menjelang tahun 2015, terutama bagi kaum perempuan, dan akses yang adil pada pendidikan dasar dan berkelanjutan bagi semua orang dewasa
STUDI, WORKSHOP
PENG.MODEL
LSM/ Org. Perempuan
PT/ PSW
KEMITRAAN LSM
PENGUATAN STAKEHOLDERS
MEDIA KIE
2. Capacity building berkelanjutan yang dilakukan kepada para pengambil kebijakan di Pusat dan Daerah yang didukung dengn hasil studi kebijakan yang dilakukan melalui kemitraan dengan PSW/PT dirasakan dapat mempercepat peningkatan kesadaran kritis dan komitmen para pengambil kebijakan serta perencana program di Daerah.
LANJUTAN 3. Kesadaran banyak pihak tentang pentingnya tersedia data terpilah pada setiap indikator pendidikan memungkinkan analisis gender dalam kerangka perencanaan program pembangunan pendidikan di semua unit kerja dan level pemerintahan.
4. Analysis Pathway sebagai suatu teknik analisis terbukti memberikan kemudahan kepada para perencana untuk mengintegrasikan analisis gender pada setiap kegiatan analisis untuk kepentingan perencanaan program. 5. Komunikasi yang intensif dalam kemitraan dengan LSM dan stakeholders pendidikan lainnya telah melahirkan sejumlah acuan dan best practice seperti: Model Pendidikan Adil Gender, Lensa Gender bidang Pendidikan, Pendidikan Keluarga Berwawasan Gender, Pendidikan Sekolah Berwawasan Gender, Life Skill Perempuan, Acuan Penyusunan Bahan Ajar Berwawasan Gender, dan sejumlah media sosialisasi PUG Pendidikan.
LANJUTAN
5. Bagaimana melakukan revisi terhadap semua muatan dan materi bahan ajar yang belum responsif gender pada semua jenjang dan jenis pendidikan, 6. Bagaimana pengembangan gender sebagai body of knowledge and science pada Perguaran Tingggi
7. Bagaimana dapat meningkatkan kapasitas dan jaringan kelembagaan pemberdayaan perempuan pada setiap tingkat pemerintahan, termasuk lembaga PSW/PSG
8. Bagaimana mengembangkan model dan mekanisme pendidikan keluarga berwawasan kesetaraan dan keadilan gender (KKG)
9. Bagaimana melakukan revisi terhadap semua muatan dan materi bahan ajar yang belum responsif gender pada semua jenjang dan jenis pendidikan, 10. Bagaimana pengembangan gender sebagai body of knowledge and science pada Perguaran Tingggi 11. Bagaimana dapat meningkatkan kapasitas dan jaringan kelembagaan pemberdayaan perempuan pada setiap tingkat pemerintahan, termasuk lembaga PSW/PSG 12. Bagaimana mengembangkan model dan mekanisme pendidikan keluarga berwawasan kesetaraan dan keadilan gender (PKBG)
Komitmen: terutama mulai dari pimpinan tertinggi sampai satuan pendidikan Focal Point: dengan membentuk Kelompok Kerja PUG pada tingkat Dept, Unit-unit Utama dan Dinas Pendidikan, yang merencanakan, melaksanakan dan mereview secara rutin isu gender dalam pendidikan Data terpilah menurut jenis kelamin: diperlukan untuk analisis gender dan mengetahui ada tidaknya kesenjangan dan isu gender; dikumpulkan secara rutin (data kuantitatif dan/atau kualitatif) Advokasi/sosialisasi/pelatihan gender: untuk memberikan pemahaman dan pengetahuan gender dalam pendidikan Analisis gender dalam pendidikan : melakukan analisis gender, yaitu Gender Analysis Pathway (GAP)
Gender masuk ke dalam indikator kinerja: agar keberhasilan/kegagalan pembangunan pendidikan dari aspek gendernya dapat diukur
B. UKURAN KEBERHASILAN
1. Kebijakan/program/kegiatan pembangunan pendidikan berubah dari netral dan/atau bias gender menjadi responsif gender 2. Indikator kinerja pendidikan (terutama indikator input, proses, output dan outcome) menunjukkan adanya penurunan kesenjangan gender a.l., : a. Melek Aksara b. Angka Partisipasi (APK, APM dan APS untuk setiap jenjang pendidikan) c. Proporsi jumlah siswa dan mahasiswa per jenjang, jenis, dan jurusan d. Proporsi pendidik dan tenaga kependidikan e. Bahan ajar yang responsif gender f. Nilai UN untuk semua mata pelajaran yang diujikan
C. LANGKAH-LANGKAH
1 Pastikan bahwa kebijakan pendidikan adalah responsif gender dengan memperhatikan perbedaan-perbedaan pengalaman, aspirasi, dan permasalahan yang dihadapi perempuan dan laki-laki . Pastikan penjabaran kebijakan tersebut ke dalam program-program pembangunan pendidikan yang semakin responsif gender. Pastikan penjabaran program-program tersebut ke dalam kegiatan pembangunan pendidikan serta alokasi anggaran yang responsif gender.
2.
3.
AKIBATNYA? 1. PEREMPUAN DAN LAKI-LAKI MEMPUNYAI AKSES YANG TIDAK SAMA PADA SUMBERDAYA PEND. 2. PEREMPUAN DAN LAKI-LAKI TIDAK BERPARTISI SAMA DALAM PROSES PEMB. PEND,. & PENGAMBILAN KEPUTUSAN 3. PEREMPUAN DAN LAKI-LAKI MEMPUNYAI KONTROL YANG BERBEDA PADA SUMBERDAYA PENDIDIKAN 4. PEMBANGUNAN PEND. BERDAMPAK MANFAAT YANG BEDA BAGI PEREMPUAN DAN LAKI-LAKI
37
Kebijakan yang memperhatikan perbedaan pengalaman, aspirasi, kebutuhan dan kepentingan antara laki-laki dan perempuan
40
41
7. Agama 8. Dinamika perkembangan global 9. Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan 10. Kondisi sosial budaya masyarakat setempat 11.Kesetaraan Gender 12. Karakteristik satuan pendidikan
42
43
BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN, PERLINDUNGAN ANAK DAN KELUARGA BERENCANA (BP3AKB) PROVINSI JAWA TENGAH
ALAMAT: JL. PAMULARSIH NO. 28 SEMARANG TELP : (024) 7602952 (HUNTING), FAX. 7622536 EMAIL: bp3akb_jtg@yahoo.co.id
44
46
47
48
49
50
53
54
57
58