Você está na página 1de 3

CONTOH KASUS MORBILI

Seorang anak laki-laki umur 7 bulan datang dibawa keluarganya dengan keluhan demam sejak selasa pagi, pukul 10.00 WIB. Panas dirasakan mendadak tinggi. Anak juga mengalami muntah, lebih dari 10 kali, muntah terutama sehabis minum susu. Muntahan yang keluar berupa air yang bercampur susu. Diseluruh tubuh anak muncul ruam-ruam merah yang terlihat sejak bangun tidur sekitar pukul 06.30 WIB selasa pagi sebelum badannya panas. Anak juga mengalami batuk yang terdengar bunyi grok-grok, dan pilek. BAK dan BAB biasa, tidak ada keluhan. Pasien belum pernah mengalami keluhan ini sebelumnya. Riwayat diare, kejang, alergi disangkal. Riwayat keluarga yang mengalami sakit panas, tifoid, diare, dan alegi disangkal. Kesan umum pasien tampak rewel, keadaan sadar penuh (compos mentis). Suhu badan meningkat (40 0C). Berat badan pasien 6 kilogram dengan panjang badan 71 cm. Status antropometri menunjukkan pasien mengalami KEP ringan (I). Terdapat UKK ruam makulopapular eritematosa distrbusi merata seluruh tubuh. Pemeriksaan status generalis lainnya dalam batas normal. Pemeriksaan darah rutin masih dalam batas normal. Diagnosis Observasi febris hari II, suspek Morbili. Terapi Medikamentosa Suportif Diskusi Campak adalah penyakit akut yang disebabkan virus campak yang sangat menular pada umumnya menyerang anak-anak. Menurut kriteria diagnostiknya, ada 4 stadium campak meliputi: 1). Stadium tunas berlangsung 10-12 hari. : infus KAEN 3A 24 tpm, parasetamol sirup 3x1/2 sdt , ambroxol sirup .. 3x1/2 sdt, vitamin A 100.000 IU. : istirahat, rawat di bangsal isolasi sistem pernapasan.

2). Stadium prodormal (kataral): muncul gejala batuk dan pilek, ditemukan kopliks spot pada mukosa pipi di depan ngigi molar 3, suhu tubuh sejakin meningkat, dan mukosa konjungtiva sedikit meradang. 3). Stadium erupsi: muncul ruam yang dimulai dari belakang telinga menyebar ke wajah, dada, punggung, lengan, dan kaki disertai suhu tubuh yang makin mningkat disertai gatal pada ruam. 4). Stadium konvalesensi: menurunnya suhu tubuh dan ruam menjadi hitam (hiperpigmentasi) kemudian mengelupas (deskuamasi). Gejala klinis morbili meliputi demam mencapai 400C, pilek, batuk, konjungtivitis, ruam erupsi makulopapular, dan kopliks spot (merupakan tanda pathognomonis penyakit campak, bentuk bintik tidak teratur dan kecil berwarna merah terang, pada pertengahan di dapat noda putih keabuan, mula-mula 2-6 bintik). Pemeriksaan penunjang penyakit morbili adalah pemeriksaan Ig M campak, kenaikan titer signifikan dari Ig G pada fase akut (4 hari timbul ruam) dan masa konvalesensi (2-4 minggu kemudian), pemeriksaan Ig M spesifik campak, dan pemeriksaan lisa deteksi Ig M dan Ig G. Pasien campak tanpa penyulit dapat berobat jalan. Anak harus diberikan cukup cairan dan kalori, sedangkan pengobatan bersifat simptomatik, dengan pemberian antipiretik, antitusif, ekspektoran, dan antikonvulsan bila diperlukan. Sedangkan pada campak dengan penyulit, pasien harus dirawat inap. Di rumah sakit pasien campak dirawat di bangsal isolasi sistem pernafasan, diperlukan perbaikan keadaan umum dengan memperbaiki kebutuhan cairan, diet yang memadai. Vitamin A 100.000 IU per oral satu kali pemberian, apabila terdapat malnutrisi dilanjutkan 1500 IU tiap hari. Apabila tedapat penyulit maka dilakukan pengobatan untuk mengatasi penyulit yang timbul, yaitu: Bronkopneumonia, diberikan antibiotic ampisilin 100 mg/kgBB/hari dibagi dalam 4 dosis IV dikombinasikan dengan chloramfenicol 75 mg/kgBB/hari IV dalam 4 dosis, sampai gejala sesak berkurang dan pasien dapat minum obat peroral. Antibiotik diberikan sampai 3 hari demam reda. Apabila dicurigai infeksi spesifik, maka uji tuberculin dilakukan setelah anak sehat kembali (3-4 minggu kemudian) oleh karena uji tuberculin biasanya negatif (anergi) pada saat anak menderita campak. Gangguan reaksi delayed hipersensitifity disebabkan oleh sel Limfosit-T yang terganggu fungsinya. Enteritis, pada keadaan berat anak mudah jatuh dalam dehidrasi. Pemberian cairan IV dapat dipertimbangkan apabila terdapat enteritis dengan dehidrasi.

Otitis media, seringkali disebabkan oleh karena infeksi sekunder, maka perlu mendapat antibiotik Kotrimoxazol-Sulfametoksazol (TMP 4 mg/kgBB/hari dibagi dalam 2 dosis). Ensefalopati, perlu direduksi pemberian cairan kebutuhan untuk mengurangi edema otak disamping pemberian kortikosteroid. Perlu dilakukan koreksi elektrolit dan gangguan gas darah. Dosis kortikosteroid: Hidrokortison 100-200 mg/hari selama 3-4 hari, Prednisone 2 mg/kgBB/hari untuk jangka waktu 1 minggu. Kesimpulan Campak adalah penyakit akut yang disebabkan virus campak yang sangat menular pada umumnya menyerang anak-anak. Pasien campak tanpa penyulit dapat berobat jalan. Anak harus diberikan cukup cairan dan kalori, sedangkan pengobatan bersifat simptomatik, dengan pemberian antipiretik, antitusif, ekspektoran, dan antikonvulsan bila diperlukan. Sedangkan pada campak dengan penyulit, pasien harus dirawat inap. Di rumah sakit pasien campak dirawat di bangsal isolasi sistem pernafasan, diperlukan perbaikan keadaan umum dengan memperbaiki kebutuhan cairan, diet yang memadai. Sumber: (www.fkumyecase.net )

Você também pode gostar