Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PROVOKATUS
Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya), melainkan dengan suatu (alasan) yang benar. (QS. Al-Isra : 33)
Pengertian pengguguran kandungan menurut hukum ialah tindakan menghentikan kehamilan atau mematikan janin sebelum waktu kelahiran, tanpa melihat usia kandungannya. Juga tidak dipersoalkan, apakah dengan pengguguran kehamilan tersebut lahir bayi hidup atau mati (Yurisprudensi Hoge Raad HR 12 April 1898). Yang dianggap penting adalah bahwa sewaktu pengguguran kehamilan dilakukan, kandungan tersebut masih hidup (HR 1 November 1897, HR 12 April 1898).
Dalam KUHP pada pasal 346, 347 dan 348 tidak terdapat kata abortus yang tercantum dalam pasal-pasal tersebut adalah gugur atau matinya kandungan. Dengan demikian tidak ada batasan umur dan berat dari fetus.
Tindakan menggugurkan atau mematikan kandungan seorang wanita yang tidak diperkenankan adalah tidakan yang merupakan kejahatan.
Abortus menurut pengertian secara medis ialah gugur kandungan atau keguguran dan keguguran kandungan itu sendiri berarti berakhirnya kehamilan, sebelum fetus dapat hidup sendiri diluar kandungan. Batasan umur kandungan 28 minggu dan berat badan fetus yang keluar kurang dari 1000 gram. Definisi ini sekarang telah berubah sehingga lama kehamilan untuk istilah aborsi adalah kurang dari 20 minggu.
WHO : 4,2 juta aborsi terjadi setiap tahunnya 750 ribu sampai 1,5 juta terjadi di Indonesia
Penelitian pada 10 kota besar dan 6 kabupaten memperlihatkan 53 % jumlah aborsi terjadi di kota, padahal penduduk kota 1,36 kali lebih kecil dari pedesaan
masyarakat Indonesia
Merupakan masalah kesehatan masyarakat Kematian ibu yang disebabkan komplikasi aborsi
sering tidak muncul dalam laporan kematian, tetapi dilaporkan sebagai perdarahan atau sepsis.
Abortus provokatus terapeutikus dilakukan atas dasar indikasi medis, biasanya baru dilakukan bila kehamilan mengganggu kesehatan atau membahayakan nyawa ibu, misalnya si ibu menderita kanker yang akan mendatangkan bahaya maut bila kehamilan tidak dihentikan.
Abortus provokatus kriminalis adalah abortus yang dilakukan tanpa memiliki alasan medis yang dapat dipertanggungjawabkan atau tanpa arti medis yang bermakna.
Obat-obatan langsung pada uterus sistem genito-urinaria sistem gastro-intestinal racun secara sistemik
Metode yang digunakan tergantung umur kehamilan, hal ini perlu diketahui oleh penyidik dalam kaitannya dengan pengumpulan barang bukti.
1. Sampai dengan 4 minggu: melakukan kerja fisik yang berat, minum obat pencahar, melakukan kekerasan fisik pada daerah perut, dll 2. Sampai dengan 8 minggu: minum obat yang merangsang kontraksi rahim dan mengganggu keseimbangan hormonal, memasukkan cairan ke dalam rahim, memasukkan benda asing ke dalam rahim, dll 3. 12 sampai 16 minggu: menusuk kandungan ,memasukkan air sabun, karbol, pasta atau alat yang dapat melepaskan fetus, dll
Kemungkinan yang dapat terjadi pada abortus: 1. Tanpa komplikasi pada ibu 2. Terjadi komplikasi
reflek vagal cepat perdarahan hebat emboli
3. Kematian
Lambat
infeksi
Emboli udara
Ruptur uterus Kegagalan ginjal
Penyidikan kasus kematian yang ada hubungannya dengan tindakan abortus dilakukan pada: 1. Kematian mendadak pada seorang wanita sehat dalam masa subur (chilbearing period) 2. Adanya perdarahan yang keluar dari vagina 3. Kematian seorang wanita ditempat yang tidak seharusnya (misalnya di hotel) 4. Adanya barang b ukti yang biasa digunakan untuk melakukan abortus disekitar tubuh korban Interogasi ditujukan pada: 1. Suami atau keluarga atau kekasih korban 2. Orang yang melakukan tindakan abortus pada korban 3. Korban (bila masih hidup)
rahim atau jalan lahir, Abortus dengan penyemprotan cairan yang berbusa diantara dinding uterus dengan fetal membran
Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) Undang-Undang RI No. 7 Tahun 1984 Undang-undang RI No. 23 Tahun 1992 tentang kesehatan
Di Indonesia
AGAMA
UNDANG-UNDANG NEGARA
ETIK KEDOKTERAN