Você está na página 1de 2

BAB I PENDAHULUAN 1.

1 Latar Belakang Jalan merupakan sarana transportasi yang berfungsi melayani arus lalu lintas dari satu tempat ke tempat lainnya (Abdat, 1983). Yang dimaksud dengan arus lalu lintas adalah halhal yang ditujukan dengan jumlah kendaraan yang hendak memakai jalan, jenis kendaraan dan jumlah tiap jenisnya, konfigurasi sumbu dari setiap jenis kendaraan dan beban masingmasing sumbu kendaraan (Sudarsono, 1987). Jalan yang baik adalah jalan yang sanggup mengalirkan arus lalu-lintas dengan lancer, aman dan nyaman. Mutu jalan seperti tersebut diatas hanya dapat dicapai dengan metode perencanaan yang tepat, baik dari segi perencanaan geometriknya maupun dari segi perencanaan konstruksinya. Berkaitan dengan segi konstruksi jalan, lapisan perkerasan jalan harus dapat bertahan terhadap beban lalu-lintas selama masa pelayanan yang telah ditentukan atau umur jalan rencana. Umur jalan rencana adalah jumlah tahun sejak jalan tersebut dibuka untuk lalu lintas sampai saat diperlukan suatu perbaikan yang bersifat structural (Bina Marga, 1970). Hal ini berarti bahwa jalan tersebut tidak mengalami kerusakan-kerusakan yang berakibat mengganggu kelancaran, keamanan dan kenyamanan lalu lintas selama umur rencananya. Untuk memperoleh konstruksi perkerasan jalan yang memenuhi syarat di atas maka dalam perencanaan perkerasan jalan harus diperhatikan : 1. Besarnya jumlah lintasan beban lalu lintas yang diperkirakan akan membebani jalan 2. Umur rencana jalan 3. Fungsi jalan 4. Kinerja perkerasan (pavement performance) 5. Kemampuan tanah dasar

6. Kondisi lingkungan 7. Bentuk geometric lapisan perekerasan Perencana perlu memperhatikan factor beban karena merupakan salah satu factor penyebab kerusaan jalan. Kendaraan memiliki banyak variasi, begitu pula dengan berat totalnya. Karena itu kerusakan jalan yang ditimbulkannya berlainan tingkatannya. Untuk mempermudah penilain kerusaan jalan akibat beban lalu lintas, salah satu lembaga yang bergerak di bidang jalan, yaitu AASHO (American Assosiation of State Highway Officials) telah menetapkan suatu nilai standar guna menilai tingkat kerusakan yang ditimbulkan oleh setiap beban kendaraan. Nilai standar yang digunakan adalah ekivalen atau lintasan beban as terhadap lintasan beban as standar. Besar beban as standar adalah 18.000 pounds atau 8,160 ton yang merupakan beban tunggal dengan roda ganda. Sedangkan untuk menilai kerusakan (Damaging) digunakan rumus LIDDLE sebagai berikut (Bina Marga, 1992) : EF = | Keterangan : EF = Equivalen Factor satu lintasan bebab as kendaraan terhadap lintasan bebab as standar atau sama dengan damaging factor |

Você também pode gostar