Você está na página 1de 3

BioSMART ISSN: 1411-321X

Volume 7, Nomor 1 April 2005


Halaman: 14-16

Tes Diagnostik Sputum pada Penderita Tuberkulosis Paru


Diagnostic tests of sputum in patien with pulmonary tuberculosis

ADI PRAYITNO1,♥, BAMBANG SUYONO2, EDI SURYANTO3, R. SUPARTO2


1
Bagian Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta 57126
2
Bagian Mikrobiologi Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta 57126
3
Bagian Pulmonologi RS dr Muwardi, Surakarta 57126

Diterima: 25 Januari 2005. Disetujui: 11 Maret 2005.

ABSTRACT

Pulmonary tuberculosis is infection disease that caused by Mycobacterium tuberculosis. The Incidence of pulmonary tuberculosis
patient in Indonesia was note as 583.000 cases or 3.43 per 1000 people per year. This data can decreased by the accurate diagnosis, so it
can get the successfully prognoses. The aims of this research are to compare the sensitivity and the specificity one to another sputum
assay in pulmonary tuberculosis patient. The experimental laboratory-analytic with cross sectional approach done in Balai Pengobatan
dan Perawatan Penyakit Paru (BP4) Surakarta. The data were collected from patient with pulmonary tuberculosis in the number of
patient with M. tuberculosis positive. The data were analyzed by diagnostic test for known the level of sensitivity and specificity in one
to another assay. The result of this experiment are that Fluorescent assay have a highest sensitivity and than Kinyoun Gabett, ICT TB,
Phage Tek MB (100%, 100%, 90%, 75%). Another result are that fluorescent assay have a highest specificity and than Kinyoun Gabett,
ICT TB, Phage Tek MB (93.75%, 93.75%, 93.33%, 92%). The other experiment about diagnostic for tuberculosis is extremely
suggested.

Key words: diagnostic tests, sputum, pulmonary tuberculosis.

PENDAHULUAN ditemukannya BTA dalam pemeriksaan hapusan langsung


antara lain keadaan bahan yang diambil, jumlah atau
TBC paru adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh konsentrasi kuman dan luas lesi di paru, dan cara
Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini masih pemeriksaan. Untuk mendapatkan hasil positif BTA dalam
merupakan masalah besar di seluruh dunia, terutama di sputum, maka di dalam sediaan tersebut harus terkandung
negara-negara yang sedang berkembang. Tahun 1990 5.000 kuman setiap 1 mL bahan (Suradi, 1989).
tercatat lebih dari 45 juta kematian di dunia, sebanyak 3 Banyak pemeriksaan mikrobiologi yang telah
juta (7%) di antaranya terjadi akibat TBC. Oleh karenanya diperkenalkan, tetapi pemeriksaan melalui kultur masih
pada tahun 1992 dicanangkan sebagai Global Emengency merupakan standar emasnya. Pemeriksaan lain seperti
oleh WHO. Laporan lain menunjukkan bahwa Indonesia Kinyoun Gabett, flourosensi, dan lain-lain mempunyai
adalah penyumbang kasus penderita TBC terbesar ketiga keunggulan sendiri-sendiri. Kinyoun Gabett lebih praktis
setelah Cina dan India. Insidensi TBC paru di Indonesia karena hanya memerlukan waktu 4,5 menit dan 4 langkah
sebanyak 583.000 kasus pertahun atau 3,43 per 10.000 saja (Suradi, 1989). Pemeriksaan fluorosensi dapat
penduduk, sedang di Cina tercatat 1.779.000 kasus memeriksa 15 kali lebih banyak sediaan dalam waktu yang
pertahun dan India sebesar 1.402.000 kasus per tahun sama dan memperoleh hasil positif lebih tinggi
(Aditama dan Priyanti, 2000). dibandingkan cara konvensional (Sanjaya dan Kruyt,
Karena besarnya angka kematian akibat TBC, maka 1995). Pemeriksaan ICT TB dapat dikerjakan cepat, namun
peranan diagnosis dan perawatan menjadi sangat penting. memerlukan biaya mahal, tenaga profesional, dan sering
Pemeriksaan mikroskopik bakteriologi masih merupakan dijumpai reaksi silang (Natasja, 2001). Pemeriksaan Phage
cara rutin yang digunakan, yaitu dengan menemukan Tek MB cepat pengerjaannya, efektif dalam biaya dan
Bakteri Tahan Asam (BTA) untuk menegakkan diagnosis mudah dalam pengerjaannya (Kutter, 1997).
penderita TBC paru, khususnya di negara-negara yang Dari latar belakang di atas peneliti ingin mengetahui
sedang berkembang. Banyak hal yang mempengaruhi bagaimana sensitivitas dan spesifitas pemeriksaan-
pemeriksaan tersebut dibandingkan dengan pemeriksaan
kultur sebagai standar emasnya.
♥ Alamat
Alamat korespondensi:
korespondensi:
Jl. Ir. Sutami 36A,
Candikuning, Surakarta
Baturiti, 57126
Tabanan, Bali 82191.
Tel. & Fax.: +62-271-632494.
+62-368-21273.
e-mail: direkbg@singaraja.wasantara.net.id,
drgadiprayitno@yahoo.com igtirta59@yahoo.com

 2005 Jurusan Biologi FMIPA UNS Surakarta


PRAYITNO dkk. – Tes diagnostik sputum 15

BAHAN DAN METODE Tabel 3. Hasil pemeriksaan sputum dengan pewarnaan Kinyoun
Gabett setelah dilakukan pemeriksaan kultur
Sputum penderita sebelum dilakukan pemeriksaan
terlebih dahulu dilakukan homogenisasi dan pemekatan Pemeriksaan kultur
untuk mendapatkan kuman M. tuberculosis yang Positif Negatif Total
Pemeriksaan Positif 9 1 10
proporsional. Pemeriksaan kultur dilakukan dengan
Kinyoun Negatif 0 15 15
merujuk Suradi (1989). Pemeriksaan mikroskop fluorosensi Gabett Total 9 16 25
dikerjakan dengan merujuk Utji dan Harun (1994),
pemeriksaan Kinyoun Gabett dilakukan sesuai prosedur
Suradi (1989), pemeriksaan ICT TB dilakukan seperti Tabel 4. Hasil pemeriksaan sputum dengan ICT TB setelah
prosedur Natasja (2001), dan pemeriksaan Phage Tek MB dilakukan pemeriksaan kultur.
dikerjakan sesuai yang tertera pada petunjuk dari Biotec
Laboratories Ltd (Biotec Lab., 2000). Pemeriksaan kultur
Penelitian ini merupakan penelitian laboratorium yang Positif Negatif Total
bersifat eksperimental-analitik dengan pendekatan cross Pemeriksaan Positif 9 1 10
sectional. Subyek penelitian adalah penderita TBC paru ICT TB Negatif 1 14 15
Total 10 15 25
yang datang pada BP4 Surakarta. Teknik sampling yang
digunakan adalah insidental dengan perkiraan sampel
sebesar 25 orang. Rancangan penelitian pada penelitian ini Tabel 5. Hasil pemeriksaan sputum dengan Phage tek MB setelah
menggunakan posttest-only control group design. Data dilakukan pemeriksaan kultur.
yang diperoleh dianalisis menggunakan uji diagnostik
(Aswin, 1997). Pemeriksaan kultur
Sebagai catatan, yang dimaksud dengan sensitifitas Positif Negatif Total
adalah jumlah kasus penyakit yang terdeteksi positif baik Pemeriksaan Positif 9 1 10
oleh pemeriksaan standar emasnya maupun pemeriksaan Phage Tek Negatif 3 12 15
alat baru (kotak a) dibandingkan dengan jumlah positif MB Total 12 13 25
maupun negatif yang oleh pemeriksaan standar emasnya
terdeteksi positif (kotak a+c), artinya dapat dibedakan
antara yang benar-benar positif dengan positif semu. Analisis data menggunakan test diagnostik yang
Sedang spesifitas adalah jumlah kasus penyakit yang dibandingkan dengan pemeriksaan kultur (sebagai standar
terdeteksi negatif baik oleh pemeriksaan standar emasnya emas) memberikan hasil sebagai berikut: (i) Pemeriksaan
maupun pemeriksaan alat baru (kotak d) dibandingkan fluorosensi mempunyai sensitivitas 100% dan spesifitas
dengan jumlah positif maupun negatif yang oleh 93,75%. (ii) Pemeriksaan Kinyoun Gabett mempunyai
pemeriksaan standar emasnya terdeteksi negatif (kotak sensitivitas 100% dan spesifitas 93,75%. (iii) Pemeriksaan
b+d), artinya dapat dibedakan antara yang benar-benar ICT TB mempunyai sensitivitas 90% dan spesifitas
negatif dengan negatif semu (Azwar, 1988) 93,33%. (iv) Pemeriksaan Phage Tek MB mempunyai
sensitivitas 75% dan spesifitas 92%.
Tabel 1. Disain tabel untuk tes diagnostik. Banyak pemeriksaan mikrobiologi yang telah
dicobakan, tetapi hingga saat ini masing-masing
Standar emas mempunyai kelebihan dan kekurangan. Walaupun
Positif Negatif demikian diagnosis TBC melalui kultur masih menjadi
Alat baru Positif a b a+b pilihan dan standar emas di Indonesia dan negara-negara
Negatif c d c+d yang sedang berkembang karena pelaksanaannya sangat
a+c b+d a+b+c+d mudah dan berbiaya murah. Namun masih terdapat
Keterangan: Sensitifitas = a / a+c X 100%; Spesifitas = d / b+d X kelemahan, yaitu dalam bahan sediaan harus terkandung
100%. minimal 5000 kuman per mililiter (Suradi, 1989; Utji dan
Harun, 1994).
Kemampuan mikroskop cahaya sangat terbatas untuk
HASIL DAN PEMBAHASAN
mendeteksi kuman dalam jumlah sangat sedikit. Dengan
Data yang terkumpul dari berbagai pemeriksaan baik mikroskop fluorosensi kemampuan melihat menjadi lebih
pemeriksaan standar emas maupun pemeriksaan lainnya besar antara lain karena obyek yang dilihat akan berpendar
disajikan pada Tabel 2, 3, 4, 5. dengan penambahan zat warna auramin rhodamin (Utji dan
Harun, 1994). Auramin rhodamin adalah fluorocrom yang
Tabel 2. Hasil pemeriksaan mikroskopik sputum dengan mengikat mycolic acids dan resisten terhadap decolorizer
mikroskop fluorosensi setelah dilakukan pemeriksaan kultur. dengan asam alkohol (Murray dkk., 1995). Di bawah
Pemeriksaan kultur
mikroskop fluorosensi, kuman tahan asam akan terlihat
Positif Negatif Total berwarna kuning menyala dengan latar belakang gelap
Pemeriksaan Positif 9 1 10 (Bailey dan Scott’s, 1983; Black, 1999). Dari penelitian ini
Fluorosensi Negatif 0 15 15 tercatat sensitivitas sebesar 100%, sedang spesifitasnya
Total 9 16 25 hanya mencapai 93,75%, dengan cara ini tidak dapat
16 B i o S M A R T Vol. 7, No. 1, April 2005, hal. 14-16

dibedakan antara M. tuberculosis dengan spesies antara lain ketelitian, sterilitas, dan ketelatenan operator;
Mycobacterium lainnya yang bukan penyebab TBC. dituntut sangat tinggi mengingat pekerjaan ini sangat peka
Pemeriksaan dengan pewarnaan Kinyoun Gabett yang terhadap berbagai macam hal.
merupakan penyempurnaan dari pengecatan Ziehl Neelsen
merupakan pilihan lain untuk mendiagnosis keberadaan M.
tuberculosis (Rini, 1998). Pemeriksaan Kinyoun Gabett KESIMPULAN
dianggap lebih praktis, cukup unggul, dan memerlukan
waktu yang singkat, bahkan lebih singkat dari cara awalnya Pemeriksaan fluorosensi mempunyai sensitivitas 100%
yaitu Ziehl Neelsen (Suradi, 1989; Black, 1999). Dari dan spesifitas 93,75%. Pemeriksaan Kinyoun Gabett
penelitian ini didapatkan bahwa pemeriksaan dengan mempunyai sensitivitas 100% dan spesifitas 93,75%.
pengecatan Kinyoun Gabett mempunyai sensitivitas Pemeriksaan ICT TB mempunyai sensitivitas 90% dan
sebesar 100% dan spesifitas 93,75%. Hasil ini sesuai spesifitas 93,33%. Pemeriksaan Phage Tek MB mempunyai
dengan pengertian bahwa bakteri M. truberculosa sensitivitas 75% dan spesifitas 92%.
mengandung sejumlah besar zat lipid pada dinding selnya
dan menyebabkan dinding sel tersebut relatif tidak dapat
ditembus oleh zat-zat warna umum, sehingga sel bakteri UCAPAN TERIMAKASIH
tersebut tidak terwarnai oleh metode-metode pewarnaan
biasa. Kuman ini disebut Bakteri Tahan Asam (BTA) Terima kasih diucapkan kepada Balai Pemeriksaan dan
(Suradi, 1989; Ratna, 1993). Pengobatan Penyakit Paru (BP4) Surakarta, Neno Maryuni,
Pemeriksaan dengan ICT TB merupakan uji serologi Melvia Navratilova, dan Nurelis.
dengan teknik imunodiagnosis. Uji ini dikembangkan
untuk mendeteksi respon antibodi yang signifikan terhadap
antigen M. tuberculosis (Rini, 1998). Terdapat pula DAFTAR PUSTAKA
beberapa uji serologi dengan teknik ELISA, yang
membutuhkan peralatan dan ketrampilan yang khusus, Aditama, T.Y. dan Priyanti. 2000. Tuberculosis Diagnosis, Terapi dan
Masalahnya, Edisi 3. Jakarta: Laboratorium Mikrobiologi RSUP
sehingga tidak semua institusi kesehatan dapat Persahabatan Jakarta/WHO Collaborating Center for Tuberculosis.
melakukannya untuk negara yang sedang berkembang Aswin, S. 1997. Metodologi Penelitian Kedokteran. Yogyakarta: Fakultas
seperti Indonesia. Lima macam antigen spesifik yang Kedokteran Universitas Gajah Mada.
berasal dari membran sel M. tuberculosis digunakan untuk Azwar, A. 1988. Pengantar Epidemiologi. Edisi 1. Jakarta: PT Binarupa
Aksara.
pemeriksaan ini (Natasja, 2001). Dari penelitian ini Bailey and Scotts. 1983. Diagnostic Mycrobiology. 6th. ed., St. Louis: The
didapatkan sensitivitas sebesar 90% dan spesifitas 93,33%. C.V. Mosby Company.
Uji ini mudah dan cepat dilakukan, tetapi tidak cukup baik Biotec Laboratories Ltd., 2000.Fast Plaque TB a Rapid Bacteriophage
untuk digunakan sebagai uji diagnosis rutin, karena banyak Assay for The Detectionof Mycobacterium Tuberculosis Complex in
Clinical Samples. Fast Plaque TB Catalogue No. 5/100. Brisbane:
faktor yang mempengaruhinya, antara lain: imunitas Biotec Laboratories Ltd
penderita, stadium penyakit, dan antigen yang digunakan. Black, J.G. 1999. Mycrobiology, Principle and Explorations. 4th ed. New
Saat ini dikembangkan cara baru untuk mendeteksi Jersey: Marymount University.
penyakit TBC paru yang lebih mudah, cepat, murah dan Kutter, E. 1997. Phage Therapy: Bacteriophages as Antibiotics,
www.organonteknika.com.
akurat, yaitu pemeriksaan Phage Tek MB. Pemeriksaan ini Murray, P.R., E.J. Baron, A. Micheal, Pealler, F.C. Tenover, and R.H.
merupakan pemeriksaan yang menggunakan bacteriophage Volken. 1995. Mannual of Clinical Microbiology. 6th ed. Washington
untuk menemukan keberadaan M. tuberculosis dalam DC.Asm Press.
sputum. Tes ini menggunakan phage, yaitu virus yang Natasja, K.R. 2001. The role of ICT TB serologic test in diagnosis of
pulmonary tuberculosis. Journal of Respirindo 21 (1): 20-23.
mempunyai reseptor khusus untuk M. tuberculosis, untuk Ratna, S.H. 1993. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek, Teknik Dan
menggambarkan adanya bakteri tersebut yang aktif dalam Prosedur Dasar Laboratorium. Bogor: Lab. Mikrobiologi FMIPA
sputum. Dalam hal ini sel phage akan menginfeksi kuman IPB.
TBC dan setelah diberikan antiphage, maka phage di luar Rini, S.N. 1998. Pemeriksaan tes uji serap imun - rapid
immunocromatography. Pekan Ilmiah FK Universitas Pajajaran
M. tuberculosis akan mati. Tahap kedua adalah phage Bandung. 3 Oktober 1998.
tersebut berkembang biak melalui sel indung M. Sandjaja, B. dan E. Kruyt. 1995. Deteksi dini tuberculosis. Majalah
tuberculosis yang akhirnya bakteri tersebut akan lisis dan Kesehatan Masyarakat Indonesia 22 (2): 137.
phage yang keluar akan menginfeksi sel sensor yang Suradi. 1995. Perbandingan Pemeriksaan BTA Dari Bahan Dahak
Dengan Cairan Kurasan Lambung Untuk Diagnosa Bakteriologi TB
ditambahkan pada tahap kedua. Kematian atau lisis sel-sel Paru Dewasa. Surabaya: FK UNAIR/RSUD dr Sutomo.
sensor itulah akan membentuk gambaran plague, makin Utji, R. dan H. Harun. 1994. Kuman tahan asam. Dalam: Syahrurachman,
luas plague makin banyak kuman yang ada (Kutter, 1997). A. (ed.). Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran. Edisi revisi. Jakarta:
Pada pemeriksaan ini didapatkan sensitifitas 75% dan Binarupa Aksara.
spesifitas 92%. Banyak faktor yang mempengaruhi hasil ini

Você também pode gostar