Você está na página 1de 16

103-125

Bab VII Toksikologi industri


A. PENGERTIAN Toksikologi berarti ilmu tentang racun-racun. Toksikologi industri bisa diartikan sebagai ilmuilmu tentang racun-racun yang dipergunakan, diolah, dihasilkan, atau diprodusir dalam perusahaan. Racun adalah bahan kimia yang dalam jumlah yang relatif sedikit berbahaya bagi kesehatan, bahkan jiwa manusia. Perbatasan-perbatasan tersebut diatas sudah cukup jelas dan memuaskan bagi kita, walaupun masih harus ditambah pengertian, bahwa soal racun atau toksik tidaknya sesuatu zat sangatlah tergantung kepada kwantitas zat tersebut; ambilah contoh garam dapur NaCl yang kita makan sehari-hari, garam dapur dalam jumlah yang cukup besar adalah toksik juga, beracun juga. Dari itu dalam toksikologi industri yang penting adalah menyatakan kwantitas-kwantitas sebagai gambaran beracun tidaknya sesuatu zat dan derajat racunnya zat yang bersangkutan. B. BAHAN-BAHAN KIMIA SEBAGAI FAKTOR PENYEBAB PENYAKIT AKIBAT KERJA Toksikologi industri dalam Higene Perusahaan dan Kesehatan Kerja sangat penting peranannya dalam meninjau penyebab-penyebab penyakit yang bersifat bahan kimia. Bahar-bahan kimia itulah yang merupakan racun-racun dalam industri. Sifat dan derajat racun bahan-bahan kimia yang dipergunakan dalam industri tergantung dari faktor-faktor sebagai berikut: 1. Sifat-sifat sifat bahan kimia, yaitu: a. Gas, yaitu bentuk wujud zat, yang tidak mempunyai bangun sendiri, melainkan mengisi ruang tertutup pada keadaan suhu dan tekanan normal. Tingkat wujudnya bisa dirubah menjadi cair atau padat hanya dengan kombinasi meninggikan tekanan dan menurunkan suhu. Sifat-sifat gas pada umumnya tidak terlihat, dalam konsentrasi rendah tidak terlihat, dalam konsentrasi rendah tidak berbau, dan berdiffusi mengisi seluruh ruangan.

104
b. Uap, .yaitu bentuk gas. dari zat zat yang dalam keadaan biasa berbentuk zat padat atau zat cair dan yang dapat dikembalikan kepada tingkat wujud semula, baik hanya dengan meninggikan tekanan maupun hanya dengan menurunkan suhu saja. Sfat-sifat uap umumnya tak kelihatan dan berdiffusi mengisi seluruh ruang. c. Debu, yaitu partikel-partikel zat padat, yang disebabkan oleh kekuatan-kekuatan alami atau mekanis, seperti: pengolahan, penghancuran, pelembutan, pengepakan yang cepat, peledakan dan lain-lain dari bahan-bahan, baik organik, maupun anorganik, misalnya: batu, kayu, bijih, logam, arang batu, butir-butir zat dan sebagainya. Contoh-contoh: debu batu, debu kapas, debu asbes, dan lain-lain. Sifat-sifat debu ini tidak berflokulasi, kecuali oleh gaya tarikan elektris, tidak berdifusi dan turun oleh tarikan gaya tarik bumi. d. Kabut, yaitu titik cairan halus dalam udara yang terjadi dari kondensasi zat cair menjadi tingkat dispersi dengan cara-cara splashing, foaming dan lain-lain. e. Fume" yaitu partikel-partikel zat padat yang terjadi oleh karena kondensasi dari bentuk gas , biasanya sesudah penguapan benda padat yang dipijarkan dan lain-lain dan biasanya disertai dengan oksidasi kimiawi, sehingga terjadi zat-zat seperti ZnO, PbO, dan lain-lain. f. Awan, yaitu partikel-partikel cair sebagai hasil kondensasi dari fase gas. Sifat-sifat "fume" dan awan adalah berflokulasi; kadang-kadang bergumpal; ukuran partikel-partikel dibawah 1 mikron, yaitu diantara 0,10 - 1 mikron. g. Asap, biasanya dianggap partikel-partikel zat karbon yang ukurannya kurang dari 0,5 mikron, sebagai akibat dari pembakaran tak sempurna bahan-bahan mengandung karbon. Atau keadaan fisik zat-zat tersebut dapat digolongkan menjadi padat, cair, dan gas. Tergolong kepada zat padat adalah benda-benda padat biasa, tapi juga "fume", asap, dan debu. Tergolong kepada zat cair adalah benda cair biasa, baik pelarut, ataupun larutan, tapi juga awan dan kabut. Sedangkan gas terdiri dari zat-zat berbentuk uap atau gas. Selain itu, bahan-bahan kimia yang terdapat di udara dapat digolonggolongkan menjadi : i. bahan bahan bersifat partikel-partikel, yaitu debu, awan, kabut, fume, dan ii. bahan bahan tak bersifat partikel-partikel, yaitu gas-gas, dan uap-uap. Bahan bahan yang bersifat partikel yang berada di udara digolongkan menurut sifat sifatnya sebagai berikut: a. perangsang, misalnya kapas, sabun, bubuk beras dan lain-lain. b. toksik, misalnya partikel-partikel Pb, As, Mn, dan lain-lain. c. menyebabkan fibrosis, misalnya debu kwarts, asbes, dan lain-lain. d. menyebabkan alergi, misalnya: tepung sari, kapas dan lain-lain

e. menimbulkan demam, misalnya: fume, ZnO dan lain lain f. inert, misalnya: aluminium, kapur dan lain lain. Sedangkan bahan bahan yang tak bersifat partikel, yaitu gas dan uap, digolongkan menurut sifat sifatnya sebagai berikut: a. asphyxiants, misalnya methan, N2CO3, Helium dan lain lain. b. perangsang, misalnya ammoniak, HCl, H2S dan lain lain.

105
c. racun-racun anorganik atau organik misalnya AsH3, TEL, Nikelcarbonyl, dan Iain-lain. d. bahan-bahan kimia mudah menguap yang dibagi pula menurut pengaruh-nya kepada pekerja, sebagai berikut: i. bereffek anestesi, misalnya trichloretilin ii. yang merusak alat-alat dalam tubuh, misalnya CC1 iii. yang merusak susunan darah, misalnya benzen iv. yang merusak susunan syaraf, misalnya parathion Disamping bahan-bahan mati, terdapat pula mikroorganisme misalnya bakteri atau jamur di udara ruang kerja, demikian pula bahan-bahan hidup seperti tepung sari atau debu-debu yang berasal dari hewan atau tumbuhan Dari sifat-sifat fisik ini mudahlah difahami keracunan-keracunan yang mungkin terjadi oleh bahan-bahan itu. Bahan-bahan kimia di udara tentu lebih besar kemungkinannya menimbulkan penyakit-penyakit pernafasan atau kelainan-kelainan kulit, oleh karena bahan-bahan tersebut dihirup ketika bernafas ke paru-paru dan mengendap dipermukaan kulit. Cairan yang mudah menguap menyebabkan keracunan melalui jalan pernafasan, apakah. itu kerusakan setempat di paru-paru ataukah keracunan umum seluruh tubuh. Bahan cair yang tidak mudah menguap biasanya mengotori pakaian dan menjadi sebab dermatosis akibat kerja, misalnya oli. Cairan dan bahan padat juga sering mengakibatkan keracunan oleh karena termakan atas dasar salah kira, diduga bahan yang lain. 2. Sifat-sifat kimiawi dari bahan-bahan itu, yang menyangkut: a. jenis persenyawaan, b. besar molekul, c. konsentrasi, d. derajat larut dan jenis pelart. 3. Portd'entree (jalan masuk) bahan-bahan itu kedalam tubuh manusia, yang umumnya melalui tiga pintu, yaitu : a. pernafasan, untuk bahan kimia di udara. b. pencernaan, untuk bahan-bahan dari udara yang melekat ditenggorok dan ditelan, atau untuk bahan-bahan cair dan padat, c. kulit, untuk bahan-bahan cair, atau bahan-bahan di udara yang mengendap di permukaan kulit. 4. Faktor-faktor pada tenaga kerja sendiri, yaitu : a. usia, b. idiosyncrasi, c. habituasi, d. daya menahan (tolerance), dan e. derajat kesehatan tubuh. C. NILAI AMBANG BATAS DAN KADAR TERTINGGI. DIPERKENANKAN Teranglah, bahwa sifat racun dan derajat keracunan itu adalah soal kwalitas dan kwantitas sesuatu bahan. Namun untuk suatu bahan tertentu tinggallah soal banyaknya yang menentukan toksik tidaknya zat yang dimaksud. Maka dari itu

106
sangatlah perlu adanya pengetahuan-pengetahuan tentang kadar-kadar zat-zat kimia terutama di udara tempat kerja yang pekerja dapat bertahan terhadapnya. Dalam hal ini harus diketahui kadar yang pekerja pekerja dapat bereaksi faali terhadap bahan-bahan dengan kadar tersebut. Untuk maksud diatas dipakai dua pengertian yang tujuannya sama yaitu untuk kesehatan dan keselamatan tenaga kerja, tetapi dasar pikirannya agak lain . Dua pengertian itu adalah kadar tertinggi diperkenankan [KTD] dalam bahasa Inggeris Maximum Allowable Concentration atau disingkat MAC dan nilai ambang batas [NAB] [dalam bahasa Inggeris Threshold Limit Value atau disingkat TLV], KTD berarti nilai tertinggi suatu zat yang pekerja tidak menderita penyakit atau gangguan kesehatan oleh karenanya. jadi KTD lebih menekankan efek akut dari pada efek kumulatif atau menahun. NAB adalah kadar yang pekerja sanggup menghadapinya dengan tidak menunjukkan penyakit atau kelainan dalam pekerjaan mereka sehari-hari untuk waktu 8 jam sehari dan 40 jam seminggunya. Jelaslah, bahwa NAB menunjukkan kadar yang manusia dapat bereaksi fisiologis terhadap sesuatu zat. NAB untuk bahan-bahan kimia yang dipergunakan oleh industri-industri ditiap Negara disusun oleh Negara yang bersangkutan. Di

Amerika Serikat besarnya NAB untuk bahan-bahan kimia tersebut ditetapkan oleh "Governmental Industrial Hygienists Association". Kadang-kadang terdapat perbedaan besarnya NAB untuk berbagai bahan kimia bagi Negara-negara yang berlainan, tidak jarang misalnya NAB di Rusia lebih kecil dari pada untuk Amerika. Mungkin faktor perbedaan bangsa mempengaruhi besarnya NAB ini; tapi mungkin pula faktor politis menyebabkan perbedaan demikian yang didasarkan atas falsafah dasar NAB itu sendiri. Nilai Ambang Batas adalah jalan keluar dari kenyataan bahwa ditempat kerja tidak mungkin diusahakan tidak adanya bahan-bahan kimia sama sekali (=no exposure level). Maka dari itu, perlu dicari kadar-kadar aman sebagai pedoman dan kadar-kadar tersebut bukan merupakan batas diantara keadaan sakit dan sehat. N.A.B merupakan bimbingan praktek higene perusahaan dan kesehatan kerja. Kegunaan dari N.A.B. adalah : a. sebagai kadar standard untuk perbandingan, b. pedoman untuk perencanaan dan design pengendalian peralatan c. substitusi bahan yang lebih dengan yang kurang beracun. d. membantu menentukan gangguan gangguan kesehatan atau penyakit akibat faktor kimiawi Aplikasi dari NAB dalam praktek tergantung dari : a. adekwat tidaknya alat-alat analitik b. cara cara pengambilan contoh contoh udara dan lokasi pengambilan. N.A.B. masih harus dinilai dan dikoreksi dari sudut : perobahan musim, keadaan cuaca dan kemungkinan efek akumulatif. Untuk bahan bahan yang NAB nya kurang dari KTD, NAB masih dapat dilampaui sewaktu waktu yang ditentukan menurut faktor ekskursi sehingga terdapat rata rata kadar yang dialami seseorang menurut waktu.

107
DAFTAR 13 NAB 0-1 1- -10 10 100 100 - 1000 C Sebagai misal : ZAT Nitrobenzina Karbontetra klorida Karbon monoksida Aceton Brontrifluorida Butilamina Styrene monomer NAB 1 10 50 1000 C1 C5 C100 FE 3 2 1,50 1,25 ---KTD 3 20 75 1250 1 5 100 FE 3 2 1,5 1,25 KTD untuk waktu pendek 3 2 20 15 150 1,25 C

Zat-zat yang ditandai dengan C dalam daftar N.A.B. menunjukkan nilai tertinggi (=ceiling values), maka N.A.B. zat tersebut adaLah KTD. Suatu zat ditandai C, apabila dalam 15 menit terjadi : a. perangsangan yang tak tertahankan, b. perubahan jaringan kronis atau tak dapat sembuh kembali, c. effek narkotis yang berakibat dapat terjadinya kecelakaan, mengganggu penyelamatan diri sendiri dari kecelakaan dan gangguan effisiensi kerja yang nyata. Kadar rata-rata seseorang tenaga kerja kontak dengan suatu zat dihitung dari berbagai keadaan dan diambil rata-ratanya. Misalnya seseorang tenaga kerja bekerja 2 jam pada tempat dengan kadar CO 70 bds, 4 jam dengan CO 50 bds dan 2 jam dengan kadar 150 bds, maka kadar rata-rata yang dialami seharusnya (^weighed daily exposure) = [2X70 +4X50 +2X150]/8=640/8-80 Jika dua atau lebih zat berbahaya terdapat bersama-sama, kombinasi pengaruhnya secara bersama perlu diperhatikan secara khusus. Apabila tidak dijelaskan lebih lanjut, dianggap, effeknya adalah bersifat saling menambah. Dilampaui atau tidaknya N.A.B. dihitung dari jumlah perbandingan diantara kadar dari NAB masing-masing : C1/NAB1 + C2/NAB2+ .

108
Kalau jumlah ini lebih dari 1, berarti NAB. dilampaui. Selanjutnya NAB. campuran dapat dihitung. Contoh-contoh untuk menghitung NAB campuran serta dilampaui atau tidaknva NAB. tersebut. : 1. Keadaan pada umumnya, yaitu udara dianalisa untuk tiap kornponen. Misalnya udara mengandung 5 bds dari CCL4 [NAB = 10 bds] , 20 bds etilen diklorida [NAB = 50] dan 10 bds etilen dibromida [NAB = 25 bds] Kadar campuran di udara = 5 + 20 + 10 = bds campuran. = C1/NAB1+C2/NAB2+ C3/NAB3=5/10+20/50+10/25=(50+20+20)/50=1,3 Jadi N.A.B. campuran dilampaui. N.A.B. campuran = 35/1,3 = 27 bds.
Rumus

Misalnya lain, udara mengandung 200 bds heksan (N.A.B. = 500 bds), 100 bds metilen klorida (N.A.B. = 500 bds) dan 20 bds perkloretilen (N.A.B. = 100 bds). Kadar campuran diudara = 200 + 100 + 20 = 320 bds. 200/500+100/500+20/100 = (200+100+100)/500 = 400/500/= 0,8 NAB campuran belum dilampaui dari besarnya 320/0,8 =400 bds 2. Keadaan khusus, jika sumber pencemar adalah campuran cairan dan komposisi bahan-bahan diudara dianggap sama dengan komposisi campuran. Komposisi dari campuran diketahui dalam persentase berat, sedangkan N.A.B. dinyatakan dalam mg/m3. NAB campuran = 1/[ fa/NABa + fb/NABb + ]

Contoh : campuran cairan organik mengandung menurut beratnya 50% heptan (NAB 2000mg/m3) , 30% metilen chlorida (NAB 1740mg/m3)dan 20% perkloretilen (NAB 670mg/m3) NAB campuran = 1/[0,5 /2000 + 0,3/1740 + . 0,2/670]=1, 390 mg/m3 Dari campuran ini: 50% atau 695 mg/m3 heptan, 30% atau 417 mg/m3 metilen chlorida, 20% atau 278 perkloretilen mg/m3 Dari daftar NAB dapat dilihat

Heptan

2000mg/m3 1mg/m3 695mg/m3

500 bds 0,25 bds 174 bds

109
metilen klorida 1.740 mg/m3 1 mg/m3 417mg m3 670mg/m 1 mg/m3 278mg/m 174 + 119 + 42 = 500 bds 0,278 bds 119 bds 3100 bds 0,15 bds 342b ds 335.bds

perkloretilen N.A.B. campuran

3. Campuran N zat dengan effek additif dan tekanan uap yang berbeda. NAB Campuran = [F1p1o+F2p2o]/{( F1p1o/NAB1)+( F2p2o/NAB2)+()} Sedangkan untuk mengetahui dilewati tidaknya NAB dipakai rumus {(aF1p1o/NAB1)+(aF2p2o/NAB2)+(.)} N.A.B. = Po = F = A = Contoh Zat Nilai ambang batas, tekanan uao dari zat murni fraksi mol dalam campuran konstanta Berat Berat jenis N.A.B p pada 25C Fraksimol dalam

Triklor etilen Meti kloroform

molekul 131,4 133,42

(g/ml) 1,46 1,33

100 350

(mmHg) 73 125

campuran 50-50% 0,527 0,473

F1p1o = 0,527 X 73 = 38,2 F2p2o = 0,473 X 125 =59,2 4. Campuran yang. komposisinya tidak berubah dengan penguapan Contoh: Campuran 1 bagian paration (N.A.B. = 0 1) dan 2 bagian EPN (N.A.B.= 0,5) C1/0,1 + C2/0,5 = C campuran/NAB campuran C2 = 2C1

110
C campuran = 3C1 C1/0,1+2C0/0,5 = 3C1/NABCampuranl NAB. Campuran = 1,5/7 = 0,21 mg/m3 5. N.A.B. untuk campuran debu-debu biologis yang aktif. Misal campuran debu talk (80%), maka : NAB = 1/(0,8/20+0,2/2,5) =8,4jppkk. Pada daftar N.A.B. terdapat zat-zat yang diberi tanda kulit yaitu bahan-bahan yang kontak dengan kulit dapat mendatangkan bahaya oleh absorpsinya. Berarti, bahwa perlu perhatian khusus tentang pencegahan penyerapan melewati kulit. N.A.B. tidak berlaku, jika kulit belum dilindungi. Zat-zat pelarut mempunyai pengaruh terhadap besarnya penyerapan. Debu-debu yang hanya mengganggu kenikmatan kerja (nuisance dust) adalah debu-debu yang tidak berakibat fibrosis kepada paru-paru, melainkan bereffek sangat sedikit atau tidak sama sekali pada penghirupan normal. Dahulu debu-debu demikian disebut debu inert (=lamban), tetapi ternyata tidak ada debu yang sama sekali tanpa reaksi selluler, sehingga istilah inert tidak dipakai lagi. Reaksi jaringan paruparu terhadap penghirupan debu-debu yang demikian adalah a. Susunan saluran udara tetap utuh. b. Tidak terbentuk jaringan parut. c. Reaksi jaringan potensiil dapat pulih kembali. Kadar-kadar berlebihan dari debu-debu yang biasanya tidak berakibat sakit ini dapat mengurangi penglihatan (oksida besi), menyebabkan endapan tak menyenangkan pada mata, hidung dan telinga (debu semen), atau berakibat kerusakan kulit oleh effek kimiawi atau mekanis atau juga oleh cara pembersihannya. N.A.B. dari debu-debu yang hanya mengganggu dan tidak berakibat penyakit ini adalah 10 mg/m3 atau 30 jppkk dengan syarat-syarat SiO2 kurang dan 1% Partikel-partikel yang hanya mengganggu kenikmatan kerja adalah: - Alundum(Al2O3). - Kalsium karbonat. - Sellulosa. - Semen Portland. - Korundum(Al203). - Emery. - Kabut gliserin. - Grafit (sintetis). - Gips. - Kabut minyak tumbuh-tumbuhan - Kaolin. - Batu kapur.

111
Magnesit Marmer. Pentaeritritol. Plaster Paris. Silikon karbida. Pati. Sukrose. Timah oksida. Titanium dioksida.

Terdapat gas-gas dan uap inert, yang berbahaya oleh karena mengakibatkan mati lemas. N.A.B. tidak dapat diberikan, oleh karena mekanisme terjadinya bahaya adalah oleh penggantian O2 di udara yang minimal diperlukan sebanyak 18% Zat-zat tersebut juga berbahaya oleh karena dapat menyebabkan ledakan. Gas-gas atau uap-uap demikian adalah asetilen, argon, etan, etilen, helium, hidrogen, metan, neon, nitrogen, oksida nitrogen dan propan. Untuk persenyawaan yang sangat karsinogenik, kontak dengan cara apapun tidak dibenarkan. Zat-zat demikian adalah: - 2-asetil aminofluoren. - 4-aminodifenil. - Benzidin dan garam-garamnya. - Diklorobenzidin. - 4-dimetil aminoazobenzen. - Beta-naftilamin. - 4-nitrodifenil. - N-nitrosodimetilamin. - Beta-propiolakton Zat politetrafluoretilen mengalami proses dekomposisi dalam udara menghasilkan persenyawaan mengandung karbon, fluor dan oksigen. Oleh karena sebagian penguraian terjadi dengan hidrolisa pada keadaan alkali dan terbentuk fluor, maka gas terakhir inilah digunakan sebagai indeks bahaya. N.A.B. tidak ditentukan, tetapi kadarnya harus sekecil mungkin di udara. Untuk gasolin dan destilat minyak bumi, N.A.B.-nya ditentukan oleh benzine, zat aromat dan zat aditif lainnya Diketahui, bahwa faktor-faktor fisik seperti panas, radiasi sinar ultra-violet dan sinar-sinar berefek ionisasi, kelembaban, tekanan abnormal (=ketinggian), dan lain-lain berpengaruh kepada tubuh, sehingga NAB harus disesuaikan. Walaupun pada NAB telah diperhitungkan faktor keselamatan, tetapi penyimpangan-penyimpangan terlalu besar tidak dapat dijamin. Sebagai misalnya penyimpangan yang besar adalah bekerja pada suhu 35o C terus menerus atau kerja lembur lebih dari 25%. Adanya suatu kadar yang dapat dikatakan aman untuk kontak yang lama adalah sesuai dengan hukum Haber, yaitu bahwa : K=cXt K efek c kadar t waktu Dengan c sekecil-kecilnya, maka t diharapkan sepanjang=panjangnya.

112
NAB diperoleh dengan berbagai cara: a. Penelitian dilapangan dengan supervisi medis. b. Penelitian dilapangan tanpa supervisi medis tetapi dengan laporan-laporan angka sakit dan kematian c. Percobaan hewan, walaupun pengetrapan hasilnya kepada manusia sulit dilak nakan. Istilah yang perlu dikenal dengan percobaan hewan, misalnya Dosis Letal Minimum [Minimum Lethal Dose], [50], yaitu kadar bahan kimia yang menyebabkan matinya 50% hewan percobaan. Penggunaan hasilnya pada manusia sukar, oleh karena reaksi hewan sering berlainan dari reaksi manusia terhadap bahan kimia kwalitatif atau kwantitatif. Berilium menyebabkan berriliosis pada paru-paru manusia, tetapi berakibat granuloma hati pada hewan percobaan. Kemampuan hewan menetralkan racun jauh lebih besar dari pada manusia. d. Amalogi similaritas seperti benzen dan toluene. e. Percobaan pada manusia jika derajat keselamatannya cukup terjamin. Pertimbangan-pertimbangan untuk pemilihan N.A.B. dari suatu zat adalah : a. Tidak terjadi penyakit akibat zat yang bersangkutan sesudah lama bekerja. b. Tidak ada perubahan suseptibilitas dan tidak terjadi pemburukan penyakit-penyakit umum. c. Tidak terganggu day a kerja. d. Tidak terdapat gangguan keselamatan kerja kepada bagian terbesar masyarakat tenaga kerja.

e. f. g.

Tidak melebihi 3 X kadar dari bahan yang aman untuk orang-orang pada umumnya. Tidak melebihi l/10 X kadar yang berbahaya pada kontak diantara 0,5 - 1 jam. Tidak lebih dari l/5 X kadar yang aman bagi binatang percobaan.

N.A.B. tidak boleh digunakan untuk : a. Indeks relatif dari bahaya atau toksisitas. b. Evaluasi atau pengendalian pencemaran kepada masyarakat.

Penaksiran bahaya kontak secara terus-menerus. Pembuktian suatu penyakit. Pemakaian oleh negara-negara lain, tanpa penyesuaian. Satu-satuan yang dipakai menyatakan Nilai Ambang Batas adalah mg/m3, bagian dalam sejuta disingkat bds (=parts permillion atau ppm) dan jumlah partikel perkaki kubik (jppkk). Bds adalah satu bagian volume dan sejuta bagian volume udara. Rumus yang dapat dipergunakan untuk konversi bds tcrhadap mg/L adalah : Bds = [mg/L]/M X 22.400 X [273+t oC]/273 X 760/p M = berat molekul. t = suhu yang bersangkutan. p = tekanan dalam mm/Hg. Konversi dari jppkk menjadi jppmk adaah .jppmk = 35,3 x jppkk.

c. d. e.

113
DAFTAR14 NILAI AMBANGBATAS[NAB]BAHAN-BAHANKIMIADALAMUDARA TEMPAT KERJA [SESUAIDENGANACGIH1973] 1)
No. Nama Zat/Bahan Kimia Air raksa Air raksa scnyawa organik Akrilamid Akrilonitil Akrolein Aldrin Alkil alkohol Alkil klorida Alkil glisidil eter -AGE) Alkil propil disulfida Alundum (A1203) n-Amil asctat sek-Amil asetat 2-Aminoetanol 2-Aminopiridin Ammonia Ammonium klorida Ammonium sulfamat (Ammat) Anilin Anisidin Antimon & senyawa-nya sbg Sb ANTU (alfa naphtyl thio urea) Argon Arsen & senyawa-nya sbg As Arsin Asam asetat Asam asetat anhidrid Asam fluorida Asam formiat Asam fosfat Asam klorida Asam kromat &. kromit Asam nitrat Asam selenide Asam sianida Asam sulfida Asam nitrat Asam oksalat Asam pikrat Asam sulfat Asetal dehid Asetilin Asetilin tetra bromida Aseton Bagian Dalam Sejuta [BDS] 0,01 0,3 40 0,25 0,25 3 5 45 12 525 650 2 18(352,3,4) 5 0,05 10 50 3 5 5 2(103,4) 0,05 10 10(203) 2 100 1 1000 Mg/m3 0,05(0,13,4) 0 20 0,1 2 1 10 2 100 125 0,5 25(502,3,4} 10 10 19 0,5 0,5 0,3 0,5 0,2 25 20 2 9 1 7 0,1 5(253,4) 0,2 11 15(283) 5 1 0,1 1 180 14 2400 Keterangan. Segala jenis, kecuali alkil Awas kulit Awas kulit Awas kulit Awas kulit Awas kulit Nilai KTD Inert

Lihat Etanol amin

Bentuk fume Awas kulit Isomer o dan p. Awas kulit

Inert. Asphyxiant. AsH3 Nilai KTD

Nilai KTD Sebagai CrO3

Awaskulit

Awas kulit

Inert (asphyxiant). Lihat diklor etilen

114
No. Nama Zat/Bahan Kimia Asetonitril Asfalt Barium Batu kapur Baygon Benzen (Benzol) Benzidin Benzil klorida Benzoil peroksida p-Benzoqinon Berrilium Bifenil Bismut Tcllurida Boron oksida Boron trioubromida Boron triflourida Brom Bromoform Brom penta flourida Butadien Butan 2-Butanon Butantiol Butil alkohol sek-Butil alkohol tert-Butil alkohol Butil amin Butil asetat sek-Butil asetat tert-Butil asetat n-Butil glisidil eter (BGE) tert-Butil kiomat Butil merkaptan p-tert-Butil Toluen 2-Butoksi etanol 2,4D (Dichloro phenoxyacetic acid) DDT DDVP Dekaboran Demeton (systox) Diaboran 1-2 Diaminoctan Diaseton alkohol Diazinon Diazometan Bagian Dalam Sejuta [BDS] 40 25 1 1 1 0,1 0,5 0,1 1000 500 200 100 150 100 5 150 200 200 50 0,5 10 50 1 0,05 0,01 0,1 0,2 Mg/m3 70 5 0,5 0,5 80 5 5 0,002 10 10 10 3 0,7 5 0,7 2200 1200 590 300 450 300 15 710 950 950 270 0,1 1,5 60 240 10 1 0,3 0,1 0,1 0,1 0,4 Keterangan. Uap Petroleum Persenyawaan larut Inert. Mengganggu kenikmatan kerja Nilai KTD Awas Kulit Karsinogenik. Awas Kulit

Lihat Qinon Lihat Dipenil

Awas Kulit 1,3 Butadien

Lihat Butil Merkaptan

Nilai KTD. Awas Kulit

Sebagai Cr2O3. Awas Kulit

Butil sellusolve. Awas Kulit Awas kulit Lihat Diklorfos Awas kulit Awas kulit Lihat Etilen diamin (4-hidroksi-4-metil-2-Pentanon) Awas kulit

115
No. Nama Zat/Bahan Kimia Dibrometan Dibutil fosfat Dibutil ftalat Dieldrin Dietilamin Dietil amino etanol Dietilen triamin Difenil Difenil amin Difenil metan di-isosianat Difenil oksida Difluoro dibromo metan Diglisidil eter (DGE) Dihidroksi benzen Diisobutil keton Diisopropil amin Diklor asetilin o-Diklorobenzen p-Diklorobenzen Dikloro difluorometan 1,1 Dikloroetan Bagian Dalam Sejuta [BDS] 20 1 25 10 1 0,2 100 0,5 25 25 0,1 50 75 1000 200 Mg/m3 145 5 5 0,25 75 50 4 1 10 0.5 860 2,8 150 150 20 0,4 300 450 4950 820 Keterangan. Etilen dibromida. Nilai KTD. Awas kulit.

Awas kulit Awas kulit Awas kulit Nilai KTD. Awas kulit

Lihat bifenil isosianat disebut (M.D.I.) Persenyawaan. Awas kulit Lihat hidroqinon . Awas kulit. Nilai KTD. Nilai KTD.

1,2 Dikloroetan 1,2 Dikloro etilin Dikloroetil eter Diklorometan 0,3-Dikloro-5,5 metil hidantoin Dikloro-monofluor metan 1,1-Dikloro-l-Nitro etan 1,2 Dikloropropan Dikloro tetra fluoro etan Diklorvos Dimetil amin Dimetil aminobenzen Dimetil anilin Dimetil asetamid Dimetil benzen Dimetil 1,2-dibromo-2-Diklor etil fosfat Dimetil formamid Dimetil ftalat 2,6 Dimetil heptanon 1,1 Dimetil hidrazin Dimetil sulfat Dinitrobenzen Dinitro-o-kresol Dinitro toluen

50 200 5 1000 10 1000 10 5 20 10 0,5 1 -

200 790 30 0,2 4200 60 7000 1 18 25 35 30 5 1 5 1 0,2 1,5

Nilai KTD. Awas kulit Lihat Metilen klorida

Nilai KTD Lihat Propilen diklorida DDVP. Awas kulit Lihat Xylidene n-Dimetil anilin. Awas kulit Awas kulit Lihat Xylene Dibrom. Awas kulit Awas kulit Lihat Di-isobutil keton Awas kulit Awas kulit Semua Isomer, Awas kulit Awas kulit Awas kulit

116
No. Nama Zat/Bahan Kimia Dioksan Dipropilen glikol metil eter Diquat Di-sek, oktil ftalat Disiston Emery Endosulfan (Thiodan (R)) Endrin Epiklorhidrin EPN 1,2 Epoksipropan 2,3Epoksi- 1 - propanol Etan Etantiol Etanolamin Etil akrilat Etil alkohol Etil amin Etil asetat Etil benzen Etil bromida Etil butil keton Etilen Etilen diamin Etilen dibromida Etilen diklorida Etilen glikol Etilen glikol Etilen glikol dinitrat dan/atau Nitrogliserin Etilen glikol monometil eter asetat Stilen imin Etilen klorhidrin Etilen oksida Etilidin klorida Etilidin norbornen n-Etilmorfolin Etil sek-amil keton 2-Etoksi etanol 2-Ektoksi etil asetat Fenil eter Fenil eter-bifenil Fenilfosfin Fenil glisidil eter (PGE) Bagian Dalam Sejuta [BDS] 50 100 5 3 25 1000 10 400 100 200 50 10 100 0,2 0,5 5 50 0,2 20 25 100 100 1 1 0,05 10 Mg/m3 600 0,5 5 0,1 0,1 0,1 19 0,5 6 100 1900 18 1400 435 890 230 25 10 260 1 16 90 0,6 94 130 370 540 7 7 0,25 60 Keterangan. Dietilen dioksida. Awas kulit Awas kulit Di-2-etilheksil-ftalat Awas kulit Inert. Mengganggu kenikmatan kerja Awas kulit Awas kulit Awas kulit Awas kulit Lihat Propilen oksida Lihat glisidol Inert (asphyxiant) Lihat etil merkaptan Awas kulit Etanol

3 heptanon Inert (asphyxiant) 1,2 di brom etan Lihat 1,2 di klor etan Partikel Uap Nilai KTD. Awas kulit. Lihat metil sellusolve asetat Awas kulit Awas kulit Lihat 1,1 Di klor etan Awas kulit 5-Metal-3 heptanon Awas kulit Sellusolve asetat. Awas kulit. Uap. Uap campuran

Fenil hidrazin pFenilin diamin Fenol Ferbam Fero vanadium

5 5 -

22 0,1 19 10 1

Awas kulit Awas kulit Awas kulit Debu

117
No. Nama Zat/Bahan Kimia Ferum Ferum oksida Fluorida Fluor Fluorotriklorometan Forat (Thimet(R)) Formaldehid Fosfin Fosfor kuning Fosfor pentaklorida Fosfor triklorida Fosgen Ftalik anhidrida Furfural Furfural alkohol Garam kromat & kromit Gasolin Gelas fibrous atau debu Germanium tetra hidrida Gips Glikol monoetil eter Glisidol Grafit Gution Hafnium Heksafluoro aseton Heksakloretan Heksaklornaftalen Heksaklorosiklopentadien n-Heksan Heksan 2-Heksanon sek-Heksil asetat Helium Heptaklor Hep tan Herbisida Crag Hidrazin Hidrogen Hidrokinon Inden Indium dan persenyawaannya sbg In Isoamil alkohol lsoamil asetat Isobutil alkohol
(R)

Bagian Dalam Sejuta [BDS]

Mg/m3 1 10 2,5 Garam larut. Fume. Sebagai F.

Keterangan.

1 1000 2(53,4) 0,3 0,5 0,1 2 2 5 0,2 500 0,1 1 0,01 500 100 100 50 500 1 10 100 100 100

2 5600 0,05 3(63,4) 0,4 0,1 1 3 0,4 12 20 20 0,5 0,6 150 0,5 0,7 10 0,2 0,1 1800 410 410 300 0,5 2000 2 1,3 2 45 0.1 360 525 300 Awas kulit Inert (asphyxiant). Inert (asphyxiant). Awas kulit Heptan normal Metil isobutil keton Awas kulit Awas kulit Sebagaj logam Cr. Tergantung dari benzen, aromatik, dll. Hanya mengganggu kenikmatan kerja German. Hanya mengganggu kenikmatan kerja Lihat 2-Etoksi etanol 2,3 - Epoksi-1 -propanol Sintetis. Hanya mengganggu kenikmatan kerja Lihat Azinfosmetil Awas kulit Karbonil klorida Awas kulit Nilai KTD

118
No. Nama Zat/Bahan Kimia Isobutil asetat Isoforun Isoprofil alkohol Isoprofil amin Bagian Dalam Sejuta [BDS] 150 10 400 5 Mg/m3 700 55 980 12 Keterangan.

Isoprofil asetat Isoprofil eter Isoprofil glisidil eter Kadmium Kadmium oksida sebagai Cd Kalsium arsenat Kalsium karbonat Kalsium oksida Kamfer Kaolin Kapas Karbofuran Karbon dioksida Karbon disulfida Karbon hitam Karbon monooksida Karbon tetraklorida Ketena Klor Klor dioksida Klordane Kloro asetaldehid Alfa-Kloro asetofenor Kloro benzene O-Klorobenzilidin malononitril Klorobromometan 2-Kloro-l,3butadien Kiorodifcnil Klorodifenil l-Kloro-2,3 epoksipropen KJoroetilen Kloform 1 -Kloro 1 nitropiopan Kloropikrin Kloropren O-Klorotoluen Kobalt Korundum Kresol Kroton aldehid Kumen

250 250 50

2 5000 20 -50 (1003,4) 10 0,5 1 0,1 -1 0,05 75 0,05 200 25(503'4) 20 0,1 25 50 5 2 50

950 1050 240 0,3 0,1 1 -5 15 -1 0,5 9000 60 3,5 55(1153 ) 65 0,9 3 0,3 0,5 3 0,3 350 0,04 1050 1 0,5 120(2403'4) 100 0,7 90 0,1 22 6 245

Debu rnetalik dan garam laut Uap logam. NilaiKTD. Mengganggu kenikmatan kerja. sintctis. Mngganggu kenikmatan kerja. Debu. Awas kulit Awas kulit Furnace black Awas kulit.

Awas kulit. Awas kulit. Fenasil kloida Monoklor benzen OCBM. Awas kulit Lihat kloropren 42% klor. Awas kulit. 54% klor. Awas kulit. Lihat Epiklorhidrin Lihat vii\il klorida Triklormetan. Nilai KTD

2-Kloro-1,3-Butadien. Awas kulit Debu dan uap logam. A12O3 Mengganggu kenikmatan kerja. Semua isomer. Awas kulit Awas kulit

119
No. Nama Zat/Bahan Kimia Lindane Litium hidrida LPG Magnesium Oksida Malathion Maleik anhidrida Mangan dan persenyawaannya sebagai Mn Mangan siklopentadienil trikarbonil sebagai Mn Me tan Metantiol Metil akrilat Metil akrilonitril Metilol Metil alkohol Metil amil alkohol Metilamin Metil asetat Metil asetilen Metil asetilen Metilen bisfenil isosianat Metilen klorida Metil bromida Metil butil keton Metilen klorida Bagian Dalam Sejuta [BDS] 1000 0,25 1 10 1 1000 200 10 200 1000 1000 0,02 500 15 250 Mg/m3 0,5 0,25 1800 10 10 1 5 0,1 35 3 3100 260 12 610 1650 1800 0,2 1740 60 890 Awas kulit. (Liquified petroleum ga). Hanya mengganggu kenikmatan kerja Uap logam. Awas kulit Nilai KTD. Awas kulit. Hanya mengganggu kenikmatan kerja Inert (asphyxiant). Lihat metil merkaptan Awas kulit. Awas kulit. Dimetoksimetan. Metanol Lihat metil isobutil karbinol Keterangan.

Propin. Propadien campuran. Nilai KTD Diklorometan. Awas kulit. Lihat 2 Heksanon Diklorometan

Metilen etil keton Metil etil keton peroksida Metil formiat Metil isoamil keton Metil isobutil kaibinol Metil isobutil keton Metil isosianat Metil klorida Metil kloroform Mctil merkaptan Metil matakrilat Metil n-amil keton Metil propil keton Metil sellusolve Metil sikloheksan Metil sikloheksanol O-Metil sikloheksanol Metil silikat d-Metil tiren 2-Metoksietanol Metoxychlor Molibdenum

100 100 25 0,02 100 350 0,1 100 100 25 500 50 50 5 100 -

1 250 475 100 0,05 210 1900 1 410 465 120 2000 235 230 30 480 10 5

Lihat 2 butanon. NilaiKTD.

Awas kulit. Lihat hekson Awas kulit.

2 Heptanon Lihat 2 Pentanon Awas kulit

Awas kulit Nilai KTD Nilai KTD Lihat metil sellusolve Untuk persenyawaan larut.

120
No. Nama Zat/Bahan Kimia Molibdenum Monometil anilin Monometil hidrazin Morfolin Nafta Naftalen B - Naftilamin Natrium fluoroasetat Natrium hidroksida Neon Nikel Nikel karbonil Nikotin p - Nitroanilin Nitroetan Nitrogen Nitrogen dioksida Nitrogen oksida Nitrogen trifluorida Nitiogliscrin p Nitroklorobenzen Nitrometan 1 - Nitropropan 2 - Nitropropan n - Nitrosodimetilamin Nitrotoluen N itrotriklormetan Nitrous oksida Oksigen difluorida Oktakloronaftalen Oktan Osmium tetroksida Ozon Paraquat Parathion Pentaboran Pentaeritritol Pentaklorofenol Penta kloronaftalen Pentanol 2-Pentanon Perak PerkJoretilen Perkloril fluonda Bagian Dalam Sejuta [BDS] 2 0,2 20 100 10 0.001 1 100 5 25 10 0,2 100 25 25 5 1 0,05 0.1 0,005 500 200 100 3 Mg/m3 15 9 0,35 70 400 50 0,05 2 1 0.007 0,5 6 310 9 30 29 2 1 250 90 90 0.1 0.1 0,002 0.2 0,5 0.1 0.01 0.5 0.5 1500 700 0.01 670 13,5 Keterangan. Untuk persenyawaan tidak larut Awas kulit Nilai KTD. Awas kulit Awas kulit Ter arang batu B - Naftilam Karsinogen Awas kulit Inert Logam serta persenyawaannya Sebagai nikel Awas kulit Awas kulit Inert

Awas kulit Awas kulit

Dimetilnitrosoamin, Karsinogeik, Awas kulit

121
No. Nama Zat/Bahan Kimia Pcrklorometil merkaptan Petroleum distilat Phosdrin (Mevinphos) Piridin Piritrum Pival Platina Politetra fluoretilin Propan Propargil alkohol Propil alkohol n - Propil asetat Propilen diklorida Propilen amin Propilen oksidaa n - Propil nitrat Propin B Propiolakton Quinon RDX Rhodium Rhodim Ronnel Rotenon Rouge Bagian Dalam Sejuta [BDS] 0,1 0,01 5 1 1 200 200 75 2 100 25 0,1 0,05 1 5 5 300 50 50 300 10 75 500 840 350 5 240 0,4 1,5 0,1 0,001 10 5 0,4 10 1050 200 200 1015 40 200 10 Mg/m3 0,8 0,1 15 5 0,1 0,002 Tergantung dari benzen, nafta atau zat aromatik lainnya. Awas kulit Keterangan.

2 - Pivalil -1,3 indandion. Garam-garam larut hanya sebagai Pt. Hanya mengganggu kenikmatan kerja. Hasil dekomposisi tergantung kadar fluor. Inert (asphyxiant). Awas kulit.

Awas kulit

Lihat Metil asetilen. Karsinogenik. Awas kulit. Uap logam dan debu sebagai Rh. Garam-garam larut.

Nama komersiil. Hanya mengganggu kenikmatan kerja Serat-serat kertas. Hanya mengganggu kenikmatan kerja. Uap Uap logam. Hanya mengganggu kenikmatan. kerja. Sebagai CN. Awas kulit.

B. Selenium heksa fluorida


Sellulosa Seng klorida Seng oksida Seng stearat Sianida Sianogcn Sikloheksan Sikloheksanol Sikloheksanon Siklohckscn Siklohcksilamin Siklopentadien Silikon Silikon karbida

Hanya mengganggu kenikmatan Kerja

122
No. Nama Zat/Bahan Kimia Silikon tetrahidrida Systoxs Stibin Stiren monomer Strikhnin Subtillisin Sulfur dioksida Sulfur heks ofluorida Sulfur fluorida Sulfur monoklorida Sulfur pentafluorida Sulfur tetrafluorida 2,4,5 T(Triklor phenoxy acetic acid). Tantalum TEDP TEPP(R) Bagian Dalam Sejuta [BDS] 0,5 0,1 100 5 1000 5 1 0,025 0,1 0,004 5 0,2 0,05 Awas kulit Mg/m3 0,7 0,5 420 0,15 0,003 13 6000 20 6 0,25 0,4 Lihat Demeton Nilai KTD. Fenil etilen Enzim proteolitik. Nilai KTD Keterangan.

Teflon Tellurium Tellurium heksafluorida Ter batubara (benzen, antrasen, fenantren, akridin, Jensen, piren). Terfenil Ter pentin Tetra etil timah hitam Titra hidrofuran 1,1,1,2-Tetraklor-2,2, difluoroetan C. 1,1,1,2-Tetraklor-1,2, difluoroetan 1,1,2,2, - Tetrakloretan Tetraklor oetilen Tetraklormetan Tetrakloronaftalen Tetrametil suksionitril Tetrametil timah hitam Tetranitrometan Tetril Thallium Thiram Timah hitam Timah putih

0,02 1 100 200 500 500 5 0,5 1 -

Lihat Politetra fluoroetilen 0,1 0,2 0,2 9 560 0,1 590 4170 4170 35 2 3 0,150 8 1,5 0,1 5 0,15 2 Awas kulit Lihat perkloretikn Lihat karbon tetraklorida Awas kulit. Awas kulit. Sbg Pb. Awas kulit. Perlu monitor biologis 2,4,6 - Trinitrofenilmetilnitramin. Awas kulit Untuk persenyawaan larut; sebagai Tl Nama komersil Persenyawaan anorganik. Uap logam atau debu Persenyawaan-persenyawaan anorganik sebagai SnH4 dan Sn NilaiKTD. Sebagai Pb. Awas kulit. Pcrlu monitor biologis

123
No. Nama Zat/Bahan Kimia Timbal arsenat Titranium dioksida Toxaphene Toluen Tolucn - 2,4 - diisosianat 0 - Toluidin Tributil fosfat Trietilamin Trifenil fosfat Trifluoromonobrommctan 1,1,1, - Trikloretan 1,2,2 - Trikloretan Triklor etilen Triklormetan Triklornaftalen Trimetil benzena 2,4,6 - Trinitrofenol 2,4,6 - Trinitrofenil metilnitramin Trinitrotoluen Triortokresilfosfat Tungsten &scnyawa-nya sbg W. Larut Tidak larut Uap malam paraffin Uranium Urea Vanadium (V20s) sebagai V Debu Uap logam Vinil asetat Vmil benzen Vinil bromida Vinil klorida Vinil sianida 25 10 250 200 0,5 0,05 30 1100 770 Lihat Stiren Nilai KTD. Lihat Akilonitril 1 5 1 0,2 Garam-garam alami larut atau tidak larut. Sebagai U. Tidak berbahaya Bagian Dalam Sejuta [BDS] 100 0,02 5 26 1000 10 100 Mg/m3 0,15 375 0,14 22 5 100 3 6100 45 535 150 1,5 0,1 Lihat Asam pikrat. Lihat Tetril. Awas kulit. Keterangan. Hanya mengganggu kenikmatan kerja. Lihat penenyawaan klor dari Kamper. Toluol, Awas kulit. Awas kulit.

Lihat Metilkforoform Awas kulit Lihat Kloroform. Awas kulit

Nilai KTD

Vinil toluen Warfarin Xylen Xilidin Y odium Yittrium Zirkonium &senyawa-nya sbg Zr.

100 100 5 0,1 -

480 0,1 435 25 1 1 5 Xylol Awas kulit Nilai KTD

124
DAFTAR 15.
No. SILIKA : 1. Kwarts Nama Zat/Bahan Kimia a. Keterangan. NAB dalam juta partikel perkaki kubik (=jppkk) ; 300 % kwarts + 10 b. N.A-B. untuk debu-debu yang dapat dihirup masuk paru-paru dalam mg/m3 : 300 % kwarts dari yang dapat dihirup + 2 c. N.A-B. untuk debu menyeluruh (terhirup atau tidak) dalam mg/m3: 30 % kwarts + 3

2.

Silika yang mengalami pemanasan tinggi atau pemijaran. 3. Tridimit. 4. Kristobalit kristal 5. Amorf, termasuk tanah diatomeus alami. SILIKAT : 1 Asbest 2 Mika 3 Semen portland 4 Perlit 5 Batu sabun (=soap stone) 6 Talk (Non - asbest). 7 Talk (serat-serat asbest) 8 Tromolit 9 Grafit alam ARANG BATU ARANG BATU (Bitumen)

Dihitung dengan rumus-rumus untuk kwarts Dihitung dsai 1 / 2 X rumus-rumus untuk kwarts Dihitung dari 1 / 2 X rumus-rumus untuk kwarts 20 jppkk 5 serat/ml., yang panjangnya lebih daxi 5 mikron. 20 jppkk. 30 jppkk. 30 jppkk. 20 jppkk. 20 jppkk. Dipakai N AB untuk asbes Dipakai N AB untuk talk [serat-serat asbes 15 jppkk. 2 mg/m3 untuk debu-debu yang dapat dihirup masuk paru-paru dengan kadax kwarts kurang dari 5%. Apabila lebih dari 5% kadar kwarts, dihitung dari rumus kwarts

DEBU-DEBU YANG MENGANGGU KENIKMATAN KERJA 1 Alundum (Al2O3) 2 Batu gamping 3 Emery 4 Gelas (scxat atau debu) 5 Gips 6 Grafit 7 Kalsium 8 Kaolin

30 jppkk atau 10 mg/m3 untuk berat debu. secara menyeluruh

125
DAFTAR 15.
No. Nama Zat/Bahan Kimia Keterangan.

DEBU-DEBU YANG MENGANGGU KENIKMATAN KERJA 9 Korundum 10 Magnesit 11 Marmer 12 Semen fcrtland 13 Silikon karbida 14 Oksida timah putih 15 Titanium dioksida 16 Pati kanji

30 jppkk atau 10 mg/m3 untuk berat debu. secara menyeluruh

Catatan : 1). ACGIH - 1973. 2). ACGIH - 1972. 3). ACGIH - 1965. 4). Recommendation of Permissible Criteria of Hazardous Working Environment 1969 (Japanese Association of Industrial Health). Boleh dikatakan hampir semua persenyawaan kimia, lama atau baru, telah diselidiki sifat dan derajat racunnya. Toksikologi sesuatu zat biasanya meliputi NAB,port d'entree, pathofisiologi, simptomatologi, pencegahan dan kuratifnya. Dengan demikian amatlah mudah dalam praktek umum menggunakan pengetahuan tesebut NAB antara lain digunakan untuk mempertahankan kadar-kadar bahan-bahan kimia di udara, agar pekerja-pekerja tetap sehat. Jika NAB untuk timah hitam 0,2 mg/m3 udara, berarti agar buruh tetap sehat kadar udara di ruang kerja harus selalu di bawah kadar tersebut. Untuk maksud tersebut perlulah diadakan pengukuran-pengukuran kepada jumlah timah hitam dalam udara. Dengan membanding dua zat yang sifat-sifat fisik dan kimianya hampir sama, dapatlah dipilih salah satu zat yang daya racunnya lebih kecil; tindakan demikian merupakan dasar dari tindakan substitusi.

Você também pode gostar