Você está na página 1de 12

LAPORAN APRESIASI GELAR TARI TRADISIONAL NUSANTARA 3 Di Gedung Graha Cakrawala Universitas Negeri Malang Kamis, 20 Desember 2012

OLEH JUANITA TIFFANY PUTRI X-5/18/15969

PEMERINTAH KOTA MALANG DINAS PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 MALANG Jalan Tugu Utara No. 1, Telp (0341) 366454, Fax. (0341) 329487 Malang Website : http://www.sman1-mlg.sch.id Email : mitrekasatata@sman1-mlg.sch.id JANUARI 2013

LAPORAN APRESIASI GELAR TARI TRADISIONAL NUSANTARA 3 Di Gedung Graha Cakrawala Universitas Negeri Malang Kamis, 20 Desember 2012

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Pelajaran Seni Budaya Semester Genap Tahun Pelajaran 2012/2013 yang dibina oleh Bapak Irianto Djoko Basuki

OLEH JUANITA TIFFANY PUTRI X-5/18/15969

PEMERINTAH KOTA MALANG DINAS PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 MALANG Jalan Tugu Utara No. 1, Telp (0341) 366454, Fax. (0341) 329487 Malang Website : http://www.sman1-mlg.sch.id Email : mitrekasatata@sman1-mlg.sch.id JANUARI 2013

KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, bahwasannya atas limpahan rahmat dan karuniaNya, kami telah diberikan kesempatan untuk dapat menyelesaikan tugas penyusunan laporan hasil apresiasi gelar tari tradisional Nusantara 3 yang diadakan di gedung Graha Cakrawala Universitas Negeri Malang. Adapun tujuan penyusunan laporan ini, adalah untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan tugas mata pelajaran Seni Budaya. Selain itu, juga untuk mengetahui serta menambah cakrawala atau wawasan pengetahuan tentang tari tradisional yang ada di Indonesia. Penyusunan laporan ini juga bermaksud untuk dapat menyampaikan informasi serta memberikan pemahaman pengetahuan kepada seluruh lapisan masyarakat tentang betapa pentingnya kita mengetahui serta memahami tari tradisional sebagai bentuk tari etnik Indonesia yang wajib kita lestarikan. Namun demikian, penulis dalam hal ini sangat menyadari, bahwa penyusunan laporan ini masih sangat jauh dari sempurna. Oleh karena itu,ibarat tiada gading yang tak retak, tentunya masih banyak kekurangan yang terdapat pada diri penulis, dengan segala kerendahan hati dan segenap kemampuan yang kami miliki, penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya kepada para pembaca. Teriring harapan, sudilah kiranya para pembaca memberikan kritik serta saran yang membangun, demi kesempurnaan di masa yang akan datang.

Malang, Januari 2013 Penulis,

DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG Kesenian tari tradisional nusantara merupakan salah satu dari sekian banyak harta yang dapat kita jumpai di Indonesia. Akan tetapi dewasa ini, kesenian tari tradisional nusantara semakin dilupakan bahkan peminatnya pun berkurang akibat adanya perkembangan budaya modern. Laporan ini penulis buat guna meningkatkan rasa kecintaan terhadap kesenian tari tradisional serta kesadaran untuk melanjutkan dan mengembangkan tari tradisional ini pada kaum kaum muda zaman sekarang. Penulis juga berharap dengan adanya laporan ini, masyarakat dapat tertarik dan ikut menyalurkan bakat dan minat terhadap kesenian tari tradisional nusantara.

BAB II ISI

2.1 JUDUL KARYA TARI Tari Pendet dari Bali

2.2 JUDUL DAN TEMA ACARA Manunggal ing KabudayanPelestarian Tari Tradisional Nusantara Melalui Pendidikan Sebagai Sungbangsih dan Peningkatan Nilai-nilai Pendidikan Dalam Budaya dan Karakter Bangsa

2.3 TUJUAN ACARA 1.Sebagai sarana hiburan bagi masyarakat 2.Meningkatkan kesadaran akan keindahan budaya bangsa sendiri 3.Meningkatkan rasa kecintaan terhadap kesenian tradisional 4.Sebagai media penyalur bakat dan minat terhadap Kesenian Tari Tradisional Nusantara

2.4 SUSUNAN ACARA 1.Sambutan dan Perkenalan 2.Pergelaran Tari 3.Istirahat 4.Pergelaran Tari 5.Pertunjukan band dan Klantink

2.5 MACAM TARIAN 1.Tari Baris (Bali)

2.Tari Margapati (Bali) 3.Tari Cendrawasih (Bali) 4.Tari Pendet (Bali) 5.Tari Reog Dodog (Tulungagung, Jawa Timur) 6.Tari Beskalan (Malang, Jawa Timur) 7.Tari Remo (Malang, Jawa Timur) 8.Tari Grebeg Sabrang (Malang, Jawa Timur) 9.Tari Gambyong Pareanom (Malang, Jawa Timur) 10.Tari Langit Biru (Sunda, Jawa Barat) 11.Tari Aduh Manis (Sunda, Jawa Barat) 12.Tari Topeng Blantek (Sunda, Jawa Barat) 13.Tari Klana Sewandana (Ponorogo, Jawa Timur) 14.Tari Topeng Kona (Bondowoso, Jawa timur)

2.6 PESERTA AUDIENCE Seluruh Murid SMAN 1 Malang kelas X dan Masyarakat umum

BAB III PEMBAHASAN 3.1 TARI PENDET Tari Pendet merupakan tari tradisional dari Pulau Bali. Tarian ini termasuk tarian tertua diantara tari tari yang ada di Pulau Bali. Pada awalnya, tari ini termasuk jenis tari wali, yaitu tari yang dipentaskan khusus unutk keperluan acara keagamaan yaitu sebagai bentuk penyambutan atas turunnya dewata ke alam dunia. Akan tetapi, pada masa sekarang tari Pendet digunakan untuk tari selamat datang.

3.2 KOSTUM TARI Pada masa sekarang tari Pendet digunakan untuk tari selamat datang, sehingga kostum yang digunakan dalam tari pendet dibuat semenarik mungkin agar dapat memikat daya tarik penonton. Kostum tariannya berupa : Sehelai kain (kamen) berwarna merah yang dililitkan di sekitar pingang turun sampai ke mata kaki, baju kebaya berwarna kuning, lalu di pinggang dililitkan sepotong kain atau ambed berwarna hijau. Rambutnya ditata rapi dan sebuah sanggul dengan motif bunga ditempelkan di bagian belakang kepala, serta membawa rangkaian janur.

3.3 GERAK TARI Pada tari Pendet terdapat beberapa macam gerak, yaitu : Gerak ngumbang yaitu gerakan berjalan dilakukan pada saat penari masuk ke panggung serta pada saat berubah posisi dengan penari lain, Ngelung/Agem yaitu badan dibengkokan, Ngegol yaitu pada saat penari berjalan dengan pinggul dan kepala bergoyang, Nyeregseg yang dilakukan pada kaki yaitu dengan cara digeser, Gelatik nuut

papah yaitu jalan ke samping kanan, dengan kedua tangan digerakkan, bergantian, Nyeledet yaitu gerakan mata melirik ke samping kanan dan kiri yang merupakan satu-satunya tari di Indonesia yang sangat menaruh perhatian terhadap unsur ini. Cara melakukannya adalah dengan menarik biji mata ke sudut atau ke samping atas bagi tari putra dan ditarik sejajar untuk putri, ketika nyeledet mata harus terbuka lebar dan tidak boleh dikedipkan, dan ngotag leher yaitu gerakan leher ke samping kanan dan kiri dengan cepat yang tekanannya ada pada dagu. Pada awal pertunjukan, penari memasuki panggung dengan gerakan ngumbang disertai dengan gerakan kaki dan tangan yang sangat luwes disertai gelengan kepala / ngotag leher yang membuat penonton terpukai. Pada saat saat tertentu juga disertai dengan letikan jari jari tangan serta lirikan mata yang sangat tajam sehingga tarian ini terkesan menarik karena memiliki ciri khas sendiri yang sangat memukau karena gerakan khas ini yang menjadi ciri khas dari tari Bali.

3.4 EKSPRESI

3.5 TATA RIAS Tata rias pada penari pada dasarnya diperlukan untuk memberikan tekanan atau aksentuasi bentuk dan garis-garis muka sesuai dengan karakter tarian. Pada tari Pendet, tata rias yang digunakan umumnya berwarna cerah yaitu : Menggunakan eyeshadow warna kuning dan merah berfungsi untuk mempertajam arsiran pada kelopak mata, Pensil alis warna hitam, Blush on berwarna merah di pipi, dan Lipstic merah cerah. Tata rias ini didukung dengan lampu panggung yang

memiliki sinar yang cerah sehingga sangat mendukung dengan tata rias penari sehingga terkesan indah dan menawan.

3.6 IRINGAN/MUSIK TARIAN


Tari Pendet diiringi oleh seperangkat alat gamelan Bali. Perangkat gamelan Bali berbeda dengan perangkat gamelan Jawa. Perangkat gamelan Bali antara lain: tarompong, reyong, bende, kempul, gong, kendang wadu, petuk, kendang lanang, cengceng, jublag, jagong, gangsa, ugal, kantil, dan gong kebyar. Penabuh gamelan biasanya dilakukan pria sambil duduk bersila, dan alat musik dimainkan dengan cara dipukul dengan pemukul khusus. Tari Pendet biasanya diiringi oleh seperangkat alat gamelan Bali yaitu Gong Kebyar. Iringan Tari Pendet tidak terpancang dengan jenis gong itu saja, akan tetapi bisa diiringi dengan jenis gamelan angklung dan jenis gamelan yang lainnya. Lamanya waktu sangat berpengaruh pada lamanya iringan musik. Waktu yang di gunakan dalam sajian tari Pendet adalah delapan meni dari awal mulainya tari Pendet sampai dengan berakhirnya. Waktu yang berkaitan dengan tempo (cepat dan lambat ) dibuat bervariasi, artinya tempo iringan disesuaikan dengan tempo gerak atau sebaliknya. Tempo meliputi tempo lambat, sedang, dan tempo cepat. Tempo lambat terdapat pada gerak agem kanan, agem kiri dan pada saat duduk yang diikuti dengan gerak tabur bunga. Tempo sedang terwujud pada gerak ngumbang ditempat diikuti perubahan arah hadap. Tempo cepat dapat terlihat pada gerak ngumbang memutar, nyeregseg, melincer, dan gerak tabur bunga maju mundur.

3.7 TANGGAPAN 3.8 SARAN

BAB IV PENUTUP
Kesimpulan: Tari Pendet pada awalnya termasuk jenis tari wali yaitu tarian Bali yang dipentaskan khusus untuk keperluan upacara keagamaan yang dimana melambangkan penyambutan atas turunnya dewata ke alam dunia. Tarian ini merupakan tari putri yang memiliki pola pola gerak yang lebih dinamis dari Rejang yang dibawakan secara berkelompok atau berpasangan dan dapat ditarikan oleh semua orang, pemangkus pria dan wanita, dewasa maupun gadis. Seiring perkembangan jaman Tari Pendet ini mengalami perubahan perubahan misalnya pada isi, bentuk, dan tata penyajian kesenian itu sendiri, terjadi karena para seniman secara sadar, kreatif, dan terus menerus memasukkan ide ide baru kedalam kesenian mereka. Yang hingga kini tarian ini dipakai sebagai tari pertunjukan Ucapan Selamat Datang. Tari Pendet ini tidak saja di pentaskan untuk disuguhkan kepada wisatawan namun tarian ini juga lasim menjadi tari pembukaan pagelaran-pagelaran seni pentas di tengah komunalitas masyarakat Bali. Di dalam tarian ini terdapat gerakan ngegol dan sledet yang merupakan salah satu unsur terpenting dalam sebuah tari penyambutan. Musik iringan tari ini adalah Gong Kebyar dengan tempo yang sudah divariasikan. Tata Busana, Tata Rias dan properti tari ini sama dengan Tari Pendet pada umumnya dan Tata Rias yang dipakai sudah menggunakan rias pentas/panggung.

Você também pode gostar