Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
I. PENGERTIAN UMUM
Macam bangunan utama : Bendung : - Berguna untuk menaikkan elevasi (tinggi) muka air sungai sehingga dapat mencapai elevasi daerah layanan, atau untuk tujuan tertentu ; misalnya untuk meningkatkan head dalam PLTA. - Tidak membutuhkan tampungan (waduk) - Biasanya dibangun pada DAS bagian tengah, dimana debit tersedia besar dan beda elevasi daerah layanan tidak terlalu tinggi dari elevasi muka air sungai (tidak lebih dari 5 meter). Bendungan :
-
Berguna untuk menaikkan elevasi muka air, dan meningkatkan debit tersedia pada musim kemarau. membutuhkan tampungan (waduk) Biasanya dibangun pada DAS bagian hulu dimana debit tersedia relatif kecil dan beda elevasi daerah layanan cukup tinggi dari elevasi muka air sungai (bisa lebih dari 50 meter).
Free intake :
-
Berguna untuk mengarahkan dan mengatur aliran air menuju daerah layanan. Hanya berupa pintu pengatur Biasanya dibangun pada DAS bagian hilir dimana debit tersedia cukup besar dan elevasi daerah layanan hampir sama dengan elevasi muka air sungai.
Tubuh bendungan Urugan tanah dan/atau batu, beton Waduk merupakan tampungan alamiah yang berfungsi untuk Pelimpah banjir sistem pembuangan (outlet) akibat kelebihan air Intake Bangunan pengambilan air dari waduk untuk melayani Sistem pengelak berupa bendungan pengelak (cofferdam) dan
di waduk.
4.
terowongan pengelak yang disediakan sebagai pengaman saat kegiatan konstruksi. 6. Prasarana pendukung : inspection gallery, jalan akses, gardu pandang, Rumah pembangkit dari PLTA, Instalasi penjernihan air bersih, sarana rekreasi, dll.
CONTOH BENDUNGAN :
II.
DESAIN TAMPUNGAN WADUK Waduk merupakan tempat penampungan air buatan yang
2.1 Lengkung Kapasitas Waduk terbentuk akibat pembendungan sungai. Fungsi utama dari waduk adalah untuk memantapkan aliran air baik dengan cara pengaturan persediaan air yang berubah-ubah pada suatu sungai alamiah maupun untuk memenuhi tuntutan kebutuhan yang berubah-ubah dari para konsumennya. Berhubung fungsi utama dari waduk adalah menyediakan tampungan air, maka ciri fisiknya yang terpenting adalah kapasitas tampungan. Kapasitas waduk yang bentuknya beraturan dapat dihitung dengan penerapan rumus-rumus untuk menghitung benda padat, sedangkan kapasitas tampungan waduk pada kedudukan alamiah biasanya ditetapkan berdasarkan
pengukuran topografi. Karakteristik tampungan suatu waduk dapat dipresentasikan dalam bentuk grafik hubungan elevasi - volume tampungan- luas genangan, yang biasa disebut lengkung tampungan atau lengkung kapasitas waduk. (Linsley, 1985:164).
Tubuh Bendungan
S. Kwayangan S. Konto
S. Konto S. Kwayangan
CONTOH 1 : Data Karakteristik Tampungan Waduk Selorejo Elevasi (meter) 590 610 615 620 625
70.00 60.00 m 3) 50.00 40.00 30.00 20.00 10.00 0.00 590.00
3 2 y = 0.0038x - 6.7809x + 4082.5x - 819352 2 R = 0.9986
Volume (x 10
595.00
600.00
605.00
610.00
615.00
620.00
625.00
630.00
3.50 3.00 2.50 2.00 1.50 1.00 0.50 0.00 590.00 595.00 600.00 605.00 610.00 615.00
2 y = 0.0013x - 1.493x + 417.75
R2 = 0.9591
620.00
625.00
630.00
Dari dua grafik diatas terlihat bahwa lengkung kapasitas Waduk Selorejo dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan berikut :
dimana, S A EL = Volume tampungan waduk ( x 106 m3) = Luas genangan waduk (Km2) = Elevasi muka air waduk (m)
Lengkung dan persamaan tersebut tentu saja hanya berlaku spesifik untuk Waduk Selorejo, dan tidak berlaku pada waduk yang lain. LATIHAN 1 : Data topografi suatu waduk disajikan pada gambar berikut :
+ 112,00 m
Dari pengukuran peta dengan menggunakan planimetri diperoleh hubungan sebagai berikut : Elevasi (m) A (Km2) Pertanyaan : 85 0 90 1,20 100 3,20 110 3,60 120 410 130 440
Buat gambar lengkung kapasitas waduk ! Buat persamaan yang menyatakan hubungan : EL VS Volume tampungan dan EL VS Luas genangan waduk.
Struktur Tampungan Waduk Terkait dengan fungsinya maka tampungan waduk dapat dibagi menjadi tiga bagian utama, yaitu ;
tampungan mati (dead storage), tampungan efektif (effective storage,) dan tampungan tambahan yang biasanya dimanfaatkan untuk pengendalian banjir (flood storage).
Pembagian daerah (zone) tampungan pada waduk disajikan pada Gambar berikut.
tampungan banjir (flood storage) tubuh bendungan muka air banjir (HWL) muka air normal (NWL) tampungan efektif (effective storage) Dasar sungai Saluran pembawa muka air rendah (LWL)
Gambar 2.1 Pembagian daerah (zone) tampungan pada waduk (Linsley, 1985 :164)
Permukaan genangan normal (normal water level) adalah elevasi maksimum yang dicapai oleh kenaikan permukaan waduk pada kondisi operasi biasa. Pada kebanyakan waduk genangan normal ditentukan oleh elevasi mercu pelimpah atau puncak pintu-pintu pelimpah. Permukaan genangan minimum (low water level) adalah elevasi terendah yang diperoleh bila genangan dilepaskan pada kondisi normal. Permukaan ini dapat ditentukan oleh elevasi dari bangunan pelepasan (intake) terendah di dalam bendungan atau pada elevasi minimum yang disyaratkan untuk operasi turbine-turbinenya (pada waduk yang dioperasikan untuk pembangkit listrik). Tampungan pada daerah yang terletak antara permukaan genangan minimum dan normal disebut tampungan efektif (effective storage) dan daerah di bawah genangan minimum
disebut tampungan mati (dead storage). Tampungan mati merupakan tampungan yang dicadangkan untuk menangkap sedimen, dan bila volume sedimen yang tertangkap lebih besar dari kapasitas yang dicadangkan berarti usia guna waduk tersebut telah berakhir. 2.3 Tampungan Mati (Dead Storage) Tampungan mati merupakan bagian dari waduk yang disediakan untuk menampung sedimen. Kapasitas tampungan mati ini akan sangat ditentukan oleh kadar sedimen dalam aliran sungai dan usia guna waduk yang ditetapkan. Suatu waduk dikatakan telah habis usia gunanya bila sedimen yang tertangkap sudah melebihi kapasitas tampungan mati yang telah ditetapkan. Dalam struktur waduk tampungan mati terletak pada bagian paling bawah dan dibatasi oleh dasar waduk dengan muka air rendah dalam waduk (low water level), dimana pada elevasi tersebut merupakan kedudukan dari dasar intake. Dalam perancangan suatu bendungan usia guna biasa ditetapkan sebesar 50 tahun, sedangkan kadar sedimen dalam aliran sungai diperoleh melalui pengukuran langsung di lapangan atau dari analisis berdasarkan metode empirik yang relevan, misalnya Metode USLE. Volume tampungan mati setidak-tidaknya sebesar 5% dari total tampungan waduk. Dalam perencanaan bendungan, parameter yang dicari adalah tinggi tampungan mati (hds). Contoh analisisnya dapat diuraikan sebagai berikut :
Diketahui -
metode USLE diperoleh 1.5 mm/tahun. - Luas DAS = 200 Km2 Maka ; = 1.5 x 10-3 x 200 x 106 - Volume tanah tererosi (qs) m3/tahun = 3 x 105 m3/tahun - Perkiraan Volume sedimen yang tertangkap di waduk (Vs) : Vs = qs x t x TE = 3 x 105 x 50 x 0.7 = 10.5 x 106 m3 TE : Trap efisiensi waduk, yaitu perbandingan antara volume sedimen yang tertangkap di waduk dengan total volume sedimen yang melewatinya. Untuk keperluan desain, nilai TE dapat ditentukan dengan menggunakan grafik di buku TSDA Jilid I.
perhitungan CONTOH 1, maka tentukan kedudukan LWL pada El. + ... m, dan tinggi tampungan mati adalah (LWL El dasar waduk) atau .... meter.
WAWASAN
Mekanisme transportasi sedimentasi di sungai ;
-
Setiap sungai membawa sejumlah sedimen terapung (suspended sediment) serta menggerakkan bahan-bahan padat di sepanjang dasar sungai sebagai muatan dasar (bad load).
Gerakan dari partikel muatan dasar adalah dengan cara menggelinding, menggeser dan melompat, sedangkan pada muatan terapung dipengaruhi oleh turbulensi pada bidang aliran. Bila didasarkan pada asal dari bahan yang terangkut maka angkutan material sedimen dibedakan menjadi angkutan dasar (bed material transport) dan angkutan material tercuci (wash load). Angkutan material dasar berasal dari dasar sungai, berarti bahwa angkutan tersebut ditentukan oleh keadaan dasar dan karakteristik aliran. Angkutan material dasar bisa terdiri dari muatan dasar dan muatan tersuspensi. Material sedimen dari angkutan material tercuci tidak berhubungan dengan keadaan setempat, tetapi berasal dari sumber luar akibat erosi lahan. Angkutan material tercuci biasanya terangkut sebagai muatan tersuspensi dan umumnya berupa bahan yang sangat halus. Adanya muatan ini dapat berpengaruh pada turbulensi dan viskositas karena itu mempunyai pengaruh terhadap karakteristik aliran yang terjadi. Wash load tidak penting terhadap perubahan dasar sungai, tetapi untuk kasus sedimentasi di waduk menjadi penting oleh karena jumlahnya yang cukup besar. Mekanisme angkutan dasar secara skematis ditunjukkan pada Gambar berikut (Jansen dkk, 1979 : 90).
Muatan dasar (bed load) Angkutan material dasar (bed material transport)
Mekanisme
Oleh karena berat jenis dari material sedimen rata-rata sebesar 2,65 maka partikel-partikel dari sedimen terapung cenderung untuk mengendap ke dasar alur, tetapi akibat turbulensi dapat menghalangi pengendapan secara gravitasi tersebut. Bila air yang mengandung sedimen mencapai suatu waduk, maka kecepatan aliran dan turbulensinya akan sangat jauh berkurang. Partikel-partikel kebanyakan terapung agak besar yang akan tetap akan berupa yang lama muatan lebih dan dasar akan
mengendap sebagai suatu delta di hulu waduk. Partikel-partikel terapung lebih kecil sebagian
Partikel-partikel yang sangat kecil akan tetap terapung lebih lama lagi dan sebagian darinya mungkin akan keluar waduk bersama air yang mengalir melalui outlet waduk baik melalui intake maupun pelimpah banjir. Upaya untuk menahan sedimen dari muatan dasar ke dalam waduk dapat dilakukan dari jenis lebih partikel efektif ini adalah dengan cara menghadangnya langsung oleh karena gerakan menggelinding, menggeser atau melompat. Namun tidak demikian dengan muatan tersuspensi, oleh sebab itu beban sedimentasi di waduk lebih didominasi oleh jenis sedimen dari muatan tersuspensi.
Aliran air keruh Sampah mengambang
Dua faktor yang mempengaruhi pola sebaran sedimen di waduk adalah faktor hidrolis dan faktor karakteristik sedimen. Dari hasil penelitian terdahulu berjudul Identifikasi Besaran Parameter Model Aliran Dinamis dan Transportasi Sedimen Waduk Selorejo dengan SMS 8.0 yang telah dilakukan oleh peneliti pada Tahun 2007, menunjukkan bahwa akibat pembendungan sungai menjadikan kecepatan aliran di dalam waduk sangat kecil. Pola sebaran sedimen Waduk Selorejo secara rinci sangat dipengaruhi oleh faktor kedalaman alirannya. Bagian palung waduk terdalam cenderung memiliki endapan yang lebih tebal dibanding palung yang lebih dangkal. Dari hasil simulasi model juga menunjukkan bahwa ketebalan rata-rata sedimen di Waduk Selorejo pada rentang waktu 6 (enam) tahun (Tahun 1999 ~ Tahun 2003) adalah 0,927 meter dengan nilai rata-rata 0,309 meter per dua tahun. Gambar 13 sampai Gambar 16 menunjukkan proses akumulasi ketebalan sedimen di waduk. Gambar-gambar proses awal tersebut menunjukkan bahwa terjadi pada zone waduk sedimentasi
terdalam, yaitu pada daerah di sekitar tubuh bendungan. Namun pada suatu kesetimbangan tertentu dimana konsentrasi sedimen di zone tersebut telah melampaui nilai konsentrasi sedimen pada aliran, maka sedimen akan menyebar pada zone lain yang memiliki konsentrasi sedimen lebih rendah. Fenomena tersebut menunjukkan
bahwa sebenarnya secara alamiah proses penimbunan sedimen dimulai pada bagian tertentu, yaitu bagian palung waduk yang dalam. Bila pada bagian tersebut dapat dikendalikan dengan cara mempertahankan konsentrasi sedimen agar tetap rendah (nilainya lebih kecil dari bagian lain di sekitarnya) maka potensi penyebaran sedimen bisa ditekan. Secara teknis upaya tersebut outlet. dapat dilakukan dengan segera mengeluarkannya melalui pipa langsung menuju bottom
NODE
2.4 Analisis Kapasitas Tampungan Efektif 2.4.1 Kurva Massa Ganda Untuk keperluan desain awal suatu waduk, maka Kurva Massa Ganda (Diagram RIPPLE) dapat digunakan sebagai alat untuk menentukan target manfaat dan kapasitas tampungan efektif yang diperlukan. Seperti telah dijelaskan bahwa waduk pada prinsipnya berfungsi untuk menampung air pada saat musim hujan dan kemudian memanfaatkannya pada saat musim kemarau, seperti terlihat pada Grafik Inflow-outflow. Dari gambar tersebut terlihat bahwa dengan target kebutuhan yang telah ditetapkan, maka potensi debit di sungai tidak akan mampu memenuhi terutama pada periode ke 13 hingga 36. Upaya untuk dapat memenuhi kebutuhan tersebut hanya dapat dilakukan dengan cara menampung air selama periode 1 hingga 13 (saat kelebihan air) dan memanfaatkannya saat kekurangan air. Namun untuk menentukan seberapa besar kapasitas tampungan efektif (optimum) yang diperlukan, maka dapat didekati dengan menggunakan diagram RIPPLE seperti ditunjukkan pada gambar berikutnya. Analisis ini hanya didasarkan pada aspek potensi air, untuk memutuskan seberapa besar kapasitas tampungan efektif sesungguhnya maka perlu dilakukan pengecekan terhadap lengkung kapasitas waduk yang ada. Bila ternyata volume tampungan yang dihasilkan dari diagram RIPPLE lebih kecil dari potensi tampungan lapangan yang ada berarti hasil analisis yang diperoleh dapat digunakan, namun bila sebaliknya maka volume tampungan
maksimum yang digunakan sebagai batas untuk menentukan tingkat kebutuhan air yang dapat dipenuhi dari waduk.
Grafik Inflow-outflow Waduk
30.00 25.00
Q_andalan Q_kebutuhan
Debit (m /detik)
23
25
27
29
31
33
35
C
Kemiringan kebutuhan
B A
= kebutuhan (m3/periode)
0~A ~B : Masa pengisian B~C~D : Masa pengosongan 0 t (periode)
Tentukan : Volume tampungan efektif yang diperlukan, bila kebutuhan air ditetapkan sebesar ; 10 m3/detik sepanjang waktu (konstan) !
Penyelesaian :
Grafik Inflow - Outflow
30.00 25.00 Debit (m3/detik) 20.00 15.00 10.00 5.00 0.00
LATIHAN 2 : 1. Dengan menggunakan data debit andalan yang sama dengan CONTOH 2, hitung volume tampungan efektif yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan air konstan sebesar 12 m3/detik !
2.
(berdasarkan lengkung kapasitas waduk) sebesar 120 x 106 m3, hitung kebutuhan air maksimum yang dapat dipenuhi (anggap kebutuhan air merata sepanjang waktu) !
2.4.2 Keseimbangan Air di Waduk Persamaan dasar keseimbangan air di waduk untuk simulasi ini diuraikan sebagai berikut : St = St-1 + It - Et - Qout - Qspiiloutt dengan ; St St-1 Et Qoutt t = Tampungan waduk pada periode t = Tampungan waduk pada periode t-1 = Kehilangan air akibat evaporasi di waduk pada periode t = Suplai untuk air untuk memenuhi kebutuhan periode t = Outflow melalui pelimpah banjir periode t = Periode operasi waduk
Qspilloutt
tubuh bendungan
Qo_pelimpah
ht St-1
St
Dasar sungai
Saluran pembawa
Qoutflow w
CONTOH 3 : Diketahui :
Debit Inflow ke waduk ditunjukkan pada LATIHAN 2. Kebutuhan air menerus sepanjang waktu sebesar 12 Volume tampungan Mati = 10 x 106 m3 Volume tampungan efektif = 55 x 106 m3
m3/detik
Pertanyaan : Buat pola keseimbangan air di waduk !, dan bagaimana keandalan ditetapkan ?
Bila debit tersebut digunakan untuk membangkitkan PLTA, berapa daya maksimum dan energi tahunan yang dapat dihasilkan dalam setiap tahun?
Keterangan : P = .. 9,81.Q.Heff. dimana : P = Daya (kWatt) = efisiensi (0,70) Q = Debit pembangkit (m3/det) Heff = Tinggi tekan efektif (m) Anggap nilainya = 0.85 Hbruto
Mencari hubungan Volume Tampungan VS Elevasi muka air waduk seperti ditunjukkan grafik di bawah ini. Dengan menggunakan persamaan regresi yang sesuai diperoleh : EL (m) = 0,0003 x vol3 -0,0359 x vol2 + 1,7629 x vol + 590,12 Vol dalam satuan 106 m3.
Gra fik Hubunga n Volum e V S Ele va si 630.00 625.00 620.00 Elevasi (m) 615.00 610.00 605.00 600.00 595.00 590.00
1 0.00 20.0 0 30.00 40.00 50.00 6 0.00
6
70 .0 0
3
Volume (x 10m )
= =
10 55 65 (m /det)
x 106 m3 x 10 m
6 3
x 106 m3 S_bruto
6 3
EL. MAW
6 3 6
(x10 m ) (x10 m ) (x10 m3) [10] 65.00 65.00 65.00 [11] 635.42 635.42 635.42
[3] 15 16
Peb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul
1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2
15 14 15 16 15 15 15 16 15 15 15 16 15 16 15 15 15 16 15 15 15 16 15 16 15 14 15 16 15 15 15 16 15 15 15 16
19.052 18.206 19.079 18.962 17.485 15.58 12.698 10.54 8.094 7.993 7.483 6.452 6.793 5.496 5.019 7.701 9.574 11.291 14.13 17.583 18.563 18.245 24.157 20.07 19.052 18.206 19.079 18.962 17.485 15.58 12.698 10.54 8.094 7.993 7.483 6.452
24.691 22.022 24.726 26.213 22.661 20.192 16.457 14.570 10.490 10.359 9.698 8.919 8.804 7.598 6.505 9.980 12.408 15.609 18.312 22.788 24.058 25.222 31.307 27.745 24.691 22.022 24.726 26.213 22.661 20.192 16.457 14.570 10.490 10.359 9.698 8.919
12.00 12.00 12.00 12.00 12.00 12.00 12.00 12.00 12.00 12.00 12.00 12.00 12.00 12.00 12.00 12.00 12.00 12.00 12.00 12.00 12.00 12.00 12.00 12.00 12.00 12.00 12.00 12.00 12.00 12.00 12.00 12.00 12.00 12.00 12.00 12.00
15.552 14.515 15.552 16.589 15.552 15.552 15.552 16.589 15.552 15.552 15.552 16.589 15.552 16.589 15.552 15.552 15.552 16.589 15.552 15.552 15.552 16.589 15.552 16.589 15.552 14.515 15.552 16.589 15.552 15.552 15.552 16.589 15.552 15.552 15.552 16.589
9.139 7.507 9.174 9.624 7.109 4.640 0.905 -2.018 -5.062 -5.193 -5.854 -7.670 -6.748 -8.991 -9.047 -5.572 -3.144 -0.980 2.760 7.236 8.506 8.633 15.755 11.156 9.139 7.507 9.174 9.624 7.109 4.640 0.905 -2.018 -5.062 -5.193 -5.854 -7.670
55.00 55.00 55.00 55.00 55.00 55.00 55.00 52.98 47.92 42.73 36.87 29.20 22.45 13.46 4.42 0.00 0.00 0.00 2.76 10.00 18.50 27.13 42.89 54.05 55.00 55.00 55.00 55.00 55.00 55.00 55.00 52.98 47.92 42.73 36.87 29.20
65.00 65.00 65.00 65.00 65.00 65.00 65.00 62.98 57.92 52.73 46.87 39.20 32.45 23.46 14.42 10.00 10.00 10.00 12.76 20.00 28.50 37.13 52.89 64.05 65.00 65.00 65.00 65.00 65.00 65.00 65.00 62.98 57.92 52.73 46.87 39.20
635.42 635.42 635.42 635.42 635.42 635.42 635.42 633.69 630.08 627.24 624.77 622.13 619.78 615.59 608.97 604.46 604.46 604.46 607.39 613.42 618.15 621.44 627.32 634.58 635.42 635.42 635.42 635.42 635.42 635.42 635.42 633.69 630.08 627.24 624.77 622.13
9.14 7.51 9.17 9.62 7.11 4.64 0.90 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 8.19 7.51 9.17 9.62 7.11 4.64 0.90 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
7.05 6.21 7.08 6.96 5.49 3.58 0.70 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 6.32 6.21 7.08 6.96 5.49 3.58 0.70 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
1 2 1 2 1 2 1 2 1 2
15 16 15 15 15 16 15 15 15 16
6.793 5.496 5.019 7.701 9.574 11.291 14.13 17.583 18.563 18.245
8.804 7.598 6.505 9.980 12.408 15.609 18.312 22.788 24.058 25.222
12.00 12.00 12.00 12.00 12.00 12.00 12.00 12.00 12.00 12.00
15.552 16.589 15.552 15.552 15.552 16.589 15.552 15.552 15.552 16.589
-6.748 -8.991 -9.047 -5.572 -3.144 -0.980 2.760 7.236 8.506 8.633
22.45 13.46 4.42 0.00 0.00 0.00 2.76 10.00 18.50 27.13
32.45 23.46 14.42 10.00 10.00 10.00 12.76 20.00 28.50 37.13
619.78 615.59 608.97 604.46 604.46 604.46 607.39 613.42 618.15 621.44
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
3. Dari tabel (butir 2), maka dapat dibuat grafik hubungan sebagai berikut :
LWL
P e riode (1/2 b u la na n)
Q_in
25
Debit (m 3/detik)
20
Qo_release
15
10
Q_spillout
0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39 41 43 45 47
4. Dari tabel (butir 2), maka dapat dikembangkan untuk menghitung daya dan energi sebagai berikut :
Bulan [1] Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des
Periode [2] 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2
JH (hari) [3] 15 16 15 14 15 16 15 15 15 16 15 15 15 16 15 16 15 15 15 16 15 15 15 16
Q_release (m /detik) [4] 12.00 12.00 12.00 12.00 12.00 12.00 12.00 12.00 12.00 12.00 12.00 12.00 12.00 12.00 12.00 12.00 12.00 0.00 0.00 0.00 12.00 12.00 12.00 12.00
3
EL. MAW (m) [5] 635.42 635.42 635.42 635.42 635.42 635.42 635.42 635.42 635.42 633.69 630.08 627.24 624.77 622.13 619.78 615.59 608.97 604.46 604.46 604.46 607.39 613.42 618.15 621.44
Hbruto (m) [6] 50.42 50.42 50.42 50.42 50.42 50.42 50.42 50.42 50.42 48.69 45.08 42.24 39.77 37.13 34.78 30.59 23.97 19.46 19.46 19.46 22.39 28.42 33.15 36.44
Hnetto (m) [7] 42.856 42.856 42.856 42.856 42.856 42.856 42.856 42.856 42.856 41.391 38.321 35.905 33.806 31.562 29.560 26.006 20.376 16.540 16.540 16.540 19.034 24.153 28.176 30.975
Daya (kW) [8] 3,531.48 3,531.48 3,531.48 3,531.48 3,531.48 3,531.48 3,531.48 3,531.48 3,531.48 3,410.75 3,157.83 2,958.76 2,785.78 2,600.86 2,435.83 2,142.96 1,679.08 1,568.50 1,990.30 2,321.82 2,552.50 3,531.48 2,557.85
Energi (x106 kWh) [9] 4,576.80 4,881.92 4,576.80 4,271.68 4,576.80 4,881.92 4,576.80 4,576.80 4,576.80 4,715.02 4,092.55 3,834.55 3,610.37 3,595.43 3,156.84 2,962.43 2,176.09 2,032.77 2,579.43 3,009.08 3,528.57 80,789.48 4,881.92 3,366.23
TWL
585
daya/energi
LATIHAN 3 : Dengan mengacu pada cara perhitungan CONTOH 3, buat analisis serupa untuk menentukan energi listrik tahunan yang dapat dihasilkan oleh waduk bila kebutuhan air untuk PLTA ditetapkan sebesar 11 m3/detik. Beri penjelasan dari hasil yang telah diperoleh.
2.4.3. Tampungan Banjir (Flood Storage) Tampungan banjir merupakan bagian dari waduk yang dapat berfungsi untuk mereduksi debit banjir yang terjadi. Dalam struktur waduk tampungan banjir ini terletak paling atas dan dibatasi oleh muka air normal (normal water level) dengan muka air tinggi (high water level). Dalam perancangan suatu bendungan, besarnya tampungan banjir ini akan sangat dipengaruhi oleh dimensi pelimpah banjir (spill way) dari waduk untuk pembuangan kelebihan airnya saat musim banjir, pelimpah banjir. Penentuan besarnya tampungan banjir ini (menyangkut volume dan tingginya) biasa dikaitkan dengan aspek ekonomi, disamping keamanan konstruksi. Secara teknis penetapannya dilakukan melalui teknik optimasi dengan fungsi sasaran biaya konstruksi pelimpah dan tubuh bendungan yang minimum. Bangunan pelimpah yang sesuai untuk waduk yang berfungsi sebagai penyedia air adalah berupa ambang overflow/freeflow atau pelimpah bebas. Kelebihan mendasar dari tipe pelimpah tersebut adalah murahnya biaya konstruksi, mudahnya biaya operasional serta ringannya biaya pemeliharaan karena tidak dilengkapi sarana mekanis. A. Lebar Pelimpah Optimum Konsep optimasi untuk penentuan lebar pelimpah dan tinggi tampungan banjir optimum ditunjukkan pada gambar berikut : sehingga secara teknis ketinggiannya harus ditentukan secara bersama-sama dengan penentuan dimensi
Juta Rp
Cost min
Cost Tubuh Bendungan
B1
B2
Bopt
B3
B4 ..
Dengan mengikuti konsep tersebut, maka alur analisis untuk menentukan dimensi pelimpah dan tinggi tampungan banjir optimum dapat diuraikan sebagai berikut.
1. 1.
Tentukan dimensi lebar pelimpah tertentu (mulai dari B1) Lakukan analisis penelusuran banjir (flood routing) pada
waduk melalui pelimpah tersebut dengan data inflow berupa debit banjir rancangan kala ulang 1000 Tahun (sesuai kriteria perencanaan bendungan). Dari analisis ini akan diperoleh tinggi tampungan banjir (htb)
1.
Hitung tinggi bendungan yang diperlukan sesuai dimensi H = htm + hte + htb + w
pelimpah tersebut, dimana w adalah tinggi jagaan (free board), dalam tahap ini nilainya dapat diperkirakan terlebih dahulu.
2.
yang diasumsikan
1.
Perkirakan biaya konstruksi tubuh bendungan Perkirakan biaya totalnya Plot hasil perhitungan tersebut pada grafik hubungan
1.
1.
antara lebar pelimpah dan biaya konstruksi, seperti gambar di atas. 8. Ulangi butir 1 dengan masukan data lebar pelimpah yang lain (B2) 9. cukup
10.
Hentikan perhitungan bila data sudah dianggap Dengan cara grafis maka dapat ditentukan lebar pelimpah optimum
Analisis dengan pertimbangan ekonomis bukan satu-satunya cara untuk menetapkan bendungan, lebar pelimpah lain dalam suatu perencanaan pertimbangan menyangkut
keamanan konstruksi dan pertimbangan resiko akibat kerusakan yang mungkin terjadi seringkali menjadi pertimbangan utama. Lebar pelimpah yang ideal biasanya berkisar pada lebar efektif palung sungai dimana site bendungan ditetapkan. B. Penelusuran Banjir Melalui Waduk Pada prinsipnya penelusuran banjir pada waduk didasarkan pada persamaan kontinuitas sebagai berikut : dS/dt = I - O Bila dinyatakan dalam finite interval waktu :
I + I t +1 O Ot 1 S t 1 S t = t .t t .t 2 2
atau,
I t + I t +1 S t Ot + 2 t 2
Jika,
S t +1 Ot +1 + = 2 t
S1 Q1 =1 t 2
dan,
S 2 Q2 + = 1 t 2
I1 +I 2 + 1 = 2 2
dengan, It It+1 Ot Ot+1 St+1 = Aliran masuk waduk pada permulaan waktu t = Aliran masuk waduk pada akhir waktu t = Aliran keluar dari waduk pada permulaan waktu t = Aliran keluar dari waduk pada akhir waktu t = Tampungan waduk pada akhir waktu t
Persamaan di atas dikembangkan oleh L.G. Puls dari US Army Corps of Engineers. Persamaan Outflow melalui pelimpah bebas, dirumuskan sebagai beri-kut : Q = C * B * H3/2 dengan, C B L n Kp = Koefisien limpahan (1,7 ~ 2,2 m1/2/det) = Lebar efektif pelimpah = L - 2*(n*Kp + Ka)*H = Lebar kotor mercu pelimpah = Jumlah pilar = Koefisien kontraksi pada pilar
Ka H h v g
= Koefisien kontraksi pada dinding samping = Tinggi energi di atas ambang pelimpah = h +v2/2g = Tinggi air di atas pelimpah (m) = koefisien pembagian kecepatan aliran = Kecepatan aliran rerata di muka ambang pelimpah (m/det) = Percepatan grafitasi = 9,81 m/det2
t (jam) 0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 3.00 3.50 4.00 4.50 5.00 5.50
Bangunan pelimpah tipe bebas (over flow) tidak berpilar Lebar rencana pelimpah (B) = 32 m NWL = 272,70 m C dianggap tetap = 2 m1/2/detik Lengkung kapasitas waduk memiliki persamaan ; S = 2.8107. EL - 766.53 ; dimana, 6 3 S = tampungan waduk (x 10 m ) EL = Elevasi muka air waduk (m) Debit inflow Q1000Th diuraikan sebagai berikut :
Q t (jam) 6.00 6.50 7.00 7.50 8.00 8.50 9.00 9.50 10.00 10.50 11.00 11.50 Q (m3/det) 313.00 261.00 215.00 181.00 155.00 132.00 114.00 99.00 87.00 76.00 68.00 59.00 t (jam) 12.00 12.50 13.00 13.50 14.00 14.50 15.00 15.50 16.00 16.50 17.00 Q (m3/det) 51.00 44.00 38.00 33.00 28.00 24.00 20.00 16.00 13.00 10.00 7.00
(m3/det) 6.00 7.00 11.00 25.00 77.00 182.00 299.00 420.00 441.00 432.00 402.00 362.00
Tentukan : Penyelesaian :
PENELUSURAN BANJIR DI WADUK MELALUI PELIMPAH BEBAS (OVER FLOW) Data teknis pelimpah : Overflow (aliran Tipe = bebas) 32 meter (tanpa Lebar = pilar) Asumsi :
- Koefisien debit (C) pelimpah dianggap konstan ambang bangunan pelimpah Tabel :
Elevasi [m] [1] 272.70 272.90 273.10 273.30 273.50 273.70 273.90 274.10 274.30 274.50 274.70 274.90 275.10 275.30
EL. 272.70 m
t
Tabel :
[ m /det] [4]
[ m /det] [5]
0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0 3.5 4.0 4.5 5.0 5.5 6.0 6.5 7.0 7.5 8.0 8.5 9.0 9.5 10.0 10.5 11.0 11.5 12.0 12.5 13.0 13.5 14.0 14.5 15.0 15.5 16.0 16.5 17.0 Maksimum
7.0 11.0 25.0 77.0 182.0 299.0 420.0 441.0 432.0 402.0 362.0 313.0 261.0 215.0 181.0 155.0 132.0 114.0 99.0 87.0 76.0 68.0 59.0 51.0 44.0 38.0 33.0 28.0 24.0 20.0 16.0 13.0 10.0 7.0 441.0
6.50 9.00 18.00 51.00 129.50 240.50 359.50 430.50 436.50 417.00 382.00 337.50 287.00 238.00 198.00 168.00 143.50 123.00 106.50 93.00 81.50 72.00 63.50 55.00 47.50 41.00 35.50 30.50 26.00 22.00 18.00 14.50 11.50 8.50
292.54 295.93 301.27 314.25 355.88 464.63 663.56 951.38 1276.21 1575.70 1829.17 2026.95 2165.71 2245.62 2273.59 2262.70 2225.69 2170.00 2101.03 2023.65 1941.39 1856.50 1771.06 1686.01 1601.32 1517.87 1436.43 1357.73 1281.96 1209.29 1139.89 1073.43 1010.11 950.06
299.04 304.93 319.27 365.25 485.38 705.13 1023.06 1381.88 1712.71 1992.70 2211.17 2364.45 2452.71 2483.62 2471.59 2430.70 2369.19 2293.00 2207.53 2116.65 2022.89 1928.50 1834.56 1741.01 1648.82 1558.87 1471.93 1388.23 1307.96 1231.29 1157.89 1087.93 1021.61 958.56
0.209 0.212 0.221 0.248 0.320 0.452 0.643 0.858 1.057 1.225 1.356 1.448 1.501 1.519 1.512 1.488 1.451 1.405 1.354 1.299 1.243 1.186 1.130 1.074 1.018 0.965 0.912 0.862 0.814 0.768 0.724 0.682 0.642 0.604 1.519
6.10 6.25 6.64 7.92 11.61 19.47 33.00 50.89 69.53 86.75 101.05 111.50 117.67 119.86 119.01 116.12 111.83 106.58 100.80 94.77 88.69 82.69 76.87 71.21 65.78 60.62 55.77 51.23 47.00 43.07 39.42 36.04 32.93 30.07 119.86
272.909 272.912 272.921 272.948 273.020 273.152 273.343 273.558 273.757 273.925 274.056 274.148 274.201 274.219 274.212 274.188 274.151 274.105 274.054 273.999 273.943 273.886 273.830 273.774 273.718 273.665 273.612 273.562 273.514 273.468 273.424 273.382 273.342 273.304 274.22
Fluktuasi MAW
274.40 274.20 274.00 EL. MAW (m) 273.80 273.60 273.40 273.20 273.00 272.80
0.0 1.0 2.0 3.0 4.0 5.0 6.0 7.0 8.0 9.0 10.0 11.0 12.0 13.0 14.0 15.0 16.0 17.0 18.0
t (jam)