Você está na página 1de 25

KERAJAAN MATARAM KUNO

Kelompok 3: Balqis Isnaindhia Usni Kaniya Parama Artini Kidung Asmara Nadya Ayu Paramitha Raden Roro Nurul K Sintya Ayuningtyas XI.IPS.3

LETAK KERAJAAN MATARAM KUNO

Kerajaan Mataram Kuno terletak di Jawa Tengah dengan intinya sering disebut Bhumi Mataram. Daerah ini dikelilingi oleh Gunung Sindoro, Gunung Sumbing, Gunung MerapiMerbabu, dan Pegunungan Sewu. Daerah ini juga dialiri oleh Sungai Bogowonto, Sungai Progo, dan Bengawan Solo sebabnya daerah ini sangat subur

DINASTI SANJAYA

A. SUMBER SEJARAH
Prasasti Canggal (732 M)
Prasasti

Canggal ditemukan di halaman Candi Gunung Wukir di desa Canggal berangka tahun 732 M dalam bentuk Candrasangkala Prasasti Canggal menggunakan huruf Pranagari dan bahasa Sansekerta isinya menceritakan tentang pendirian Lingga di desa Kunjarakunja oleh Raja Sanjaya.

Prasasti Balitung (907 M)


Terbuat dari tembaga, dibuat pada masa Raja Diah Balitung. Isinya tentang pemberian tanah oleh Raja Diah Balitung kepada 5 patihnya yang telah berjasa

Kitab Carita Parahyangan

Isinya yaitu menceritakan tentang Raja-Raja Sanjaya

B. KEHIDUPAN POLITIK
Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya Pendiri kerajaan Mataram Ia memperdalam agama Hindu Siwa Meninggal kira-kira pada pertengahan abad ke-8 Masehi Digantikan oleh Rakai Panangkaran kemudian Rakai Warak kemudian Rakai Garung

Sri Maharaja Rakai Pikatan


Balaputra Dewa

Pramodha wardani

Rakai Pikatan

Sri Maharaja Rakai Kayuwangi


Rakai Kayuwangi dibantu oleh 5 orang patih dan diketuai oleh seorang patih. Ia berusaha keras memajukan pertanian unuk menunjang aktivitas kehidupan perekonomian rakyatnya. Perhatiannya dalam bidang keagamaan sangat besar.

Sri Maharaja Rakai Watuhumalang


Masa pemerintahan Watuhumalang tidak diketahui secara jelas, karena prasasti-prasasti yang ditemukan lebih banyak membicarakan masalah masalah keagamaan. Pada masa pemerintahannya masalah keagamaan mendapat perhatian lebih khusus daripada masalah pemerintahan

Sri Maharaja Watukura Diah Balitung


Ia berhasil mempersatukan kembali kerajaan kerajaan yang hampir terpecah belah Daerah kekuasaannya meluas hingga ke Jawa Timur Prasasti terpenting Prasasti Mantyasih (Kedu) Tiga jabatan terpenting: Rakryan I Hino, Rakryan I Halu, Rakryan I Sirikan

Sri Maharaja Daksa


Pengganti Diah Balitung adalah Daksa. Mpu Daksa memerintah sekitar tahun 913-919 Masehi. Sebelum menjadi Raja Mataram ia menjabat sebagai Rakryan I Hino. Pada masa pemerintahannya, pembuatan Candi Prambanan dapat diselesaikan. Masa pemerintahan Raja Daksa tidak berlangsung lama dan digantikan oleh Tulodhong.

Rakai Layang Dyah Tulodhong


Dyah Tulodhong memerintah sekitar tahun 919924 Masehi. Dyah Tulodhong naik takhta menggantikan Mpu Daksa. Pada masa pemerintahan Dyah Tulodhong sangat singkat dan tidak terjadi hal hal menonjol atau penting di masa pemerintahannya.

Sri Maharaja Rakai Wawa


Pengganti Dyah Tulodhong adalah Rakai Wawa. Masa pemerintahannya berlangsung sekitar tahun 928-929 M. Dalam menjalankan pemerintahannya ia dibantu oleh Mpu Sindok yang menjabat sebagai Rakryan I Hino. Dalam masa pemerintahannya terjadi kekacauan yang menjalar sampai ke ibukota kerajaan. Kekacauan itu dapat diatasi, sehingga keamanan dapat dipulihkan.

Mpu Sindok
Setelah Rakai Wawa meninggal, ia digantikan oleh mpu Sindok. Namun karena rasa khawatir terhadap serangan serangan yang dilancarkan Sriwijaya, maka mpu sindok memindahkan pusat pemerintahannya dari Jawa Tengah ke Jawa Timur. Sejak saat itu berakhirlah kekuasaan kerajaan mataram di Jawa Tengah.

C. Kehidupan Ekonomi
Pada masa pemerintahan Kayuwangi, berkembang usaha-usaha untuk memajukan pertanian. Sementara pada masa pemerintahan raja Balitung kehidupan perekonomian mulai berkembang. Raja memerintahkan pembangunan pusat pusat perdagangan. Kejadian itu menunjukan bahwa raja Balitung sudah berusaha menjamin soal pengangkutan.

D. Kehidupan Kebudayaan
Keturunan raja Sanjaya tetap beragama Hindu. Mereka mendirikan candi-candi Hindu di dataran tinggi Dieng dengan masa pembangunannya berkisar tahun 778-850 M. Pada zaman Rakai Pikatan dibangun candi-candi Hindu yang lebih besar, seperti Candi Prambanan. Pembangunan Candi Prambanan diteruskan para penggantinya dan selesai pada masa pemerintahan Raja Daksa sekitar tahun 915M. Candi-Candi lain diantaranya Candi Sambisari, Candi Ratubaka, dan Candi Gedong Songo.

DINASTI SYAILENDRA

A. SUMBER SEJARAH
Prasasti Kalasan (778 M)

Prasasti Ratu Boko (856 M)

Prasasti Nalanda (860 M)

Prasasti Kelurak (782 M)

B. Kehidupan Politik

Raja Bhanu (752775 M)

Raja Wisnu (775782 M)

Raja Indra (782812 M)

Raja Samaratungga (812-833 M)

Raja Balaputra Dewa (833-856 M)

Ratu Pramodhawardani (856 M)

Raja Indra Dinasti Syailendra menjalankan politik ekspansi pada masa pemerintahan Raja Raja Samarottungga Pengganti Raja Indra bernama Samarottungga. Pada zaman Indra. Perluasan wilayah ini ditunjukan untuk menguasai daerah-daerah sekitar Selat kekuasaannya dibangun Candi Borobudur. Namun sebelum pembangunan Candi Malaka. Selanjutnya, yang memperkokoh pengaruh kekuasaan Syailendra terhadap Borobudur selesai, Raja Samarottungga meninggal dan digantikan oleh putranya yang Sriwijaya adalah karena Raja Indra menjalankan perkawinan politik. Raja Indra bernama Balaputra Dewa yang merupakan anak dari selir. Akan tetapi sebenarnya yang mengawinkan putranya yang bernama Samarottungga dengan putri Raja Sriwijaya. berhak menggantikan adalah putrinya yang lahir dari permaisuri yang bernama Pramodhawardani. Dia menolak, karena tidak mungkin sanggup untuk memerintah. Akhirnya tahta kerajaan diserahkan kepada Balaputra Dewa (adik tirinya).

C. Kehidupan Sosial
Kehidupan sosial masyarakat Syailendra sudah teratur, ditandai dengan pembuatan candi dengan sikap kegotong-royongan masyarakat serta ketaatan rakyat kepada rajanya

D. Kehidupan Budaya

Kekuasaan Syailendra meninggalkan banyak warisan budaya khususnya candi yang megah seperti Borobudur, Mendut, Sewu, Pawon, Kalasan, dan Sari.

Você também pode gostar