Você está na página 1de 1

Undang-undang tentang malprate Dalam etia profesi yang disahan oleh setiap lembaga mempunyai fungsi pengawasa n yang

uat dan nyata terhadap pelau dan benar-benar harus dipatuhi sebagai seo rang doter. Jeja ream medi yang aurat merupaan einginan setiap pasien unt u mengetahui apa penyait yang dideritanya. Ketidapastian jeja ream medi te rsebut tentu saja menambah ontroversi asus dugaan malprati, arena dapat di ategorian sebagai euthanasia (tindaan medi untu mengahiri hidup orang). Eut hanasia di Indonesia merupaan tindaan yang melanggar huum arena identi deng an upaya pembunuhan dan pelanggaran ha asasi manusia (HAM). UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, maa doter tersebut dapat terjerat tudu han malprati dengan sansi pidana. Dalam Kitab-Undang-undang Huum Pidana (KUH P) elalaian yang mengaibatan celaa atau bahan hilangnya nyawa orang lain. P asal 359, misalnya menyebutan, Barangsiapa arena ealpaannya menyebaban matiny a orang lain, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau urungan paling lama satu tahun . Sedangan elalaian yang mengaibatan terancamnya esel amatan jiwa seseorang dapat diancam dengan sansi pidana sebagaimana dimasud da lam Pasal 360 Kitab-Undang-Undang Huum Pidana (KUHP), (1) Barang siapa arena e alpaannya menyebaban orang lain mendapat lua-lua berat, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau urungan paling lama satu tahun . (2) Barangs iapa arena ealpaannya menyebaban orang lain lua-lua sedemiian rupa sehingg a timbul penyait atau halangan menjalanan peerjaan jabatan atau pencaharian s elama watu tertentu, diancam dengan pidana penjara paling lama sembilan bulan a tau urungan paling lama enam bulan atau denda paling tinggi tiga ratus rupiah. Pemberatan sansi pidana juga dapat diberian terhadap doter yang terbuti mela uan malprati, sebagaimana Pasal 361 Kitab-Undang-Undang Huum Pidana (KUHP), Jia ejahatan yang diterangan dalam bab ini dilauan dalam menjalanan suatu jabatan atau pencarian, maa pidana ditambah dengan sepertiga dan yang bersalah dapat dicabut ha untu menjalanan pencarian dalam mana dilauan ejahatan dan haim dapat memerintahan supaya putusannya diumuman. Namun, apabila elalaian doter tersebut terbuti merupaan malprati yang mengaibatan terancamnya es elamatan jiwa dan atau hilangnya nyawa orang lain maa pencabutan ha menjalana n pencaharian (pencabutan izin prati) dapat dilauan. Berdasaran Pasal 361 K itab-Undang-Undang Huum Pidana (KUHP) dan aturan ode eti profesi prati dot er. Tindaan malprati juga dapat berimpliasi pada gugatan perdata oleh seseor ang (pasien) terhadap doter yang dengan sengaja (dolus) telah menimbulan erug ian epada piha orban, sehingga mewajiban piha yang menimbulan erugian (do ter) untu mengganti erugian yang dialami epada orban, sebagaimana yang diat ur dalam Pasal 1365 Kitab-Undang-Undang Huum Perdata (KUHPerdata), Tiap perbuata n melanggar huum, yang membawa erugian pada seorang lain, mewajiban orang yan g arena salahnya menerbitan erugian itu, mengganti erugian tersebut. Sedanga n erugian yang diaibatan oleh elalaian (culpa) diatur oleh Pasal 1366 yang b erbunyi: Setiap orang bertanggung jawab tida saja untu erugian yang disebaban perbuatannya, tetapi juga untu erugian yang disebaban elalaian atau urang hati-hatinya. Kepastian Huum Melihat berbagai sansi pidana dan tuntutan perdata yang tersebut di atas dapat dipastian bahwa buan hanya pasien yang aan dibay angi etautan. Tetapi, juga para doter aan dibayangi ecemasan diseret e pen gadilan arena telah melauan malprati dan bahan juga tida tertutup emung inan hilangnya profesi pencaharian aibat dicabutnya izin prati. Apalagi, azas epastian huum merupaan ha setiap warga negara untu diperlauan sama di de pan huum (equality before the law) dengan azas praduga ta bersalah (presumptio ns of innocence) sehingga jaminan epastian huum dapat terlasana dengan bai d engan tanpa memiha-miha siapa pun. Hubungan ausalitas (sebab-aibat) yang dap at diategorian seorang doter telah melauan malprati, apabila (1) Bahwa da lam melasanaan ewajiban tersebut, doter telah melanggar standar pelayanan me di yang lazim dipaai. (2) Pelanggaran terhadap standar pelayanan medi yang di lauan merupaan pelanggaran terhadap Kode Eti Kedoteran Indonesia (. (3) Mel anggar UU No36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

Você também pode gostar

  • Halaman Awal Proposal
    Halaman Awal Proposal
    Documento6 páginas
    Halaman Awal Proposal
    Pua Pooa
    Ainda não há avaliações
  • Artikel
    Artikel
    Documento13 páginas
    Artikel
    Pua Pooa
    Ainda não há avaliações
  • HALAMAN AWAL Hasil
    HALAMAN AWAL Hasil
    Documento7 páginas
    HALAMAN AWAL Hasil
    Pua Pooa
    Ainda não há avaliações
  • Pemba Has An
    Pemba Has An
    Documento76 páginas
    Pemba Has An
    Pua Pooa
    Ainda não há avaliações
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Documento8 páginas
    Daftar Isi
    Pua Pooa
    Ainda não há avaliações
  • Bab 2 Edit
    Bab 2 Edit
    Documento1 página
    Bab 2 Edit
    Pua Pooa
    Ainda não há avaliações
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Documento4 páginas
    Bab Iii
    Pua Pooa
    Ainda não há avaliações
  • Azas Etik Kedokteran
    Azas Etik Kedokteran
    Documento2 páginas
    Azas Etik Kedokteran
    Pua Pooa
    100% (1)
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Documento4 páginas
    Bab Iii
    Pua Pooa
    Ainda não há avaliações