Você está na página 1de 7

VI ANALISA KEMAMPUAN PROSES Jika suatu proses berada dalam batas-batas pengendalian secara statistik (natural tolerance) maka

selanjutnya ingin diketahui apakah proses tersebut sesuai dengan batasbatas spesifikasi dari pabrik (engineering tolerance). Tujuan dari pengendalian proses secara statistik adalah untuk meminimalkan variabilitas (mempunyai presisi tinggi) dan agar proses mencapai target yang sesuai keinginan (akurasi tinggi). Jika proses terkendali secara statistik maka variabilitas yang ada pada proses hanya disebabkan oleh common atau random cause. Proses mempunyai pusat (nilai target untuk karakteristik) dan selebaran alamiah (natural spread) yang besarnya 6 dengan luasan 99,73%. Dalam proses produksi batas-batas spesifikasi pabrik ( engineering tolerance) ditentukan antara produsen dan konsumen, yang biasanya disebut Batas Bawah Spesifikasi (BBS) atau Lower Specification Limit (LSL) dan Batas Atas Spesifikasi (BAS) atau Upper Specification Limit (USL). Dapat dilihat pada gambar berikut.
LSL USL

99,73%

6 spesifikasi

Tujuan dari analisis kemampuan proses (process capability analysis) untuk menganalisa apakah suatu proses (yang terkendali secara statistik dan berdistribusi normal) sesuai dengan batas-batas spesifikasi yang diberikan. Dalam hal ini dapat dihitung Indeks Kemampuan Proses Cp yaitu perbandingan antara lebar spesifikasi (engineering tolerance) dengan toleransi alamiah (natural tolerance) yang diperoleh dari hasil pengamatan suatu proses.
Cp = USL LSL 6

Jadi analisis kemampuan proses adalah teknik yang mempunyai penerapan dalam banyak bagian dari putaran produk, termasuk rancangan produk dan proses, asal mula penjual, perencanaan produksi, dan produksi.

32

Diantara penggunaan data yang utama dari analisis kemampuan proses adalah sebagai berikut : (montgomery; hal 329) 1. Memprakirakan seberapa baik proses akan memnuhi toleransi. 2. Membantu pengembang/perancang produk dalam memilih atau mengubah proses. 3. Membantu dalam pembentukan interval untuk pengendalian interval antara pengambilan sampel. 4. Menetapkan presyaratan penampilan bagi alat baru. 5. Memilih di antara penjual yang bersaing 6. Merencanakan urutan proses produksi apabila ada pengaruh interaktif proses pada toleransi 7. Mengurangi variabilitas dalam proses produksi. Terdapat 3 kejadian untuk interpretasi nilai Cp : Jika nilai Cp = 1 maka engineering tolerance sama dengan natural tolerance, dalam hal ini proses dapat dikatakan sudah baik, tetapi masih dapat ditingkatkan kualitasnya.
LSL USL

Cp 1

Jika nilai Cp < 1 maka natural tolerance lebih besar dari pada engineering tolerance, dalam hal ini proses dikatakan kurang baik karena produk berada diluar batas spesifikasi dan perbaikan proses harus dilakukan sampai minimal Cp lebih besar dari 1.
LSL USL

Cp < 1

33

Jika nilai Cp > 1 maka natural tolerance lebih kecil dari engineering tolerance, dalam hal ini proses dikatakan cukup baik tetapi perbaikan proses harus dilanjutkan sampai minimal Cp 1,33 (artinya jika diproduksi 100.000 unit maka yang boleh cacat sebesar 6 unit).
LSL USL

Cp > 1

Untuk lebih memahami interpretasi dari nilai Cp diperlukan pengertian Accuracy dan Precision dari proses. Accuracy adalah nilai-nilai pengukuran mengikuti nilai target (misal terhadap mean proses), sedangkan precision adalah nilai-nilai pengukuran yang diamati berdasarkan kedekatan nilai satu sama lainnya. Proses dikatan baik apabila mempunyai nilai akurasi dan presisi yang tinggi. Berikut pengambaran grafik untuk pengertian diatas.

Akurasi dan presisi tinggi

Akurasi tinggi tetapi presisi rendah

Target

Target

Akurasi rendah tetapi presisi tinggi

Akurasi rendah tetapi presisi rendah

Target

Target

Sedangkan nilai Cp mempunyai kelemahan yaitu indeks ini hanya mengukur apakah proses memenuhi spesifikasi atau tidak dari proses, hanya mengukur presisi (variabilitas proses) yaitu mengukur kapabilitas proses bila titik tengah spesifikasi mendekati nilai 34

rata-rata proses dan tidak mengukur akurasi proses. Untuk mengukur akurasi dan presisi proses digunakan indeks Cpk (indeks performansi Kane) sebagai berikut :
Cpk = batas spesifikasi terdekat mean 3S

atau

Cpk = min(CPL, CPU) pilih nilai CPL atau CPU yang minimum
CPL =( X LSL ) 3( R / d 2) dan CPU =(USL X 3( R / d 2)

Berikut beberapa grafik yang menunjukkan nilai Cpk dan interpretasinya : 1. Nilai Cpk negatif menunjukkan mean dari proses diluar batas spesifikasi
LSL USL LSL USL

X
spesifikasi.
LSL USL LSL USL

2. Nilai Cpk = 0 menunjukkan mean dari proses sama dengan salah satu batas dari

3. Jika nilai Cpk antara 0 dan 1 maka mean proses dalam batas spesifikasi tetapi sebagian dari proses berada diluar batas-batas spesifikasi.
LSL USL LSL USL

4. Jika nilai Cpk = 1 maka salah satu ujung dari proses variasi berada dalam batas spesifikasi. 35

LSL

USL

LSL

USL

5. Jika nilai Cpk >1 maka variasi proses semuanya berada dalam batas-batas spesifikasi.
LSL USL LSL USL LSL USL

Cpk = 1,33 Cpk = 1,66 Cpk = 2

6. Indeks Cpk dapat juga digunakan untuk memprediksi persentase produk yang berada atau memenuhi di daerah spesifikasi bagi proses berdistribusi normal (benda per juta).
Tabel nilai perbandingan kemampuan proses dan kerontokan proses yang berkaitan bagi proses berdistribusi normal (benda per juta) Kerontokan proses (dalam cacat bpj) Spesifikasi satu sisi Spesifikasi dua sisi 0.50 66.800 133.600 0.75 12.200 24.400 1.00 1.350 2.700 1.10 483 966 1.20 159 318 1.30 48 96 1.40 13 26 1.50 3.40 6.80 1.60 0.80 1.60 1.70 0.17 0.34 1.80 0.03 0.06 1.20 0.0009 0.0018 Tabel nilai minimum yang dianjurkan untuk perbandingan kemampuan proses Cpk Proses yang ada Proses yang baru Keamanan, kekuatan, atau parameter kritis, proses yg ada Keamanan, kekuatan, atau parameter kritis, proses baru Sumber : Montgomery, hal 335. Spesifikasi satu-sisi 1.33 1.50 1.50 1.67 Spesifikasi dua-sisi 1.25 1.45 1.45 1.60

36

Contoh persoalan : 1. Jika spesifikasi dari suatu proses diketahui adalah 8-20 dan deviasi standar adalah 2 maka hitung nilai indeks kemampuan proses Cpk, apakah proses capable ? 2. Hitunglah nilai Cp dan Cpk serta interpretasikan hasilnya apabila nilai BAS = 20, BBS = 8, mean = 14 dan S = 20. 3. Suatu proses manufaktur mempunyai batas-batas spesifikasi 0,09 dan 1,02 dengan deviasi standar 0,005. a. Berapa nilai Cpk jika distribusi nilai-nilai pengukuran terpusat pada nilai target 1,00? b. Berapa nilai Cpk akan naik atau turun jika rata-ratanya bergeser ke 1,005 (setengah dari bats spesifikasi). c. Andaikan proses sesuai dengan distribusi normal, apakah persentase dari produk yang tidak memenuhi syarat akan bertambah atau berkurang bila nilai rataratanya bergeser menjadi 1,005. Solusi : 1. batas spesifikasi adalah 8 20, = 2 maka Cp =
20 8 = 1,00 sehingga proses 6 x2

layak tetapi harus berhati-hati karena proses dapat mendekati nilai dibawah 1 dan perlu perbaikan. (Idealnya Cp > 1,33 sehingga proses benar-benar capable dan produk memenuhi batas spesifikasi). 2. Cp = 6 x 20 =0,1 , proses tidak layak dan harus dilakukan perbaikan.
Cpk = 20 14 =0,1 , 3 x 20 20 8

mean dari proses berada dibatas spesifikasi tetapi sebagian

proses berada diluar batas spesifikasi sehingga perlu perbaikan proses.

LSL

USL

X
3. Diketahui BBS = 0,09, BAS = 1,02 dan = 0,005 maka 37

Cpk = Cpk =

1,02 1 =1,33 , 3 x 0,005

produk berada dalam batas spesifikasi salah satu ujung dari variasi proses berada

1,02 1,005 =1 , 3 x 0,005

dalam batas spesifikasi. Persentase dari produk yang tidak memenuhi syarat akan bertambah bila bergeser menjadi 1,005 nilai rata-ratanya. Untuk nilai Cpk = 1 jumlah persentase cacat sekitar 0,14% atau 1350 benda perjuta untuk spesifikasi satu sisi.

38

Você também pode gostar