Você está na página 1de 7

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI UMUM ENUMERASI DAN ISOLASI

Oleh:

Nama NIM Kelompok Tanggal Praktikum Asisten Dosen

: Fakhrurrazi Fakhri : 1008305016 : II (Dua) : 24 Februari 2012 : Ni Putu Widyastuti

JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS UDAYANA 2012

I. PENDAHULUAN

1. 1. Latar Belakang Enumerasi adalah perhtungan jumlah mikroba yang terkandung di dalam sampel. Enumerasi dapat dilakukan dengan menggunakan etode-metode seperti: metode pengenceran, metode perhitungan langsung dalam ruang (Hemasitometer), metode membran filter, merode berat kering dan volume sel, metode MPN (Most Probably Number), dan lain-lain (Ramona dkk., 2007) Metode pengenceran merupakan metode yang menggunakan suatu seri pengenceran dari sampel yang kemudian ditanam pada medium. Koloni yang tumbuh dalam medium tersebut dihitung setelah diinkubasi, dimana diasumsikan bahwa satu koloni yang tumbuh berasal dari satu sel. Dengan demikian, jumlah sel pada sampel dapat dihitung dengan cara mengalikan jumlah koloni yang tumbuh dengan factor pengenceran (Ramona dkk., 2007). Isolasi merupakan memindahkan mikroba dari medium lama ke medium yang baru dan dilakukan dengan teliti. Semua alat-alat yang bersangkutan dengan medium dan pengerjaan inokulasi benar-benar steril. Beberapa langkah pada pengerjaan inokulasi dan isolasi mikroba adalah menyiapkan ruang, pemindahan dengan kawat inokulasi, pemindahan dengan pipet, dan teknik biakan murni (Waluyo, 2004). Untuk memisahkan populasi campuran yang rumit dari mikroorganisme atau biakan campuran menjadi spesies-spesies berbeda-beda sebagai biakan murni. Biakan murni terdiri daru suatu populasi yang semuanya berrasal dari satu sel induk (Pelczar dan Chan, 1968).

1. 2. Tujuan 1. Untuk enumerasi dan isolasi bakteri dari beberapa sampel dan mengetahui semua hasil masing-masing sampel. 2. Untuk mengetahui metode yang dipakai dalam enumerasi dan isolasi mikroba. 3. Mengetahui adanya bakteri phatogen dalam sampel yang terlah diuji.

II. MATERI DAN METODE

2. 1. Bahan dan Cara Kerja Disipakan sampel dalam bentuk padat seperti: kulit ayam, hati ayam, usus ayam, ampela ayam, jantung ayam dan daging ayam. Langkah pertama yaitu hati ayam ditimbang sebanyak 10 gram, kemudian dicincang dan dimasukkan kedalam botol yang berisi 90 ml air steril, kemudian dikocok sampai homogen untuk mendapatkan faktor pengenceran sebesar 10 kali (10-1). Langkah kedua, sampel tadi dipipet sebanyak 1 ml kemudian dimasukkan kedalam tabung reaksi yang telah berisi 9 ml air steril dan digoyangkan sampai homogen untuk mendapatkan faktor pengenceran sebesar 10-2. Tabung reaksi ini kemudian dikocok dengan vortex hingga homogen. Tabung reaksi tersebut, dipipet sebanyak 1 ml dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang telah berisi 9 ml air steril untuk mendapatkan faktor pengenceran 10-3. Pekerjaan ini di ulangi hingga tabung raksi keenam dengan faktor pengenceran 10-7. Dari tabung kelima dengan faktor pengenceran 10-6 dipipet sebanyak 1 ml sampel dan dituang pada cawan petri yang telah berisi medium NA, lalu digoyang sampai homogen. Pekerjaan ini di ulangi pada tabung reaksi keenam dengan faktor pengenceran dengan faktor pengenceran 10-7. Semua cawan petri tersebut diinkubasi pada suhu 370C selama 24 jam. Setelah diinkubasi selama 24jam, dilakukan pengamatan dan penghitungan jmlah koloni bakteri yang tumbuh. Koloni dihitung dengan menandai bagian luar cawan petri. Kemudian dilakukan streak for single colony. Koloni yang tumbuh pada media NA diambil dengan ose kemudian di-streak atau dicoret pada medium NA yang batu. Kemudian diinkubasi selama 24 jam.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3. 1. Hasil Praktikum Pengenceran No 1. 2. 3. 4. 5. 6. Sampel Kulit ayam Hati ayam Usus ayam Ampela ayam Jantung ayam Daging ayam 10-6 452 10 17 6 14 29 10-7 > 300 30 16 1 12 12 Total Jumlah Koloni CFU -

3. 2. Pembahasan Pada praktikun ini digunakan 6 sampel yaitu: kulit ayam, hati ayam, usus ayam, ampela ayam, jantung ayam dan daging ayam. Mikroba yang tumbuh pada cawan petri dapat dihitung dengan ketentuan jumlah mikroba dihitung hanya yang tumbuh antara 30 sampai 300 koloni. Jika mikroba yang tumbuh kurang dari 30 koloni maka tidak dimasukkan kedalam perhitungan. Dan jika jumlah mikroba yang tumbuh lebih dari 300 koloni maka tidak dimasukkan dalam perhitungan. Semakin tinggi pengenceran maka akan semakin berkurang jumlah mikroba yang tumbuh pada media. Semakin rendah pengenceran maka akan semakin banyak mikroba yang dapat tumbuh pada media (Cowan dkk., 2006) Pada sampel kulit ayam, mikroba yang tumbuh pada faktor pengenceran 10-6 dan 10-7 melebihi dari 300 koloni mikroba. Hal ini kemungkinan terjadi kontaminasi pada sampel atau kesalahan pada praktikan karena seharusnya semakin tinggi pengenceran maka jumlah mikroba yang tumbuh semakin sedikit.jadi tidak dimasukkan ke dalam perhitungan karena tidak memenuhi persyaratan statistic (Hadioetomo, 1990). Pada sampel hati ayam, mikroba yang tumbuh pada faktor pengenceran 10-6 dan 10-7 tidak melebihi dari 30 koloni mikroba. Hal ini kemungkinan terjadi karena terlalu tingginya faktor pengenceran menyebabkan mikroba yang tumbuh semakin sedikit.jadi tidak dimasukkan ke dalam perhitungan karena tidak memenuhi persyaratan statistic (Hadioetomo, 1990).

Pada sampel usus ayam, mikroba yang tumbuh pada faktor pengenceran 10-6 dan 10-7 tidak melebihi dari 30 koloni mikroba. Hal ini kemungkinan terjadi karena terlalu tingginya faktor pengenceran menyebabkan mikroba yang tumbuh semakin sedikit. Jadi tidak dimasukkan ke dalam perhitungan karena tidak memenuhi persyaratan statistic (Hadioetomo, 1990). Pada sampel ampela ayam, mikroba yang tumbuh pada faktor pengenceran 10-6 dan 10-7 tidak melebihi dari 30 koloni mikroba. Hal ini kemungkinan terjadi karena terlalu tingginya faktor pengenceran menyebabkan mikroba yang tumbuh semakin sedikit. Jadi tidak dimasukkan ke dalam perhitungan karena tidak memenuhi persyaratan statistic (Hadioetomo, 1990). Pada sampel jantung ayam, mikroba yang tumbuh pada faktor pengenceran 10-6 dan 10-7 tidak melebihi dari 30 koloni mikroba. Hal ini kemungkinan terjadi karena terlalu tingginya faktor pengenceran menyebabkan mikroba yang tumbuh semakin sedikit. Jadi tidak dimasukkan ke dalam perhitungan karena tidak memenuhi persyaratan statistic (Hadioetomo, 1990). Pada sampel daging ayam, mikroba yang tumbuh pada faktor pengenceran 10-6 dan 10-7 tidak melebihi dari 30 koloni mikroba. Hal ini kemungkinan terjadi karena terlalu tingginya faktor pengenceran menyebabkan mikroba yang tumbuh semakin sedikit. Jadi tidak dimasukkan ke dalam perhitungan karena tidak memenuhi persyaratan statistic (Hadioetomo, 1990).

IV. KESIMPULAN

4. 1. Kesimpulan 1. Jumlah total mikroba dari semua sampel tidak dapat dihitung karena tidak memenuhi persyaratan statistic. 2. Metode yang dipakai dalam enumerasi dan isolasi pada bakteri, yaitu metode pengeceran dan perhitungan langsung dalam ruang hitung (Hemasitometer). 3. Tidak terdapat bakteri pada masing-masing sampel.

DAFTAR PUSTAKA Cowan, Marjon Kelly and Kathleen Park Talaro. 2006. Microbiology : A System Approach. McGraw Hill. Hadioetomo, R.S. 1990. Mikrobiolgi Dasar Praktki. PT. Gramedia: Jakarta Pelczar, M.J. dan Cha, E. C.S. 1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi 1. Universitas Indonesia: Jakarta Ramona, Y., dkk. 2007. Penuntun Praktikum Mikrobiologi Umum Labolatorium Mikrobiologi Jurusan Biologi FMIPA. Universitas Udayana. Waluyo, L. 2004. Mikrobiologi Umum. UMM Press: Malang

Você também pode gostar