Você está na página 1de 102

Laporan Akhir Analisa Kualitatif Sampel Laporan ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas akhir praktikum

mata kuliah Kimia Analitik 1

Nama NIM

: Turgani Pradhana Sastra : 3211111033

Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Jenderal Ahmad Yani 2012

Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Laporan akhir Kimia Analitik 1 ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya. Laporan ini berisikan tentang rangkuman dari semua modul Analitik 1 yang terdiri atas Identifikasi Preparatif sampel, Reaksi Spesifik Untuk kation, Reaksi Spesifik untuk Anion, Reaksi Spesifik Untuk Sistem Carnog, Reaksi Spesifik Untuk Sistem Garstenzang, Analisa Golongan Anion sistem Weisz, Analisa Kualitatif Senyawa Organik. Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang khususnya reaksi Kation dan Anion. Kami menyadari bahwa Laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan Laporan ini. Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan Laporan Kimia Analitik 1 ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Penyusun

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Kimia analitik adalah cabang ilmu kimia yang berfokus pada analisis cuplikan material untuk mengetahui komposisi, struktur, dan fungsi kimiawinya. Secara tradisional, kimia analitik dibagi menjadi dua jenis, kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif bertujuan untuk mengetahui keberadaan sedangkan suatu unsur atau senyawa analisis kuantitatif bertujuan kimia, untuk

baik organik maupun inorganik,

mengetahui jumlah suatu unsur atau senyawa dalam suatu cuplikan. Kimia analitik modern dikategorisasikan melalui dua pendekatan, target dan metode. Berdasarkan targetnya, kimia analitik dapat dibagi menjadi kimia bioanalitik, analisis material, analisis kimia, analisis lingkungan, dan forensik. Berdasarkan metodenya, kimia analitik dapat dibagi menjadi spektroskopi, spektrometri massa, kromatografi dan elektronforesis, kristalografi, mikroskopi, dan elektrokimia. Meskipun kimia analitik modern didominasi oleh instrumen-instrumen canggih, akar dari kimia analitik dan beberapa prinsip yang digunakan dalam kimia analitik modern berasal dari teknik analisis tradisional yang masih dipakai hingga sekarang. Contohnya adalah titrasi dangravimetri.

1.2 Rumusan Masalah Dari penjelasan tersebut, maka rumusan permasalahannya adalah 1. Apa sajakah kandungan kation yang terkandung dalam sampel ? 2. Apa sajakah kandungan anion yang terkandung dalam sampel ? 3. Bagaimanakah mengidentifikasi preparatif suatu sampel baik organik maupun anorganik ? 4. Bagaimana menganalisa golongan kation menurut sistem carnog ,dan garstenzang ? 5. Bagaimana menganalisa golongan anion menurut sistem Weisz ? 6. Bagaimana menguji senyawa organik berdasarkan metoda KLT ?

MODUL I IDENTIFIKASI DAN PREPARATIF SAMPEL

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Prinsip Berdasarkan Identifikasi sampel yang meliputi pengamatan secara makro tentang wujud, rupa, warna, bau dan sifat hidroskopis dari senyawa organik dan anorganik.

1.2. Tujuan Dapat mengetahui pengetahuan tentang suatu sampel dari golongan senyawa anorganik dan senyawa organik serta melihat karakterisasi dan pengelompokan sifat sampel yang dianalisis.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Identifikasi dan preparatif sampel adalah menganalisa suatu sampel Anorganik dan Organik. Pada sampel organik pelarut yang digunakan adalah alkohol, aseton, benzen, eter, dan kloroform. Alkohol adalah persenyawaan organik yang mempunyai satu atau lebih gugus fungsi hidroksil. Sifat asam basa senyawa organik menurut Svante Arrhenius yaitu : 1. Asam = Rasanya manis, dapat bereaksi dengan kebanyakan logam membentuk gas, merubah lakmus biru menjadi merah, menghantarkan arus listrik, menghasilkan gas CO2 apabila direaksikan dengan karbonat dan bereaksi dengan basa menghasilkan garam dan air. 2. Basa = Rasanya alkalis, licin, mengubah lakmus merah menjadi biru, menghantarkan arus listrik, bereaksi dengan logam aktif, menghasilkan gas hydrogen dan bereaksi dengan asam menghasilkan garam dan air. Identifikasi sampel adalah langkah awal sebelum melakukan analisis kimia untuk menetapkan jenis/ karakter / golongan dari sampel yang akan dianalisis, sekaligus pula dapat menetapkan metoda / prosedur kerja analisisnya. Identifikasi meliputi pengamatan secara makro tentang wujud, rupa, warna, bau, dan sifat hidroskopis. Preparatif sampel bertujuan untuk menyiapkan sampel siap saji diukur dengan alat ukur baik secara gravimetric, volumetric maupun secara interaksi electron dalam sampel. Penyiapan sampel ini sangat menentukan keberhasilan suatu analisis. Praktikum yang dilakukan menggunakan sampel anorganik dan organik dari tanaman yang setiap orang mempunyai sampel berbeda-beda.

BAB III PROSEDUR PERCOBAAN

3.1 PERALATAN 1. Tabung reaksi 2. Rak tabung reaksi 3. Plat tetes 4. Pipet tetes 5. Gelas kimia 6. Spatula 7. Batang pengaduk 8. Beaker glass 250ml dan 500ml 9. Kawat nikrom 10. Alat destruksi basah 11. Kaki tiga + kasa asbes 12. Kaca arloji 13. Botol semprot 14. Botol warna penyimpanan sampel

3.2 BAHAN 1. Sampel anorganik 2. Sampel organik 3. Aquadest 4. HCl 2M 5. HCl pekat 6. Benzen 7. Eter 8. Kloroform 9. H2SO4 10. HNO3 2M 11. HNO3 pekat 12. H2O2 13. Alkohol 14. Aceton 15. Na2CO3 16. K2CO3 17. NaOH

3.3 Cara kerja Reaksi dengan NaOH

sampel anorganik

+ 0,5 mL larutan NaOH 1M Diamati apa yang terjadi

Hasil

sampel Daun

+ 0,5 mL larutan NaOH 1M Diamati apa yang terjadi

Hasil

sampel Batang

+ 0,5 mL larutan NaOH 1M Diamati apa yang terjadi

Hasil

sampel Akar

+ 0,5 mL larutan NaOH 1M -Diamati apa yang terjadi

Hasil

2,PREPARATIF SAMPEL Sampel Anorganik

10 gram sampel anorganik

+100 mL pereaksi (isi sendiri) -disimpan dalam botol gelap,diberi label.

Hasil

10 gram sampel daun

+100 mL pereaksi (isi sendiri) -disimpan dalam botol gelap,diberi label.

Hasil

10 gram sampel batang

+100 mL pereaksi (isi sendiri) -disimpan dalam botol gelap,diberi label.

Hasil

10 gram sampel akar

+100 mL pereaksi (isi sendiri) -disimpan dalam botol gelap,diberi label.

Hasil

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 HASIL PERCOBAAN 4.1.1 Anorganik (sampel B)

Wujud : Padat Rupa : Serbuk atau serpihan kecil Warna : Coklat Kehitaman Bau : -

a. Tabung 1 + sampel + H2O = Larutan menjadi keruh dan sampel tidak larut, terdapat endapan b. Tabung 2 + sampel + HCl 2M = Keruh, terdapat endapan dan berbau c. Tabung 3 + sampel + HCl pekat = Kuning bening, larut setelah 1 menit dan berbau d. Tabung 4 + sampel + HNO3 2M = Keruh, terdapat endapan dan berbau e. Tabung 5 + sampel + HNO3 pekat = Keruh, terdapat endapan dan berbau f. Tabung 6 + sampel + aquaregia = Keruh, sedikit larut, redapat endapan dan berbau

4.1.2

Organik (sampel tanaman Leunca (Solanum Nigrum L.)) Daun Wujud : Padat Rupa : Serbuk atau serpihan kecil Warna : Hijau Bau : -

a. Sampel + alkohol = Berwarna Hijau Tua b. Sampel + aceton = Berwarna Hijau Tua c. Sampel + benzen = Berwarna Hijau Kekuningan d. Sampel + eter = Berwarna Hijau Muda e. Sampel + kloroform = Berwarna Hijau Muda Batang Wujud : Padat Rupa : Serbuk Warna : Hijau Bau : -

a. Sampel + alkohol = Berwarna Hijau Muda b. Sampel + aceton = Berwarna Hijau Muda c. Sampel + benzen = Bewarna Hijau Kekuningan d. Sampel + eter = Berwarna Hijau Muda e. Sampel + kloroform = Berwarna Hijau Kekuningan Akar Wujud : Padat Rupa : Serbuk Warna : Coklat Bau : -

a. Sampel + alkohol : Berwarna bening b. Sampel + aceton : Berwarna bening c. Sampel + Benzen : Berwarna Lebih bening. d. Sampel + eter : Berwarna bening e. Sampel + kloroform :Berwarna bening.

Reaksi Nyala Organik : Untuk daun dan batang dengan pelarut benzene terlihat warna biru putih

4.2 PEMBAHASAN

Dari hasil praktikum yang telah dilakukan, sampel anorganik (sampel B) yang lebih larut jika ditambahkan pelarut Aquaregdibanding dengan pelarut lainnya. Hal ini dikarenakan aquaregia adalah larutan yang dibuat dari pencampuran asam klorida (HCl) pekat dan asam Nitrat pekat dengan perbandingan 3:1 . Aquaregia bersifat korosif, mengeluarkan asap warna kuning, dan hanya larutan aquaregia yang mampu melarutkan emas dan platina. Karena kemampuannya yang melarutkan emas dan platina, maka aquaregia mampu melarutkan sampel B dibanding pelarut lainnya. Aquaregia bersifat kurang stabil, dan jika dipakai larutan ini harus baru dibuat. Untuk sampel organik digunakan dengan tanaman Sambang Colok dengan nama latin Aerva Sanguidenta. BL yang lebih larut menggunakan pelarut aseton . Aseton sifatnya mudah menguap, ini menyebabkan tutup pada botol sampel harus benar-benar ditutup rapat atau dengan tambahan plastik. Aseton biasanya digunakan sebagai pelarut non polar. Warna yang dihasilkan dari uji nyala sesuai dengan unsur atau logam penyusunnya. Eksitasi elektron pada elektron valensi, akibat dirangsang oleh pembakaran dengan Bunsen, memberikan eksitasi electron yang berbeda untuk setiap logam, sekaligus akan memberikan panjang gelombang yang dicirikan oleh warna yang muncul. Dari percobaan reaksi spesifik dengan menggunakan asam sulfat untuk semua sampel dapat diketahui dengan asam sulfat encer dapat ditemukan senyawa positif yaitu HOAc yang dapat memerahkan kertas lakmus yang berarti larutan tersebut bersifat asam sedangkan dengan asam sulfat pekat ditemukan dua senyawa positif yaitu HOAc dan CO2 yang mana dapat mengeruhkan air barit Ba(OH)2.

BAB V KESIMPULAN

Dari percobaan yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Pelarut yang cocok untuk sampel anorganik yaitu HCl pekat. 2. Pealrut yang cocok untuk sampel organik baik daun, batang dan akar yaitu benzen. 3. Senyawa positif semua sampel baik anorganik maupun organik pada reaksi dengan asam sulfat encer yaitu hanya HOAc. 4. Senyawa positif semua sampel baik anorganik maupun organik pada reaksi dengan asam sulfat pekat yaitu hanya CO2 dan HOAc.

DAFTAR PUSTAKA

1. Cotton, Wilkinson.1989.Kimia Anorganik Dasar 1.UI-press.Jakarta. 2. Petrucci, Ralph H.1987. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern, jilid 3.Erlangga.Jakarta. 3. http://trunojoyo.ac.id/buku%zoorganik.pdf

MODUL II REAKSI SPESIFIK UNTUK KATION

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Prinsip Berdasarkan reaksi spesifik uji kualitatif untuk kation.

1.2. Tujuan Melakukan reaksi spesifik terhadap kation dengan menggunakan reagensia yang khas untuk kation bersangkutan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Kation adalah ion yang bermuatan positif, sedangkan anion ion yang bermuatan negatif. Analisis kimia dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu : 1. Analisis Kualitatif adalah suatu analisa yang bertujuan mencari dan menyelidiki adanya suatu unsur dalam sampel. 2. Analisa Kuantitatif adalah suatu analisa yang bertujuan mencari atau menyelidiki banyaknya suatu unsur dalam sampel. Analisa kualitatif untuk kation melalui reaksi spesifik, kation harus dalam keadaan tunggal tidak tercampur dengan kation lain, untuk menghindari reaksi gangguan yang mungkin terjadi. Namun untuk beberapa kation dapat dikerjakan dalam keadaan tercampur paling banyak 2 atau 3 kation. Dalam analisis kualitatif sistematis, kation-kation diklasifikasikan dalam lima golongan, berdasarkan sifat-sifat kation itu terdapat beberapa reagensia. Reagensia yang umum dipakai diantaranya : asam klorida, Hidrogen sulfide, Amonium sulfide, dan Amonium karbonat. Klasifikasi kation berdasarkan atas apakah suatu kation bereaksi dengan reagensia, reagensia ini dengan membentuk endapan atau tidak boleh dikatakan bahwa klasifikasi kation yang paling umum didasarkan atas perbedaan kelarutan dari klorida, sulfide, dan karbonat dari kation tersebut. Dalam pengambilan reagen pereaksi tidak boleh menggunakan pipet untuk reagen yang berbeda, satu pipet untuk satu reagen. Ciri-ciri golongan kation adalah sebagai berikut : 1. Golongan I : Kation-kation golongan ini membentuk endapan putih dengan asam klorida (HCl)encer. Kation-kation golongan ini adalah timbal (Pb), merkurium I (Hg+) dan perak (Ag+). 2. Golongan II : kation-kation golongan ini tidak bereaksi dengan asam klorida (HCl) tetapi memebentuk endapan sulfide dengan hydrogen sulfida (H2S) dalam

suasana asam mineral encer. Kation-kation golongan ini dibagi dalam 2 sub golongan, yaitu : II A (Golongan tembaga) 1. Merkurium II (Hg 2+) 2. Tembaga II (Cu+2) 3. Bismut (Bi) 4. Kadmium (Cd2+) II B (Golongan Arsen) 1. Arsenik III (As3+) 2. Arsenik V (As3+) 3. Stribium (Sb5+) 4. Timah II (Sn2+) 5. Timah V (Sn5+) 3. Golongan III : Kation-kation golongan ini tidak bereaksi dengan HCl encer atau dengan H2S. Dalam suasana asam mineral encer, melainkan membentuk endapan dengan ammonium sulfida dalam suasana netral atau sedikit basah. 4. Golongan IV : Golongan ini tidak beraksi dengan reagensia golongan I, II, III. Kation-kation ini membentuk endapan karbonat dengan (NH4)2CO3 dengan adanya NH4Cl dalam suasana netral atau sedikit asam. 5. Golongan V : Kation-kation golongan ini disebut kation golongan sisa,karena tidak membentuk endapan dengan reagensia sebelumnya.

BAB III METEDOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat : 1. Test tube 2. Pipet tetes 3. Kertas saring 4. Kaca arloji 5. Plat tetes 6. Labu semprot 7. Rak test tube 8. Spatula 9. Batang pengaduk 10. Bunsen 11. Penangas air

3.2 Bahan : 1. Aquadest 2. AgNO3 2M 3. HCl 2M 4. (NH4)2CO3 5. HNO3 2M 6. KBr 1M 7. PbNO3 2M 8. K2CrO4 1M 9. NaOH 2M 10. H2SO4 2M 11. SnCl2 1M 12. Anilin 13. Lempengan Cu 14. Cu(NO3)2 2M 15. Benzoinoxim 42. MnCl 2M 43. NH4Ac 6M 44. Aluninon 45. (NH4)2CO3 46. Morin 47. Na2CrO4 2M 48. Pb Acetat 1M 49. Ni (NO3)2 2M 50. Na.Acetat 1M 51. Dimetylglioksim 52. Co(NO3)3 2M 53. KSCN padat 54. Amilalkohol 55. -nitoso -napthol 56. Kloroform

16. K4Fe(CN)6 17. Cd(NO3) 2M 18. Larutan H2S 19. Chinconine 20. KI 21. Bi(NO3)2 2M 22. Na2Sn2O 23. As(NO3)3 2M 24. NaOH 6M 25. Serbuk Al 26. HgCl2 1M 27. H2O2 3% 28. HNO3 pekat 29. Mo(NO3)2 1M 30. HgCl2 1M 31. Cacoteline 32. SnCl2 1M 33. Rhodamine B 34. KNO3 padat 35. Na.Acetat 6M 36. Na2S2O3padat 37. KSCN 2M 38. K4Fe(CN)6 39. HNO3 6M 40. KIO/ PbO2/ NaBiO3padat 41. FeCl3 2M

57. Zn(NO3)2 2M 58. K2Hg(SCN)4 1M 59. Ca(NO3)2 2M 60. Na-dihidroxytartarat 61. (NH4)2C2O4 1M 62. Ba(NO3)2 2M 63. Kertas Rodizonat 64. K2CrO4 1M 65. As.Asetat 1M 66. Cr(NO3)3 2M 67. Mg(NO3)2 68. NH4Cl 2M 69. NH4OH pekat 70. Titan Yellow 71. Na2HPO4 1M 72. KNO3 2M 73. Na2CO(NO3)6 pekat 74. Dipikrilamin 75. NaCl 2M 76. NaNO3 77. Zn Uranil Acetat 78. NH4(NO3) 79. NaOH 6M 80. Aluminon 81. Magneson I

3.3 Cara kerja A. Kation Kelompok I


1. Ag Sampel + + HCL 2M endapan putih dicuci HO (NH)CO 2M b. Endapan Hasil larut Sampel + HNO 2M a. Sampel + KBr 1M

Endapan kuning

Endapan putih

2. Pb a. Sampel b. Sampel

+ KCrO 1M endapan kuning

+ HSO 2M + alkohol Endapan putih

+ NaOH 2M

Endapan larut
3. Hg a. Sampel

b.

Sekeping tembaga

+ -

KCrO 1M endapan kuning NaOH 2M

- ditetesi sampel - digosok (kertas saring) Mengkilat

Endapan larut

4. Cu a. Sampel b. Sampel

+ + -

pada kertas saring benzoinoxim dikenakan pada uap NH

+ +

HCl 2M KFe(CN)6

Warna biru

Endapan merah coklat

5. Cd Sampel + HS Warna kuning

6. Bi a. Cinchonin KI

b.

Sampel

ditetes pada kertas saring

+ NaOH 2M + NaSnO

+ sampel

Noda jingga merah

Endapan coklat hitam

7. As a. Sampel

b.

Sampel

+ NaOH 6M + potongan Al diletakkan kertas yang dibasahi HgCl di mulut tabung Warna jingga atau coklat

+ HO 3% - dipanaskan hingga hilang + HNO pekat + pereaksi molibdat

Endapan putih

8. Sb a. Sampel + reagen Rhodamin B - hablur oleh KNO, diaduk b. Sampel + NaOAc 6M + sebutir NaSO - dipanaskan

Warna ungu

Warna merah

Kelompok kation II
1. Sn a.

Sampel
+ HgCl

b.

Cacotheline

- ditetes pada kertas saring + sampel

Warna ungu

Warna merah atau ungu

2. Fe a. Sampel

b.

Sampel

+ KSCN 2M

+ KFe(CN)6

Warna merah darah

Warna biru

2. Ni Sampel + NaAc + dimetil glioksin Endapan merah

3. Mn++

4. Al+++

5. Cr+++

6. Co++

7. Zn++

8. Ca++

Kelompok kation III 1. Ba++

2. Sr++

3. Mg++

4. K+

5. Na++

6. NH4+

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Percobaan 1. Kation kelompok II yang positif adalah Cr3+ Sampel + PbAc = terbentuk endapan kuning. 2. Kation kelompok II yang positif adalah Fe3+ Sampel + KSCN 2M = terjadi warna merah darah. 3. Kation kelompok III yang positif adalah Mg2+ Sampel + pereaksi titan yellow + NaOH 2M = terbentuk endapan merah. 4. Kation kelompok III yang positif adalah Hg2+ Sampel + K4Fe(CN)6 =Warna Biru

4.2 PEMBAHASAN Pada pecobaan ini, yaitu melakukan percobaan reaksi spesifik untuk kation. Reaksi spesifik kation, berarti mengidentifikasi suatu unsur atau senyawa dari suatu sampel dengan cara direaksikan dengan zat lain yang nantinya akan muncul hasil atau produk yang khas. Pada percobaan ini kation positif yang ditemukan terdapat empat. Pada percobaan kation kelompok I ditemukan hasil yang positif yaitu Hg2+. Untuk uji Hg2+, sampel ditambahkan sekeping tembaga kemudian digosok dengan kertas saring, tembaga akan mengkilat. Pada percobaan kation kelompok II ditemukan dua hasil yang positif yaitu Fe3+, dan Cr 3+. Untuk uji Fe3+, larutan ditambahkan 1 tetes KSCN 2M dan larutan berubah menjadi merah darah yang berarti positif. Reaksinya adalah : Fe3+ + KSCN Fe(SCN)3 + K+ Untuk uji Cr
3+

, larutan ditambahkan setetes PbAc yang menghasilkan

endapan kuning. Endapan kuning terbentuk karena dalam hasil reaktan senyawa yang mengikat Cr akan menghasilkan endapan berwarna kuning. Reaksinya adalah : Cr 3+. + PbAc endapan kuning Percobaan selanjutnya yakni kation kelompok III, yang berhasil ditemukan yaitu pada uji Mg2+ dan NH4+. Untuk uji Mg2+, larutan ditambahkan setetes pereaksi Titan Yellow dan NaOH 2M yang menghasilkan endapan berwarna merah yang berarti positif. Reaksinya adalah : Mg2+ + NaOH Mg(OH)2 + Na+

BAB V KESIMPULAN

Dari percobaan yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Dari reaksi spesifik yang dilakukan dapat ditemukan empat kation yang positif terdapat dalam sampel, yaitu Fe3+, Cr3+, Mg2+ dan Hg2+ 2. Kesalahan yang terjadi dapat disebabkan oleh praktikan yang kurang teliti ataupun zat yang terkontaminasi sehingga tidak didapat hasil yang baik.

DAFTAR PUSTAKA

1. Harjadi, W.1993. Ilmu Kimia Analitik Dasar.Gramedia.Jakarta. 2. A,Day,N dan AL Anderwood.1986. Analisa Kimia Kuantitatif edisi ke lima. Erlangga. Jakarta. 4. http://id.wikipedia.org/wiki/

MODUL III REAKSI SPESIFIK UNTUK ANION

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Prinsip Berdasarkan reaksi spesifik uji kualitatif untuk anion dengan menggunakan reagensia tertentu

1.2. Tujuan Melakukan reaksi spesifik terhadap anion dengan menggunakan reagensia yang khas untuk anion bersangkutan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisis kualitatif merupakan suatu cara yang dilakukan untuk menentukan ion kation/anion tertentu dengan menggunakan pereaksi selektif dan spesifik. Anion adalah ion atau gugus yang memiliki muatan negatif. Reaksi dalam anion digunakan untuk memudahkan reaksi asam-asam organik tertentu dikelompokan. Untuk anion dikelompokan kedalam beberapa kelas, diantaranya : 1. Anion sederhana, seperti CN2. Anion okso diskret, seperti NO3- dan SO423. Anion polimer okso seperti silikat, fosfat terkondensasi. Anion adalah suatu partikel aktif yang tidak terlihat dengan kandungan listrik negatif dan aktifitas Bio energinya membuatnya berkemampuan mengembalikan kehidupan kita dan kesehatan kita karena ia terdapat bebas di udara. Elektron adalah suatu ion dengan kandungan listrik negatif. Karena terjadi tabrakan dengan molekul-molekul oksigen, ia mengubah molekul oksigen menjadi suatu ion dengan kandungan listrik negatif, ini yang disebut dengan anion oksigen atau hanya disebut anion. Ion-ion ini di udara berubah berdasarkan pada kondisi cuaca. Jika dingin dan tekanan rendah yang melewatinya maka ion-ion positif akan bertambah. Ada laporan yang mengatakan bahwa kemungkinan terjadinya sakit syaraf, asma dan penyakit ayan lebih tinggi karena penurunan jumlah anion dan peningkatan jumlah ion-ion positif pada tubuh manusia. Kita merasa segar jika di hutan, musim gugur atau pantai dengan ombak yang besar, hal ini disebabkan oleh banyaknya anion di tempat ini. Pada keadaan atmosfir stabil, rasio antara anion dan ion-ion positif adalah 1:2. Umumnya, ion-ion positif banyak terdapat di daerah polusi dan anion banyak terdapat di daerah bersih alami. Jika kita bernafas dalam anion, ini akan meningkatkan metabolisme sel-sel kita dan meningkatkan vitalitas, membersihkan darah dan efektif untuk menjaga kestabilan

syaraf, memulihkan kelelahan dan meningkatkan nafsu makan. Maka dari itu anion sering disebut vitamin dari udara.

5 Lima Fungsi Utama dari Anion : 1. Memurnikan darah Anion meningkatkan lima faktor utama dari darah (nitrogen, oksigen, kalsium, Natrium, Kalium) dan membuat darah kita menjadi sedikit alkali (basa) lalu darah kita dimurnikan kembali. 2. Menumbuhkan kembali sel-sel Tubuh kita terdiri dari 6 triliun sel-sel, dan jika tubuh kita mempunyai darah dengan jumlah anion (alkali) yang banyak, pergerakan sel-sel menjadi aktif dan anion membantu menyalurkan bahan nutrisi di antara sel-sel dan membuang bahan sampah (sisa pembakaran). Dengan proses ini maka sel-sel yang sakit dan sel-sel yang mati dapat dikembalikan dan terjadi peningkatan kalsium. Peningkatan kalsium ini menyebabkan pergerakan otot lebih aktif terutama otot jantung dan menhasilkan jantung yang kuat. 3. Meningkatkan kekebalan Gamma globulin adalah sejenis protein yang terdapat di serum dan ini adalah suatu antibodi imun. Jika terjadi peningkatan jumlah anion pada tubuh manusia, maka jumlah gamma globulin dalam darah juga meningkat. Hal ini dapat membantu menjaga kesehatan tubuh dengan cara meningkatkan daya tahan tubuh melawan berbagai macam infeksi virus disertai peningkatan antibodi 4. Peningkatan Kemampuan Syaraf Otonom Syaraf otonom secara otomatis mengatur semua organ, tanpa disadari oleh orang tersebut. Jumlah anion yang dapat mengatur sistem syaraf otonom seperti darah dan organ dimana status atau perasaan dari tubuh manusia adalah baik.

Di lain pihak, anion berperanan penting pada sistem syaraf, darah dan limfa (kelenjar getah bening), dan memainkan peranan penting dalam menguatkan fungsi yang melemah dan menyediakan kebugaran (vitalitas).

5. Menghilangkan Nyeri Anion meningkatkan ionisasi kalsium, meghasilkan endorphin dan enkephalin yang dapat memulihkan dari cakep dan memperkuat fisik, secara tidak langsung ini dapat membuat sel-sel tubuh yang sakit sembuh, sirkulasi darah lancar, dan menghilangkan nyeri.

BAB III METEDOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat : 1. Test tube 2. Kaca arloji 3. Pipet tetes 4. Kertas saring 5. Botol semprot 6. Rak test tube 7. Spatula 8. Batang pengaduk 9. Bunsen

3.2 Bahan : 1. Aquadest 2. AgNO3 1M 3. HNO3 1M 4. (NH4)2CO3 1M 5. KBr 1M 6. CHCl3 7. KMnO4 1M 8. H2SO4 3M 9. H2O2 10% 10. SiO2 padat 11. H2SO4 pekat 12. H2SO4 1M 13. KMnO4 0,1 M 14. Serbuk Mg 15. 2,7 dihidroxynapthalen 16. KHSO4 padat 17. As2O3 padat 18. K2Cr2O7 padat 19. Ba(OH)2 2M 20. Kertas PbOAc 21. Nat.nitroprusit 22. Ba(NO3)2 1M 23. HCl 1M 24. HCl pekat 25. Tioureum 10% 26. FeCl3 0,1M 27. FeSO4 pekat 28. HNO3 6M 29. Am Molibdat 2M 30. NaOH 1% 31. Metil alkohol 32. CaCl2 1M 33. KlO3 1M 34. Amilum

3.3 Cara Kerja

Test tube - disiapkan dengan bersih dan kering - ditentukan yang terkandung dalam sampel sepeti Cl-, Br-, I-, F-, NO2-, NO3-, PO4-3, BO3-, C2O4=, SCN-, OAc-, CO3=, S=, SO4=, SO3=, S2O3= - dilakukan uji masing-masing anion dengan reagen Spesifik yang sesuai. - dicatat hasil pengamatan Hasil

1. ClSampel

+ 2 tetes larutan AgNO3 1M + setetes larutan HNO3 1M - terjadi endapan - cuci emdapan dengan H2O - endapan larut dengan (NH4)2CO3 1 M Hasil Sampel

+ 2 tetes larutan KBr 1M -Terjadi endapan kuning AgBr

+ setetes larutan HNO3 1M -Terjadi endapan putih AgCl 2. Br-

Sampel

+ setetes larutan AgNO3 1M + setetes larutan HNO3 -terjadi endapan - tidak larut dalam larutan (NH4)2CO3 2M, endapan putih Kuning.

Sampel

+ 5 setetes larutan CHCl3 + 3 setetes larutan KMnO4 1M + 3 tetes larutan H2SO4 3M -Kocok dan kelebihan KMnO4 dihilangkan dengan

larutan H2O2 10% beberapa tetes timbul warna coklat / kuning dari CHCl3 dibawah.

3.

F2 tetes sampel

+ SiO2 padat + larutan H2SO4 pekat -terjadi gelembung perlahan-lahan

- uji dengan setetes air di ujung batang pengaduk kaca Akan menjadi keruh.

Sampel

+Alizarin-S dan Zn-nitrat -terjadi warna ungu / kuning muncul

4. I-

Sampel

+ setetes larutan AgNO3 1 + setetes larutan HNO3 1M - terjadi endapan kuning

Sampel

+ setetes larutan FeCl3 - Diteteskan ke atas kertas kanji terjadi warna biru 5. NO2
-

sampel

+ setetes larutan H2SO4 1M + 2 tetes larutan Thioreum 10% -biarkan 5 menit,

+ setetes larutan HCl 2M dan setets larutan FeCl3 0,1M Timbul warna merah. 6. NO3-

sampel - Diasamkan dengan larutan H2SO4 1M - Dicampurkan dengan FeSO4 pekat - diteteskan dengan hati-hati (5 tetes H2SO4 pekat + Sampel) hingga tidak bercampur cincin coklat pada Bidang batas menandakan adanya NO3-

7. PO4-3

sampel

+ setetes larutan HNO3 6M + 3 tetes pereaksi amonium molibdat - panaskan terjadi endapan kuning

8. BO3sampel

+ pada kertas curcumin - keringkan pada 1000C + larutan NaOH 1% -Terjadi noda hitam-hijau

9. C2O4=

4 tetes sampel

+ larutan CaCl 1M hingga terbentuk endapan - sentrifuga dan endapan di cuci dengan aquad endapan

+ 1 tetes H2SO4 0,5M


+ 1 tetes larutan KMnO4 0,1M

-Panaskan terjadi warna ungu hilang ,endapan larut

10. SCN-

sampel

+ setetes larutan FeCl3 - Terjadi warna merah darah

11. OAcsampel

+ larutan KHSO4 padat digerus -amati baunya


+ As2O3 padat dan dipijarkan -amati baunya

12. CO3=

Sampel + K2CrO4 + larutan H2SO4 2M, dipanaskan -pada mulut tabung reaksi diletakan pipa yang dicelupkan dalam larutan Ba(OH)2 kekeruhan Menandakan karbonat

13. S= sampel

- diasamkan + pada kertas PbOAc timbul warna hitam + setetes larutan basa dan reagen Na-nitroprusid -timbul warna violet

14. SO4= sampel

+ 2 tetes larutan Ba(NO3)2 atau larutan Ba(OH)2 - Terjadi endapan putih -coba apakah larut dengan asam HCl pekat/encer

15. SO3=

sampel

+ 2 tetes larutan Ba(NO3)2 atau larutan Ba(OH)2 + setetes larutan air brom -terjadi endapan putih

16. S2O3=

6 tetes sampel

+ 3 tetes larutan HCl 2M

HASIL

a). + 2 tetes larutan KIO3


+ setetes larutan kanji -timbul warna biru b). + 1 tetes larutan Ba(NO3)2

+ 1 tetes larutan air brom -terjadi endapan putih

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil percobaan : 1. Uji Br sampel + AgNO3 1M + H NO3 = terdapat endapan putih endapan putih + (NH4)2CO3 2M = endapan menjadi putih kuning 2. Uji Clsampel + SiO2 padat + H2SO4 pekat = terjadi gelembung dan dapat mengeruhkan air pada ujung batang pengaduk. 3. Uji NO3Sampel + H2SO4 = terdapat endapan putih yang larut dalam HCl pekat.

4.2 PEMBAHASAN Praktikum reaksi spesifik anion bertujuan untuk menentukan jenis-jenis anion yang terdapat pada sampel anorganik (sampel B). Setelah dilakukan pengujian sampel satu per satu didaptkan 3 pengujian yang positif yakni uji Br- , uji F- dan SO42-. Anion sendiri adalah ion atau gugus yang memiliki muatan negatif. Pada pengujian Br- sampel anorganik ditambahkan larutan AgNO3 1M yang terjadi adalah larutan tersebut menjadi keruh dan di sentrifugasi terdapat endapan putih AgBr. Lalu diuji lagi dengan menambahkan HNO3 1M + (NH4)2CO3. Larutan tersebut kekeruhannya berkurang tapi tetap ada endapan putih. Jadi sampel anorganik dapat dipastikan mengandung anion Br- dan reaksinya adalah : Br- + AgNO3 AgBr + NO3Br- + HNO3 HBr + NO3Br- + (NH4)2CO3 NH4Br2 + CO3 2Berbeda dengan pengujian F- yang dilakukan hanya penambahan sampel + SiO2 padat + H2SO4 pekat yang menghasilkan terjadinya gelembung dan dapat

mengeruhkan air pada ujung batang pengaduk. Uji F- tak perlu dengan penambahan AgNO3, HNO3, maupun (NH4)2CO3. Reaksi yang terjadi adalah : 2F- + H2SO4 H2F2 + SO42SiO2 + 2 H2F2 SiF4 + 2H2O Pada uji SO42- sampel anorganik ditambahkan Ba (NO3)2 dan terjadi endapan putih dalam larutan, di uji lagi dengan menambahkan HCl pekat dan endapan putih tersebut larut yang berarti menandakan positif. Reaksi yang terjadi adalah : SO42- + Ba (NO3)2 BaSO4 + 2NO3SO42- + 2HCl H2SO4 + 2 ClUntuk uji anion - anion lainnya dengan berbagai reaksi hasilnya negatif, jadi hanya tiga anion positif di dalam sampel.

BAB V KESIMPULAN

Dari percobaan yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Dari reaksi spesifik yang dilakukan dapat ditemukan tiga anion yang positif terdapat dalam sampel, yaitu Cl-, Br- dan NO3-. 2. Kesalahan yang terjadi dapat disebabkan oleh praktikan yang kurang teliti ataupun zat yang terkontaminasi sehingga tidak didapat hasil yang baik.

DAFTAR PUSTAKA

1. Harjadi, W.1993. Ilmu Kimia Analitik Dasar.Gramedia.Jakarta. 2. Sukardjo.1985.Kimia Anorganik.Bina Aksara.Yogyakarta. 3. Vogel.1990.Analisis Anorganik Kualitatif. PT.Kalman Media Pustaka.Jakarta. 4. http://id.wikipedia.org/wiki/

MODUL V ANALISA GOLOGAN KATION SISTEM CARNOG

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Prinsip Berdasarkan analisis system Carnog untuk menghidari penggunaan gas H2S 1.2 Tujuan Untuk melakukan pemisahan kation menurut system carnog menggunakan (NH4)2S dan test akhir menandakan adanya kation yang dicari dilakukan kation yang dicari dilakukan reaksi spesifik terhadap kation dengan menggunakan reagensia yang khas untuk kation bersangkutan .

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisa kualitatif untuk kation berdasarkan sistem carnog ditujukan untuk menghindari penggunaan gas H2S. Gas H2S sangat berbahaya dan beracun. Pengerjaan disesuaikan dengan diagram dibawah ini dan tes spesifikasi untuk kation dapat dikerjakan dalam keadaan tercampur paling banyak 2 atau 3 kation. Dalam pengambilan reagen pereaksi tidak boleh digunakan pipet yang sama. Satu pipet untuk satu reagen. Analisa kualitatif merupakan analisis yang dilakukan untuk mengetahui unsur apa yang terdapat pada suatu sampel. Analisis kualitatif untuk zat organik terdiri dari : 1. Analisis anion 2. Analisis kation Pada analisis kation, kation yang dipelajari adalah sebagai berikut : NH4+, Na2+, Ba2+, Mg2+, Hg2+, Cu2+, Sn2+, Fe3+, CO2+, Mn2+, Ni2+, Al+, Ag2+, dan sebagainya. Untuk identifikasi kation secara sistematis, harus dilakukan pemisahan golongan. Setelah itu baru dilakukan uji spesifik setiap kation yang ada dalam golongan tersebut. Untuk mengidentifikasi keberadaan didalam cuplikan, dalam analisa kation ada 5 golongan, yaitu : 1. Golongan 1 : Ag, Pb+, akan mengendap sebagai garam klor dalam kondisi asam kuat. 2. Golongan 2 : Pb2+, Hg2+, Cu2+, Sn2+, akan mengendap sebagai garam sulfida atau hidroksida dalam suatu sedikit basa. 3. Golongan 3 : Fe2+, Fe3+, CO2+, akan mengendap sebagai garam atau hidroksida dalam suatu sedikit basa. 4. Golongan 4 : Ca2+, Ba2+, tetap berada dalam larutan setiap pemeriksaan kation golongan 1-4, karena H2S tidak enak serat berbahaya.

Pengujian kelarutan dilakukan pertama-tama dengan mengelompokan ion ion yang mempunyai kemiripan sifat. Pengelompokan dilakukan dalam bentuk pengendapan dimana penambahan pereaksi tertentu mampu mengendapkan sekelompok ion-ion. Cara ini menghasilkan 6 kelompok yang namanya disesuaikan dengan pereaksi pengendapan yang digunakan untuk mengendapkan ion kelompok tersebut. Kelompok ion-ion tersebut adalah golongan klorida (I), golongan sulfida (II), golongan hidroksida (III), golongan sulfida (IV), golongan karbonat (V), dan golongan sisa (VI). Analisis kation memerlukan pendekatan yang sistematis. Umumnya ini dilakukan dengan dua cara yaitu pemisahan dan identifikasi. Pemisahan dilakukan dengan cara mengendapkan suatu kelompok kation dari larutannya. Kelompok kation yang mengendap dipisahkan dari larutan dengan cara sentrifus dan menuangkan filtratnya ke tabung uji yang lain. Larutan yang masih berisi sebagian besar kation kemudian diendapkan kembali membentuk kelompok kation baru. Jika dalam kelompok kation yang terendapkan masih berisi beberapa kation maka kation-kation tersebut dipisahkan lagi menjadi kelompok kation yang lebih kecil, demikian seterusnya sehingga pada akhirnya dapat dilakukan uji spesifik untuk satu kation. Jenis dan konsentrasi pereaksi serta pengaturan pH larutan dilakukan untuk memisahkan kation menjadi beberapa kelompok. Suatu skema analisis standar untuk mengidentifikasi 25 kation dan 13 anion yang berbeda telah disusun. Skema analisis tersebut terus dikembangkan sehingga sekarang orang dapat memilih skema yang sesuai dengan kondisi yang ada dilaboratorium masing-masing. Bahkan tidak menutup kemungkinan untuk memodifikasi dan mengembangkan sendiri skema tersebut. Tabel berikut ini menunjukkan kelompok kation dan pereaksi yang digunakan dalam analisis kualitatif standar.

Golongan 1 2 3

Kation Ag+, Hg+, Pb2+ Cu2+, Cd2+, BI3+, Hg2+, Sn4+, Sb3+ Al3+, Cr3+, Co2+, Fe2+, Ni2+, Mn2+, Zn2+ Ba2+, Ca2+, Mg2+, Na +, K+, NH4

Pereaksi Pengendapan/kondisi HCl 6 M H2S 0,1 M pada pH 0,5 H2S 0,1 M pada pH 9 Tidak ada pereaksi pengendap golongan

BAB III PROSEDUR PERCOBAAN

3.1 ALAT :

1. Test tube 2. Kaca arloji 3. Pipet tetes 4. Kertas saring 5. Botol semprot 6. Spatula 7. Batang pengaduk 8. Penjepit 9. Bunsen 10. Sentrifuga

3.2 BAHAN : 1. Aquadest 2. HCl 6M 3. H2O2 10% 4. Air yod 5. NH4OH 2M 6. Gas H2S 7. FeS 8. Air brom 9. (NH4)2S2 10. K2CrO4 11. NaOH 2M 12. H2SO4 2M 13. Na2S2O3 padat 14. KSCN 2M 15. Na2CO3 padat 16. (NH4)2CO3 17. (NH4)C2O4 18. Pereaksi Magnison 19. NH4Cl 20. Pereaksi kation 21. KBr 1M 22. Aquaregia 23. SNCl 2M 24. Amilin 25. Plat Cu 26. HNO3 1:1

27. H2SO4 pekat 28. NH4OAc 2M 29. NaOaC 2M 30. Kl-Chincronin 31. K4Fe(CN)6 32. Benzoinoxim 33. NH4NO3 0,1M 34. NaBiO 3 35. KClO3 padat 36. AgNO3 1M 37. -nitoso -nepthol 38. etanol 65% 39. Zn Uranil acetat 40. Pereaksi untuk anion 41. KCN 2M 42. NaOH 6M 43. Serbuk Al 44. PbOAc 2M 45. Pereaksi Molibdat 46. Garam inggris 47. HNO3 pekat 48. HgCl2 5% 49. CaCO thilin 50. Serbuk Fe 51. KNO3padat 52. Rhodamin-B 53. Cl pekat 54. KIO3 55. HOAc 6M 56. CuSO4 0,1% 57. CHCl3 58. Na2HPO4 2M 59. Na2Co(NO2)6

3.3 Cara Kerja Campuran HCl

Ag, Pb, Hg(I)

Sentrat NH3 berlebih + (NH4)2S Asamkan dengan HOAc

Hg(II), Bi, Fe, Cu Co, Ni, Cd, Pb Zn, As, Sb, Sn

Sentrat H2SO4 + NH4HC2O4

Ba, Ca

Sentrat H3PO4 + NH4OH pH > g

Mn, Mg, Al, Cr

Sentrat

58

NH4+, K+, Na+

Pemisahan endapan dari filtrat Ag, Pb, dan Hg(I)

Hg, Bi, Mn, Fe, Pb, Cu, Cd Ni, Co, Ca, Sr, Ba, Mg + HCl, H2O2, NH3

+ Na2HPO4 Hg, Bi, Mn, Fe, Pb Ca, Sr, Ba, Mg + (NH4)2S2 + H2SO4 amm, ox Hg, Bi2S3, FeS, PbS + HNO3encer Ca, Ba Sr, Mg Cu, Cd Co, Ni Filtrat +KOH, Br2

HgS

Bi, Fe, Pb + H2SO4 encer

PbSO4

Fe, Bi + NH4OH

59

Fe(OH)3, Bi(OH)3 + NaOH

Bi

Fe

60

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil percobaan : 1. Fe3+ Sampel + KSCN 2M = terjadi warna merah darah. 2. Ba2+ Sampel + Na2CrO4 + AgNO3 = terbentuk endapan merah. 3. Ca2+ Sampel + NH3 dipanaskan dengan 0.5 ml NaOH 6M = menghasilkan bau.

4.2 Pembahasan : Gas H2S adalah gas yang sangat beracun, maka digunakanlah analisa golongan kation sistem carnog yang ditujukan untuk menghindari penggunaan gas tersebut. Pada percobaan ini dilakukan dengan sampel anorganik ditambahkan HCl pekat diruang asam, dan hasilnya adalah larutan menjadi warna kuning tak ada endapan. Hasil percobaan tadi disebut sentrat 1 dan kemudian dianalisa kembali dengan larutan NH3 + (NH4)2S + HOAc , hasilnya adalah terdapat endapan coklat dan larutan berwarna coklat. Karena terdapat endapan maka dilakukan uji kation pada endapan tersebut, hasilnya yaitu dapat diketahui terdapat Fe3+ yang karena dengan ditambahkannya KSCN 2M terjadi warna merah darah yang menunjukkan positif. Sentrat 2 + H2SO4 + NH4C2O4 menghasilkan warna kuning dan tak ada endapan karena kedua pelarut tersebut bersifat asam kuat dengan warna agak kekuningan. Lalu sentrat tersebut dinamakan sentrat 3.

61

Sentrat 3 + H3PO4 + NH4OH setelah dianalisa menghasilkan warna menjadi bening dan terdapat endapan berwarna putih. Karena terdapat endapan maka di uji pada Cr3+ yang positif karena saat ditambah Na2CrO4 + AgNO3 terjadi endapan berwarna merah. Sentrat 4 dibagi 3 , untuk uji NH4+, K+, dan Na+. Hasil yang di dapatkan positif yaitu hanya NH4+ saja karena pada saat + NH3 yang dipanaskan dengan 0,5 ml NaOH dihasilkan bau yang keluar yang menandakan posiif. Kemudian untuk perlakuan endapan yang didapatkan sebelumnya, dilakukan penambahan 20tetes H2O + 20 tetes HNO3 + dipanaskan pada penangas air + di sentrifuga. Hasilnya adalah endapan dengan warna kuning. Lalu dipanaskan antara endapan dan sentrat. Dalam hal ini sentrat dinamakan sentrat 5. Selanjutnya dilakukan percobaan pemisahan endapan dari filtrat Ag, Pb dan Hg yang untuk hasilnya semua uji tidak membentuk endapan sehinnga tidak bisa menguji unsur yang ada dalam sampel tersebut.

62

BAB V KESIMPULAN

Dari percobaan yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Dari reaksi spesifik yang dilakukan dapat ditemukan lima kation yang positif terdapat dalam sampel, yaitu Fe3+, Ba2+ dan Ca2+. 2. Kesalahan yang terjadi dapat disebabkan oleh praktikan yang kurang teliti ataupun zat yang terkontaminasi sehingga tidak didapat hasil yang baik.

63

DAFTAR PUSTAKA

1. Harjadi, W.1993. Ilmu Kimia Analitik Dasar.Gramedia.Jakarta. 2. Sukardjo.1985.Kimia Anorganik.Bina Aksara.Yogyakarta. 3. Vogel.1990.Analisis Anorganik Kualitatif. PT.Kalman Media Pustaka.Jakarta. 4. http://id.wikipedia.org/wiki/

64

MODUL VI ANALISA GOLOGAN KATION SISTEM GARSTENZANG

65

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Prinsip Berdasarkan Analisa kimia kation secara kualitatif dengan sistem Garstenzang dalam keadaan tercampur 2 atau 3 kation

1.2 Tujuan Untuk melakukan pemisahan kation menurut sisten gartenzang dan test akhir mengadakan adanya kation yang dicari dilakukan reaksi spesifik terhadap kation dengan menggunakan reagensia yang khas untuk kation bersangkutan .

66

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisa kualitatif untuk kation berdasarkan sistem carnog ditujukan untuk menghindari penggunaan gas H2S. Gas H2S sangat berbahaya dan beracun. Pengerjaan disesuaikan dengan diagram dibawah ini dan tes spesifikasi untuk kation dapat dikerjakan dalam keadaan tercampur paling banyak 2 atau 3 kation. Dalam pengambilan reagen pereaksi tidak boleh digunakan pipet yang sama. Satu pipet untuk satu reagen. Analisa kualitatif merupakan analisis yang dilakukan untuk mengetahui unsur apa yang terdapat pada suatu sampel. Analisis kualitatif untuk zat organik terdiri dari : 5. Analisis anion 6. Analisis kation Pada analisis kation, kation yang dipelajari adalah sebagai berikut : NH4+, Na2+, Ba2+, Mg2+, Hg2+, Cu2+, Sn2+, Fe3+, CO2+, Mn2+, Ni2+, Al+, Ag2+, dan sebagainya. Untuk identifikasi kation secara sistematis, harus dilakukan pemisahan golongan. Setelah itu baru dilakukan uji spesifik setiap kation yang ada dalam golongan tersebut. Untuk mengidentifikasi keberadaan didalam cuplikan, dalam analisa kation ada 5 golongan, yaitu : 1. Golongan 1 : Ag, Pb+, akan mengendap sebagai garam klor dalam kondisi asam kuat. 2. Golongan 2 : Pb2+, Hg2+, Cu2+, Sn2+, akan mengendap sebagai garam sulfida atau hidroksida dalam suatu sedikit basa.
67

3. Golongan 3 : Fe2+, Fe3+, CO2+, akan mengendap sebagai garam atau hidroksida dalam suatu sedikit basa. 4. Golongan 4 : Ca2+, Ba2+, tetap berada dalam larutan setiap pemeriksaan kation golongan 1-4, karena H2S tidak enak serat berbahaya. Pengujian mengelompokan Pengelompokan kelarutan ion ion dilakukan yang dalam pertama-tama kemiripan dengan sifat. dimana

mempunyai bentuk

dilakukan

pengendapan

penambahan pereaksi tertentu mampu mengendapkan sekelompok ion-ion. Cara ini menghasilkan 6 kelompok yang namanya disesuaikan dengan pereaksi pengendapan yang digunakan untuk mengendapkan ion kelompok tersebut. Kelompok ion-ion tersebut adalah golongan klorida (I), golongan sulfida (II), golongan hidroksida (III), golongan sulfida (IV), golongan karbonat (V), dan golongan sisa (VI). Analisis kation memerlukan pendekatan yang sistematis. Umumnya ini dilakukan dengan dua cara yaitu pemisahan dan identifikasi. Pemisahan dilakukan dengan cara mengendapkan suatu kelompok kation dari larutannya. Kelompok kation yang mengendap dipisahkan dari larutan dengan cara sentrifus dan menuangkan filtratnya ke tabung uji yang lain. Larutan yang masih berisi sebagian besar kation kemudian diendapkan kembali membentuk kelompok kation baru. Jika dalam kelompok kation yang terendapkan masih berisi beberapa kation maka kation-kation tersebut dipisahkan lagi menjadi kelompok kation yang lebih kecil, demikian seterusnya sehingga pada akhirnya dapat dilakukan uji spesifik untuk satu kation. Jenis dan konsentrasi pereaksi serta pengaturan pH larutan dilakukan untuk memisahkan kation menjadi beberapa kelompok. Suatu skema analisis standar untuk mengidentifikasi 25 kation dan 13 anion yang berbeda telah disusun. Skema analisis tersebut terus

68

dikembangkan sehingga sekarang orang dapat memilih skema yang sesuai dengan kondisi yang ada dilaboratorium masing-masing. Bahkan tidak menutup kemungkinan untuk memodifikasi dan mengembangkan sendiri skema tersebut. Tabel berikut ini menunjukkan kelompok kation dan pereaksi yang digunakan dalam analisis kualitatif standar.

Golongan

Kation Ag+, Hg+, Pb2+ Cu2+, Cd2+, BI3+, Hg2+, Sn4+, Sb3+ Al3+, Cr3+, Co2+, Fe2+, Ni2+, Mn2+, Zn2+ Ba2+, Ca2+, Mg2+, Na +, K+, NH4

Pereaksi Pengendapan/kondisi HCl 6 M H2S 0,1 M pada pH 0,5

1 2

H2S 0,1 M pada pH 9

Tidak ada pereaksi pengendap golongan

69

BAB III PROSEDUR PERCOBAAN

3.1 ALAT :

1. Test tube 2. Pipet tetes 3. Labu semprot 4. Spatula 5. Penjepit tabung 6. Bunsen 7. Sentrifuga 8. Pengaduk kaca 9. Rak test tube.

3.2 BAHAN :

1. Aquadest 2. HCl 6M 3. H2O2 10% 4. Air brom 5. NH4OH 2M 6. NaCl 2M 7. K2CO3 2M 8. KOH 2M 9. Na2HPO4 10. Pereaksi kation

70

3.3 . Cara kerja

Campuran

HCL

Ag, Pb, Hg

Sentrat KOH +

K2CO3 + Br2

Hg, Bi, Mn, Fe Pb, Cu, Cd, Ni Co, Ca, Sr, Ba, Mg Larutan + Al HCl + H2O2 Nh3 + H2O2 Sb, Sn, Al

Sentrat NH4OH + NaCl

Sentrat Zn, Cr,

Hg, Bi, Mn Fe, Pb

Sentrat Na2HPO4

Ca, Sr, Ba, Mg

Sentrat

71

KOH + Br2

Cu, Cd, Ni, Co

Sentrat

72

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil percobaan Untuk analisa golongan kation sistem Gartenzang di dapatkan 2 kation yang positif yaitu: Fe3+ dan Mg2+ Sampel + HCl pekat Sentrat Sentrat + KOH + K2Co3 + Br terjadi endapan, Uji endapan di uji berdasarkan pada modul 2, sehingga di dapatkan kation yang positif yaitu Fe3+ dan Mg2+

4.2 Pembahasan Percobaan analisa kualitatif adalah analisa mengenai unsur-unsur atau ion-ion yang terdapat pada sampel. Dalam hal ini sampel yang digunakan adalah sampel anorganik C dengan pelarut HCl pekat. Digunakan pelarut HCl pekat karena pelarut tersebut dapat lebih melarutkan sampel dibanding pelarut lain. Pada percobaan analisa golongan kation sistem gartenzang sampel ditambahkan HCl 2M dihasilkan larutan warna kuning kebeningbeningan dan tak ada endapan yang terjadi. Hal ini sudah bias dipastikan bahwa sampel yang digunakan tak mengandung kation Ag, Pb, Hg. Larutan tersebut dinamakan sentrat 1. Sentrat 1 di perlakukan lagi dan menghasilkan larutan berwarna orange dengan uap yang berbau menyengat dan endapan gel coklat yang berasal dari Br2. Terdapat gel coklat karena sifat dari Br2 yang lambat terurai dengan air. Kemudian endapan dan sentrat dipisahkan . sentrat tersebut dinamakan sentrat 2.

73

Sentrat 2 + NH4OH + NaCl menghasilkan larutan warna merah jingga tak ada endapan. Jadi dapat dipastikan sampel tak mengandung kation Sb, Sn, Al. Untuk perlakuan endapan gel coklat yang didapatkan sebelumnya, dibagi 2. Endapan gel coklat pertama dilakukan pengujian kationkation Hg, Bi, Mn, Fe, Pb, Cu, Cd, Ni, CO, Ca, Sr, Ba, Mg. di dapatkan hasil yang positif yaitu Fe3+ dan Mg2+ Lalu untuk endapan gel coklat yang pertama , + KSCN 2M larutan menjadi warna merah darah dan endapan tersebut hilang. Sudah bias dipastikan bahwa sampel mengandung kation Fe3+ . kemudian larutan tersebut diperlakukan lagi ddengan menambahkan HCl + H2O2. Larutan berubah menjadi kuning. Hal ini dikarenakan HCl(asam) dan H2O2(asam kuat) yang bertindak sebagai oksidator kuat. Lalu ditambahkan NH3 dan H2O2 , larutan menjadi bening dan beruap karena semua pelarut yang digunakan bersifat asam sehingga menimbulkan uap. Sentrat ini dinamakan sentrat 4. Sentrat 4 + Na2HPO4 larutan bening endapan.(sentrat 5) Sentrat 5 + KOH + Br2 menghasilkan orange bening tak ada endpan. Karena KOH sifat basa dan Br2 asam kuat sehingga asam kuat mengoksidasi KOH. Untuk endapan gel coklat yang kedua hanya dilakukan dengan penambahan HCl + H2O2 yang fungsinya sebagai penjernih . larutan menjadi kuning kebeningan. Untuk perlakuan sentrat sama saja dengan perlakuan endapan gel coklat yang pertama. Reaksi yang terjadi pada percobaan ini adalah : Fe3+ + 3KSCN Fe(SCN)3 + 3K+ . agak berminyak tanpa

74

BAB V KESIMPULAN

Dari percobaan yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Dari reaksi spesifik yang dilakukan dapat ditemukan 2 kation yang positif terdapat dalam sampel, yaitu Fe3+ dan Mg2+. 2. Kesalahan yang terjadi dapat disebabkan oleh praktikan yang kurang teliti ataupun zat yang terkontaminasi sehingga tidak didapat hasil yang baik.

75

DAFTAR PUSTAKA

1. Harjadi, W.1993. Ilmu Kimia Analitik Dasar.Gramedia.Jakarta. 2. Sukardjo.1985.Kimia Anorganik.Bina Aksara.Yogyakarta. 3. Vogel.1990.Analisis Anorganik Kualitatif. PT.Kalman Media Pustaka.Jakarta.

4. http://id.wikipedia.org/wiki/

76

MODUL VII ANALISA GOLOGAN ANION SISTEM WEISZ

77

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Prinsip Berdasarkan proses ekstraksi dengan soda ( Na2CO3) 1.2 Tujuan Untuk melakukan pemisahan anion menurut sistem weisz dan test akhir menandakan adanya anion yang dicari dilakukan reaksi spesifik terhadap anion dengan menggunakan reagensia yang khas untuk anion bersangkutan.

78

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisa kualitatif untuk anion berdasarkan sistem Weisz, berdasarkan ekstraksi dengan soda (Na2CO3). Zat yang akan dianalisa dicampur dengan larutan jenuh Na2CO3 dan dipanaskan selama 15 30 menit diatas penangas air. Endapan yang terjadi disaring dan filtratnya dinamakan ekstrak soda atau ekstrak karbonat. Reaksi penukaran ion yang terjadi adalah sebagai berikut: LX + Na2CO3 Na2X + LCO3

Anion X itu dapat membentuk garam yang mudah larut. Analisis anion tidak jauh berbeda dengan analisis kation, hanya saja pada analisis anion tidak memiliki metode analisis standar yang sistematis seperti analisis kation. Uji pendahuluan awal pada analisis anion juga berdasarkan pada sifat fisika seperti warna, bau, terbentuknya gas, dan kelarutannya. Beberapa anion menghasilkan asam lemah volatil atau dioksidasi dengan asam sulfat pekat seperti dapat dilihat pada tabel berikut. Anion ClPengamatan Bergelembung, tidak berwarna, bau menusuk, asap putih pada udara lembab, lakmus biru menjadi merah BrBergelembung, berwarna coklat , bau menusuk, berasap, lakmus biru menjadi merah NaBr + 2H2SO4 HBr +NaHSO42HBr + H2SO4 Br2 + SO2 + 2H2O Reaksi NaCl + H2SO4 NaHSO4- + HCl

79

I-

Bergelembung, uap ungu jika dipanaskan, bau seperti H2S.

NaI + H2SO4 NaHSO4+ HI H2SO4 + HI H2S + 4H2O + 4I2 ZnS + H2SO4 ZnSO4 + H2S Na2CO3 + H2SO4 Na2SO4 + H2O + CO2 Na2SO3 + H2SO4 Na2SO4 + H2O + SO2 2K2Cr2O4 + H2SO4 K2Cr2O7 + H2O + K2SO4

S2CO32-

Bau khas gas H2S Bergelembung, tidak berwarna dan tidak berbau

SO32-

Bergelembung, tidak berwarna, bau sengak

CrO42- Perubahan warna dari kuning menjadi jingga

80

BAB III PROSEDUR PERCOBAAN

3.1 Alat 1. Test tube 2. Kaca arloji 3. Pipet tetes 4. Kertas saring 5. Botol semprot 6. Rak test tube 7. Spatula 8. Batang pengaduk 9. Sentrifuga 3.2 Bahan 1. Aquadest 2. AgNO3 1M 3. Na2CO3 jenuh 4. (NH4)2CO3 5. HNO3 2M 6. Ca(NO3)2 7. NH4OH 8. Asam benzoate 9. Asam silisiat 10. HoAc 2M 11. Ba(NO3)2 12. Benzen

81

3.3 Cara Kerja

Ekstrak soda

+ AgNO + NH

Cl , Br , I , SCN , S , AsO3 , IO4

sentrat

+ HNO3 + Benzena

Ekstrak benzoat salisilat

SiO32 , IO3 , BrO3

sentrat

+ NH4OH + Ca(NO3)2

F , C2O42 , AsO3 , PO43

sentrat

+ HOAc

+Ba(NO3)2

F , C2O42

Larutan PO43 , AsO43

CrO42 , SO42

Larutan BO33 82

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil percobaan 1. 1 ml sampel + 20 ml Aquades, dipanaskan + ekstrak soda, diaduk hingga jenuh larutan berwarna coklat, disaring Ekstrak soda + AgNo3 +NH3 + (NH4)2Co3 endapan putih Endapan putih di uji berdasarkan pada modul 3 di dapatkan hasil anion yang positif yaitu Cl- , Br- , dan SO42Sampel + AgNo3 + HNO3 2M endapan putih Agcl di cuci dengan H2O Endapan larut dengan + (NH4)2Co3 2M Hal ini menandakan ada nya Cl
-

Sampel + AgNo3 + HNO3 2M endapan putih tidak larut dalam (NH4)2Co3 2M Hal ini menandakan ada nya Br
-

Sampel + Ba(NO3)2 endapan putih, larut dengan HCl pekat atau encer Hal ini menandakan ada nya SO42-

83

4.2 Pembahasan Dalam analisa terhadap anion-anion, sebenarnya belum ada suatu cara yang ada untuk mendeteksinya dengan lebih spesifik atau sistematik. Termasuk dalam sistem weisz ini. Masih banyak faktorfaktor kesalahan, baik itu faktor praktikan, alat yang kurang bersih maupun yang lainnya. Pada percobaan ini sebenarnya menggunakan sampel ekstrak soda , namun diganti dengan sampel pada masing masing praktikan. Pada percobaan pertama, sampel dilarutkan dengan AgNO3 lalu terbentuk endapan putih yang berasal dari Ag+. Kemudian ditambahkan NH3, larutan menjadi ada uap putih dan berbau ammonia yang bersifat asam. Lalu ditambahkan larutan (NH4)2CO3 atau ammonium bikarbonat. Larutan berwarna puti kekuningan, agak keruh, berbau menyengat, beruap putih dan suhu meningkat. Hal ini dikarenakan karena sampel menggunakan pelarut aquaregia yang bersfat asam, dan ditambahkan pelarut yang asam pula, maka suu pun akan memanas. Endapan yang didapatpun dipisahkan dengan sentrat nya, dan akan dianalisis lagi nanti. Pada sentrat 1, ditambahkan HNO3 dan benzen, maka terjadi 2 fasa. Bening kekuningan dan tak ada endapan. Terjadi 2 fasa dikarenakan adanya perbedaan berat jenis dari masing-masing pelarut. Sentrat tersebut dinamakan sentrat 2. Sentrat 2 dilarutkan lagi dengan NH4OH + Ca(NO3)2 dan terjadi 2 fasa lagi. Fasa atas : bening, fasa bawah : bening. Tak ada endapan yang terbentuk pada percobaan ini. Lalu sentrat dinamakan sentrat 3. Sentrat 3 ditambahkan Ba(NO3)2 dan masih tetap terjadi 2 fasa. Yakni fasa atas bening, fasa bawah keruh. Tak ada endapan. Sentrat kemudian dinamakan sentrat 4. Selanjutnya sentrat 4 dibagi 2 agar dapat dilakukan 2kali pengujian, yakni uji BO33- dan uji SO42-. Pada percobaan uji BO33-

84

tidak terjadi noda hitam , melainkan noda orange. Hal ini menunjukkan bahwa sampel tak mengandung ion BO33-. Lalu untuk pengujian SO42- , larutan yang didapat terdapat endapan putih yang larut dalam HCl. SO42- + Ba (NO3)2 BaSO4 + 2NO3SO42- + 2HCl H2SO4 + 2 Cl-

85

BAB V KESIMPULAN

Dari percobaan yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Dari reaksi spesifik yang dilakukan dapat ditemukan anion yang positif terdapat dalam sampel, yaitu Cl , Br dan SO422. Kesalahan yang terjadi dapat disebabkan oleh praktikan yang kurang teliti ataupun zat yang terkontaminasi sehingga tidak didapat hasil yang baik.
-

86

DAFTAR PUSTAKA

1. Harjadi, W.1993. Ilmu Kimia Analitik Dasar.Gramedia.Jakarta. 2. Sukardjo.1985.Kimia Anorganik.Bina Aksara.Yogyakarta. 3. Vogel.1990.Analisis Anorganik Kualitatif. PT.Kalman Media Pustaka.Jakarta. 4. http://id.wikipedia.org/wiki/

87

88

MODUL VIII ANALISA KUALITATIF SENYAWA ORGANIK

89

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Prinsip Berdasarkan reaksi spesifik senyawa organik Berdasarkan Metode Kromatografi Lapis Tipis

1.2 Tujuan Penentuan ada tidaknya senyawa yang dicari didalam sampel dengan metoda KLT, dengan menggunakan absorban bubur silica gel, yang dibandingkan dengan bubur bentonit dan Al2O3

90

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Kromatografi ditemui oleh Michael Tswert, seorang ahli botani di University Warsaw (Poland) pada tahun 1906. Perkataan kromatografi berasal daripada perkataan Yunani Wama dan Tulis. Kromatografi terbentuk apabila terdapat satu fasa bergerak. Fasa diam biasanya padatan atau cairan manakala fasa bergerak biasanya adalah cairan atau gas. Katakan kita mempunyai campuran dua bahan A dan B. A akan terjerap kepada fasa pegun dengan kuat manakala B tidak. A juga mempunyai keterlarutan dalam fasa bergerak yang lebih rendah berbanding dengan B. justru apabila campuran A dan B dibiarkan melalui satu lajur kromatografi, B dapat bergerak dengan lebih cepat berbanding dengan A, karena A mengalami rintangan yang kuat dalam perjalannya. Kromatografi digunakan untuk memisahkan campuran dari subtitusinya menjadi komponen-komponennya. Seluruh bentuk

kromatografi bekerja berdasarkan prinsip yang sama. Seluruh bentuk kromatografi memiliki fase diam (berupa padatan atau cairan yang didukung pada padatan) dan fase gerak.(cairan atau gas). Fase gerak mengalir melalui fase diam dan membawanya komponen dari campuran bersama-sama. Komponen-komponen yang berbeda akan bergerak pada laju yang berbeda-beda pula. Kromatografi lapis tipis digunakan untuk memisahkan komponenkomponen atas dasar perbedaan adsorpsi atau partisi oleh fase diam dibawah gerakan pelarut pengembang. Pada dasarnya KLT sangat mirip dengan kromatografi kertas, terutama pada cara pelaksanaannya. Perbedaan nyata terlihat pada fase diamnya atau media pemisahnya , yakni digunakan lapis tipis adsorben sebagai pengganti kertas. Bahan adsorben

91

sebagai fasa diam dapat digunakan silica gel, alumina dan serbuk selulosa. Partikel silica gel mengandung gugus hidroksil pada permukaanya yang akan membentuk ikatan hydrogen dengan molekul polar air. Fase diam untuk kromatografi lapis tipis seringkali juga mengandung subtansi yang mana dapat berpendar flour dalam sinar UV. Fase gerak merupakan pelarut atau campuran pelarut yang sesuai .

92

BAB III PROSEDUR PERCOBAAN

3.1 Alat 1. Plat kaca 2. Pipet tetes 3. Kapiler kaca 2L 4. Spatula 5. Batang pengaduk 6. Chamber 7. Gelas ukur 8. Labu semprot

3.2 Bahan : 1. Aquadest 2. Silica gel 3. CaCO3 4. Bentonit powder 5. Yodium padat 6. N-Hexana 7. CHCl3 8. Etil alkohol 9. Etil eter 10. N-benzen 11. Al2O3 powder 12. Methylen klorida 13. Dioxan

93

3.3 Cara Kerja 1. Persiapan Sampel

Allium fistulosum Diekstrak dengan alkohol

Hasil

2. Pembuatan Plat KLT Bentonit halus Hasil Dimasukan kedalam gelas piala Dipanaskan Ditambah air setelah dingin Dicelupkan plat kedalamnya Dikeringkan

3. Pengukuran Sampel

Sampel Ditotolkan pada plat Dimasukkan kedalam chamber yang sudah diisi mehtylen klorida : n hexana ( 1 : 4 ) Dibiarka mengulsi samapai bidang batas Diamati noda yang muncul dengan banyuan lampu UV Diulangi percobaan dengan mengganti eluen
94

Hasil

Dihitung masing masing Rf dari sampel

95

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil percobaan : 1. kloroform 1ml : n-hexana 4 ml Daun a. Tinggi noda yang muncul b. Tinggi plat dari noda 2. N-Hexana 4 : Kloroform 1 a. Tinggi noda yang muncul b. Tinggi Plat dari noda Batang a. Tinggi noda yang muncul b. Tinggi plat dari noda Akar Tidak muncul noda : 2 cm : 2 cm : 2,3 cm : 5,5 cm : 2,5 cm : 5,5 cm

96

4.2 Pembahasan : Pada praktikum kali ini mengidentifikasi analisa kualitatif pada senyawa organic. Sampel yang digunakan adalah tanaman kuping gajah (Anthurium Crystallinum). Plat KLT yang akan digunakan sebelumnya dipersiapkan 1hari sebelumnya dengan menggunakan CaCO3. Diayak dengan ayakan mesh lalu dicampurkan dengan aquadest. Agar mencapai ketebalan yang sempurna, maka saat penambahan aquadest haruslah sedikit demi sedikit. Sebelum ditotolkan pada plat KLT, terlebih dahulu membuat batas atas dan batas bawah dengan pensil. Hal ini bertujuan untuk mengetahui dimana penetesan sampel itu. Tidak menggunakan pulpen karena pewarna dari tinta itu akan bergerak selayaknya kromatogram dibentuk, dan hai ini tentu saja akan menggangu proses pengelusian senyawa sampel organik. Didalam chamber yang telah berisi eluen eluen yang merupakan campuran antara n-heksan : kloroform di masukkan plat klt yang telah ditotolkan oleh larutan sampel baik daunbatang dan akar. Ketika pelarut mulai membasahi plat, pelarut pertama-tama akan melarutkan senyawa-senyawa dalam bercak yang telah ditempatkan pada garis dasar. Senyawa senyawa akan bergerak pada lempengan kromatografi sebagiamana halnya pergerakan pelarut. Setelah beberapa menit akan terlihat mulai ada bercak terpisah pisah. Ini dikarenakan setelah sampel dilarutkann oleh eluen maka sampel pun akan ikut berinteraksi juga dengan silica gel yang ada pada lempengan. Senyawa yang terperangkap dibagian paling bawah menunjukan bahwa senyawa tersebut paling tinggi kepolarannya. Senyawa organik ini dapat membentuk ikatan hydrogen yang akan melekat pada silica lebih kuat dibanding senyawa lainnya. Dapat dikatakan bahwa senyawa ini terjerap lebih kuat dari senyawa yang lain.

97

Untuk perhitungan Rf : Rumusnya adalah Rf = Jarak noda (a) Jarak plat (b) 1. Rf Daun Rf = a b = 2,5 cm 5,5 cm = 0,45 cm 2. Rf Batang Rf = a b = 2 cm 5,5 cm = 0,36 cm

98

BAB V KESIMPULAN

Dari percobaan yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Nilai Rf pada daun yaitu 0,45 cm 2. Nilai Rf pada batang yaitu 0,36 cm 3. Pada akar tidak terlihat noda yang muncul 4. Kesalahan yang terjadi dapat disebabkan oleh praktikan yang kurang teliti ataupun zat yang terkontaminasi sehingga tidak didapat hasil yang baik.

DAFTAR PUSTAKA

99

1. Anwar, Chairil , dkk. 1996. Pengantar praktikum kimia organik. Yogyakarta . FMIPA. UGM 2. Harjadi, W.1993. Ilmu Kimia Analitik Dasar.Gramedia.Jakarta. 3. A,Day,N dan AL Anderwood.1986. Analisa Kimia Kuantitatif edisi ke lima. Erlangga. Jakarta. 4. Vogel. 1990. Analisis Anorganik Kualitatif. PT.Kalman Media Pustaka . Jakarta 5. http://id.wikipedia.org/wiki/

100

Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Jenderal Ahmad Yani 2012

101

102

Você também pode gostar