Você está na página 1de 6

Bagaimana cara penghitungan berat badan pada pasien tersebut ?

Cara mendeteksi gizi buruk secara praktis adalah dengan membandingkan antara berat badan anak dengan berat badan idealnya. Berat Badan Ideal (BBI) dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut ini:
Tabel 1. Rumus untuk Menghitung Berat Badan Ideal (BBI) Usia Anak Rumus Berat Badan Ideal (BBI) 1-6 bulan BBI (gr) = Berat Bayi Lahir (gr) + usia (bulan) x 600 gr 7-12 bulan 1-10 tahun BBI (gr) = Berat Bayi Lahir (gr) + usia (bulan) x 500 gr BBI (kg) = (usia {bulan}/2) +3 BBI (kg) = (2n + 8), dimana 2n adalah 2 dikali usia dalam tahun dan bulan
Sumber : http://arali2008.wordpress.com

Contoh pertama: Anak balita usia 14 bulan, sebelum usia balita ini dimasukkan rumus terlebih dahulu usia 14 bulan diuraikan menjadi tahun dan bulan yaitu 1 tahun 2 bulan dimana 1 tahun adalah 12 bulan. Karena usia dalam tahun dan bulan maka 1 tahun 2 bulan ditulis dengan 1,2 (dibaca 1 tahun 2 bulan). Selanjutnya baru dimasukkan ke dalam rumus yaitu = (1,2 x 2) + 8 = 2,4 + 8 = 10,4. Jadi hasilnya berat badan ideal untuk anak balita usia 14 bulan adalah 10,4 kg. Contoh kedua: Anak balita usia 2 tahun 10 bulan, seperti di atas ini ditulis dengan usia = 2,10 dan selanjutnya dikali dengan 2. Jadi hasilnya adalah 4,20. Hasil ini jangan langsung ditambah dengan 8, karena 4,20 diartikan 4 tahun 20 bulan, 20 bulan artinya 1 tahun 8 bulan, jadi 4,20 berubah menjadi 5,8, baru kemudian ditambah dengan 8 maka berat badan idealnya adalah 13,8 kg. Langkah selanjutnya untuk mengetahui seorang anak menderita gizi buruk setelah mengetahui berat badan ideal adalah membandingkan dengan berat badan anak yang sesungguhnya. Jika hasilnya berat badan anak sampai di bawah 30% berat idealnya berarti anak menderita gizi kurang dan jika dibiarkan bisa berlanjut menjadi gizi buruk. Pada skenario zuhro usia 5 tahun. Rumus BBI = (2n + 8) dengan n usia dalam bulan. Maka BBI zuhro adalah ((2x5)+8) = 18 kg. Berat badan zuhro adalah 10 kg, jika kita bandingkan antara berat badan ideal dengan berat badan zuhro sebenarnya maka zuhro tidak menderita gizi buruk, karena hasilnya tidak dibawah 30 % berat badan ideal.

Apa etiologi dari infeksi saluran pernafasan pada kasus ini ?


Pengamatan menunjukkan bahwa pasien PJB makin bertambah jumlahnya dan menempati posisi terbanyak diantara penyakit jantung pada bayi dan anakanak. Setiap jenis PJB membawa dampak yang berbeda satu sama lain baik perjalanan klinis, komplikasi ataupun pendekatan bedah. Gangguan yang hemodinamik jantung yang akibat berat kelainan disertai jantung gagal memberikan gejala

menggambarkan derajat kelainan, dari yang asimtomatis sampai gagal tumbuh. Derajat gangguan pertumbuhan, sianotik, berkurangnya toleransi latihan, infeksi saluran napas berulang serta komplikasi neurologis dapat merupakan petunjuk beratnya kelainan. Infeksi berulang sering merupakan masalah besar pada pasien PJB. Lingkaran antara infeksi dan malnutrisi jelas berdampak negatif pada pertumbuhan anak dengan PJB. Pasien PJB yang mengalami infeksi akut misalnya infeksi saluran pernapasan akan menyebabkan anoreksia, malabsorbsi dan gangguan metabolisme. Anoreksia dan sesak napas dapat menyebabkan problem makan pada anak-anak. menurunnya Pada anak tidak berat dan cukupnya badan, konsumsi makanan akan dalam menyebabkan turunnya imunitas pertumbuhan mukosa. terhambat,

kerusakan

Perubahan

sirkulasi paru menyebabkan perubahan sistem pernapasan disertai penurunan kekebalan seluler setempat yang memudahkan pasien terserang infeksi saluran pernapasan. Di Indonesia, ISPA merupakan penyakit yang sangat sering diderita anakanak; 90% di antara ISPA pada anak merupakan infeksi saluran pernapasan atas akut. Banyak faktor risiko yang berhubungan dengan terjadinya ISPA pada anakanak diantaranya umur, jenis kelamin, gizi, jumlah keluarga, pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua, sosial ekonomi, lingkungan dan fasilitas kesehatan yang tersedia.

Berapa berat badan lahir normal ? Pada umumnya bayi dilahirkan setelah dikandung kurang lebih 40 minggu dalam rahim ibu. Pada waktu lahir bayi mempunyai berat badan sekitar 3 Kg dan panjang badan 50 cm (Solihin Pudjiadi, 2003:11). Secara umum berat bayi lahir yang normal adalah antara 3000 gr sampai 4000 gr, dan bila di bawah atau kurang dari 2500 gr dikatakan

Berat Badan Lahir Rendah (BBLR). Menurut Jumiarni dkk(1995:73), BBLR adalah neonatus dengan berat badan lahir pada saat kelahirankurang dari 2500 gram (sampai 2499 gram). Dahulu bayi ini diakatakan prematur kemudian disepakati disebut low birth weight infant atau Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR). Karena bayi tersebut tidak selamanya prematur atau kurang bulan tetapi dapat cukup bulan maupun lebih bulan.Menurut Jumiarni dkk (1995:74) klasifikasi bayi menurut umur kehamilan dibagi dalam 3 kelompok yaitu bayi kurang bulan adalah bayi dengan masa kehamilan kurang dari 37 minggu (259 hari), bayi cukup bulan adalah bayi denganmasa kehamilan dari 37 minggu sampai dengan 42 minggu (259 -293 hari), dan bayi lebih bulan adalah bayi dengan masa kehamilan mulai 42 minggu atau lebih. Bagaimana mekanisme abnormal dari RBBB pattern ? Right Bundle Branch Block (RBBB) secara umum dan pada PJB. RBBB merupakan gangguan konduksi yang terjadi pada cabang berkas kanan. Gambaran EKG yang terlihat adalah kompleks QRS yang lebar (lebih dari 0,12 s), gelombang RSR di sadapan V1 dan V2, gelombang S yang melebar pada sadapan I, aVL, V5, dan V6. Kelainan ini bisa dijumpai pada variasi normal, Atrial Septal Defect (ASD), infark miokard, dan degenerasi. Pada PJB Pada pemeriksaan penunjang yaitu elektrokardiografi akan tampak yaitu : Deviasi sumbu frontal jantung yang mengarah ke kanan. Kompleks QRS terlihat sedikit memanjang dan terdapat karakterisitik pola rsr/rsR pada V 1. Pada V 6 dapat terlihat gambaran S yang lebih panjang dari normal. kompleks QRS menggambarkan keadaan berkas his dan cabang-cabangnya, biasanya diistilahkan sebagai blokade cabang berkas kanan inkomplit(RBBB). Hal ini terjadi bukan akibat gangguan hantaran, melainkan akibat hipertrofi ventrikel kanan yang berlebihan volume. Bagaimana mekanisme abnormal dari RAH ? Dilatasi atrium kanan. Apa diagnosis kerja (working diagnosis) pada kasus ini ? 1. Defek septal atrial besar. Apa saja komplikasi pada kasus ini ? Komplikasi yang dapat terjadi pada penyakit jantung bawaan antara lain :

1. Sindrom Eisenmenger. Komplikasi ini terjadi pada PJB non-sianotik yang

menyebabkan aliran darah ke paru yang meningkat. Akibatnya lama kelamaan pembuluh kapiler di paru akan bereaksi dengan meningkatkan resistensinya sehingga tekanan di arteri pulmonal dan di ventrikel kanan meningkat. Jika tekanan di ventrikel kanan melebihi tekanan di ventrikel kiri maka terjadi pirau terbalik dari kanan ke kiri sehingga anak mulai sianosis. Tindakan bedah sebaiknya dilakukan sebelum timbul komplikasi ini. 2. Serangan sianotik. Komplikasi ini terjadi pada PJB sianotik. Pada saat serangan anak menjadi lebih biru dari kondisi sebelumnya, tampak sesak bahkan dapat timbul kejang. Kalau tidak cepat ditanggulangi dapat menimbulkan kematian. 3. Abses otak. Abses otak biasanya terjadi pada PJB sianotik. Biasanya abses otak terjadi pada anak yang berusia di atas 2 tahun. Kelainan ini diakibatkan adanya hipoksia dan melambatnya aliran darah di otak. Anak biasanya datang dengan kejang dan terdapat defisit neurologis.

She always complains of frequent respiratory tract infection. Sometimes she complains of shortness of breath after activities and easily fatique. Manifestasi Klinis Gangguan hemodinamik akibat kelainan jantung dapat memberikan gejala yang menggambarkan derajat kelainan. Adanya gangguan pertumbuhan, sianosis, berkurangnya toleransi latihan, kekerapan infeksi saluran napas berulang, dan terdengarnya bising jantung, dapat merupakan petunjuk awal terdapatnya kelainan jantung pada seorang bayi atau anak. a. Gangguan pertumbuhan. Pada PJB nonsianotik dengan pirau kiri ke kanan, gangguan pertumbuhan timbul akibat berkurangnya curah jantung. Pada PJB sianotik, gangguan pertumbuhan timbul akibat hipoksemia kronis. Gangguan pertumbuhan ini juga dapat timbul akibat gagal jantung kronis pada pasien PJB. b. Sianosis. Sianosis timbul akibat saturasi darah yang menuju sistemik rendah. Sianosis mudah dilihat pada selaput lendir mulut, bukan di sekitar mulut. Sianosis akibat kelainan jantung ini (sianosis sentral) perlu dibedakan pada sianosis perifer yang sering didapatkan pada anak yang kedinginan. Sianosis perifer lebih jelas terlihat pada ujungujung jari.

c. Toleransi latihan. Toleransi latihan merupakan petunjuk klinis yang baik untuk menggambarkan status kompensasi jantung ataupun derajat kelainan jantung. Pasien gagal jantung selalu menunjukkan toleransi latihan berkurang. Gangguan toleransi latihan dapat ditanyakan pada orangtua dengan membandingkan pasien dengan anak sebaya, apakah pasien cepat lelah, napas menjadi cepat setelah melakukan aktivitas yang biasa, atau sesak napas dalam keadaan istirahat. Pada bayi dapat ditanyakan saat bayi menetek. Apakah ia hanya mampu minum dalam jumlah sedikit, sering beristirahat, sesak waktu mengisap, dan berkeringat banyak. Pada anak yang lebih besar ditanyakan kemampuannya berjalan, berlari atau naik tangga. Pada pasien tertentu seperti pada tetralogi Fallot anak sering jongkok setelah lelah berjalan. d. Infeksi saluran napas berulang. Gejala ini timbul akibat meningkatnya aliran darah ke paru sehingga mengganggu sistem pertahanan paru. Sering pasien dirujuk ke ahli jantung anak karena anak sering menderita demam, batuk dan pilek. Sebaliknya tidak sedikit pasien PJB yang sebelumnya sudah diobati sebagai tuberkulosis sebelum di rujuk ke ahli jantung anak. e. Bising jantung. Terdengarnya bising jantung merupakan tanda penting dalam menentukan penyakit jantung bawaan. Bahkan kadang-kadang tanda ini yang merupakan alasan anak dirujuk untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Lokasi bising, derajat serta penjalarannya dapat menentukan jenis kelainan jantung. Namun tidak terdengarnya bising jantung pada pemeriksaan fisis, tidak menyingkirkan adanya kelainan jantung bawaan. Jika pasien diduga menderita kelainan jantung, sebaiknya dilakukan pemeriksaan penunjang untuk memastikan diagnosis. Bising sistolik ejeksi ditimbulkan oleh adanya stenosis pulmonal relatif, yaitu katub pulmonal seakan-akan menyempit karena volume darah yang harus dialirkan lebih besar. Bising ini dapat didengar paling jelas (punctum maximum) pada sela iga 2-3 di linea parasternalis kiri. Saat telah terjadi hipertensi pulmonal suara bising memendek. Bising middiastolik juga mungkin terjadi dan berhubungan dengan stenosis relatif katub tricuspidalis. Bising ini merupakan suatu tanda diagnostik yang sangat baik. Didengarkan dengan stetoskop bell dan biasanya menunjukan rasio shunt sekurangkurangnya 2:1, walaupun bising ini kadang cukup sulit ditemukan karena pendek dan bernada rendah.

Hipertensi pulmonal Hipertensi pulmonal (HP) merupakan penyakit vaskular paru yang mengakibatkan peningkatan resistensi dan tekanan vaskular paru. Secara hemodinamik HP didefinisikan sebagai tekanan arteri pulmonalis lebih dari 25 mmHg pada kapiler pulmonalis atau atrium kiri yang normal (kurang dari 15 mmHg). Defek septum atrium (DSA) adalah kelainan penyakit jantung bawaan karena terdapat defek pada sekat atrium yang menyebabkan pirau dari atrium kiri ke kanan. Defek septum atrium dapat mengalami penutupan spontan pada 14%-66% bayi DSA berusia kurang dari tiga bulan. Kejadian penutupan spontan berbanding terbalik dengan diameter DSA yang diukur dengan ekokardiografi. Pada DSA berukuran besar dan tidak menutup spontan akan mengalami hipertensi pulmonal yang merupakan hipertensi pulmonal sekunder karena meningkatnya aliran darah pulmonal akibat adanya pirau kiri ke kanan yang besar (hyperkinetic pulmonary hypertension). Hipertensi pulmonal merupakan suatu keadaan meningkatnya tekanan vaskular paru akibat peningkatan tekanan arteri pulmonalis ataupun peningkatan tekanan arteri dan vena pulmonalis. Definisi HP pada anak dan orang dewasa adalah sama, yaitu bila mean pulmonary artery pressure (MPAP) 25 mmHg saat istirahat atau 30 mmHg saat aktivitas. dan orang dewasa adalah sama, yaitu bila mean pulmonary artery pressure (MPAP) 25 mmHg saat istirahat atau 30 mmHg saat aktivitas.

Você também pode gostar