Você está na página 1de 10

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.

T DIAGNOSA MEDIS KATARAK DENGAN HIPERTENSI DI RUANG HERBRA RSUD SETJONEGORO WONOSOBO

Disusun oleh : 1. Arif Rachman Hidayat 2. Teguh Fatsyinur 3. Intan Aulia 4. Yuliana Ernawati

FAKULTAS ILMU KESEHATAN (FIKES) UNIVERSITAS SAINS AL-QURAN (UNSIQ) JAWA TENGAH DI WONOSOBO 2013

I.

IDENTITAS A. PASIEN Nama Umur Jenis Kelamin Status Perkawinan Agama Pekerjaan Alamat Tanggal masuk Diagnosis Medis

: Tn. T : 65 Tahun : Laki-Laki : Menikah : Islam : Petani : Lamuk Jurang Kaliwiro : 4 Februari 2013 : Katarak dengan Hipertensi

B. PENANGGUNG JAWAB Nama : Ny. S Umur : 37 Tahun Alamat : Lamuk Jurang Kaliwiro Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Hubungan dengan pasien : Anak II. RIWAYAT KESEHATAN A. Keluhan utama saat masuk rumah sakit Pasien mengatakan kedua matanya tidak bisa melihat, pusing, lemas dan akan dilakukan operasi katarak. B. Keluhan utama saat pengkajian Pasien mengatakan sakit pada bagian tengkuk C. Riwayat penyakit sekarang Pasien dibawa ke rumah sakit dengan kedua matanya tidak bisa melihat dan ingin dilakukan operasi. D. Riwayat penyakit dahulu Pasien mengalami hipertensi 25 Tahun lalu, tetapi belum pernah berobat ataupun ke rumah sakit. E. Riwayat kesehatan keluarga Keluarga pasien tidak ada yang mengalami penyakit yang sama ataupun penyakit lainnya seperti DM, dan penyakit kronis lainnya. F. Riwayat kesehatan lingkungan Pasien mengatakan tinggal di daerah yang jauh dari polusi pabrik maupun peternakan. G. Riwayat psikososial dan kultur Pasien mengatakan tidak mengalami masalah sosial meskipun penglihatannya menurun. PEMERIKSAAN FISIK 1. Kepala Mechosephal, rambut beruban, lembab, dan kotor

III.

2. Mata Kedua matanya tidak bisa melihat, visus kanan 0/5, visus kiri 0/5, reflek pupil negative, konjungtiva tak anemis, tidak ada edema pada area aparatus lakrimal, pola distribusi lais merata, sklera unikterik. 3. Hidung Simteris, tidak terpasang alat bantu pernapasan maupun NGT, dan kotor 4. Telinga tidak terpasang alat bantu pendengaran, kotor, fungsi pendengaran baik 5. Mulut mukosa bibir kering, gigi kotor, tidak terjadi sianosis 6. Leher Tidak terjadi peningkatan JVP 7. Thorak Simetris, tidak terdapat lesi 8. Paru Inspeksi : pengembangan paru simetris Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan, taktil fremitus teraba sama Perkusi : Resonan Auskultasi : Vesikuler 9. Jantung Inspeksi : ictus kordis terlihat di Intercosta 4 medial sinistra Palpasi : tidak teraba adanya pembesaran jantung Perkusi : Redup Auskultasi : buunyi jantung S1 = S2 normal, tidak ada bunyi tambahan 10. Abdomen Inspeksi : simetris, tidak terjadi asiter, tidak ada lesi Auskultasi : bising usus 7x/menit Perkusi : tympani Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan 11. Inguinal Tidak terdapat pembesaran kelenjar limfe 12. Genital Laki-laki, tidak terpasang DC, kebersihan pasien mengatakan mandi 2x sehari. 13. Ekstrimitas Kekuatan otot Ekstrimitas atas kanan/kiri 5 5 5 Ekstrimitas bawah kanan/kiri 5 5 5 IV. PENGKAJIAN POLA FUNGSIONAL A. Pola persepsi dan Managemen terhadap kesehatan Pasien mengatakan tidak megnetahui tentang penyakitnya dan bagaimana mekanisme koping yang baik

B. Pola Nutrisi dan Metabolik Minum : 4 gelas perhari / 960 cc Makan : Nafsu makan baik, porsi yang disediakan habis Diit : Nasi biasa C. Pola Eliminasi - BAK : 2x dalam sehari, warna kekuningan - BAB : pasien mengatakan BAB 1x sehari D. Pola aktivitas dan latihan Kemampuan perawatan diri Makan/minum Mandi Toileting Berpakaian Mobitlitas di tempat tidur Berpindah Ambulasi/ROM Keterangan : 0 = mandiri 1 = alat bantu 2 = dibantu orang lain 3 = dibantu orang lain dan alat 4 = tergantung total

2 -

4 -

E. Pola Istirahat dan tidur Pasien mengatakan tidak ada keluhan istirahat 7 jam perhari F. Pola Persepsi dan kognitif Pasien tidak dapat melihat karena kedua matanya mengalami katarak dan sehingga memerlukan orang lain dalam aktifitas G. Pola persepsi dan konsep diri Pasien tidak begitu paham tentang penyakitnya, pasien mengalami gangguan konsep diri karena perubahan fungsi tubuh yang disebabkan penyakitnya H. Pola peran dan hubungan Pasien mengatakan tinggal bersama istri dan 2 anaknya, anaknya menggantikan peran pasien sebagai tulang punggung keluarga I. Pola seksual dan reproduksi Pasien sudah menikah dan memiliki 2 anak laki-laki

J.

Pola koping dan toleransi terhadap stres Pasien selalu menghadapi masalah dengan sabar

V.

DATA PENUNJANG A. Program terapi ( 4 Februari 2013) - Captopril 2 x 25mg - Propanol 3 x 10 mg - Nifedipin 3 x 10 mg B. Laboratorium (7 Februari) Hematolgi Paket Darah otomatis Hemoglobin Leukosit DIFF COUNT Eosinofil Basofil Netrofil Limfosit Monosit Hematokrit Eritrosit Trombosit MCV MCH MCHC KIMIA KLINIS GDS Ureum Creatinin Asam urat SGOT SGPT

Hasil L 11.4 7.0 H.520 H 1.10 68.80 L 19.50 5.60 L 3.3 4.7 212 L 70 L 24 35

Satuan g/dL 10^3/uL % % % % % 10^6 / uL 10^3 / uL 10^3 / uL fL Pg g/dl

Nilai Rujukan 13.2 17.3 3.8 10.6 2.00 4.00 01 50-70 25 40 28 4.40 5.90 150 400 150 400 80 160 26 34 32 36

H 273 27.8 0.70 4.3 12.0 H 60.0

Mg/dL Mg/dL Mg/dL Mg/dL u/L u/L

70 150 < 50 0.6 1.10 2.0 7.0 0 50 0 50

VI.

ANALISA DATA No Hari/Tanggal 1 Senin, 4-2-2013

Data Ds : pasien mengatakan tidak dapat melihat keadaan sekitar dan keberadaan perawat Do : - Visus kanan 0/5 - visus kiri 0/5 - respon pupil negative

Problem Gangguan persepsi sensori : penglihatan

Senin, 4-2-2013

Senin, 4-2-2013

Ds : pasien mengatakan nyeri pada tengkuk leher. pasien mengatakan lemas dan pusing Do : - P : Penyakit - Q : seperti ditekan-tekan - R : tengkuk leher - S : skala 6 - T : hilang timbul Ds : pasien mengatakan tidak bisa melihat keadaan sekitar Do : - pasien tidak mengetahui keberadaan perawat - respon pupil negative - visus kanan kiri 0/5

Nyeri akut

Etiologi Gangguan penerimaan; gangguan status organ ditandai dengan kehilangan lapang pandang progresif Peningkatan tekanan vaskuler serebral

Risiko Injuri

Gangguan penglihatan

Prioritas Diagnosa 1. Gangguan persepsi sensori : penglihatan b.d Gangguan penerimaan : Gangguan status organ ditandai dengan kehilangan lapang pandang progresif 2. Nyeri akut b.d peningkatan tekanan vaskuler serebral 3. Risiko Injuri b.d Gangguan penglihatan

VII. INTERVENSI KEPERAWATAN No Hari/Tgl Dx. Kep 1. Senin 4-2-2013 Gangguan persepsi sensori : penglihatan b.d Gangguan penerimaan; gangguan status organ ditandai dengan kehilangan lapang pandang progresif Nyeri akut b.d Peningkatan tekanan vaskuler serebral

Rencana Tindakan Tujuan Intervensi Setelah dilakukan tindakan 1. dorong pasien keperawatan selama 1 x 24 mengekspresikan perasaan jam masalah gangguan tentang kehilangan persepsi sensori teratasi penglihatan dengan KH: - pengguanaan penglihatan 2. sesuaikan pencahayaan optimal dengan kondisi pasien 3. Kolaborasi dilakukan pembedahan Setelah dilakukan tindakan selama 1 x 24 jam masalah nyeri teratasi dengan KH: - secara verbal pasien mengatakan nyeri berkurang dari skala 6 ke skala 2 - raut muka pasien tampak tenang/rileks Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam, maslaah risiko injuri teratasi dengan KH : - tidak ada tanda cidera pada pasien - pasien mengatakan dirinya nyaman 1. Cata lokasi, intensitas, skala (0-10) dan penyebarannya 2. Minimalkan aktifitas 3. ajarkan pasien untuk melakukan teknik relaksasi 4. kolaborasi pemberian analgetik 1. bantu pasien menata lingkungan 2. orientasikan pasien pada ruangan 3. jangan memberikan tekanan pada mata yang sakit 4. dekatkan peralatan kebutuhan harian dengan jangkauan yang dapat dijangkau pasien

Rasional 1. pasien mungkin mengalami gangguan penglihatan sementara atau permanen

TTD

2. agar tidak terlalu silau pada mata pasien

3. menghilangkan penyebab ganggaun penglihatan 1. Membantu evaluasi tempat nyeri dan menetapkan intervensi 2. aktifitas berlebih meningkatkan tekanan vaskuler serebral 3. dengan teknik relaksasi akan menurunkan atau menghilangkan nyeri 4. menurunkan/ Menghilangkan rasa nyeri 1.menurunkan risiko cidera pada pasien 2. meningkatkan keamanan pasien 3. agar tidak terjadi kerusakan lebih lanjut

2.

Senin 4-2-2013

3.

Senin 4-2-2013

Risiko Injuri b.d Gangguan penglihatan

4. meminimalkan risko injuri

IMPLEMENTASI Nama : Tn. T Dx. Medis : Katarak dg Hipertensi Tanggal/jam No. Dx Implementasi 4-2-2013 2 - mengkaji skala nyeri 07.30 WIB

VIII.

No. Reg : 55 21 67 Ruang : Herbra Respon Klien - skala nyeri 6 - nyeri ditengkuk - nyeri hilang timbul dan terasa seperti ditekantekan - memonitor TTV - TD : 190/100mmHg - N : 92 x/menit - RR : 24 x/menit - S : 37.8C - menganjurkan pasien untuk tirah baring - pasien merasa lebih nyaman - membantu pasien menata lingkungan - pasien mengatakan ingin lingkungan yang tenang - pasien mengerti terhadap kondisi lingkungan disekitarnya - pasien megnatakan merasa aman - obat diminum oleh pasien - pasien mengatakan kehilangan penglihatan karena ada bintik putih di matanya dan kini dia sudah tidak bisa melihat. - pasien mengatakan sudah agak mendingan - nyeri berkurang dari skala 6 ke skala 3 - pasien masih merasa pusing - TD : 150/90 mmHg - RR : 22 x/menit - N : 90 x/menit - S : 37.6C - pasien mengatakan istirahat siang cukup - pasien bisa melakukan teknik relaksasi secara mandiri

TTD

08.00 WIB

- mengorientasikan pasien pada ruangan

- memberikan pengaman disamping tempat tidur 2 4-2-2013 08.00 WIB 1 - memberikan obat oral (nifedipin dan propanol - membantu pasien mengungkapkan perasaan tentang kehilangan penglihatan

4-2-2013 15.00 WIB

- mengajarkan pasien teknik relaksasi - mengkaji skala nyeri

16.30 WIB

- memonitor TTV

4-2-2013 21.00 WIB

- melakukan teknik relaksasi guna persiapan istirahat pasien

2.

- memberikan obat oral (nifedipin & propanol) kepada pasien

- pasien tampak rileks - pasien mengatakan dirinya ingin segera tidur - obat diminum oleh pasien -- pasien mengatakan nyeri turun pada skala 2

IX.

EVALUASI No. Dx 1. SOAP S : - pasien mengatakan kehilangan penglihatan karena ada bintik putih di matanya dan kini dia sudah tidak bisa melihat. O : - raut muka pasien terlihat sedih A : -masalah belum teratasi P : Kolaborasi tindakan pembedahan S : - pasien mengatakan nyeri turun pada skala 2 - pasien tampak rileks O: - TD : 150/90 mmHg - RR : 22 x/menit - N : 90 x/menit - S : 37.6C - pasien dapat melakukan teknik relaksasi yang diajarkan dengan baik A : masalah teratasi P : stop intervensi Dx. 2 S: - pasien mengatakan ingin lingkungan yang tenang - pasien mengerti terhadap kondisi lingkungan disekitarnya - pasien mengatakan aman O: - pasien akan mulai tidur A : masalah teratasi P : Stop Intervensi Dx.3 Ttd

Hari/Tanggal Selasa 5-2-2013

Selasa 5-2-2013

Selasa 5-2-2013

Você também pode gostar