Você está na página 1de 3

ADIKKU, BERHENTILAH BERMAIN-MAIN

Siang yang terik itu, kau menghampiriku dengan penasaran yang tinggi setelah aku pergi menemani persalinan seorang keluarga. Mbak Cha, melahirkan itu susah kah? Sedikit terkejut mendapat pertanyaan dari seorang gadis belia berusia kira-kira 15 tahun. Pertanyaan itu, sungguh membuatku tersentak dan memberikan isyarat akan kabar burung yang terdengar pahit di kalangan tetangga. Ku amati wajah polos gadis belia itu sembari mengamati perubahan biologis pada tubuhnya. Mbak Richa ga pernah melahirkan, coba kamu tanya Mbak Irma kalau nanti dia pulang jawabku, antara sedih, bingung, kasihan, yang jelas ribuan tanda tanya berkecamuk dalam pikiranku. Selang beberapa minggu, pertahanan untuk berkhusnudzhon itu runtuh juga ketika sebuah undangan mampir ke rumah. Seminggu lagi, gadis mungil bernama Bunga itu akan menikah. Barakallahu laka wa baraka alaika wa jamaa bainakuma fii khair Adik kecilku, ingin ku katakan sebuah nasihat kepadamu, janganlah lagi bermain-main dengan sebuah ikatan yang sangat kuat, maafkan mbak Richa, seorang yang pernah kau anggap kakak yang tanpa mampu mencegah ini terjadi. Seandainya ku bisa mengulang waktu, namun itu sepertinya tidak mungkin, semoga kisahmu menjadi pelajaran buatku, dan buat teman-teman seusiamu. Satu pesanku, pelajari ilmu matangkan, jadilah ibu yang baik bagi anakmu kelak Dan nasehat itu, belum mampu aku sampaikan padamu. Maafkan aku tak mampu menjadi kakak yang baik untukmu.

ANAK KUCING sebuah toko hewan peliharaan (pet store) memasang papan iklan yang menarik bagi anakanak kecil,"dijual anak kucing". segera saja seorang anak lelaki datang, dan masuk kedalam toko dan bertanya. "berapa harga anak kucing yang bapak jual itu ?", pemilik toko itu menjawab, "harganya berkisar antara 200-300 ribuh". anak lelaki itu lalu merogo saku celananya danmengeluarkan beberapa kepingan uang, "aku hanya mempunyai 50.000 rupiah, bisakah aku melihat-lihat anak kucingyang bapak jual itu?". pemilik toko itu tersenum, ia lalu bersiul memangil kucing-kucingnya. tak lama dari kandang kucing muncullah kucingnya yangbernama Lady yang diikuti oleh lima ekor anak. mereka berlari-larian di sepanjang lorong toko. tetapi adasatu anak kucing yang tampak berlari tertinggal paling belakang. si anak lelaki itu menunjuk pada anak kucing yang paling terbelakang dan tampak cacat itu. tanyanya, "kenapa dengan anak kucing itu ?". pemilik toko itu menjelaskan, bahwa kita dilahirkan kucing itu mempunyai kelainan dipinggulnya, dan akan menderita cacat seumur hidupnya. anak lelaki itu tampak gembir dan berkata, "aku beli anak kucing yag cacat itu", pemilik toko menjawab, "jangan, jangan beli anak kucing yang cacat itu. tapi jika kamu ingin memeilikinya, aku akan berikan anak kucing itu padamu". anka lelaki itu jadi kecewa ia menatap pemilik toko itu dan berkata, "aku tak mau bapak memberikan anak kucing tu cuma-cuma padaku. meski cacat anak kucing itu tetap mempunyai harga yang sama sebagaimana harga anak kucing yang lain. aku akan bayar penuh anak kucing itu. saat ini aku hanya mempunyai 50.000 rupiah, tetai tiap har aku akan mengansur sampai luna sharga anak kucing itu", tetapi pemilik toko menolak, "nak kamu jangan beli anak kucing itu, dia tidak bisa melompat, dia tidak bisa lari cepat, dan bermain sebagaiman anaka kucing lainnya". anak lelaki itu terdiam, lalu ia melepas ujung celana panjangnya. dari balik celana itu tampaklah sepasang kaki yang cacat. ia menatap pemilik toko itu dan berkata" pak, aku pun tidak bisa berlari dengan cepat, aku pun tidak bisa melompat-lompat dan bermainmain sebagaimana anak lelaki yang lain. oleh karena itu aku tahu, bahwa anak kucing itu membutuhkan seseorang yang mau mengerti penderitaannya ". kini pemilik toko itu mengigit bibirnya. air mata menetes dari sudut matanya, ia tersenyum dan berkata, "aku akan berdo`a setiap hari agar anak-anak kucing ini mempunyai majikan sebaik engkau".

KEGIGIHAN, KETABAHAN, DAN USAHA YANG KONSISTEN

Dikisahkan, di sudut atap sebuah rumah yang sudah tua, tampak seekor laba-laba yang setiap hari bekerja membuat sarangnya dengan giat dan rajin. Suatu hari, hujan turun dengan derasnya dan angin bertiup sangat kencang. Rumah tua itu bocor di sana-sini dan sa rang laba-laba pun rusak terkena bocoran air serta hempasan angin. Tembok menjadi basah dan licin. Tampak si laba-laba dengan susah payah berusaha merayap naik. Tetapi karena tembok licin, laba-laba pun terjatuh. Ia terus bersusah payah untuk merayap naik, tetapi jatuh dan jatuh lagi. Begitu terus berulangulang. Tetapi, laba-laba itu ternyata tetap berusaha merayap naik dengan kegigihan yang luar biasa. Rumah tua itu dihuni oleh tiga orang kakak beradik yang masih muda usianya. Saat kejadian itu berlangsung, kebetulan mereka bertiga sedang menyaksikan tingkah laku si laba-laba tadi. Dan berikut adalah komentar-komentar mereka: Si sulung dengan menghela napas berkata: "Nasibku sama dengan laba-laba itu. Meskipun aku telah berusaha dengan susah payah dan terus menerus, tetapi tetap saja hasilnya nol. Sia-sia belaka! Memang beginilah nasibku. Meskipun telah berusaha sekuat apa pun percuma saja. Tidak bisa berubah ! Pemuda kedua dengan santai berkomentar: "Laba-laba itu bodoh sekali ! Kenapa tidak mencari jalan yang kering dengan memutar kemudian merayap naik ? Aku tidak akan sebodoh dia. Kelak bila ada kesulitan, aku akan mencari jalan pintas. Aku pasti memakai otak mencari akal untuk menghindari kesulitan. Tidak perlu bersusah payah menghadapinya. Lain lagi pendapat si bungsu. Melihat kegigihan laba-laba tadi, hatinya sangat tergugah. Beginilah komentarnya: "Laba-laba itu begitu kecil, tetapi memiliki semangat pantang menyerah yang luar biasa ! Dalam hal ketabahan dan keuletan, aku harus belajar dari semangat laba-laba itu. Dengan mencontoh semangat juang seperti itu, suatu hari aku pasti bisa meraih kesuksesan !

Você também pode gostar