Você está na página 1de 2

1

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Penyakit TBC adalah penyakit infeksi dan menular yang menyerang paru-paru yang disebabkan oleh kuman Micobacterium Tuberkulosis. Saat ini secara epidemilogi menurut WHO terdapat 10 12 juta penderita TBC dan mempunyai kemampuan untuk menular, dengan angka kematian 3 juta penderita tiap tahun, dan keadaan tersesebut 75 % terdapat di Negara yang sedang berkembang dengan sosial ekonomi rendah seperti Indonesia. Di Indonesia penyakit TBC merupakan penyakit rakyat nomor satu dan penyebab kematian nomor tiga. Prevalensi BTA positif adalah 0,3 %. Prevalensi pasien di dunia saat ini adalah sekitar 20 juta orang dan terdapat 3 juta pasien yang meninggal setiap tahunnya karena TBC, dan pada survey kesehatan rumah tangga (SKRT) Depkes RI 1986 TBC menduduki urutan 10 morbiditas dan urutan ke-4 mortalitas. Pada SKRT tahun 1992 mortalitas ini meningkat ke urutan ke-2. Berdasarkan informasi dari WHO , program TBC di Indonesia masih menempati rangking ke-3 di dunia setelah India dan RRC. Hal ini bisa dilihat dari angka kematian yang masih cukup tinggi yaitu sekitar 2,2 per-1000 penduduk. Dari angka tersebut setiap tahun di Indonesia muncul sejumlah kasus baru sekitar 436.000 kasus. Jika hal ini tidak mendapat perhatian dan penanganan yang tepat, cepat, segera dan intensif, maka prevalensi penyakit ini akan terus meningkat serta resiko penularan pun semakin tinggi. Permasalahan yang sering timbul pada klien TBC pada kasus keluarga adalah terjadinya penularan pada anggota keluarga yang lain, droup out obat, terjadi gangguan peran, dan hubungan dalam keluarga maupun masyarakat karena proses penyakit, koping individu serta koping keluarga yang tidak efektif. Untuk mengatasi permasalahan tesebut, maka diharapkan perawat dapat membantu keluarga agar mampu melaksanakan tugas-tugas kesehatan keluarga, sehingga peran - peran perawat adalah sebagai berikut : 1. Memberi asuhan keperawatan kepada keluarga yang sakit. 2. Pengenal, pengamat masalah dan kebutuhan kesehatan keluarga. 3. Koordinator pelayanan kesehatan dan keperawatan kesehatan keluarga. 4. Fasilitator, menjadikan pelayanan kesehatan itu mudah dijangkau dan perawat dengan mudah dapat menampung permasalahan yang dihadapi keluarga dan membantu

mencarikan jalan pemecahannya. 5. Pendidik kesehatan, perawat dapat berperan sebagai pendidik untuk merubah perilaku keluarga dari perilaku tidak sehat menjadi perilaku sehat. 6. Penyuluh dan konsultasi, perawat dapat berperan dalam memberikan petunjuk tentang asuhan keperawatan dasar terhadap keluarga disamping menjadi penasehat dalam mengatasi masalah-masalah kesehatan keluarga (Drs. Nasrul Efendy, 1995). B. TUJUAN 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada keluarga yang salah satu anggota keluarganya menderita TBC. 2. Tujuan Khusus Mengetahui pendekatan proses keperawatan: a. Pengumpulan data. b. Analisa data yang diperoleh. c. Merumuskan masalah kesehatan keluarga. d. Memprioritaskan masalah dengan system scoring. e. Menentukan diagnosa keperawatan. f. Menyusun rencana. g. Melaksanakan tindakan keperawatan yang telah dibuat. h. Mengevaluasi hasil asuhan keperawatan yang telah dilaksanakan.

Você também pode gostar