Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Scoliosis adalah sebuah kondisi lengkungan ke samping pada tulang belakang yang dapat merusak ruas-ruas tulang belakang kebanyakan anak-anak, remaja dan orang dewasa. Tulang belakang manusia mempunyai banyak keistimewaan lengkungan-lengkungan alami yang membantu tubuh kita untuk bergerak dan menjadi fleksibel. Pada umumnya Scoliosis dibagi atas dua kategori diantaranya adalah Scoliosis Struktural dan Non Struktural.
Scoliosis Struktural
Suatu kurvatura lateral spine yang irreversible dengan rotasi vertebra yang menetap. Rotasi vertebra terbesar terjadi pada apex. Jika kurva bertambah maka rotasi juga bertambah. Rotasi ini menyebabkan saat foward bending costa menonjol membentuk hump di sisi convex.Sebaliknya dada lebih menonjol di sisi concav. Scoliosis struktural tidak dapat dikoreksi dengan posisi atau usaha penderita sendiri.
Deskripsi Kurva
1. 2. 3. 4. 5. Arah scoliosis ditentukan berdasarkan letak apexnya. Kurva mayor/kurva primer adalah kurva yang paling besar, dan biasanya struktural. Umumnya pada scoliosis idiophatic terletak antara T4 s/d T12 Kurva kompensatori adalah kurva yang lebih kecil, bisa kurva struktural maupun non struktural. Kurva ini membuat bahu penderita sama tingginya. Kurva mayor double, disebut demikian jika sepadan besar dan keparahannya, biasanya keduanya kurva struktural. Apex kurva adalah vertebra yang letaknya paling jauh dari garis tengah spine.
Derajat Scoliosis
Derajat scoliosis tergantung pada besar sudutnya dan besar rotasinya. Makin berat derajat scoliosis makin besar dampaknya pada sistim kardiopulmonal. Teknik Pengukuran Scoliosis o Pengukuran sudut kurva dapat dilakukan dengan metode Cobb atau RisserFerguson. Lihat gambar. o Pengukuran rotasi vertebra dengan menilai x-raynya dibagi menjadi 4 tingkat.
Klasifikasi dari derajat kurva scoliosis o Scoliosis ringan : kurva kurang dari 20 o Scoliosis sedang : kurva 20 40 /50 . Mulai terjadi perubahan struktural vertebra dan costa. o Scoliosis berat : lebih dari 40 /50 . Berkaitan dengan rotasi vertebra yang lebih besar, sering disertai nyeri, penyakit sendi degeneratif, dan pada sudut lebih dari 60 - 70 terjadi gangguan fungsi kardiopulmonal bahkan menurunnya harapan hidup.
o o
Neuromuscular : 15 20 % , seperti CP, myelomeningocele, neurofibromatosis, Polio, paraplegi traumatik, DMD, dll Osteopathic : congenital ( hemivertebra) atau acquired ( rickets, frakture, dll )
Etiologi Scoliosis Nonstruktural o Leg length discrepancy : True LLD atau Apparent LLD. o Spasme otot punggung o Habitual asymmetric posture
Evaluasi Scoliosis
Prosedur Evaluasi o Postural assessment, Evaluasi dilakukan dengan inspeksi anterior, lateral dan posterior penderita. Perhatikan adanya : Level bahu asimetris Skapula yang prominence di sisi convex Protusi hip di satu sisi Pelvic obliquity Meningkatnya lordotik lumbal o Flexibility of the curve, Lakukan evaluasi dengan lateral dan foward bending untuk melihat adanya kelainan struktural. Lihat gambar. Lateral bending ke sisi convex untuk melihat apakah kurva scoliosis bisa terkoreksi. Lateral bending yang asimetris menunjukkan adanya kelainan struktural. Foward bending untuk melihat adanya rotasi vertebra di sisi convex berupa hump. o Evaluation of muscle strength a. Otot sisi convex lemah b. Otot perut dan back extensor lemah c. Jika ada pelvic obliquity maka otot hip juga lemah pada sisi convex ( hip yang lebih rendah ) Diagnosa Scoliosis dibuat berdasarkan : o Anamnesa dan pemeriksaan fisik yang lengkap o Pemeriksaan tambaha
a. X-ray standard scoliosis dilakukan dengan berdiri AP, bending kanan, bending kiri. Dilakukan pula evaluasi Risser Sign dan kalau perlu Bone Age. b. Pada scoliosis sedang dan berat seringkali perlu dilakukan pemeriksaan fungsi paru berupa vital capacity dan total lung capacity