Você está na página 1de 2

_Tugas Perencanaan Humas_ 1.

Mencari artikel, jurnal, ataupun hasil riset tentang praktisi PR (seperti : m anager, direktur, dll) dalam menanggapi isu. 2. Menganalisis bagaimana strategi dan dampaknya. _KASUS_ Riset yang dilakukan kepada 321 organisasi di Amerika Serikat, Kanada, dan Inggr is menemukan bahwa ciri-ciri public relations yang baik adalah sejauh mana eksek utif public relations sebuah organisasi mampu melaksanakan peran manajer diatas peran teknisi. Study Kasus : Sabotase produk Johnson & Johnson Tylenol di Amerika Serikat, seperti krisis yang pernah dialami oleh perusahaan Johnson & Johnson pada tahun 1982, di Chicago Ame rika Serikat. Dengan munculnya kasus terorisme di Amerika yaitu sabotase produk T ylenol yang diberi campuran racun, hingga menyebabkan sebanyak 7 (tujuh) orang te was, dan dikhawatirkan 100 juta penduduk Amerika akan mengalami kejadian yang se rupa. Keputusan penting dari bidang PR dengan sigap dan dukungan penuh dari mana jemen perusahaan, adalah dengan bekerjasama dengan media secara baik. Selama kri sis berlangsung, setiap keputusan PR didasarkan pada prinsip tanggung jawab bisn is sosial, yang mana membuat peran PR menjadi sangat efektif. Dalam perusahaan J ohnson & Johnson, Lawrence G. Foster selaku wakil Presiden PR, yang bertanggung jawab langsung kepada pimpinan dan CEO, segera membentuk komite strategi untuk m enangani kasus tersebut. Komite tersebut berupaya untuk membuat keputusan-keputu san penting, mulai dari strategi advertising, wawancara TV, dan merencanakan pen jualan kembali produk Tylenol dengan kemasan baru yang tahan rusak. Hasil yang did apatkan dari jejak pendapat mengenai kasus Tylenol tersebut menunjukkan bahwa 90 % warga Amerika tidak menyalahkan perusahaan, 79 % mengetakan akan menggunakan pr oduk Tylenol kembali. Contoh kasus diatas menggambarkan bahwa PR adalah dasar dari bisnis dan keputusa n PR berhubungan erat dengan praktik bisnis yang sehat dan filosofi tanggung jaw ab sosial perusahaan. _STRATEGI_ Aktivitas PR yang sangat penting dalam manajemen isu yaitu bagaimana agar isu ti dak berkembang menjadi krisis dan untuk mepertahankan citra positif perusahaan. Isu merupakan suatu percobaan atau kejadian yang mungkin akan menjadi sumber kek acauan di masa depan. Model manajemen isu diawali dengan tindakan mengidentifika si isu dan menganalisisnya. Kemudian menentukan strategi perubahan, menyusun pro gram perubahan serta melakukan monitoring pelaksanaan program dan evaluasi. Dalam perusahaan Johnson & Johnson, Lawrence G. Foster selaku wakil Presiden PR, yang bertanggung jawab langsung kepada pimpinan dan CEO, segera membentuk komit e strategi untuk menangani kasus tersebut. Komite tersebut berupaya untuk membua t keputusan-keputusan penting, mulai dari strategi advertising, wawancara TV, da n merencanakan penjualan kembali produk Tylenol dengan kemasan baru yang tahan rus ak. Aktivitas PR dalam manajemen krisis terutama berkaitan dengan reassurance, meyak inkan bahwa tindakan yang benar dan cepat telah dilakukan. Hal lain yang sangat penting adalah pemberian informasi dengan mengemukan yang kebenaran dan apa adan ya, serta untuk memperbaiki citra perusahaan. Langkah-langkah PR dalam menghadapi situasi krisis adalah dengan Research, Actio n, Communication, dan Evaluation (R-A-C-E formula), yaitu kategorisasi perusahaa n dan katagorisasi publik. Research yang dimaksud adalah menemukan dan mengkomunikasikan kebenaran berupa d ata dan fakta. Action adalah apa yang ditangani untuk menyelesaikan suatu masalah. Dalam manaje men krisis, action lebih penting daripada communication. Communication sebagai inti dari aktivitas PR, mengkaitkan perusahaan dengan ling kungannya. Komunikasi menekankan pada waktu dan kecepatan dalam menyelesaikan ma salah. Komunikasi meliputi tindakan-tindakan penentuan kelompok sasaran (target

group) dan aktivitas-aktivitas PR itu sendiri. The nature of the crisis merupakan panduan utama dalam menetapkan strategi dalam aktivitas PR. Pemahaman mengenai PR merupakan hal penting karena menjadi pandua n dalam penyusunan pesan dan menentukan media yang akan digunakan. Evaluation dilakukan untuk menelaah apakah aktivitas PR telah mengubah opini neg atif dan mengembalikan kepercayaan masyarakat. Efektivitas program komunikasi me lalui PR dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti environmental monitoring, public relation audit, dan social audit. Katagorisasi perusahaan merupakan lagka h untuk mengidentifikasikan kerentanan perusahaan terhadap isu dan krisis. (Susa nto, 1997).

_DAMPAK_ Hasil yang didapatkan dari jejak pendapat mengenai kasus Tylenol tersebut menunjuk kan dampak yang sangat positif. Disebutkan bahwa 90 % warga Amerika tidak menyal ahkan perusahaan, 79 % mengatakan akan menggunakan produk Tylenol kembali. Dapat k ita simpulkan bahwa, praktisi PR dalam perusahaan ini telah berhasil menciptakan sebuah hubungan yang baik dan saling memelihara alur komunikasi, pengertian, du kungan, serta kerjasama suatu organisasi/perusahaan dengan publiknya dan ikut te rlibat dalam menangani masalah-masalah atau isu-isu manajemen. _REFERENSI_ Sumber Bacaan : Abadi, Miranti A, dkk. 1994. Marketing Public Relation. Hardjasubroto. 2002. Public Relation Nestle di Indonesia. Susanto, AB. 1997. Gerbang Pemasaran; Manajemen dan Persaingan Bisnis. Jilid 2 P T. Elex Media Computindo. Jakarta. Sumber Website : File:///fungsi-public-relation-dalam-koalisi.html File:///Tugas-tugas-inti-seorang-public-relation(PR).html File:///Management-public-relation.html

Você também pode gostar