Você está na página 1de 3

Menurut Newman (1997: 62) terdapat tiga pendekatan, yaitu positivisme, interpretif, dan kritikal.

Ketiganya memiliki tradisi yang berbeda dalam teori sosial dan teknik penelitiannya. Pendekatan interpretive Dengan menggunakan paradigma interpretif, kita dapat melihat fenomena dan menggali pengalaman dari objek penelitian. Pendekatan interpretif berangkat dari upaya untuk mencari penjelasan tentang peristiwa-peristiwa sosial atau budaya yang didasarkan pada perspektif dan pengalaman orang yang diteliti. Pendekatan interpretatif diadopsi dari orientasi praktis. Secara umum pendekatan interpretatif merupakan sebuah sistem sosial yang memaknai perilaku secara detail langsung mengobservasi. (Newman, 1997: 68). Interpretif melihat fakta sebagai sesuatu yang unik dan memiliki konteks dan makna yang khusus sebagai esensi dalam memahami makna sosial. Interpretif melihat fakta sebagai hal yang cair (tidak kaku) yang melekat pada sistem makna dalam pendekatan interpretatif. Fakta-fakta tidaklah imparsial, objektif dan netral. Fakta merupakan tindakan yang spesifik dan kontekstual yang beragantung pada pemaknaan sebagian orang dalam situasi sosial. Interpretif menyatakan situasi sosial mengandung ambiguisitas yang besar. Perilaku dan pernyataan dapat memiliki makna yang banyak dan dapat dinterpretasikan dengan berbagai cara. (Newman, 1997: 72) Pendekatan positivis Diperkenalkan oleh Auguste Comte (1798-1859). Positivisme berasal dari kata positif. Disamakan dengan faktual, yaitu semua yang berdasarkan faktafakta/empiris. Positivisme adalah sebuah pemikiran tentang hal-hal yang berbau positif dan berpatokan pada fakta-fakta pengalaman jasmani saja yang rasional dan menolak pengalaman batiniah. Pendekatan Aliran Positivisme dalam metodologi penelitian kualitatif. Menurut Noeng Muhadjir, metodologi penelitian kuantitatif dengan teknik statistikanya diakui mendominasi analisis sejak abad ke-18 hingga abad ini. Dengan semakin canggihnya teknologi komputer, berkembangnya teknikteknik analisis statistik yang mendukung pengembangan penelitian kuantitatif. Metodologi kuantitatif menjadi lebih bergengsi daripada penelitian kualitatif, kerana

diyakini hasil pendataannya lebih akurat. Positivisme menurut Noeng Muhadjir menurut positivisme, ilmu yang valid adalah ilmu yang dibangun dari empirik. Dengan pendekatan positivisme dalam metodologi penelitian kuantitatif, menuntut adanya rancangan penelitian yang menspesifikkan objeknya secara eksplisit, dipisahkan dari objek-objek lain yang tidak diteliti. Metodologi penelitian kuantitatif mempunyai batasan-batasan pemikiran yaitu: korelasi, kausalitas, dan interaktif; sedangkan objek data, ditata dalam tatapikir kategorisasi, interfalisasik dan kontinuasi. (Muhadjir,2008. 12). Positivisme menurut Mantra (2008:24) ada 3 tahap penelitian : membuat hipotesis tentang penyebab terjadinya masalah menguji hipotesis melalui

percobaan, observasi dan komparasi menganalisis apakah hipotesis diterima atau ditolak. Jika hipotesis diterima maka statusnya berubah menjadi tesis, kebenaran atau dalil. Menurut mantra, (2008. 37) berikut ini adalah beberapa contoh penelitian kualitatifif yang mengunakan pendekatan positivism. Penelitian survey Metode penelitian survei umumnya dipergunakan penelitian ekploratif, penelitian deskriptif,dan penelitian eksplanatif. a.Eksploratif Penelitian ekploratif bertujuan untuk mengungkap hal-hal baru yang muncul di masyarakat. Misalnya, peristiwa bom bali yang terjadi di Legian (Bali) pada 12 oktober 2002 yang menewaskan lebih dari 180 orang perlu diungkap. Untuk mengungkap hal tersebut polisi memerlukan adanya penelitian eksploratif. Baik siapa saja pelakunya, tujuan mereka, jenis bom yang dipakai, adakah hubungannya dengan teroris internasional, dan sebagainya. b.Deskripsi Penelitian deskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan atau melukiskan realita sosial yang komplek yang ada di masyarakat. Misalnya, sensus penduduk yang diselenggarakan oleh negara-negara di seluruh dunia. c.Eksplanatif Penelitian eksplanatif dibedakan menjadi dua yaitu; penelitian penjelasan dan penelitian prakiraan (prediksi). => Penelitian penjelasan, bertujuan menjelaskan sesuatu yang sudah terjadi => Penelitian prakiraan (prediksi), bertujuan untuk mencari jawaban.

Você também pode gostar