Você está na página 1de 12

A.

KONSEP DASAR MEDIS 1. Definisi Neonatus adalah bayi dari umur 4 minggu,lahir biasanya dengan cara gestasi 38-42 miggu (Ilyas Jumani,1994). Bayi Baru Lahir adalah seorang bayi yang dilahirkan setelah 37 minggu (menstrual)kehamilan lengkap sampai 42 minggu kehamilan lengkap(260-294 hari)dianggap bayi cukup bulan oleh kebanyakan ahli (Gary Cuningham, 1995). Bayi baru lahir adalah bayi yang baru lahir selama satu jam pertama kelahiran (Saifuddin, 2002). Bayi baru lahir adalah bayi dari lahir sampai usia 4 minggu. Lahirrnya biasanya dengan usia gestasi 38 42 minggu (Donna, 2003). Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat lahir 2500 gram sampai 4000 gram (Depkes RI, 2005). Bayi baru lahir normal adalah berat lahir antara 2500 4000 gram, cukup bulan, lahir langsung menangis, dan tidak ada kelainan congenital (cacat bawaan) yang berat (Kosim, 2007).

2. Anatomi Fisiologi 1) Fisiologi Neonatus 1) Sistem Pernapasan Perkembangan system pulmoner, keadaan yang mempercepat proses maturasi paru-paru Taksemia Hipertensi Diabetes Berat Infeksi Ketuban Pecah dini Insufisiensi plasenta

Keadaan diatas akan mengakibatkan stress berat pada janin,hal ini dapat menimbulkan rangsangan untuk pematangan paru-paru. 2) Jantung dan Sirkulasi darah

Di dalam rahim darah yang kaya oksigen dan nutrisi dari plasenta masuk ke dalam tubu janin melalui vena umblikalis,sebagian besar masuk ke vena inferior melalui duktus venosus arantii. Ketika janin dilahirkan segera setelah bayi menghirup udara dan menangis kuat. Dengan demikian paru-paru akan mengembang,tekanan paru-paru mengecil dan darah mengalir ke paru-paru dengan demikian duktus botali tidak berfungsi lagi,foramen ovale akan menutup. Penutupan foramen oval terjadi karena adanya pemotongan dan pengikatan tali pusat sebagai berikut: Sirkulasi plasenta berhenti,aliran darah ke atrium kanan menurun, sehingga tekanan jantung menurun,tekanan rendah di aorta hilang sehingga tekanan jantung kiri meningkat. Asistensi pada paru-paru dan aliran darah ke paru-paru meningkat, hal ini menyebabkan tekanan ventrikel kiri meningkat. 3) Saluran Pencernaan Pada kehamilan 4 bulan pencernaan telah cukup terbentuk dan telah menelan air ketuban dalam jumlah yang cukup banyak, absorbs air ketuban terjadi melalui mukosa saluran pencernaan,janin minum air ketuban dapat di buktikan dengan adanya mekonium. 4) Hepar Hepar janin pada kehamilan empat bulan mempunyai peranan dalam metabolisme hidrat arang,dan glikogen mulai di simpan didalam hepar,setelah bayi lahir simpanan glikogen cepat terpakai,vitamin A dan B juga di simpan di dalam hepar. 5) Metabolisme Dibandingkan dengan ukuran tubuhnya,luas permukaan tubuh neonatus lebih besar dari pada orang dewasa,sehingga metabolism perkilogram berat janinnya lebih besar. 6) Produksi Panas Pada Neonatus apabila mengalami hipotermi bayi mengadakan penyesuaian suhu terutama dengan cara NSR(Non Sheviring Thermogenesis) yaitu dengan cara

pembakaran cadangan lemak (Lewat coklat)yang memberikan lebih banyak energy dari pada lemak biasa. 7) Kelenjar Endokrin Selama dalam uterus,janin mendapatkan hormone dari ibunya. Pada kehamilan sepuluh minggu,ketika tropin telah ditemukan dalam hipofisis janin,hormon ini diperlukan untuk mempertahankan grandula suprarenalis janin. Pada neonates kadang-kadang hormone dari ibunya masih berfungsi pengaruhnya dapat dilihat missal pada bayi laki-laki atau perempuan adanya pembesaran kelenjar air susu atau kadang-kadang adanya pengeluaran darah dari vagina yang menyerupai haid pada bayi perempuan. 8) Keseimbangan Air dan Fungsi Ginjal Glomerulus di ginjal mulai dibentuk pada janin pada umur 8 minggu,jumlah pada kehamilan 28 minggu diperkirakan 350.000 dan akhir kehamilan diperkirakan 820.000 ginjal janin mulai berfungsi pada usia kehamilan 3 bulan. 9) Susunan Syaraf Jika janin pada kehamilan 10 minggu di lahirkan hidup maka dapat dilihat bahwa janin tersebut dapat mengadakan gerakan spontan. Gerakan menelan pada janin baru terjadi pada kehamilan 4 bulan sedangkan gerakan menghisap terjadi pada kehamilan 6 bulan. 10) Imunologi Pada system imunolgi terdapat beberapa jenis imunologi (suatu protein yang mengandung zat antibody)diantaranya adalah imunoglobulingmma G(Ig G). Pada neonatus hanya terdapat Ig G dibentuk banyak pada bulan ke 2 setelah bayi dilahirkan. Ig G Pada janin berasal dari ibunya melalui plasenta.

3. Patofisiologi Segera setelah lahir, BBL harus beradaptasi dari keadaan yang sangat tergantung menjadi mandiri secara fisiologis. Banyak perubahan yang akan dialami oleh bayi yang semula berada dalam lingkungan interna (dalam kandungan Ibu) yang hangat dan segala kebutuhannya terpenuhi (O2 dan nutrisi) ke lingkungan eksterna (diluar kandungan ibu)

yang dingin dan segala kebutuhannya memerlukan bantuan orang lain untuk memenuhinya. Saat ini bayi tersebut harus mendapat oksigen melalui sistem sirkulasi pernafasannya sendiri yang baru, mendapatkan nutrisi oral untuk mempertahankan kadar gula yang cukup, mengatur suhu tubuh dan melawan setiap penyakit. Periode adaptasi terhadap kehidupan di luar rahim disebut Periode Transisi. Periode ini berlangsung hingga 1 bulan atau lebih setelah kelahiran untuk beberapa sistem tubuh. Transisi yang paling nyata dan cepat terjadi adalah pada sistem pernafasan dan sirkulasi, sistem termoregulasi, dan dalam kemampuan mengambil serta menggunakan glukosa. Perubahan Sistem Pernafasan. Dua faktor yang berperan pada rangsangan nafas pertama bayi : a. Hipoksia pada akhir persalinan dan rangsangan fisik lingkungan luar rahim yang merangsang pusat pernafasan di otak. b. Tekanan terhadap rongga dada yang terjadi karena kompresi paru-paru selama persalinan yang merangsang masuknya udara kedalam paru-paru secara mekanis (Varney, 2007). Interaksi antara sistem pernafasan, kardiovaskuler dan susunan syaraf pusat menimbulkan pernafasan yang teratur dan berkesinambungan serta denyut yang diperlukan untuk kehidupan. Upaya pernafasan pertama seorang bayi berfungsi untuk : a. Mengeluarkan cairan dalam paru-paru. b. Mengembangkan jaringan alveolus dalam paru-paru untuk pertama kali : Perubahan Dalam Sistem Peredaran Darah. Setelah lahir darah bayi harus melewati paru untuk mengambil O2 dan mengantarkannya ke jaringan. Untuk membuat sirkulasi yang baik guna mendukung kehidupan luar rahim harus terjadi 2 perubahan besar : a. Penutupan foramen ovale pada atrium jantung b. Penutupan ductus arteriosus antara arteri paru-paru dan aorta. Oksigen menyebabkan sistem pembuluh darah mengubah tekanan dengan cara mengurangi dan meningkatkan resistensinya hingga mengubah aliran darah. Dua peristiwa yang mengubah tekanan dalam sistem pembuluh darah :

a. Pada saat tali pusat dipotong Tekanan atrium kanan menurun karena berkurangnya aliran darah ke atrium kanan. Hal ini menyebabkan penurunan volume dan tekanan atrium kanan. Kedua hal ini membantu darah dengan kandungan O2 sedikit mengalir ke paru-paru untuk oksigenasi ulang. b. Pernafasan pertama menurunkan resistensi pembuluh darah paru-paru dan meningkatkan tekanan atrium kanan. O2 pada pernafasan pertama menimbulkan relaksasi dan terbukanya sistem pembuluh darah paru-paru. Peningkatan sirkulasi ke paru-paru mengakibatkan peningkatan volume darah dan tekanan pada atrium kanan. Dengan peningkatan tekanan atrium kanan dan penurunan tekanan atrium kiri, foramen ovale secara fungsional akan menutup.

Dengan pernafasan, kadar O2 dalam darah akan meningkat, mengakibatkan ductus arteriosus berkontriksi dan menutup. Vena umbilikus, ductus venosus dan arteri hipogastrika dari tali pusat menutup dalam beberapa menit setelah lahir dan setelah tali pusat diklem. Penutupan anatomi jaringan fibrosa berlangsung 2-3 bulan. Sistem pengaturan Suhu, Metabolisme Glukosa, gastrointestinal dan Kekebalan Tubuh. a. Pengaturan Suhu Suhu dingin lingkungan luar menyebabkan air ketuban menguap melalui kulit sehingga mendinginkan darah bayi. Pembentukan suhu tanpa menggigil merupakan usaha utama seorang bayi yang kedinginan untuk mendapatkan kembali panas tubuhnya melalui penggunaan lemak coklat untuk produksi panas. Lemak coklat tidak diproduksi ulang oleh bayi dan akan habis dalam waktu singkat dengan adanya stress dingin. b. Metabolisme glukosa Untuk memfungsikan otak memerlukan glukosa dalam jumlah tertentu. Pada BBL, glukosa darah akan turun dalam waktu cepat (1-2 jam). BBL yang tidak dapat mencerna makanan dalam jumlah yang cukup akan membuat glukosa dari glikogen dalam hal ini terjadi bila bayi mempunyai persediaan glikogen cukup yang disimpan dalam hati. c. Perubahan Sistem Gastrointestinal

Reflek gumoh dan reflek batuk yang matang sudah terbentuk pada saat lahir. Sedangkan sebelum lahir bayi sudah mulai menghisap dan menelan. Kemampuan menelan dan mencerna makanan (selain susu) terbatas pada bayi. Hubungan antara esofagus bawah dan lambung masih belum sempurna yang berakibat gumoh. Kapasitas lambung juga terbatas, kurang dari 30 cc dan bertambah secara lambat sesuai pertumbuhan janin. d. Perubahan Sistem Kekebalan Tubuh Sistem imunitas BBL belum matang sehingga rentan terhadap infeksi. Kekebalan alami yang dimiliki bayi diantaranya. Perlindungan oleh kulit membran mukosa. Fungsi jaringan saluran nafas. Pembentukan koloni mikroba oleh kulit dan usus. Perlindungan kimia oleh lingkungan asam lambung. Kekebalan alami juga disediakan pada tingkat sel oleh sel darah yang membantu membunuh organisme asing.

4. Etiologi a. His(Kontraksi otot rahim) b. Kontraksi otot dinding perut c. Kontraksi diafragma pelvis atau kekuatan mengejan. d. Ketegangan dan kontraksi ligamentum retundum.

5. Manifestasi Klinik a. Warna kulit: seluruhnya merah b. Denyut jantung: > 100 x/menit c. Pernapasan : baik,menangis kuat. d. Otot : gerak aktif,reflek baik e. Reaksi terhadap rangsangan : menangis

6. Komplikasi a. Ruam b. Ikterus fisiologi

7. Pemeriksaan Diagnostik a. Sel Darah Putih 18000/mm, Neutropil meningkat sampai 23.000-24.000/mm hari pertama setelah lahir (menurun bila ada sepsis) b. Hemoglobin 15-20g/dl (kadar lebih rendah berhubungan dengan anemia) c. Hematokrit 43%-61% (peningkatan 65% atau lebih menandakan

polisitemia, penurunan kadar gula menunjukan anemia/hemoraghi prenatal) d. Essai Inhibisi guthriel tes untuk adanya metabolit fenillalanin, menandakan fenil ketonuria e. Bilirubin total 6 mg/dl pada hari pertama kehidupan 8 mg/dl 1-2 hari dan 12 mg/dl pada 3-5 hari. f. Detrosik:Tetes glukosa selama 4-6 jam pertama setelah kelahiran rata-rata 40-50 mg/dl,meningkat 60-70 mg/dl pada hari ke 3.

Konsep Asuhan Keperawatan 1) Pengkajian a. Aktivitas Status sadar mungkin 2-3 jam beberapa hari pertama. Bayi tampak semi-koma,saat tidur dalam meringis atau tersenyum adalah bukti tidur dengan gerakan mata cepat (REM) tidur sehari rata-rata 20 jam. b. Sirkulasi Rata-rata nadi apical 120-160 dpm (115 dpm pada 4-6 jam, meningkat sampai 120 dpm pada 12-24 jam setelah kelahiran). Nadi perifer mungkin melemah,murmur jantung sering ada selama periode transisi, TD berentang dari 60-80

mmHg (sistolik)/40-45 mmHg (diastolik). Tali pusat diklem dengan aman tanpa

rembesan darah,menunjukan tanda-tanda pengeringan dalam 1-2 jam kelahiran mengerut dan menghitam pada hari ke 2 atau ke 3. c. Eliminasi Abdomen lunak tanpa distensi,bising usus aktif pada beberapa jam setelah kelahiran. Urin tidak berwarna atau kuning pucat,dengan 6-10 popok basah per 24 jam.Pergerakan feses mekonium dalam 24 sampai 48 jam kelahiran. d. Makanan atau cairan Berat badan rata-rata 2500-4000 gram, penurunan berat badan di awal 5%-10%, mulut: saliva banyak,mutiara Epstein(kista epithelial)dan lepuh cekung adalah normal palatum keras/margin gusi,gigi prekosius mungkin ada. e. Neurosensori Lingkar kepala 32-37 cm,fontanel anterior dan posterior lunak dan datar, Kaput suksedaneum dan molding mungkin ada Selama 3-4 hari, Mata dan kelopak mata mungkin edema, Strabismus dan fenomena mata boneka sering ada. Bagian telinga atas sejajar dengan bagian dalam dan luar kantus mata(telinga tersusun rendah menunjukan abnormalitas ginjal atau genetik). Pemeriksaan neurologis : adanya reflek moro,plantar,genggaman palmar dan babinski, respon reflex di bilateral/sama (reflex moro unilateral menandakan fraktur klavikula atau cedera pleksus brakialis),gerakan bergulung sementara mungkin terlihat.Tidak adanya kegugupan,letargi,hipotonia dan parese.

f. Pernapasan T akipnea khususnya setelah kelahiran sesaria atau presentasi bokong. Pola pernapasan diafragmatik dan abdominal dengan gerakan sinkron dari dada dan abdomen(inspirasi yang lambat atau perubahan gerakan dada dan abdomen menunjukan distress pernapasan)pernapasan dangkal atau cuping hidung

ringan,ekspirasi sulit atau retraksi interkostal.(ronki pada inspirasi atau ekspirasi dapat menandakan aspirasi). g. Keamanan

Warna kulit:akrosianosis mungkin ada,kemerahan atau area ekomotik dapat tampak di atas pipi atau di rahang bawah atau area parietal sebagai akibat dari penggunaan forsep pada kelahiran. Sefalohematoma tampak sehari setelah kelahiran.

Ekstremitas:gerakan rentang sendi normal kesegala arah,gerakan menunduk ringan atau rotasi medial dari ekstremitas bawah,tonus otot baik. h. Seksualitas Genitalia wanita : Labia vagina agak kemerahan atau edema,tanda vagina/hymen dapat terlihat, rabas mukosa putih (smegma)atau rabas berdarah sedikit (pseudo menstruasi) mungkin ada. Genitalia pria :Testis turun, skrotum tertutup dengan rugae, fimosis biasa terjadi(lubang prepusium sempit,mencegah retraksi foreksim ke glan)

2) Diagnosa Keperwatan a. Resiko Tinggi perubahan suhu tubuh berhubungan dengan keterbatasan jumlah lemak subkutan b. Resiko tinggi kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan produksi mucus berlebihan c. Resiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan peningkatan laju metabolic d. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan ketidak adekuatan imunitas yang didapat. e. Resiko tinggi cedera berhubungan dengan aspirasi f. Resiko tinggi konstipasi berhubungan dengan ketidakadekuatan masukan cairan

3) Rencana Tindakan Dx : Resiko Tinggi perubahan suhu tubuh berhubungan dengan keterbatasan jumlah lemak subkutan Tujuan dan KH : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 8 jam diharapkan klien dapat mempertahankan suhu dalam batas normal dengan kriteria hasil bebas dari tanda-tanda stress dingin atau hipotermi. Intervensi Keperawatan:

a. Pertahankan suhu lingkungan R/ Dalam respon terhadap suhu lingkungan yang rendah,bayi cukup bulan meningkatkan suhu tubuh dengan menangis atau meningkatkan aktivitas motorik. b. Pantau aksila bayi,kulit,suhu timpanik dan lingkungan sedikitnya setiap 30 -60 menit selama periode stabilisasi. R/ Stbilisasi suhu mungkin tidak terjadi sampai 8-12 jam setelah lahir.kecepatan konsumsi oksigen dan metabolism minimal bila suhu kulit dipertahankan diatas 36,5 OC. c. Kaji frekuensi pernapasan:perhatikan takipnea(frekuensi lebih besar dari 60/menit) R/ Bayi menjadi takipnea dalam respon terhadap peningkatan kebutuhan oksigen yang dihubungkan dengan stress dingin dan upaya mengeluarkan kelebihan karbondioksida untuk menurunkan sidosis respiratorik. d. Tunda mandi pertama sampai suhu tubuh stabil dan mencapai 36,5 OC. R/ Membantu mencegah kehilangan panas lanjut karena evaporasi. e. Pertahankan termonetral lingkungan melalui penggunaan pengontrol automatic atau alat pemanas yang dapat disesusaikan pada 37 OC R/ Mencegah ketidak seimbangan panas atau kehilangan panas. f. Perhatikan tanda tanda sekunder stress dingin (misalnya peka

rangsang, pucat, belang, distress pernapasan) R/ Hipotermi meningkatkan laju penggunaan oksigen dan glukosa,sering disertai dengan hipoglikemi dan distress pernapasan.

Dx : Resiko tinggi kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan produksi mucus berlebihan Tujuan dan KH : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 8 jam diharapkan klien dapat mempertahankan jalan napas paten dengan frekuensi pernapasan dalam batas normal (30 dan 60 per menit) Intervensi Keperawatan: a. Perkirakan usia gestasi dengan menggunakan criteria dubowitz. R/ System surfaktan berkembang sesuai kemajuan gestasi. b. Perhatikan factor resiko yang dapat memperberberat kelebihan cairan paru atau aspirasi cairan amniotic.

R/ Kejadian ini memperberat ketidak mampuan bayi untuk membersihkan jalan napas dari kelebihan cairan,mucus,dan materi yang teraspirasi. c. Kaji frekuensi dan upaya pernapasan R/ Frekuensi pernapasan normal adalah 30-60/menit. d. Hisap nasofaring sesuai kebutuhan perhatikan warna,jumlah,dan karakter mucus yang dimuntahkan. R/ Menjamin kebersihan jalan napas,yanga penting untuk neonatus,yang baru bernapas melalui hidung dan mungkin tidak belajar untuk membuka mulut. e. Posisikan bayi miring dengan gulungan handuk untuk menyokong punggung. R/ Memudahkan dranase mucusa f. Auskultasi bunyi napas R/ Bunyi mapas harus sama secara bilateral. g. Observasi dan catat tanda-tanda disters pernapasan (misal : ngorok, pernapasan cuping hidung dan takipnea) R/ Tanda ini menunjukan mekanisme kompensasi pada hipoksia. h. Kaji bayi terhadap adanya lokasi dan derajat sianosis dan hubungannya dengan aktivitas R/ Sianosis perifer (akrosianosis) dihubungkan dengan ketidakstabilan

vasomotor,hipotermia. i. Kolaborasi dalam pemasangan oksigen R/ Penurunan oksigen yang tidak dapat dihentikan meningkatkan keadaan hipoksia.

Dx : Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan ketidak adekuatan imunitas yang didapat. Tujuan dan KH : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 8 jam diharapkan klien bebas dari tanda-tanda infeksi dengan kriteria hasil klien enun jukkan pemulihan tepat waktu pada potongan tali pusat, bebas dari drainase atau eritema. Intervensi Keperawatan a. Ajarkan teknik pencucian yang tepat sebelum memegang bayi kepada orang tua. R/ Mencuci tangan yang benar adalah factor penting dalam melindungi bayi baru lahir dari infeksi.

b. Batasi kontak dengan bayi dengan tepat R/ Membantu mencegah penyebaran infeksi ke bayi baru lahir. c. Inspeksi kulit setiap hari terhadap ruam atau kerusakan integritas kulit, gunakan sabun lembut dan lap kulit dengan perlahan untuk mengeringkan setelah mandi dan hindari menggosok secara berlebihan. R/ Kulit adalah barier imunitas non spesifik yang mencegah invasi pathogen. d. Gunakan krim eucerim pada area kulit yang kering khususnya pergelangan kaki dan tangan. R/ Mencegah kulit robek dan rusak khususnyan pada bayi dengan kulit kering karena penurunan berat badab berlebihan atau pemajanan lama pada fototerapi. e. Anjurkan menyusui dini bila tepat. R/ Kolostrum dan asi mengandung sekretorius IgA dalam jumlah tinggi dan memberikan imunitas dalam bentuk pasif. f. Kaji tali pusat dan area kulit pada dasar tali pusat setiap hari dari adanya kemerahan, bau dan rabas. R/ Peningkatan pengeringan dan pemulihan, meningkatkan mikrosis dan pengelupasan normal serta menghilangkan media lembab untuk pertumbuhan bakteri. g. Kolaborasi dengan tim medis yang lain dalam pemeriksaan laboratorium (jumlah sel darah putih, kadar serum, IgE, IgM dan IgA. R/ Peningkatan sel darah putih menunjukkan infeksi, peningkatan IgM sebagai respon organism infeksius dalam uterus.

Você também pode gostar