Você está na página 1de 5

Pembagian analisis masalah dan learning Issue berdasarkan no yang tertera di bawah ini! Harap perhatikan baik-baik ya.

Format pengiriman jawaban: Rapi (Times new roman, 12, rata kiri kanan, dalam word 2007), padat, dan jelas. Jawaban harus dari literatur terpercaya atau jurnal, serta sertakan daftar pustaka dengan penulisan rapi. Yang tidak berbuat seperti di atas, tanggung sendiri akibatnya ya.. hehehe bercanda kok... tapi demi kepentingan bersama, tolong kerjakan jawaban dengan sebaikbaiknya ya teman-teman.. God bless!!
1. Risha, Vindy 2. Nyimas, Mentari 3. Adiguna, Asifa 4. Mary, Dimas 5. Lianita, Anggun 6. Rullis, Aldika 7. Hanifah, Januar

IV. ANALISIS MASALAH 1. Didi, usia 9 bulan, mengeluh batuk dan sukar bernapas disertai demam sejak dua hari dan hari ini keluhannya bertambah berat. a) Bagaimana anatomi saluran pernapasan? 1 b) Bagaimana histologi saluran pernapasan? 2 c) Bagaimana fisiologi saluran pernapasan? 3 d) Apa saja etiologi umum dari batuk, sukar bernapas dan demam? Batuk 4 Sukar bernapas 5

Demam 6

e) Bagaimana mekanisme dari batuk, sukar bernapas, dan demam? Batuk 7 Sukar Bernapas 1 Demam 2

f) Mengapa keluhannya bertambah berat? 3,4 g) Apa saja factor yang memperberat keluhan? 6 h) Bagaimana mekanisme pertahanan Didi terhadap keluhan? 7,5 i) Mengapa keluhannya baru muncul dua hari yang lalu? 2,3 2. Pemeriksaan Fisik a) Bagaimana interpretasi dan mekanisme abnormal? 4,5 b) Apa saja klasifikasi keadaan umum? 6 c) Bagaimana hubungan riwayat tidak ada atopi dalam keluarga terhadap kasus? 7,1 d) Mengapa stem fremitus sama antara kiri dan kanan (sama-sama normal, meningkat atau menurun)? 2 3. Pemeriksaan Laboratorium a) Bagaimana interpretasi dan mekanisme abnormal? 6, 1 b) Apa saja indikasi pemeriksaan CRP? 4, 7 c) Mengapa CRP nya negative pada kasus ini? 5,3 4. Pemeriksaan Radiologi a) Bagaimana interpretasi dan mekanisme abnormal (disertai gambar)? 6,7 b) Pada keadaan apa saja terbentuk infiltrate? 3,4 5. Bagaimana cara penegakan diagnosis pada kasus ini (beserta pemeriksaan penunjang)? 5 6. Apa saja DD pada kasus ini? 1 7. Apa diagnosis kerja pada kasus ini? 2 8. Apa etiologi dari diagnosis kerja pada kasus ini? 4 9. Apa epidemiologi pada kasus ini? 6 10. Apa factor risiko pada kasus ini? 3

11. Bagaimana patofisiologi pada kasus ini? 2, 1 12. Bagaimana pathogenesis pada kasus ini? 5, 7 13. Apa saja manifestasi klinis pada kasus ini? 3,4 14. Bagaimana tatalaksana dari kasus ini? 6 15. Apa komplikasi dari kasus ini? 2 16. Bagaimana prognosis kasus ini? 5 17. Bagaimana pencegahan dari kasus ini? 1 18. Apa KDU pada kasus ini? 7

VI. LEARNING ISSUE 1. ANATOMI, HISTOLOGI, FISIOLOGI SALURAN PERNAPASAN 1,2,3 2. PNEUMONIA PADA ANAK 4 3. BRONKOPNEUMONIA PADA ANAK dan SISTEM IMUNITAS Kalau bisa semua anggota nyari untuk ini ya biar pada ngerti... 4. GAMBARAN RADIOLOGIS 5 5. PEMERIKSAAN LABORATORIUM 6,7 2.a.) Interpretasi dan mekanisme pemeriksaan fisik: RR: 68 x/menit Adanya batuk disertai kesukaran bernapas seperti napas cepat atau tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam (Anonim, 2009). Dan dapat disertai demam, sianosis, dan sesak napas (Rizanda, 2006). Kriteria nafas cepat (Rizanda, 2006 & Anonim, 2009): Umur <2 bulan: frekuensi napas 60 kali/menit Umur 2-12 bulan: frekuensi napas 50 kali/menit Umur 1-5 tahun: frekuensi napas 40 kali/menit

Toraks paru: pneumokokus umumnya mencapai alveoli lewat percikan mucus atau saliva. Lobus bagian bawah paru paling sering terkena karena efek gravitasi. Setelah mencapai alveoli, maka pneumokokus menimbulkan respons khas yang terdiri dari empat tahap berurutan: 1. kongesti (4 sampai 12 jam pertama): eksudat serosa masuk ke dalam alveoli melalui pembuluh darah yang berdilatasi dan bocor. 2. hepatisasi merah (48 jam berikutnya): paru tampak merah dan bergranula (hepatisasi=seperti hepar) karena sel-sel darah merah, fibrin, dan leukosit PMN mengisi alveoli. 3. hepatisasi kelabu (3 sampai 8 hari): paru tampak kelabu karena leukosit dan fibrin mengalami konsolidasi di dalam alveoli yang teserang. 4. resolusi (7 sampai 11 hari): eksudat mengalami lisis dan direabsorpsi oleh makrofag sehingga jaringan kembali pada strukturnya semula. Awitan pneumonia pneumokokus bersifat mendadak disertai menggigil, demam, nyeri pleuritik, batuk, dan sputum yang berwarna seperti karat. Ronki basah dan gesekan pleura dapat terdengar di atas jaringan yang terserang oleh karena eksudat dan fibrin dalam alveolus dan dapat pula pada permukaan pleura. Hampir selalu terdapat hipoksemia dalam tingkat tertentu, akibat pirau darah melalui daerah paru yang tidak mengalami ventilasi dan kondolidasi, dan pasien mungkin tampak gelap. Berdasarkan letak anatomisnya, pneumonia dapat diklasifikasikan menjadi (Sylvia, 2006): 1. Penumonia Lobaris Seluruh lobus mengalami konsolidasi, eksudat terutama terdapat intraalveolar. Pneumococcus dan Klebsiella merupakan organism penyebab tersering. 2. Pneumonia Nekrotisasi

Disebabkan oleh jamur dan infeksi tuberkel. Granuloma dapat mengalami nekrosis kaseosa dan membentuk kavitas. Jamur dan infeksi tuberkel merupakan penyebab yang lazim. 3. Pneumonia Lobular/Bronkopneumonia Adanya penyebaran daerah infeksi yang berbercak dengan diameter sekitar 3 sampai 4 cm yang mengelilingi. Staphylococcus dan Streptococcus adalh penyebab infeksi tersering. 4. Pneumonia Interstisial Adanya peradangan interstisial yang disertai penimbunan infiltrate dalam dinding alveolus, walaupun rongga alveolar bebas dari eksudat dan tidak ada konsolidasi. Disebabkan oleh virus datau mikoplasma.

Você também pode gostar