Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Bahan restorasi resin komposit adalah suatu bahan matriks resin yang di dalamnya ditambahkan pasi anorganik (quartz, partikel silica koloidal) sedemikian rupa sehingga sifat-sifat matriksnya ditingkatkan. Resin komposit dibentuk oleh tiga komponen yaitu resin matriks, partikel bahan pengisi, dan bahan coupling. Resin komposit mempunyai nilai estetik yang sangat baik dan paling sering digunakan dalam kedokteran gigi karena bahannya yang sewarna dengan gigi. Oleh karena itu resin komposit sering digunakan sebagai bahan restorasi gigi anterior. Seiring dengan perkembangan bahan bahan kedokteran gigi, kini resin komposit dapat digunakan untuk gigi posterior dikarenakan kekurangan dari bahan resin komposit seperti kurangnya daya tahan terhadap tekanan akibat penggunaan sudah bisa diatasi dan banyaknya pasien yang lebih tertarik untuk merestorasi giginya sewarna dengan gigi dan alergi terhadap merkuri bahan tambal amalgam. Restorasi resin komposit tergantung pada adhesi mekanis dan kimia dari bahan ke permukaan gigi untuk menutup daerah margin, dimana resin komposit sensitive terhadap kontaminasi cairan selama proses penempatan yang dapat menciptakan permukaan buruk untuk adhesi.Polymerization shrinkage resin komposit ditemukan sebagai penyebab microleakage dan sensitivitas pasca penambalan. Kini telah dikembangkan strategi teknik untuk mengurangi polymerization shrinkage yaitu dengan penempatan yang langsung kearah dinding kavitas dan bukan menjauhinya.
Setting Dari aspek klinis setting komposit ini terjadi selama 20-60 detik sedikitnya waktu yang diperlukan setelah penyinaran. Pencampuran dan setting bahan dengan light cured dalam beberapa detik setelah aplikasi sinar. Sedangkan pada bahan yang diaktifkan secara kimia memerlukan setting time 30 detik selama pengadukan. Apabila resin komposit telah mengeras tidak dapat dicarving dengan instrument yang tajam tetapi dengan menggunakan abrasive rotary. Adhesi Adhesi terjadi apabila dua subtansi yang berbeda melekat sewaktu berkontak disebabkan adanya gaya tarik menarik yang timbul antara kedua benda tersebut.Resin ko mposit tidak berikatan secara kimia dengan email. Adhesi diperoleh dengan dua cara. Pertama dengan menciptakan ikatan fisik antara resin dengan jaringan gigi melalui etsa. Pengetsaan pada email menyebabkan
2
terbentuknya porositas tersebut sehingga tercipta retensi mekanis yang cukup baik. Kedua dengan penggunaan lapisan yang diaplikasikan antara dentin dan resin komposit dengan maksud menciptakan ikatan antara dentin dengan resin komposit tersebut (dentin bonding agent). Kekuatan dan keausan Kekuatan kompresif dan kekuatan tensil resin komposit lebih unggul dibandingkan resin akrilik. Kekuatan tensil komposit dan daya tahan terhadap fraktur memungkinkannya digunakan bahan restorasi ini untuk penumpatan sudut insisal. Akan tetapi memiliki derajat keausan yang sangat tinggi, karena resin matriks yang lunak lebih cepat hilang sehingga akhirnya filler lepas. Knop hardness Resistensi suatu material terhadap indentasi dibawah tekanan fungsional. Resin komposit memiliki knop hardness 22-80 kg/mm2. Dimana lebih rendah dibandingkan email 343 kg/mm2 dan amalgam 110 kg/mm2.
1.4 Komposisi :
Komposisi resin komposit tersusun dari beberapa komponen. Kandungan utama yaitu matriks resin dan partikel pengisi anorganik. Disamping kedua bahan tersebut, beberapa komponen lain diperlukan untuk meningkatkan efektivitas dan ketahanan bahan. Suatu bahan coupling (silane) diperlukan untuk memberikan ikatan antara bahan pengisi anorganik dan matriks resin, juga aktivator-aktivator diperlukanuntuk polimerisasi resin. Sejumlah kecil bahan
tambahan lain meningkatkan stabilitas warna (penyerap sinar ultra violet) dan mencegah polimerisasi dini (bahan penghambat seperti hidroquinon). Komponen-komponen tersebut diantaranya: 1.4.1 Resin Matriks Kebanyakan bahan komposit menggunakan monomer yang merupakan diakrilat aromatik atau alipatik. Bisphenol-A-Glycidyl Methacrylate (Bis- GMA), Urethane Dimethacrylate (UDMA), dan Trietilen Glikol Dimetakrilat (TEGDMA) merupakan Dimetakrilat yang umum digunakan dalam resin komposit (Gambar 1). Monomer dengan berat molekul tinggi, khususnya Bis-GMA amatlah kental pada temperatur ruang (250C). Monomer yang memiliki berat molekul lebih tinggi dari pada metilmetakrilat yang membantu mengurangi pengerutan polimerisasi. Nilai polimerisasi pengerutan untuk resin metil metakrilat adalah 22 % V dimana untuk resin Bis-GMA 7,5 % V. Ada juga sejumlah komposit yang menggunakan UDMA ketimbang Bis-GMA.
Gambar 1. Resin Bis-GMA, UDMA digunakan sebagai basis resin , sementara TEGDMA digunakan sebagai pengencer. Bis-GMA dan UDMA merupakan cairan yang memiliki kekentalan tinggi karena memiliki berat molekul yang tinggi. Penambahan filler dalam jumlah kecil saja menghasilkan komposit dengan kekakuan yang dapat digunakan secara klinis. Untuk mengatasi masalah tersebut, monomer yang memiliki kekentalan rendah yang dikenal sebagai pengontrol kekentalan ditambahkan seperti metil metkrilat (MMA), etilen glikol dimetakrilat (EDMA), dan trietilen glikol dimetakrilat (TEGDMA) adalah yang paling sering digunakan. 1.4.2 Partikel Bahan Pengisi (filler) Penambahan partikel bahan pengisi kedalam resin matriks secara signifikan meningkatkan sifatnya. Seperti berkurangnya pengerutan karena jumlah resin sedikit, berkurangnya penyerapan air dan ekspansi koefisien panas, dan meningkatkan sifat mekanis seperti kekuatan, kekakuan, kekerasan, dan ketahanan abrasi. Faktor-faktor penting lainnya yang menentukan sifat dan aplikasi klinis komposit adalah jumlah bahan pengisi yang ditambahkan, ukuran partikel dan distribusinya, radiopak, dan
4
kekerasan. 1.4.3 Bahan Pengikat (coupling agent) Bahan pengikat berfungsi untuk mengikat partikel bahan pengisi dengan resin matriks. Adapun kegunaannya yaitu untuk meningkatkan sifat mekanis dan fisik resin, dan untuk menstabilkan hidrolitik dengan pencegahan air. Ikatan ini akan berkurang ketika komposit menyerap air dari penetrasi bahan pengisi resin. Bahan pengikat yang paling sering digunakan adalah organosilanes (3-metoksi-profil-trimetoksi silane) (Gambar 2). Zirconates dan titanates juga sering digunakan.
Gambar 2. 3-methacryloxypropyltrimethoxysilane. Fungsi bagi coupling agent adalah: i. Memperbaiki sifat fisik dan mekanis dari resin ii. Mencegah cairan dari penetrasi kedalam filler-resin
Gambar 3. Struktur komposit dengan matriks resin filler dan coupling agent. 1.4.4 Bahan Penghambat Polimerisasi Merupakan penghambat bagi terjadinya polimerisasi dini. Monomer dimethacrylate dapat berpolimerisasi selama penyimpanan maka dibutuhkan bahan penghambat (inhibitor). Sebagai inhibitor, sering digunakan hydroquinone, tetapi bahan yang sering digunakan pada saat ini adalah monometyhl ether hydroquinone. 1.4.5 Pigmen Warna Bertujuan agar warna resin komposit menyamai warna gigi geligi asli. Zat warna yang biasa dipergunakan adalah ferric oxide, cadmium black, mercuric sulfide, dan lain-lain. Ferric oxide akan memberikan warna coklat-kemerahan. Cadmium black memberikan warna kehitaman dan mercuric sulfide memberikan warna merah.
1.5.1 Unsur/material penyusun : Fiber Composite (Komposit Serat) : Serat didalam sebuah matrik Particulate composite (Komposit Partikel) : Partikel didalam sebuah komposit Flake composite (Komposit Serpihan): Serpihan dalam matrik Filled composite : matrik lembaran diisi dengan material kedua Laminar composite : terdiri dari berlapis-lapis unsur penyusun
1.5.2 Distribusi unsur/material penyusun : o Unidirectional continuous: serat panjang searah/dalam satu arah o Bidirectional continuous : serat panjang dalam dua arah biasanya tegak lurus satu sama lain. o Unidirectional discontinuous: serat pendek searah/dalam satu arah o Random discontinuous: serat pendek dengan arah acak. 1.5.3 Matriks yang digunakan : MMC : Metal Matriks Composite (menggunakan matriks logam) CMC : Ceramic Matriks Composite (menggunakan matriks ceramic) PMC : Polymer Matriks Composite (menggunakan matriks polymer)
Sandwich
1.5.5 Berdasarkan jenis penguat : Particulate composite, penguatnya berbentuk partikel Fibre composite, penguatnya berbentuk serat
6
a. Partikel
b. Fiber
c. struktural
1.5.6 Berdasarkan proses polimerisasi Chemical cured Light cured 1.5.7 Berdasarkan ukuran partikel a. Tradisional (konvensional) Resin komposit tradisional juga dikenal sebagai resin konvensional. Komposit ini terdiri dari partikel filler kaca dengan ukuran rata-rata 10-20m dan ukuran partikel terbesar adalah 40m. Terdapat kekurangan pada komposit ini yaitu permukaan tambalan tidak bagus, dengan warna yang pudar disebabkan partikel filler menonjol keluar dari permukaan seperti terlihat pada gambar.
Gambar 1.5.7. Partikel filler menonjol keluar permukaan tambalan. b. Resin komposit microfiller Resin mikrofiler pertama diperkenalkan pada akhir tahun 1970, yang mengandung colloidal silica dengan rata-rata ukuran partikel 0.02m dan antara ukuran 0.01-0.05m. Ukuran partikel yang kecil dimaksudkan agar komposit dapat dipolish hingga menjadi permukaan yang sangat licin. Ukuran partikel filler yang kecil bermaksud bahan ini dapat menyediakan luas permukaan filler yang besar dalam kontak dengan resin.
7
c. Resin komposit hybrid Komposit hibrid mengandung partikel filler berukuran besar dengan rata-rata berukuran 15-20m dan juga terdapat sedikit jumlah colloidal silica, dengan ukuran partikel 0.010.05m seperti terlihat pada gambar 3. Perlu diketahui bahawa semua komposit pada masa sekarang mengandung sedikit jumlah colloidal silica, tetapi tidak mempengaruhi sifat-sifat dari ko mposit itu.
Gambar 1.5.7. Struktur komposit hybrid d. Resin Komposit Partikel Hibrid Ukuran Kecil Untuk mendapatkan ukuran partikel yang lebih kecil daripada sebelumnya telah dilakukan perbaikan metode dengan cara grinding kaca. Ini menyebabkan kepada pengenalan komposit yang mempunyai partikel filler dengan ukuran partikel kurang dari 1m, dan biasanya berukuran 0.1-1.0m seperti terlihat pada gambar 4, yang biasanya dikombinasi dengan colloidal silica. Partikel filler berukuran kecil memungkinkan komposit dipolish permukaannya sehingga menjadi lebih rata dibanding partikel filler berukuran besar. Komposit ini dapat mencapai permukaan yang lebih rata karena setiap permukaan kasar yang dihasilkan dari partikel filler adalah lebih kecil dari part ikel filler.
10
Begitu dietsa, asam harus dibilas dengan air selama 20 detik dan dikeringkan dengan baik. Bila email sudah kering, harus terlihat permukaan berwarna putih seperti bersalju menunjukan bahwa etsa berhasil. Permukaan ini harus terjaga tetap bersih dan kering sampai resin diletakan untuk membuat ikatan yang baik. Karena email yang dietsa meningkatkan energi permukaan email. Teknik etsa asam menghasilkan penggunaan resin yang sederhana. 1.6.2 Bahan Bonding Adhesive dentin harus bersifat hidrofilik untuk menggeser cairan dentin dan juga membasahi permukaan, memungkinkan berpenetrasinya menembus pori di dalam dentin dan akhirnya bereaksi dengan komponen organik atau anorganik. Karena matriks resin bersifat hidrofobik, bahan bonding harus mengandung hidrofilik maupun hidrofobik. Bagian hidrofilik harus bersifat dapat berinteraksi pada permukaan yang lembab, sedangkan bagian hidrofobik harus berikatan dengan restorasi resin. A. Bahan bonding email Email merupakan jaringan yang paling padat dan keras pada tubuh manusia. Email terdiri atas 96 % mineral, 1 % organik material, dan 3 % air. Mineral tersusundari jutaan kristal hydroksiapatit (Ca10(PO4)6 (OH)2) yang sangat kecil. Dimana tersusun secara rapat sehingga membentuk perisma email secara bersamaan berikatan dengan matriks organik. Pada perisma yang panjang bentuknya seperti batang dengan diameter sekitar 5 m. Krital hidroksiapatit bentuknya heksagonal yang tipis, karena strukrur seperti itu tidak memungkinkan mendapatkan susunan yang sempurna. Celah diantara kristal dapat terisi air dan material organik. Bahan bonding biasanya terdiri atas bahan matriks resin BISGMA yang encer tanpa pasi atau hanya dengan sedikit bahan pengisi (pasi). Bahan bonding email dikembangkan untuk meningkatkan kemampuan membasahi email yang teretsa. Umumnya, kekentalan bahan ini berasal dari matriks resin yang dilarutkan dengan monomer lain untuk menurunkan kekentalan dan meningkatkan kemungkinan membasahi. Bahan ini tidak mempunyai potensi perlekatan tetapi cendrung meningkatkan ikatan mekanis dengan membentuk resin tag yang optimum pada email. Beberapa tahun terakhir bahan bonding tersebut telah digantikan dengan sistem yang sama seperti yang digunakan pada dentin. Peralihan ini terjadi karena manfaat dari bonding simultan pada enamel dan dentin dibandingkan karena kekuatan bonding. B. Bahan bonding dentin Dentin adalah bagian terbesar dari struktur gigi yang terdapat hampir diseluruh panjang gigi dan merupakan jaringan hidup yang terdiri dari odontoblas dan matriks dentin. Tersusun dari 75 % materi inorganik, 20 % materi organik dan 5 % materi air. Didalam matriks dentin terdapat tubuli berdiameter 0,5-0,9 mm dibagian dentino enamel
11
jungsion dan 2-3 mm diujung yang berhubungan dengan pulpa. Jumlah tubuli dentin sekitar 15-20 ribu /mm2 didekat dentino enamel junction dan sekitar 45-65 ribu dekat permukaan pulpa.
Penggunaan asam pada etsa untuk mengurangi terbentuknya microleakage atau kehilangan tahanan tidak lagi menjadi resiko pada resin dipermukaan enamel. Permasalahan timbul pada resin dipermukaan dentin atau sementum. Pengetsaan asam pada dentin yang tidak sempurna dapat melukai pulpa. 1.6.3 Perkembangan Etsa dan Bonding : 1st Generation : Surface-active comonomer N-phenylglycine glycidyl methacrylate (NPG-GMA) Berkhelasi dengan kalsium gigi -> ikatan kimia tahan air Bond strength 2-3 MPa
2st Generation : Clearfill bond system Material phosphate-ester Interaksi antara gugus phosphate dengan kalsium pada smear layer
3rd Generation : Phosphoric acid etch before phosphate ester bonding Kekurangan : bila bonding tidak mengandung komponen hidrofilik -> bond strength rendah dan inflamasi pulpa.
4th Generation : Smear layer harus dihilangkan Gel etsa yang nantinya dibilas Fluid bonding agent Larutan primer yang mengandung monomer hidrofilik dalam ethanol/acethone/air
5th Generation : Lebih sederhana Kombinasi primer-bonding, tapi etsa tetap dipisah
12
13
Gambar 1.7.1. Polimerisasi 1.7.2 Resin komposit yang diaktifkan secara kimia Bahan yang diaktifkan secara kimia dipasok dalam dua pasta, satu mengandung inisiator benzoil peroksida dan lainnya mengandung amine tersier (N,N- dimetil-ptoluidin). Bila kedua pasta diaduk, amin beraksi dengan benzoil peroksida untuk membentuk radikal bebas dan polimerisasi tambahan dimulai. Bahan-bahan ini digunakan unntuk restorasi dan pembuatan inti yang pengerasannya tidak dengan sumber sinar.
Gambar 1.7.2. resin komposit yang diaktifkan secara kimia 1.7.3 Resin Komposit yang diaktifkan dengan sinar Sistem yang pertama diaktifkan dengan sinar menggunakan sinar ultra violet untuk merangsang radikal bebas. Dewasa ini, komposit yang diaktifkan dengan sinar ultra violet telah diganti karna efek cahayanya dapat mengiritasi retina. Sehingga diganti dengan sinar yang dapat dilihat dengan mata (sinar biru). Yang secara nyata meningkatkan kemampuan berpolimerisasi lebih tebal sampai 2 mm.
14
Resin komposit yang mengeras dengan sinar dipasok sebagai pasta tunggal dalam satu semprit. Radikal bebas pemulai reaksi, terdiri atas molekul foto-inisiator dan aktivator amin, yang terdapat dalam pasta ini. Bila kedua komponen tidak terpapar oleh sinar, komponen tersebut tidak bereaksi. Namun, pemamparan terhadap sinar dengan panjang gelombang yang tepat yaitu 468 nm. Dapat merangsang foto-inisiator dan interaksi dengan amin untuk membentuk radikal bebas yang mengawali polimerisasi tambahan Fotoinisiator yang umum digunakan adalah camphoroquinone, yang memiliki penyerapan berkisar 400 dan 500 nm yang berada pada region biru dari spektrum sinar tampak. Inisiator ini ada dalam pasta sebesar 0,2 % berat atau kurang. Juga ada sejumlah aselelator amin yang cocok untuk berinteraksi dengan camphoroqunone seperti dimetilaminoetil metakrilat 0,15 % berat, yang ada dalam pasta. Aturan Penyinaran : Sumber sinar harus lebih besar dari pada objek yang disinari Sinar sedekat mungkin dengan objek yang disinari Penumpatan secara incremental Dengan ketebalan 2mm
15
16