Você está na página 1de 5

Step 1 1. Mottling (+) 2. Suara gallop (+) 3. Differential count 4. Crackel 5. Murmur sistolik 3/6 di ICS III 6.

CRP Jawaban : 1. LO 2. Bunyi jantung seperti langkah tapak kuda 3. Pemeriksaan lab yang nama lainnya hitung jenis leukosit yaitu monosit, limfosit, eosinofil batang. 4. Suara nafas yang dihasilkan karena adanya dahak kering di dalam jalan napas 5. LO 6. Pemeriksaan lab yang bertujuan untuk mengetahui apakah pasien mengalami infeksi Step 2 1. Kenapa klien semakin dingin dan kejang? 2. Hubungan diagnose medis dengan kulit mottling (+)? 3. Pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnose gagal nafas? 4. Apakah penyebab klien mengi/mengorok sebelum masuk PICU 5. Bagaimanakah hasil lab normal? 6. Hubungan suhu tubuh (36.6) dengan akral dingin? 7. Apakah terapi oksigen dengan sungkup efektif padahal SpO2=78% 8. Kebutuhan nutrisi klien ? 9. Kebutuhan cairan klien? 10. Apakah hepar teraba 3 cm bawah arc normal pada bayi umur 6 bulan?

Step 3 1. Kedinginan terjadi karena perfusi ke jaringan menurun Kejang terjadi karena penyebaran infeksi sudah sistemik 2. Karena perfusi ke jaringan sudah berkurang sehingga terjadi kulit mottling 3. AGD 4. Sekret yang disebabkan oleh bronkopneumonia 5. LO 6. Kompensasi tubuh terhadap hemodinamik yang tidak stabil 7. Tidak efektif karena SpO2 tetap 78%. LO 8. LO 9. LO 10. Batasi aktivitas (bayi jangan sering menangis, kalau minum disuapi) Monitor TTV Monitor intake/output Balance cairan Pemberian oksigen Tindakan operatif 11. Tidak normal, seharusnya 1-2 di bawah ARC pada bayi

Step 4

Konsep penyakit

penatalaksanaan

Brokhopneumoni VSD ASKEP patofisiologi

Pemeriksaan penunjang

HITUNG KEBUTUHAN NUTRISI BB = 3,5 Kg PB = 58,5 Cm Status Gizi Buruk ( BB/U < - 3 SD dan PB/U <- 3 SD )
Makan dengan ASI dan PASI (Nasi tim) Isi dgn Perhitungan gizi anak) Kebutuhan kalori anak usia 6bln = 110 120 kkal/KgBB = 605kkal/hari Kbutuhan cairan BB 5,5Kg = 100 x BB = 550ml/hari Di RS klien mendapat nutrisi parenteral Kebutuhan kalori = 605kkal, koreksi suhu = 12% x 605 = 72,6 kkal Kebutuhan kalori sehari = 605 + 72,6 = 616 kkal/hari Kebutuhan cairan = 550ml/hari Kebutuhan elektrolit = Na = 2 5meq/KgBB = 11 27,5 meq/hr K = 1 4 meq/KgBB = 5,5 - 22 meq/hr Kebutuhan protein = 2,5 x 5,5 = 13,75 g/hr dalam aminofusin 5% maka (13,75/5)x100 = 275cc Dalam 275cc aminofusin 5%:

Na = (275/1000) x 30 = 8,25 meq K = (275/1000) x 20 = 5,5 meq Dalam KaEn MG3 350 cc: Na = (275/1000) x 50 = 13,75meq K = (275/1000) x 20 = 5,5 meq Jadi Na = 8,25 + 13,75 = 22 meq/hr K = 5,5 + 5,5 = 11 meq/hr Anak diberikan infusan amunofusin 5% 275cc + kaEn MG3 275cc PASI : 100cc PASI = 70kkal Kebutuhan = 550kkal 550x (100/70) = 785cc ( dibagi dalam 8x pemberian dalam 24jam. Jadi tiap 3 jam diberikan 262cc

BISING JANTUNG ( CARDIAC MURMUR )


Bunyi jantung abnormal, atau murmur ( bising jantung ) biasanya ( tetapi tidak selalu ) berkaitan dengan penyakit jantung. Murmur yang tidak berkaitan dengan patologi jantung, yang disebut murmur fungsional, lebih sering dijumpai pada orang berusia muda. Dalam keadaan normal darah mengalir secara laminar; yaitu, cairan mengalir dengan mulus dalam lapisan-lapisan yang berdampingan satu sama lain. Namun, apabila aliran darah menjadi turbulen ( bergolak ), dapat terdengar bunyi. Bunyi abnormal tersebut disebabkan oleh getaran yang terbentuk di struktur-struktur di sekitar aliran yang bergolak tersebut. Penyebab tersering turbulensi adalah malfungsi katup, baik katup stenotik atau insufisien. Katup stenotik adalah katup yang kaku dan menyempit dan tidak membuka secara sempurna. Darah harus dipaksa melewati lubang yang menyempit dengan kecepatan yang sangat tinggi, sehingga terjadi turbulensi yang menimbulkan suara siulan abnormal serupa dengan bunyi yang dihasilkan sewaktu memaksa udara melewati bibir yang menyempit untuk bersiul. Katup insufisien adalah katup yang tidak dapat menutup sepurna, biasanya karena tepi-tepi daun katup mengalami jarigan parut dan tidak pas satu sama lain. Turbulensi terjadi sewaktu darah mengalir berbalik arah melalui katup yang insufisien dan bertumbukan dengan darah yang mengalir dalam arah berlawanan, menimbulkan murmur yang berdesir atau berdeguk. Aliran balik darah demikian dikenal sebagai regurgitasi. Biasanya katup jantung yang insufisien

disebut katup bocor, karena memungkinkan darah mengalir balik pada saat katup seharusnya tertutup. Suatu murmur yang terjadi antara bunyi jantung I dan II ( lub-murmur-dup, lub-murur-dup ) mengisyaratkan murmur sistolik. Terdapat 2 macam murmur sistolik, yaitu : Tipe ejeksi ( ejection systolic ) : timbul akibat aliran darah yang dipompakan (ejected) melalui bagian yang menyempit dan mengisi sebagian fase sistolik, misal : pada stenosis aorta. Tipe pansistolik ( pansystolic ) : timbul akibat aliran balik yang melalui bagian jantung yang masih terbuka dan mengisi seluruh fase sistolik, misal : pada insufisiensi mitral. Jika terjadi antara bunyi jantung II dan I ( lub-dup-murmur, lub-dup-murmur ) merupakan murmur diastolik. Macam-macam murmur diastolik, yaitu : Mid-diastolic : terdengar pada pertengahan fase diastolic. Early diastolic : terdengar segera sesudah bunyi jantung II, timbul akibat aliran balik pada katup aorta. Pre-systolic : terdengar pada akhir fase distolik, tepat sebelum bunyi jantung I. Bunyi murmur menandakan apakah murmur tersebut bersifat stenotik ( bunyi siulan ) atau insufisien ( bunyi derik ). Derajat intensitas murmur ( bising jantung ) : Derajat 1 : bising yang sangat lemah Derajat 2 : bising yang lemah tetapi mudah terdengar

Derajat 3 : bising agak keras tetapi tidak disertai getaran bising Derajat 4 : bising cukup keras dan disertai getaran bising Derajat 5 : bising sangat keras yang tetap terdengar bila stetoskop ditempelkan sebagian saja pada dinding dada Derajat 6 : bising paling keras dan tetap terdengar meskipun stetoskop diangkat dari dinding dada

Você também pode gostar