Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Tata Laksana
Eradikasi bakteri kausatif Netralisasi antitoksin yang belum terikat Terapi suportif selama fase akut Rehabilitasi Imunisasi
Manajemen Luka
Luka dapat digolongkan menjadi luka yang rentan mengalami tetanus atau luka yang tidak rentan tetanus. Setelah menentukan jenis luka lakukan anamnesa riwayat imunisasi pada pasien. Tetanus toxoid diberikan pada pasien dengan imunisasi booster terakhir lebih dari 10 tahun sebelumnya. Jika imunisasi lebih dari 10 tahun yang lalu diberikan pula TIG.
Luka rentan tetanus >6-8 jam Kedalaman > 1 cm Terkontaminasi Bentuk (ireguler) Denervasi, iskemik Terinfeksi (purulen, jaringan nekrotik) stelat, avulsi, atau
Luka yang tidak rentan tetanus < 6 jam Superficial (>1 cm) Bersih hancur Bentuk linear, tepi tajam
Dosis Tt : Usia 7 tahun : 0,5 ml (5IU) i.m Usia < 7 tahun : Gunakan DTP atau DtaP sebagai pengganti Tt. Jika kontaindikasi terhadap pertusis, berikan DT, dosis 0,5 ml i.m Dosis TIG: Profilaksis dewasa : 250-500 U i.m pada ekstrimitas kontralateral lokasi penyuntikan Tt. Profilaksis anak : 250 U i.m pada ekstremitas kontralateral lokasi penyuntikan Tt.
Magnesium sulfat dapat digunakan sebagai antispasme Dosis awal 70 mg/kgBB dalam bentuk larutan dextrose 5 % 100ml secara intravena melalui infus selama 30 menit Dosis pemeliharaan 2gram/jam (<60 tahun) dan 1 gram/jam (60 tahun) dalam larutan dextrose 5% 500ml, diberikan selama 6 jam Dosis kemudian dititrasi dengan cara menaikkan dosis 0,5 gram (<60 tahun) atau 0,25 gram (60 tahun) setiap 6 jam sampai spasme umum (kejang) terkontrol Kurangi dosis 0,25 gram/jam sampai terkontrol spasme dengan dosis efektif minimum.
Kontrol disfungsi otonom Pemberian cairan 8 liter per hari (fluid floading) disertai dengan pemberian sedasi. Dapat diberikan morfin dengan dosis 20180 mg per hari. Propanolol untuk mengatasi hipertensi episodik dan takikardi dengan dosis 5-10 mg, dapat dinaikkan hingga 40mg tiga kali sehari, dosis yang biasa digunakan adalah 5-20 mg tiga kali sehari.
Komplikasi Respirasi Rigiditas otot dan spasme dinding dada, diafragma, dan perut menyebabkan retriksi nafas. Ketidakmampuan menelan saliva, sekresi saliva yang masif, spasme faring, peningkatan tekana intraabdomen dan statis gaster secara keseluruhan menyebabkan peningkatan resiko aspirasi. Trakeostomi dilakukan pada pasien dengan Patel Joag 3 keatas. Pada stadium IV dan V trakeostomi tidak secara signifikan mengurangi kematian.
Miokarditis dan gangguan kardiovaskuler lain Gejala klinis berupa fatigue, demam, dyspneu deffort, takikardi, takipnue, dan lain-lain. Beta adrenegic blocker digunakan untuk menurunkan cardiac output dan menurunkan resistensi pembuluh darah perifer. Gangguan gastrointestinal Ranitidine dengan dosis 150mg setiap 8 jam sekali. Hilang darah yang masif dapat diganti dengan pemberian transfusi darah.
KOMPLIKASI
Laringospasm, kekakuan otot-otot pematasan atau terjadinya akumulasi sekresi berupa pneumonia Atelektase Kompressi fraktur vertebra Laserasi lidah akibat kejang
PROGNOSIS
Prognosis tetanus diklasifikasikan dari tingkat keganasannya, dimana : 1. Ringan; bila tidak adanya kejang umum ( generalized spasm ) 2. Sedang; bila sekali muncul kejang umum 3. Berat ; bila kejang umum yang berat sering terjadi.