Você está na página 1de 8

DIANA MARDILASARI H1A010039 IDA AYU KIRTIASIH H1A010052 LAPORAN KUNJUNGAN LAPANGAN POLI KB RSUP NTB I.

SUBJEKTIF (ANAMNESIS) IDENTITAS Nama Umur Status Pekerjaan Alamat HPHT Usia Kehamilan Riwayat Obstetrik : Ny. H : 19th : Menikah : Ibu Rumah Tangga : Tanjung : 1 Januari 2013 : 12 minggu 6 hari : G1P0A1

Tanggal Masuk Rumah Sakit : Rabu, 3 April 2013 Keluhan Utama (KU) Perdarahan yang berupa bercak sejak 6 hari yang lalu Riwayat Penyakit Sekarang (RPS)

Perdarahan berupa bercak terjadi sejak hari kamis, 6 hari yang lalu terjadi ketika ny. H mencuci piring disertai rasa mules. Semakin hari perdarahan semakin sedikit. Perdarahan tidak disertai keputihan. Hari jumat ny. H memeriksakan kandungannya ke puskesmas. Karena diagnosis banding puskesmas tanjung adalah abortus iminens, pasien langsung di rujuk ke RSUP NTB. Pasien datang ke RSUP NTB pada hari rabu, 3 April 2013. RPD : tidak pernah mengalami abortus sebelumnya RPK : kakak perempuan memiliki riwayat abortus II. OBJEKTIF (PEMERIKSAAN FISIK) Vital Sign : TD : 120/70 mmHg RR : 20 kali per menit Nadi : 84 kali permenit Suhu : 36, 8 0C :

Inspeksi

Keadaan Umum: lemah Abdomen : tidak tampak adanya skar atau lesi, bentuk abdomen tidak membulat dan kontur rata, tidak tampak adanya linea nigra dan striae gravidarum.

Palpasi : tidak teraba fundus uteri, tidak terdapat nyeri tekan

Pemeriksaan Ginekologi III. inspekulo : fleksus ada (sedikit), ostium uteri tertutup, terdapat perdarahan pada kanalis servikalis, tapi tidak terdapat jaringan, effisment 0% VT : belum terdapat bukaan serviks, ostium uteri tertutup.

ASSESMENT 1. Abortus Imminens 2. Perdarahan implantasi

IV.

PLANNING USG untuk mengetahui jaringan yang masih tertinggal. Bedrest dan observasi untuk mengetahui progresivitas dari volume perdarahan untuk mempertimbangkan mempertahankan kehamilan Jika dua kali reaksi kehamilan negative dapat dilakukan kuretase

TINJAUAN PUSTAKA ABORTUS IMMINENS

1. Pengertian Abortus imminens ialah perisiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada kehamilan sebelum 20 mingu, dimana hasil konsepsi masih dalam uterus dan tanpa adanya dilatasi serviks dan janin masih ada harapan untuk dipertahankan. Diagnosis abortus imminens ditentukan karena pada wanita hamil terjadi perdarahan melalui ostium uteri eksternum, disertai mules sedikit atau tidak sama sekali, uterus membesar sebesar tuanya kehamilan, serviks belum membuka, dan tes kehamilan positif. Pada bebrapa wanita hamil dapat terjadi perdarahan sedikit pada saat haid yang semestinya datang jika tidak terjadi pembuahan. Perdarahan sedikit pada sekitar perkiraan haid mungkin merupakan hal fisiologis. Lesi serviks cenderung mengalami perdarahan pada awal kehamilan, terutama setelah melakukan hubungan seksual. Hal ini disebabkan oleh penembusan vili korealis ke dalam desidua, pada saat implantasi biasanya sedikit, warnanya merah, dan cepat berhenti, tidak disertai mules-mules.

Perdarahan pada abortus imminens sering sangat sedikit tetapi perdarahan tersebut dapat dipertahankan selama beberapa hari atau beberapa minggu. Celakanya risiko kehamilan yang suboptimal dalam bentuk persalinan preterm, berat janin lahir rendah kematian prenatal tetap ada. 2. Gejala klinis Terdapat keterlambatan datang bulan Terdapatnya perdarahan, disertai sakit perut (mules) Pada pemeriksaan dijumpai besarnya rahim sama dengan umur kehamilan dan terjadi kontraksi otot rahim. Hasil pemeriksaan dalam terdapat perdarahan dari kanalis servikalis, kanalis servikalis masih tertutup, dapat dirasakan kontraksi otot rahim. Hasil pemeriksaan tes hamil masih positif 3. Diagnosis Anamnesis, perdarahan sedikit dari jalan lahir dan nyeri perut tidak ada atau ringan. Pemeriksaan dalam, fleksus ada (sedikit), ostium uteri tertutup, dan besar uterus sesuai dengan umur kehamilan. Pemeriksaan penunjang, fleksus ada (sedikit), ostium uteri tertutup, dan besar uterus sesuai dengan umur kehamilan. 1. Buah kehamilan masih utuh, ada tanda kehidupan janin 2. Meragukan 3. Buah kehamilan tidak baik, janin mati. 4. Penanganan Abortus Imminens Penanganan abortus imminens dilakukan dengan :

a) Istirahat baring atau bedrest untuk meningkatkan aliran darah kerahim dan untuk mengurangi rangsangan mekanis. b) Jangan melakukan aktifitas fisik berlebihan atau hubungan seksual, karena pada saat koitus prostaglandin yang terdapat didalam cairan sperma direabsorbsi melalui dinding vagina dan orgasmus keduanya menyebabkan uterus berkontraksi. c) Jika perdarahan : 1. 2. Berhenti : Lakukan asuhan antenatal seperti biasa. Lakukan penilaian jika perdarahan terjadi lagi.

3. Terus berlangsung : Nilai kondisi janin (uji kehamilan atau USG), lakukan konfirmasi kemungkinan adanya penyebab lain. Perdarahan berlanjut, khususnya uterus yang lebih besar dari yang diharapkan, mungkin menunjukkan kehamilan ganda atau mola (Saifuddin Bari,2002 : 148) d) Obat-obatan yang diberikan 1. Penenang : Pebobarbital 2 x 20 mg, valium 2. Anti perdarahan : Adona, transamin 3. Vitamin B kompleks 4. Hormonal : Progesteron 5. Penguat Plasenta : Gestamon, Duphaston 6. Antikontraksi : Duvadilan, papaverin. e. Evaluasi 1. Jumlah perdarahan dan lamanya. 2. Tes kehamilan dapat diulangi

3. Konsultasi pada Dokter ahli untuk penanganan lebih lanjut dan pemeriksaan ultrasonografi.

SUMBER

Cunningham G, dkk, 2005, Obstetri Williams, Volume 1, Jakarta : ECG Cunningham G, dkk, 2005, Obstetri Williams, Volume 2, Jakarta : ECG Fairer H, 1999, Perawatan Maternitas, Edisi 2, Getakan 1, Jakarta : ECG Hamilton PM, 2000, Dasar-Dasar Perawatan Maternitas, Jakarta : ECG Mochtar R, 1998, Sinopsis Obstetri, Edisi 2, Jakarta : ECG Sastrawinata S, Obstetri Patologi, Edisi 2, Jakarta : ECG Utiek, 2006, Kenali Tanda-Tanda Keguguran,(online) Wiknjosastro Hanifa, 2002, Ilmu Kebidanan, Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Você também pode gostar