Você está na página 1de 10

PENAMBALAN DENGAN ART (ATRAUMATIC RESTORATIVE TREATMENT) Latar Belakang Masalah klasik yang dihadapi pemerintah Indonesia adalah

penyebaran tenaga kesehatan gigi dan peralatan yang belum merata seperti penempatan tenaga kesehatan gigi di puskesmas yang tidak memiliki peralatan padahal ratio tenaga kesehatan gigi dan peralatan sudah memadai. Juga ada beberapa puskesmas yang belum ada saluran listrik, tetapi mempunyai fasilitas pelayanan kesehatan gigi (dental unit). Disamping itu, perilaku masyarakat terhadap kesehatan gigi masih belum mendukung, yang dapat dilihat dengan masih banyaknya permintaan pencabutan daripada penambalan. Agar masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan gigi yang optimal, yang mudah dilakukan oleh tenaga non-profesional dan tanpa disertai perlengkapan kedokteran gigi yang relative mahal, telah dikembangkan teknik baru dalam mengatasi masalah karies gigi yaitu penggunaan ART (Atraumatic Restorative Treatment). Penumpatan dengan cara ART adalah suatu prosedur penumpatan sederhana yang dilakukan dengan mengexcavir lesi karies gigi dan hanya menggunakan hand-instrument dan memakai bahan tumpatan yang mempunyai sifat adhesive yaitu glass ionomer. Teknik ART ini dipakai hanya untuk lesi karies satu permukaan. Pada karies dengan lesi yang meliputi 2 permukaan atau lebih, akan menghasilkan tumpatan yang tidak terlalu kuat. Oleh karena itu, keberhasilan tumpatan ini tergantung pada ukuran atau luasnya kavitas dan keterampilan operatornya. Sejarah Perkembangan ART berawal di negara berkembang, Tanzania pada pertengahan tahun 1980 an sebagai bagian dari program Kesehatan Mulut Dasar di lapangan. Pada waktu itu tingkat keberhasilannya tidak memuaskan oleh karena teknologi bahan restorasi terbatas. Kemudian pada tahun 1990, uji coba lapangan ART untuk pertama kalinya di ujikan pada kelompok uji klinis di Thailand. Mengingat keadaan karies di Thailand , survei Kesehatan Mulut Nasional 1991 menunjukan skor DMFT (decay, Missing, Filling Teeth) rata-rata sebesar 1,5 untuk usia 12 tahun. Meskipun prevalensi karies dianggap rendah berasarkan klasifikasi WHO, komponen yang ditumpat hanya sebesar 0,1 yang menunjukkan tingkat perawatan restorasi yang sangat rendah. Berdasarkan hal tersebut diatas maka Atraumatic Restorative Treatment (ART) diajukan di Thailand sebagai perawatan gigi restorative alternatif untuk mengontrol karies gigi bagi populasi yang tidak terjangkau. Pendekatan ini merupakan terobosan untuk mencapai tujuan dimana semua orang harus mempertahankan gigi asli selama mungkin Gigi untuk seumur hidup.

PENAMBALAN DENGAN ART

Definisi Atraumatic restorative Treatment (ART) adalah prosedur yang berdasarkan pada pembuangan jaringan karies gigi dengan hanya menggunakan instrument tangan dan disertai dengan penumpatan kavitas dengan bahan tumpatan adhesive glass ionomer. Indikasi dan Kontra Indikasi Indikasi: 1. Kavitas dapat dicapai dengan instrument tangan 2. Kavitas meliputi sampai dengan dentin yang meliputi: a. Kavitas satu permukaan - Pada pit dan fitsure dipermukaan oklusal premolar dan molar - Pada pit dipermukaan lingual insisivus atas - Pada grove bukal dan lingual dari premolar dan molar - Pada permukaan bukal dan lingual tepat diatas gingiva semua gigi b. Kavitas lebih dar satu permukaan - Pada permukaan proksimal dan oklusal dari premolar dan molar - Pada permukaan bukal, lingual, dan oklusal dari premolar dan molar - Pada incisal edge dan permukaan proksimal Kontra Indikasi: 1. Jika terjadi pembengkakan (abses) atau fistel di dekat gigi yang tersangkut 2. Pulpa gigi terbuka 3. Gigi mengalami nyeri dalam waktu yang lama dan kemungkinan terdapat inflasi kronis dari pulpa 4. Kavitas tidak dapat dicapai dengan instrument tangan 5. Terdapat tanda-tanda kavitas yang jelas, misalnya pada permukaan proksimal, tapi kavitas tersebut diatas dapat dijangkau dari arah proksimal maupun arah oklusal 6. Gigi dengan karies yang dalam 7. Gigi yang gangrene

Alat yang digunakan Harus digunakan instrumen-instrumen yang tepat untuk setiap tindakan perawatan. Keberhasilan perawatan tergantung oleh tingkat penguasaan operator mengenai fungsi dari perbagai instrumen tersebut serta cara penggunaan yang benar.

PENAMBALAN DENGAN ART

Untuk melakukan penumpatan ART di lapangan maka diperlukan hand instrumen berikut: 1. Oral Diagnostik (kaca mulut, Pinset, Sonde, dan Excavator) 2. Dental Hatchet Instrumen ini digunakan untuk memperlebar jalan masuk kavitas, untuk mengikis email tipis yang tidak terdukung dan email yang terkena karies yang masih tertinggal setelah pembuangan dentin berkaries. 3. Applier (Carver) Instrumen berujung dua ini mempunyai dua fungsi. Ujung yang tumpul digunakan untuk memasukkan adukan glass ionomer kedalam kavitas serta pit dan fitsure. Sedangkan ujung tang tajam digunakan untuk membuang kelebihan bahan tambal dan membentuk glass ionomer. 4. Mixing pad atau Glass slab dan Spatula Kedu instrumen ini diperlukan pada pengadukan glass ionomer. Ada dua jenis mixing pad: Glass slab dan paper pad yang disposable. 5. Wedge 6. Plastik strip (T bard) Alat lainnya yang digunakan disamping instrumen hand instrumen adalah: Sarung tangan Masker Lampu operasi Dental bed Kursi tanpa sandaran Pressure Cooker Stone pengasah

Bahan yang digunakan Bahan restorasi yang digunakan untuk prosedur ART adalah glass ionomer cement. Komposisi glas ionomer: Bubuk: - Si O2 - Al O3 - Ca F2 29% 16,6% 34,3% - Na Al F6 - Al F3 - Al PO4 5% 5,3% 9,9%

PENAMBALAN DENGAN ART

Liquid: - Polyacrylic acid-ita conic - Air - Tartonic acid 47,5% 47,5% 5,0%

Bahan ini terdiri dari bubuk dan cairan yang harus diaduk. Bubuknya adalah kaca yang mengandung silicon-oxida, aluminium oxida dan calcium flourida. Bila cairannya adalah air yang telah didemineralisir, maka bubuknya sudah mengandung polyacrilic acid dalam bentuk kering (air yang telah disemineralisir adalah yang digunakan untuk mengisi baterai/aki).

Preparasi 1) Preparasi lubang gigi jaringan karies dibersihkan dengan excavator sampai tak ada lagi dentin lunak, untuk memudahkan pembersihan lubang sekali-kali dibasahi, keringkan lubang. 2) Setelah preparasi selesai pasien dianjurkan oklusi untuk melihat kontak lubang. 3) Pemberian dentin conditioner yaitu 1 tetes liquid + tetes air dibasahi pada kapas kecil dan diolesi pada cavitas yang sudah disiapkan selama 10 15 detik. Maksud pemberian ini adalah agar keadaan lembab sesuai kondisi tambalan yang akan digunakan. Sesudah pengolesan dengan dentin conditioner maka cavitas haus diolesi kapas sebanyak 3 kali untuk mengurangi contioner yang berlebihan, selanjutnya dikeringkan dengan kapas dan cavitas siap ditambal.

Pengadukan 1) Satu sendok bubuk diletakkan pada papper pad, lalu dibagi menjadi dua bagian yang sama, kemudian letakkan satu tetes liquid disebelah bubuk itu. 2) Botol cairan dipegang sebentar dalam keadaan horizontal untuk mengeluarkan udara dari bagian ujungnya dan kemudian dalam posisi vertikal dikeluarkan satu tetes cairan pada papper pad. Bila perlu botol ditekan sedikit, tapi cairan jangan tertekan keluar. 3) Mula-mula cairan disebarkan dengan spatula pada suatu permukaan sebesar 1,5 cm2. Pengadukan dimulai dengan mencampur setengah dari bubuk dengan cairan yang menggunakan spatula. 4) Bubuk dicampur dengan gerakan menggulung sehingga partikel-partikel bubuk secara perlahan-lahan terbasahi tanpa tersebar. 5) Jika seluruh bubuk telah basah, bagian kedua dicampur dalam adukan tersebut setelah itu diaduk kuat sambil menjaga agar adukannya tetap berupa satu kesatuan massa. 6) Pengadukan harus selesai 20 30 detik, hasil adukan yang baik harus licin seperti permen karet. PENAMBALAN DENGAN ART
4

7) Penumpatan dapat langsung dilakukan pada cavitas tanpa preparasi terlebih dahulu, digunakan Vaseline agar tambalan tidak mudah melengket dan untuk menghaluskan.

Penumpatan 1) Masukan bahan pengisi ke dalam lubang, pit dan fissure dengan carver dengan tekanan ringan. 2) Tekan dengan jari (30)yang sudah memakai sarung tangan. 3) Buang bahan yang berlebih. 4) Oles dengan Vaseline. 5) Periksa gigitan. 6) Dianjurkan pasien agar tidak makan selama kurang lebih satu jam. Varnish diberikan setelah penambalan dan pengurangan sisa-sisa tumpatan yang berlebih. Beberapa keuntungan yang diperoleh dengan penggunaan teknik ART ini adalah: 1. Dapat dilakukan di daerah yang belum ada listrik ataupun di daerah yang sudah ada listrik tetapi belum mempunyai fasilitas pelayanan kesehatan gigi. 2. Biaya relative murah. 3. Perlengkapan mudah dibawa-bawa. 4. Tidak menimbulkan rasa takut, karena tidak ada suara mesin bur (terutama pada anak-anak). 5. Tidak menimbulkan rasa sakit.

PENAMBALAN DENGAN ART

LAMPIRAN

PENAMBALAN DENGAN ART

PENAMBALAN DENGAN ART

PENAMBALAN DENGAN ART

PENAMBALAN DENGAN ART

DAFTAR PUSTAKA Buku Ajar Mata kuliah Konservasi Oleh Drg. Ellis Mirawati, M.MKes (Hal. 3-13) http://gigidanmulutsehat.blogspot.com/2010/07/art-atraumatic-restorative-treatment.html http://azhari80-penambalanart.blogspot.com/2011/03/penambalan-dengan-art-atraumatic.html

PENAMBALAN DENGAN ART

10

Você também pode gostar