Você está na página 1de 23

HAK ASASI MANUSIA (HAM) MAKALAH Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Pkn

OLEH : NITA FAKHRUNNISA (1210206068)

NURCHOLIS ALHILMI HIDIR (1210206070) RINA RIYANAH RISKA DESIYUNIARNI TANTRI LIANA (1210206085) (1210206088) (1210206110)

PENDIDIKAN BIOLOGI B FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG 2011

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur atas nikmat Allah SWT, karena nikmat-Nya kita semua dapat berekspresi sesuai dengan hati nurani kita. Selayaknya kita sebagai makhluk yang lemah, tidak pantas untuk bersifat sombong, hanyalah Allah SWT yang pantas untuk menyandang gelar tersebut. Ketidakberdayaan tersebut kita pantas untuk bersujud syukur atas kekuasaan-Nya. Penyusunan makalah ini bahan bagi mahasiswa-mahasiswi dalam memahami tentang Hak Asasi Manusia (HAM) beserta kajian-kajiannya. Kepada dosen maupun mahasiswa-mahasiswi diharapkan dapat memanfaatkan makalah ini kearah percapaian proses belajar mengajar yang lebih efektif. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa banyak kekurangan yang terdapat dalam makalah ini. Untuk itu penulis sangat mengharapkan adanya masukan, saran, dan kritik dari semua pihak Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua dan semoga kita selalu dalam lindungan dan magfirah-Nya. Amin ya rabbalalamin

Bandung, 15 April 2011

Penyusun

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ................................................................................................. i DAFTAR ISI ................................................................................................................ ii BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1 A. Latar Belakang ................................................................................................. 1 B. Rumusan Masalah ............................................................................................ 1 C. Tujuan pembahasan .......................................................................................... 2 BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................. 3 A. Pengertian dan Ciri Pokok Hakikat HAM ........................................................ 3 B. Perkembangan Pemikiran HAM ...................................................................... 4 C. HAM dalam Tinjauan Islam ............................................................................. 6 D. HAM dalam Perundang-undangan Nasional.................................................... 10 E. Pelanggaran HAM dan Pengadilan HAM ........................................................ 11 F. Penanggungjawab dalam Penegakan (respection), Pemajuan (promotion), Perlindungan (protection) dan Pemenuhan (fulfill) HAM ............................... 13 G. Contoh-contoh Kasus Pelanggaran HAM ........................................................ 15 H. Instrumen Hukum dan Peradilan HAM ........................................................... 15 BAB III PENUTUP ..................................................................................................... 18
A. Kesimpulan ...................................................................................................... 18

B. Saran-saran ....................................................................................................... 19 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 20

ii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hak merupakan unsur normatif yang melekat pada diri setiap manusia yang dalam penerapannya berada pada ruang lingkup hak persamaan dan hak kebebasan yang terkait dengan interaksinya antara individu atau dengan instansi. Hak juga merupakan sesuatu yang harus diperoleh. Masalah HAM adalah sesuatu hal yang sering kali dibicarakan dan dibahas terutama dalam era reformasi ini. HAM lebih dijunjung tinggi dan lebih diperhatikan dalam era reformasi dari pada era sebelum reformasi. Perlu diingat bahwa dalam hal pemenuhan hak, kita hidup tidak sendiri dan kita hidup bersosialisasi dengan orang lain. Jangan sampai kita melakukan pelanggaran HAM terhadap orang lain dalam usaha perolehan atau pemenuhan HAM pada diri kita sendiri. Adapun penulis bermaksud membahas judul ini untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah PKN oleh dosen pembimbing gunanya di persentasikan di depan forum diskusi kelas B Biologi. Selanjutnya judul yang kami bahas HAK ASASI MANUSIA. Berikut ini penulis uraikan.

B. Rumusan Masalah Dalam makalah ini penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut: 1. Apa pengertian dan ciri pokok hakikat HAM ? 2. Bagaimana perkembangan pemikiran HAM ? 3. Bagaimana HAM dilihat dari tinjauan Islam ? 4. Bagaimana HAM dalam perundang-undangan nasional ? 5. Apa yang dimaksud dengan pelanggaran dan kedudukan pengadilan HAM? 6. Siapa saja penanggungjawab dalam penegakan, pemajuan, perlindungan dan pemenuhan HAM ? 7. Apa saja contoh-contoh kasus pelanggaran HAM ? 8. Bagaimana instrumen hukum dan peradilan internasional HAM ?
1

C. Tujuan Pembahasan Adapun tujuan pembahasan untuk mengetahui : 1. 2. 3. 4. 5. 6. Pengertian dan Ciri Pokok Hakikat HAM Perkembangan Pemikiran HAM HAM Dilihat dari Tinjauan Islam HAM Dalam Perundang-Undangan Nasional Pelanggaran dan Pengadilan HAM Penanggungjawab Pemenuhan HAM 7. 8. Contoh-Contoh Kasus Pelanggaran HAM Instrumen Hukum dan Peradilan Internasional HAM dalam Penegakan, Pemajuan, Perlindungan Dan

BAB II HAK ASASI MANUSIA (HAM)

A. PENGERTIAN DAN CIRI POKOK HAKIKAT HAM 1. Pengertian HAM adalah hak-hak dasar yang dimiliki oleh manusia ,sesuai dengan kodratnya (Kaelan : 2002). Menurut KOMNAS HAM PBB,Hak Asasi Manusia (HAM) adalah hak-hak yang melekat pada manusia, dimana bila hak ini dimiliki oleh manusia mak akan mustahil ia dapat hidup sesuai sebagai manusia Menurut pendapat Jan Materson (dari komisi HAM PBB), dalam Teaching Human Rights, United Nations sebagaimana dikutip Baharuddin Lopa menegaskan bahwa HAM adalah hak-hak yang melekat pada setiap manusia , yang tanpanya manusia mustahil dapat hidup sebagai manusia. John Locke menyatakan bahwa HAM adalah hak-hak yang diberikan langsung oleh Tuhan Yang Maha Pencipta sebagai hak yang kodrati. (Mansyur Effendi, 1994). Dalam pasal 1 Undang-Undang Dasar Nomor 39 Tahun 1999 tentang HAM disebutkan bahwa Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakekat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh Negara, hokum , pemerintah dan setiap orang , demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia.

2. Ciri Pokok Hakikat HAM Berdasarkan beberapa rumusan HAM di atas, dapat ditarik kesimpulan tentang beberapa ciri pokok hakikat HAM yaitu:

a. HAM tidak perlu diberikan, dibeli ataupun diwarisi. HAM adalah bagian dari manusia secara otomatis. b. HAM berlaku untuk semua orang tanpa memandang jenis kelamin, ras, agama, etnis, pandangan politik atau asala usul sosial dan bangsa. c. HAM tidak bisa dilanggar. Tidak seorangpun mempunyai hak untuk membatasi atau melanggar hak orang lain. Orang tetap mempunyai HAM walaupun sebuah Negara membuat hukum yang tidak melindungi atau melanggar HAM (Mansyur Fakih, 2003).

B. PERKEMBANGAN PEMIKIRAN HAM Perkembangan pemikiran HAM dunia bermula dari; Magna Charta, The American Declaration, The French Declaration, The Four Freedom. Perkembangan pemikiran HAM ini kemudian dibagi dalam empat generasi : Generasi pertama, berpendapat bahwa pemikiran HAM hanya berpusat pada bidang hukum dan politik. Fokus pemikiran HAM generasi pertama pada bidang hukum dan politik disebabkan oleh dampak dan situasi perang dunia II, totaliterisme dan adanya keinginan Negara-negara yang baru merdeka untuk menciptakan sesuatu tertib hukum yang baru. Generasi kedua, pemikiran HAM tidak saja menuntut hak yuridis melainkan juga hak-hak sosial, ekonomi, politik dan budaya. Jadi pemikiran HAM generasi kedua menunjukan perluasan pengertian konsep dan cakupan hak asasi manusia. Pada masa generasi kedua, hak yuridis kurang mendapat penekanan sehingga terjadi ketidakseimbangan dengan hak sosial-budaya, hak ekonomi dan hak politik. Generasi ketiga, sebagai reaksi pemikiran HAM generasi kedua. Generasi ketiga menjanjikan adanya kesatuan antara hak ekonomi, sosial, budaya, politik dan hukum dalam suatu keranjang yang disebut dengan hak-hak melaksanakan pembangunan. Dalam pelaksanaannya hasil pemikiran HAM generasi ketiga juga mengalami ketidakseimbangan dimana terjadi penekanan terhadap hak ekonomi dalam arti pembangunan ekonomi menjadi prioritas utama, sedangkan hak lainnya
4

terabaikan sehingga menimbulkan banyak korban, karena banyak hak-hak rakyat lainnya yang dilanggar. Generasi keempat, yang mengkritik peranan negara yang sangat dominant dalam proses pembangunan yang terfokus pada pembangunan ekonomi dan menimbulkan dampak negative seperti diabaikannya aspek kesejahteraan rakyat. Selain itu program pembangunan yang dijalankan tidak berdasarkan kebutuhan rakyat secara keseluruhan melainkan memenuhi kebutuhan sekelompok elit. Pemikiran HAM generasi keempat dipelopori oleh Negara-negara di kawasan Asia yang pada tahun 1983 melahirkan deklarasi hak asasi manusia yang disebut Declaration of the basic Duties of Asia People and Government. 1. Perkembangan pemikiran HAM dunia bermula dari : a. Magna Charta Pada umumnya para pakar di Eropa berpendapat bahwa lahirnya HAM di kawasan Eropa dimulai dengan lahirnya magna Charta yang antara lain memuat pandangan bahwa raja yang tadinya memiliki kekuasaan absolute (raja yang menciptakan hukum, tetapi ia sendiri tidak terikat dengan hukum yang dibuatnya), menjadi dibatasi kekuasaannya dan mulai dapat diminta pertanggung jawabannya dimuka hukum(Mansyur Effendi,1994). b. The American Declaration Perkembangan HAM selanjutnya ditandai dengan munculnya The American Declaration of Independence yang lahir dari paham Rousseau dan Montesquuieu. Mulailah dipertegas bahwa manusia adalah merdeka sejak di dalam perut ibunya, sehingga tidaklah logis bila sesudah lahir ia harus dibelenggu. c. The French Declaration Selanjutnya, pada tahun 1789 lahirlah The French Declaration (Deklarasi Perancis), dimana ketentuan tentang hak lebih dirinci lagi sebagaimana dimuat dalam The Rule of Law yang antara lain berbunyi tidak boleh ada penangkapan tanpa alasan yang sah. Dalam kaitan itu berlaku
5

prinsip presumption of innocent, artinya orang-orang yang ditangkap, kemudian ditahan dan dituduh, berhak dinyatakan tidak bersalah, sampai ada keputusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap yang menyatakan ia bersalah. d. The Four Freedom Ada empat hak kebebasan berbicara dan menyatakan pendapat, hak kebebasan memeluk agama dan beribadah sesuai dengan ajaran agama yang diperlukannya, hak kebebasan dari kemiskinan dalam Pengertian setiap bangsa berusaha mencapai tingkat kehidupan yang damai dan sejahtera bagi penduduknya, hak kebebasan dari ketakutan, yang meliputi usaha, pengurangan persenjataan, sehingga tidak satupun bangsa berada dalam posisi berkeinginan untuk melakukan serangan terhadap Negara lain ( Mansyur Effendi,1994).

2. Perkembangan pemikiran HAM di Indonesia: Pemikiran HAM periode sebelum kemerdekaan yang paling menonjol pada Indische Partij adalah hak untuk mendapatkan kemerdekaan serta mendapatkan perlakukan yang sama hak kemerdekaan. Sejak kemerdekaan tahun 1945 sampai sekarang di Indonesia telah berlaku 3 UUD dalam 4 periode, yaitu: 1. Periode 18 Agustus 1945 sampai 27 Desember 1949, berlaku UUD 1945 2. Periode 27 Desember 1949 sampai 17 Agustus 1950, berlaku konstitusi Republik Indonesia Serikat 3. Periode 17 Agustus sampai 5 Juli 1959, berlaku UUD 1950 4. Periode 5 Juli 1959 sampai sekarang, berlaku Kembali UUD 1945

C. HAM DALAM TINJAUAN ISLAM Adanya ajaran tentang HAM dalam Islam menunjukan bahwa Islam sebagai agama telah menempatkan manusia sebagai makhluk terhormat dan mulia. Oleh
6

karena itu, perlindungan dan penghormatan terhadap manusia merupakan tuntutan ajaran itu sendiri yang wajib dilaksanakan oleh umatnya terhadap sesama manusia tanpa terkecuali. Hak-hak yang diberikan Allah itu bersifat permanent, kekal dan abadi, tidak boleh dirubah atau dimodifikasi (Abu Ala Almaududi, 1998). Dalam Islam terdapat dua konsep tentang hak, yakni hak manusia (hak al insan) dan hak Allah. Setiap hak itu saling melandasi satu sama lain. Hak Allah melandasi manusia dan juga sebaliknya. Dalam aplikasinya, tidak ada satupun hak yang terlepas dari kedua hak tersebut, misalnya sholat. Sementara dalam hal al insan seperti hak kepemilikan, setiap manusia berhak untuk mengelola harta yang dimilikinya. Konsep islam mengenai kehidupan manusia didasarkan pada pendekatan teosentris (theocentries) atau yang menempatkan Allah melalui ketentuan syariatnya sebagai tolak ukur tentang baik buruk tatanan kehidupan manusia baik sebagai pribadi maupun sebagai warga masyarakjat atau warga bangsa. Dengan demikian konsep Islam tentang HAM berpijak pada ajaran tauhid. Konsep tauhid mengandung ide persamaan dan persaudaraan manusia. Konsep tauhid juga mencakup ide persamaan dan persatuan semua makhluk yang oleh Harun Nasution dan Bahtiar Effendi disebut dengan ide perikemakhlukan. Islam datang secara inheren membawa ajaran tentang HAM, ajaran islam tentang HAM dapat dijumpai dalam sumber utama ajaran islam yaitu al-Quran dan al-Hadits yang merupakan sumber ajaran normative, juga terdapat praktek kehidupan umat islam. Dilihat dari tingkatannya, ada 3 bentuk HAM dalam Islam, pertama, Hak Darury (hak dasar). Sesuatu dianggap hak dasar apabila hak tersebut dilanggar, bukan hanya membuat manusia sengsara, tetapi juga eksistensinya bahkan hilang harkat kemanusiaannya. Sebagai misal, bila hak hidup dilanggar maka berarti orang itu mati. Kedua, hak sekunder (hajy) yakni hak-hak yang bila tidak dipenuhi akan berakibat hilangnya hak-hak elementer misalnya, hak seseorang untuk memperoleh sandang pangan yang layak maka akan mengakibatkan hilangnya hak hidup. Ketiga hak tersier

(tahsiny) yakni hak yang tingkatannya lebih rendah dari hak primer dan sekunder (Masdar F. Masudi, 2002). Mengenai HAM yang berkaitan dengan hak-hak warga Negara, Al Maududi menjelaskan bahwa dalam Islam hak asasi pertama dan utama warga negara adalah: 1. Melindungi nyawa, harta dan martabat mereka bersama-sama dengan jaminan bahwa hak ini tidak kami dicampuri, kecuali dengan alasan-alasan yang sah dan ilegal. 2. Perlindungan atas kebebasan pribadi. Kebebasan pribadi tidak bisa dilanggar kecuali setelah melalui proses pembuktian yang meyakinkan secara hukum dan memberikan kesempatan kepada tertuduh untuk mengajukan pembelaan 3. Kemerdekaan mengemukakan pendapat serta menganut keyakinan masingmasing 4. Jaminan pemenuhan kebutuhan pokok bagi semua warga negara tanpa membedakan kasta atau keyakinan. Salah satu kewajiban zakat kepada umat Islam, salah satunya untuk memenuhi kebutuhan pokok warga negara.1 Nash Quran dan Sunnah tentang HAM Meskipun dalam Islam, hak-hak asasi manusia tidak secara khusus memiliki piagam, akan tetapi Al-Quran dan As-Sunnah memusatkan perhatian pada hak-hak yang diabaikan pada bangsa lain. Nash-nash ini sangat banyak, antara lain: 1. Dalam al-Quran terdapat sekitar empat puluh ayat yang berbicara mengenai paksaan dan kebencian. Lebih dari sepuluh ayat bicara larangan memaksa, untuk menjamin kebebasan berfikir, berkeyakinan dan mengutarakan aspirasi. Misalnya: Dan Katakanlah: "Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; Maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) Biarlah ia kafir". Sesungguhnya kami Telah sediakan bagi
1

Azyumardi Azra, Pendidikan Kewarganegaraan, 2000, hlm. 219-220.

orang orang zalim itu neraka, yang gejolaknya mengepung mereka. dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek. (QS. Al- Kahfi : 29). 1. Al-Quran telah mengetengahkan sikap menentang kedzaliman dan orangorang yang berbuat dzalim dalam sekitar tiga ratus dua puluh ayat, dan memerintahkan berbuat adil dalam lima puluh empat ayat yang diungkapkan dengan kata-kata: adl, qisth dan qishas. 2. Al-Quran mengajukan sekitar delapan puluh ayat tentang hidup,

pemeliharaan hidup dan penyediaan sarana hidup. Misalnya: "Barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu membunuh orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan di muka bumi, maka seakanakan ia telah membunuh manusia seluruhnya." (QS. 5: 32). Juga Quran bicara kehormatan dalam sekitar dua puluh ayat. 3. Al-Quran menjelaskan sekitar seratus lima puluh ayat tentang ciptaan dan makhluk-makhluk, serta tentang persamaan dalam penciptaan. Misalnya: "... Orang yang paling mulia diantara kamu adalah yang paling bertawa diantara kamu." (QS. 49: 13) 4. Pada haji wada Rasulullah menegaskan secara gamblang tentang hak-hak asasi manusia, pada lingkup muslim dan non-muslim, pemimpin dan rakyat, laki-laki dan wanita. Pada khutbah itu nabi saw juga menolak teori Yahudi mengenai nilai dasar keturunan. Manusia di mata Islam semua sama, walau berbeda keturunan, kekayaan, jabatan atau jenis kelamin. Ketaqwaan-lah yang membedakan mereka. Rakyat dan penguasa juga memiliki persamaan dalam Islam. Yang demikian ini hingga sekarang belum dicapai oleh sistem demokrasi modern. Nabi saw sebagai kepala negara juga adalah manusia biasa, berlaku terhadapnya apa yang berlaku bagi rakyat. Maka Allah memerintahkan beliau untuk menyatakan:

"Katakanlah bahwa aku hanyalah manusia biasa, hanya saja aku diberi wahyu, bahwa Tuhanmu adalah Tuhan yang Esa." (QS. Al-Kahfi: 110).2

D. HAM DALAM PERUNDANG-UNDANGAN NASIONAL Dalam perundang-undangan RI paling tidak terdapat bentuk hukum tertulis yang memuat aturan tentang HAM. Pertama, dalam konstitusi (UUD Negara). Kedua, dalam ketetapan MPR (TAP MPR). Ketiga, dalam Undang-undang. Keempat, dalam peraturan pelaksanaan perundang-undangan seperti peraturan pemerintah, keputusan presiden dan peraturan pelaksanaan lainnya. Kelebihan pengaturan HAM dalam konstitusi memberikan jaminan yang sangat kuat karena perubahan dan atau penghapusan satu pasal dalam konstitusi seperti dalam ketatanegaraan di Indonesia mengalami proses yang sangat berat dan panjang, antara lain melalui amandemen dan referendum, sedangkan kelemahannya karena yang diatur dalam konstitusi hanya memuat aturan yang masih global seperti ketentuan tentang HAM dalam konstitusi RI yang masih bersifat global. Sementara itu bila pengaturan HAM dalam bentuk Undang-undang dan peraturan

pelaksanaannya kelemahannya, pada kemungkinan seringnya mengalami perubahan. Landasan hukum dalam melaksanakan HAM di Indonesia adalah: a. Landasan idiil, yaitu Pancasila Pancasila adalah dasar falsafah bangsa Indonesia yang memuat nilai-nilai universal di antaranya adalah nilai ketuhanan, kemanusiaan, nasionalisme, demokrasi, dan kesejahteraan. Nilai-nilai tersebut terangkum dalam lima sila, yaitu 1. Ketuhanan Yang Maha Esa 2. Kemanusiaan yang adil dan beradab 3. Persatuan Indonesia

http://www.angelfire.com/id/sidikfound/ham.html

10

4. Kerakyatan

yang

dipimpin

oleh

hikmah

kebijaksanaan

dalam

permusyawaratan/ perwakilan b. Landasan structural, yaitu UUD 1945 yang tercantum dalam: 1. Pembukaan UUD 1945 Pada alinea pertama dituliskan bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan. Kemudian di alenia keempat dicantumkan pula tujuan Negara Indonesia yang terdiri atas: a. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darahnya. b. Memajukan kesejahteraan umum. c. Ikut melaksanakan ketertibat dunia. 2. Di dalam batang tubuh Di dalam batang tubuh UUD 1945 diatur tentang hak-hak asasi manusia yang sebelum amandemen terdiri dari pasal 27 samapi dengan 34 dan setelah diamandemen lebih dikembangkan lagi, yaitu pada pasal 28 A sampai 28 J selain yang tercantum diatas. c. Landasan operasional, yaitu Tap MPR dan UU No. 39 Tahun 1999 tentang HAM.3

E. PELANGGARAN HAM DAN PENGADILAN HAM Pelanggaran HAM adalah setiap perbuatan seseorang atau kelompok orang termasuk aparat negara baik disengaja ataupun tidak disengaja atau kelalaian yang secara hukum mengurangi, menghalangi, membatasi dan atau mencabut HAM seseorang atau kelompok orang yang dijamin oleh Undang-Undang ini, dan tidak didapatkan atau dikhawatirkan tidak akan memperoleh penyelesaian hukum yang

Asep Saepudin, Kewarganegaraan Kelas X, 2008, hlm. 43-44.

11

berlaku (UU No. 26/2000 tentang pengadilan HAM). Sedangkan bentuk pelanggaran HAM ringan selain dari kedua bentuk pelanggaran HAM berat itu. Kejahatan genosida adalah setiap perbuatan yang dilakukan dengan maksud untuk menghancurkan atau memusnahkan seluruh atau sebagian kelompok bangsa, ras, kelompok etnis dan kelompok agama. Kejahatan genosida dilakukan dengan cara membunuh anggota kelompok, mengakibatkan penderitaan fisik atau mental yang berat terhadap anggota-anggota kelompok, menciptakan kondisi kehidupan kelompok yang akan mengakibatkan kemusnahan secara fisik baik seluruh atau sebagiannya, memaksakan tindakan-tindakan yang bertujuan mencegah kelahiran di dalam kelompok, dan memindahkan secara paksa anak-anak dari kelompok tertentu ke kelompok lain (UU No. 26/2000 tentang pengadilan HAM). Sementara itu kejahatan kemanusiaan adalah salah satu perbuatan yang dilakukan sebagai bagian dari serangan yang meluas atau sistematik yang diketahuinya bahwa serangan tersebut tujukan secara langsung terhadap penduduk sipil berupa pembunuhan, pemusnahan, perbudakan, pengusiran atau pemindahan penduduk secara paksa, perampasan kemerdekaan atau perampasan kebebasan fisik lain secara sewenang-wenang yang melanggar (asas-asas) ketentuan pokok hukum internasional, penyiksaan, perkosaan, perbudakan seksual, pelacuran secara paksa atau bentuk-bentuk kekerasan seksual lain yang setara, penganiayaan terhadap suatu kelompok tertentu atau perkumpulan yang didasari persamaan paham politik, ras, kebangsaan, etnis, budaya, agama, jenis kelamin atau alasan lain yang telah diakui secara universal sebagai hal yang dilarang menurut hukum internasional, penghilangan orang secara paksa, dan kejahatan apartheid. Pelanggaran terhadap HAM dapat dilakukan oleh baik aparatur negara maupun bukan aparatur negara (UU No. 26/2000 tentang pengadilan HAM). Karena itu penindakan terhadap pelanggaran HAM tidak boleh hanya ditujukan terhadap aparatur negara, tetapi juga pelanggaran yang dilakukan bukan oleh aparatur negara. berkeadilan. Pengadilan HAM merupakan pengadilan khusus yang berada di lingkungan pengadilan umum.
12

Pengadilan HAM berkedudukan didaerah kabupaten atau daerah kota yang daerah hukumnya meliputi daerah hukum pengadilan negeri yang bersangkutan. Untuk daerah khusus ibukota Jakarta , pengadilan HAM berkedudukan disetiap wilayah pengadilan negara yang bersangkutan. Pengadilan HAM bertugas dan berwenang memeriksa dan memutus perkara pelanggaran Hak Asasi Manusia yang berat. Pengadilan HAM juga berwenang memeriksa dan memutuskan perkara pelanggaran Hak Assi Manusia yang berada dan dilakukan diluar batas teritorian wilayah negara Republik Indonesia oleh warga negara Indonesia.Pengadilan HAM tidak berwenang memeriksa dan memutuskan negara pelanggaran HAM yang berat dilakukan oleh anak yang berumur dibawah 18 tahun pada saat kejahatan dilakukan. Dalam pelaksanaan peradilan HAM, pengadilan HAM menenmpuh proses pengadilan melalui hukum acara pengadilan HAM sebagai mana yang terdapat dalam UU Peradilan HAM.4

F. PENANGGUNGJAWAB

DALAM

PENEGAKAN

(RESPECTION),

PEMAJUAN (PROMOTION), PERLINDUNGAN (PROTECTION) DAN PEMENUHAN (FULFILL) HAM. Tanggung jawab pemajuan, penghormatan dan perlindungan HAM tidak saja dibebankan kepada negara, melainkan juga kepada individu warga negara. Artinya negara dan individu sama-sama memiliki tanggung jawab terhadap pemajuan, penghormatan dan perlindungan HAM. Karena itu, pelanggaran HAM sebenarnya tidak saja dilakukan oleh negara kepada rakyatnya, melainkan juga oleh rakyat kepada rakyat yang disebut dengan pelanggaran HAM secara horizontal. Untuk menindaklanjuti berbagai perangkat hukum yang sudah dibuat dalam pelaksanaan HAM, pemerintah kemudian membuat langkah-langkah penegakan HAM sebagai berikut: a. Membentuk departemen hukum dan HAM pada jajaran kabinetnya.
4

Anas Salahudin, Pendidikan Kewarganegaraan, 2010, hlm. 205-207.

13

b. Membentuk lembaga Komnas HAM. c. Melakukan pengusutan terhadap kasus-kasus HAM baik yang terjadi sebelum reformasi maupun setelah reformasi. d. Menyeret pelaku pelanggaran HAM ke pengadilan. e. Dilakukan penataran khusus pada setiap instansi pemerintah termasuk TNI dan Polri. f. Dilakukan pemisahan antar TNI dan Polri. g. Bekerja sama dengan LSM-LSM yang bergerak dalam penegakan HAM. h. Memasukkan pendidikan HAM dalam kurikulum di sekolah. Delapan tahun sudah era reformasi bergulir, namun sampai saat ini tidak banyak kasus-kasus HAM yang dapat diselesaikan oleh pemerintah. Hal tersebut disebabkan karena: a. Sulitnya pemerintah membongkar kasus-kasus yang telah lewat mengingat kasus tersebut masih banyak terkait dengan tokoh-tokoh yang masih berkuasa sekarang. b. Kesadaran akan pentingnya HAM di masyarakat masih rendah, sehingga banyak kasus HAM yang tidak dilaporkan. c. Ketidakpahaman rakyat akan HAM. d. Tidak ada keinginan serius darimpihak-pihak tertentu untuk menyelesaikan kasus-kasus HAM. Namun demikian, banyak pula kasus-kasus yang terus diselidiki dan berhasil diseret ke meja hijau seperti kasus pelanggaran HAM di Timor TImur, kasus Tri Sakti, kasus penyerbuan kantor PDI Perjuangan 27 Juli, kasus Marsinah dan sebagainya walaupun keputusannya masih jauh dari harapan masyarakat. Untuk memajukan dan menegakkan HAM, pemerintah tidak dapat bekerja sendiri. Pemerintah memerlukan dukungan semua pihak termasuk masyarakat. Oleh karena itu, sebagai warga masyarakat Indonesia harus berperan aktif dalam menegakkan HAM di Indonesia. Partisipasi yang dapat kita lakukan di antaranya: a. Ikut serta mempelajari tentang HAM.
14

b. Memberi masukan kepada pemerintah dalam hal penegakan HAM. c. Melaporkan setiap kejadian yang terindikasikan terjadinya pelanggaran HAM. d. Memberi dukungan kepada pemerintah dalam menyelesaikan kasus-kasus HAM. e. Berprilaku sesuai dengan aturan hukum yang berlaku.

G. CONTOH-CONTOH KASUS PELANGGARAN HAM 1. Terjadinya penganiayaan pada praja STPDN oleh seniornya dengan dalih pembinaan yang menyebabkan meninggalnya Klip Muntu pada tahun 2003. 2. Dosen yang malas masuk kelas atau malas memberikan penjelasan pada suatu mata kuliah kepada mahasiswa merupakan pelanggaran HAM ringan kepada setiap mahasiswa. 3. Para pedagang yang berjualan di trotoar merupakan pelanggaran HAM terhadap para pejalan kaki, sehingga menyebabkan para pejalan kaki berjalan di pinggir jalan sehingga sangat rentan terjadi kecelakaan. 4. Para pedagang tradisioanal yang berdagang di pinggir jalan merupakan pelanggaran HAM ringan terhadap pengguna jalan sehingga para pengguna jalan tidak bisa menikmati arus kendaraan yang tertib dan lancar. 5. Orang tua yang memaksakan kehendaknya agar anaknya masuk pada suatu jurusan tertentu dalam kuliahnya merupakan pelanggaran HAM terhadap anak, sehingga seorang anak tidak bisa memilih jurusan yang sesuai dengan minat dan bakatnya.

H. INSTRUMEN HUKUM DAN PERADILAN HAM 1. Dicantumkannya hak-hak asasi manusia dalam pernyataan sejagat tentang hakhak asasi manusia yang terdiri atas 30 pasal pada siding PBB di Paris tanggal 10 Desember 1948. Piagam Universal Declaration of Human Rights meyerukan pada semua bangsa di dunia untuk menjamin dan mengakui hak-hak asasi manusia yang dimuat dalam konstitusi Negara masing-masing.

15

2. Hasil siding umum PBB pada tanggal 16 Desember 1966, telah menerima Covenants on Human Rights.Sejak itu, hak-hak asasi manusia telah diakui dalam hukum internasional dan diratifikasi oleh Negara-negara anggota PBB.Covenants tersebut berisi antara lain: a. The international on civil and political rights, yaitu memuat tentang hak-hak dan hak sipil politik (persamaan hak antara pria dan wanita). b. Optional protocol, yaitu adanya kemungkinan seorang warga Negara yang mengadukan pelanggaran hak asasi kepada the human rights committee PBB setelah melalui upaya pengadilan dinegaranya. c. The international covenant on economic, social, and cultural rights, yaitu berisi syarat-syarat dan nilai-nilai bagi system demokrasi ekonomi, social dan budaya. Selain dari piagam-piagam tersebut, terdapat sejumlah konvensi atau perjanjian untuk melindungi hak-hak asasi tertentu, dan Negara-negara yang ada akan mengindahkannya. Konvensi-konvensi PBB tersebut antara lain: 1. Konvensi untuk mencegah dan menghukum kejahatan genosida . 2. Konvensi tentang status pengungsi. 3. Konvensi tentang hak-hak politik wanita. 4. Konvensi tentang pekerja paksa. 5. Konvensi tentang penghapusan segala macam intoleransi dan diskriminasi berdasarkan agama.5 1. Lembaga Perlindungan HAM a. KOMNAS HAM, berdasarkan Keppres 50 tahun 1993 disempurnakan UU No. 39 tahun 1999, merupakan lembaga mandiri di ibukota negara. b. Pengadilan HAM, berdasasarkan PERPU NO. 1 tahun 1999 disempurnakan UU No. 26 tahun 2000. c. Pengadilan merupakan pengadilan khusus terhadap pelanggaran HAM berat.
5

Op.cit., hlm. 45

16

d. Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI), berdiri tahun 1970 oleh Dr. Adnan Buyung Nasution berkembang jadi YLBHI tahun 1981. e. Komisi untuk orang hilang dan korban kekerasan (KONTRAS), lembaga swadaya masyarakat bergerak dalam upaya penegakkan HAM dipelopori oleh Munir, S.H.6 2. Pengadilan HAM Internasional Pengadilan HAM internasional termasuk ke dalam hukum internasional. Dalam hokum internasional mencakup hukum perdata internasional dan hukum public internasional. 1. Hukum perdata internasional ialah hukum yang mengatur hubungan anatara warga Negara dengan warga Negara lain dalam hubungan internasional. 2. Hukum public internasional (hukum antarnegara) ialah hukum yang mengatur hubungan antara Negara yang satu dengan negara-negara yang lain dalam hubungan internasional. Setiap pelanggaran hukum internasional termasuk pelanggaran hak asasi internasional yang akan diadili atau menjadi wewenang dari Mahkamah Internasional, karena Mahkamah Internasional merupakan badan atau mahkamah pengadilan tertinggi di dunia.Mahkamah Internasional merupakan badan kehakiman terpenting di PBB, berkedudukan di Den Haag, Belanda. Semua Negara dapat menyerahkan perkara-perkara kepada Mahkamah Internasional, dengan syarat-syarat yang ditentukan oleh Dewan Keamanan. Sebaliknya, Dewan Keamanan dapat menyerahkan suatu sengketa hukum kepada Mahkamah Internasional, termasuk maslah pelanggaran hukum atau persoalan apa saja.7

6 7

Moh. Yahya, Pendidikan Kewarganegaraan Kelas IX, 2007, hlm. 42. Op.cit., hlm. 45.

17

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan HAM adalah hak-hak dasar yang dimiliki oleh manusia ,sesuai dengan kodratnya (Kaelan : 2002). Beberapa ciri pokok hakikat HAM yaitu: a. HAM tidak perlu diberikan, dibeli ataupun diwarisi. b. HAM berlaku untuk semua orang tanpa memandang jenis kelamin, ras, agama, etnis, pandangan politik atau asala usul sosial dan bangsa. c. HAM tidak bisa dilanggar. Tidak seorangpun mempunyai hak untuk membatasi atau melanggar hak orang lain. Orang tetap mempunyai HAM walaupun sebuah Negara membuat hukum yang tidak melindungi atau melanggar HAM (Mansyur Fakih, 2003). Perkembangan pemikiran HAM dunia bermula dari; Magna Charta, The American Declaration, The French Declaration, The Four Freedom. Perkembangan pemikiran HAM inin kemudian dibagi dalam empat generasi Adanya ajaran tentang HAM dalam Islam menunjukan bahwa Islam sebagai agama telah menempatkan manusia sebagai makhluk terhormat dan mulia. Oleh karena itu, perlindungan dan penghormatan terhadap manusia merupakan tuntutan ajaran itu sendiri yang wajib dilaksanakan oleh umatnya terhadap sesama manusia tanpa terkecuali. Dalam perundang-undangan RI paling tidak terdapat bentuk hukum tertulis yang memuat aturan tentang HAM. Pertama, dalam konstitusi (UUD Negara). Kedua, dalam ketetapan MPR (TAP MPR). Ketiga, dalam Undang-undang. Keempat, dalam peraturan pelaksanaan perundang-undangan seperti peraturan pemerintah, keputusan presiden dan peraturan pelaksanaan lainnya. Pelanggaran HAM adalah setiap perbuatan seseorang atau kelompok orang termasuk aparat negara baik disengaja ataupun tidak disengaja atau kelalaian yang secara hukum mengurangi, menghalangi, membatasi dan atau mencabut HAM

18

seseorang atau kelompok orang yang dijamin oleh Undang-Undang ini, dan tidak didapatkan atau dikhawatirkan tidak akan memperoleh penyelesaian hukum yang berlaku (UU No. 26/2000 tentang pengadilan HAM). Pengadilan HAM berkedudukan didaerah kabupaten atau daerah kota yang daerah hukumnya meliputi daerah hukum negeri bersangkutan yang pengadilan. Tanggung jawab pemajuan, penghormatan dan perlindungan HAM tidak saja dibebankan kepada negara, melainkan juga kepada individu warga negara. Artinya negara dan individu sama-sama memiliki tanggung jawab terhadap pemajuan, penghormatan dan perlindungan HAM. Contoh-contoh kasus pelanggaran HAM diantaranya : a. Terjadinya penganiayaan pada praja STPDN oleh seniornya dengan dalih pembinaan yang menyebabkan meninggalnya Klip Muntu pada tahun 2003. b. Dosen yang malas masuk kelas atau malas memberikan penjelasan pada suatu mata kuliah kepada mahasiswa merupakan pelanggaran HAM ringan kepada setiap mahasiswa. Pengadilan HAM internasional termasuk ke dalam hukum internasional. Dalam hokum internasional mencakup hukum perdata internasional dan hukum public internasional. B. Saran-saran Sebagai makhluk sosial kita harus mampu mempertahankan dan

memperjuangkan HAM kita sendiri. Di samping itu kita juga harus bisa menghormati dan menjaga HAM orang lain jangan sampai kita melakukan pelanggaran HAM. Dan Jangan sampai pula HAM kita dilanggar dan dinjak-injak oleh orang lain. Jadi, dalam menjaga HAM kita harus mampu menyelaraskan dan mengimbangi antara HAM kita dengan HAM orang lain.

19

DAFTAR PUSTAKA

Azra , Azyumardi. 2000. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta : Prenada Media. http://www.angelfire.com/id/sidikfound/ham.html Saepudin, Asep. 2008. Kewarganegaraan Kelas X. Bogor : CV Arya Duta. Salahudin, Anas. 2010. Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung : Gunung Djati Press. Yahya, Mohamad. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan Kelas IX. Solo : Media Semesta.

20

Você também pode gostar