Você está na página 1de 12

Gde Dharma Atmaja Julianti Marbun Annisaa Elok P Rachma Puspitasari Pradhipta

:11/324325/PMU/07192 :11/322183/PMU/06985 :11/322762/PMU/07028 :11/322197/PMU/06987 :11/326183/PMU/07308

LATAR BELAKANG
Menurut Prof. Dr. Ir. D. Murdiyarso dalam Diposaptono, dkk (2009) perubahan iklim adalah perubahan unsur-unsur iklim dalam jangka panjang (50 sampai 100 tahun) yang dipengaruhi oleh kegiatan manusia dalam menghasilkan emisi gas rumah kaca (GRK).

Wilayah pesisir merupakan salah satu wilayah yang sangat rentan terhadap dampak perubahan iklim. - kenaikan muka air laut, - perubahan suhu permukaan air laut, - perubahan pola cuaca dan iklim setempat. Kondisi-kondisi tersebut memicu pada permasalahan : - meningkatnya erosi pantai, - instrusi air laut, - penggenangan lahan-lahan produktif dan fasilitas publik, - hilangnya ekosistem lahan basah, - perubahan pola hujan dan meningkatnya intensitas dan frekwensi badai.

Menurut Becken S dan John E (2007) terdapat beberapa interaksi antara pariwisata dan iklim. Hal ini dikarenakan iklim sangat memberikan resiko terhadap pariwisata. Perubahan iklim di Indonesia diperkirakan mempengaruhi karakteristik dan pola kunjungan wisatawan, baik nusantara maupun mancanegara Wisatawan akan merasa tidak nyaman jika sebuah destinasi yang awalnya berhawa dingin dan sejuk ternyata akibat adanya kerusakan lingkungan destinasi tersebut menjadi berhawa panas (Pusat Perencanaan dan Pengembangan Kepariwisataan, 2010).

PERMASALAHAN
Apakah

perubahan iklim mempunyai pengaruh pada sektor perikanan, pertanian, permukiman dan pariwisata di wilayah Parangtritis. bentuk adaptasi dan mitigsi dalam menghadapi perubahan iklim yang terjadi pada sektor perikanan, pertanian, permukiman dan pariwisata di wilayah Parangtritis

Bagaimanakah

Mengidentifikasi

indikator perubahan iklim yang terdiri dari faktor abiotik, biotik dan sosial di sektor dan pariwisata Menganalisis indikator perubahan iklim yang terdiri dari faktor abiotik, biotik dan sosial di sektor pariwisata Menganalisis adaptasi dan mitigasi yang dilakukan masyarakat dalam menghadapi perubahan iklim.

Memberikan informasi tentang perubahan iklim yang terjadi terutama kepada masyarakat parangtritis. Membantu pemerintah dalam menentukan kebijakan dalam pengelolaan lingkungan.

Metode dilakukan dengan Rapid Rural Appraisal (RRA) dengan teknik transect walking, dalam hal ini sampling didasarkan pada karakteristik objek wisata pantai. Responden adalah pengunjung dengan jumlah ditentukan sebesar 10 responden pada setiap masing-masing lokasi pengamatan yaitu pada pantai depok, parangkusumo dan parangtritis yang berjumlah 30 respon secara keseluruhan, dalam hal ini mengacu pada analisis statistik deskriptif minimal 20 responden (Singarimbun, dkk, 1986)

QUISIONER
HASIL

PENGUNJUNG MASYARAKAT

REKAPITULASI

BIOTIK

a. Terganggunya pola migrasi biota akuatik. Feb 2009 -> ikan paus terdampar Okt 2011 dan Juni 2012 -> lumba-lumba terdampar Juli 2012 -> ubur-ubur sudah banyak ditemui. sebagai indikator perubahan musim ubur-ubur biasa ditemui pada bulan Agustus-September.
b. Kemelimpahan populasi hewan tertentu Kemelimpahan ubur-ubur di Pantai Parangtritis.

Sosial

- Stakeholder sektor wisata dan wisatawan sebagian besar tidak merasakan adanya perubahan iklim (Data Lapang, 2012). - Wisatawan minat khusus yang merasakannya (Penggemar olahraga paralayang) -> Perubahan pola angin (intensitas, kecepatan, dan arah angin)

ADAPTASI

a. Diversifikasi usaha b. Relokasi lokasi usaha c. Pemanfaatan gumuk pasir sebagai sektor komersil d. Pelaku usaha merangkap sebagai petani
MITIGASI

a. Penghijauan -> menahan hembusan angin b. Sosialisasi bahaya

Você também pode gostar