Você está na página 1de 5

Definisi

: COPD atau Penyakit Paru Obstruksi Kronis merupakan penyakit yang dapat dicegah dan

dirawat dengan beberapa gejala ekstrapulmonari yang signifikan, yang dapat mengakibatkan tingkat keparahan yang berbeda pada tiap individual. Penyakit paru kronik ini ditandai dengan keterbatasan aliran udara di dalam saluran napas yang tidak sepenuhnya reversibel, bersifat progresif, biasanya disebabkan oleh proses inflamasi paru yang disebabkan oleh pajanan gas berbahaya yang dapat memberikan gambaran gangguan sistemik. Gangguan ini dapat dicegah dan dapat diobati. Penyebab utama PPOK adalah rokok, asap polusi dari pembakaran, dan partikel gas berbahaya. PPOK merupakan masalah kesehatan yang meningkat dan salah satu penyebab utama morbiditas dan kematian di seluruh dunia. Penyakit ini adalah hasil interaksi antara faktor risiko individu (seperti enzimatik) dan paparan lingkungan terhadap agen berbahaya, seperti merokok, debu, polusi udara dan infeksi di masa kanak-kanak. Mekanisme utama yang dapat menyebabkan keterbatasan aliran udara pada PPOK adalah tetap penyempitan saluran napas, emfisema dan obstruksi luminal dengan sekresi lendir. Epidemiologi :

Di Indonesia tidak ada data yang akurat tentang kejadian PPOK. Pada Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 1992 asma, bronkitis kronik dan emfisema menduduki peringkat ke - 5 sebagai penyebab kesakitan terbanyak dari 10 penyebab kesakitan utama. SKRT Depkes RI 1992 menunjukkan angka kematian karena asma, bronkitis kronik dan emfisema menduduki peringkat ke 6 dari 10 penyebab tersering kematian di Indonesia. PPOK adalah penyebab kematian ke 4 di Amerika dan Eropa. Angka kematian pada wantia meningkat 2 kali lipat lebih dalam 20 tahun terakhir. Karena PPOK sering tidak terdiagnosa sampai terbukti adanya keluhan klinis yang berarti dan keadaan penyakit yang telah lanjut, sehingga prevalensi dan angka kesakitan tidak menggambarkan keadaan beban ekonomi dan sosial yang sesungguhnya.

Etiologi dan Faktor Risiko

Menurut Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, faktor resiko PPOK adalah sebagai berikut: 1. Kebiasaan merokok merupakan satu - satunya penyebab kausal yang terpenting, jauh lebih penting dari faktor penyebab lainnya Dalam pencatatan riwayat merokok perlu diperhatikan : a. Riwayat merokok - Perokok aktif - Perokok pasif - Bekas perokok b. Derajat berat merokok dengan Indeks Brinkman (IB), yaitu perkalian jumlah rata-rata batang rokok dihisap sehari dikalikan lama merokok dalam tahun : - Ringan : 0-200 - Sedang : 200-600 - Berat : >600 2. Riwayat terpajan polusi udara di lingkungan dan tempat kerja 3. Hipereaktiviti bronkus 4. Riwayat infeksi saluran napas bawah berulang 5. Defisiensi antitripsin alfa - 1, umumnya jarang terdapat di Indonesia

Penyakit ini dikaitkan dengan faktor-faktor risiko yang terdapat pada penderita antara lain (Brunner et al, 2006): 1. Merokok sigaret yang berlangsung lama 2. Polusi udara 3. Infeksi peru berulang 4. Umur 5. Jenis kelamin 6. Ras 7. Defisiensi alfa-1 antitripsin 8. Defisiensi anti oksidan Patofisiologi :

Menurut Lenfant dan Khaltaev (2006), proses yang berperan dalam patogenesis PPOK yaitu inflamasi, ketidakseimbangan proteinase dan antiproteinase pada paru dan stress oksidatif. Inflamasi

Pada PPOK terjadi pada saluran nafas perifer (bronkhiolus), parenkim dan vaskulatur paru. Makrofag, limfosit T (terutama CD8+), dan netrofil meningkat di seuruh bagian paru. Bronkiolus mengalami obstruksi akibat fibrosis dan terinfiltrasi makrofag dan limfosit T. Parenkim paru mengalami destruksi dan tejadi peningkatan jumlah makrofag dan limfosit T terutama sel T CD8+ (sitotoksik). Makrofag diaktivasi oleh rokokmdan iritan lain untuk melepaskan faktor kemotaktik netrofil seperti leukotrien, interleukin 8 (IL-8), tumor necrosis factor alpha (TNF-), yang mampu merusak struktur paru dan atau mempertahankan inflamasi netrofil. Netrofil dan makrofag melepaskan proteinase multiple yang akan menghancurkan jaringan ikat pada parenkim paru, dan menstimulasi sekresi mukus. Ketidakseimbangan proteinase dan antiproteinase pada paru

Pada PPOK dapat terjadi peningkatan produksi (aktivitas) pada proteinase atau penurunan produksi antiproteinase. Rokok dan faktor resiko yang lain dapat memproduksi stress oksidatif, di sisi lain beberapa sel inflamasi (makrofag, neutrofil) melepaskan proteinase, sedangkan di sisi lain menurunkan (tidak mengaktifkan) beberapa antiproteinase dengan oksidasi. Proteinase yang termasuk dalam patogenesis PPOK diproduksi oleh neutrofil (elastase, cathepsin G dan proteinase-3) dan makrofag (cathepsin B, L dan S), dan various matrix metalloproteinase (MMP). Sedangkan yang termasuk antiproteinase yaitu 1-antitrypsin, secretory leukoproteinase inhibitor dan penghambat MMP. Neutrofil sangat berpotensi menginduksi sekresi mucus dan hiperplasi kelenjar mukus. Stress oksidatif Stress oksidatif dapat menyebabkan PPOK yaitu dengan oksidasi berbagai macam molekul biologis (dapat dimulai dari hilangnya fungsi sel atau kematian), kerusakan matrik ekstraseluler, tidak aktifnya peran keseimbangan anti oksidan (aktivasi proteinase) atau perubahan ekspresi gen (aktivasi faktor transkripsi).

Daftar pustaka : GOLD. 2011. Global Strategy for the Diagnosis, Management and Prevention of COPD. Global Initiative for COPD updated 2011 Dec. Available from: http://www.goldcopd.org/ PAPDI. 2006. Panduan Pelayanan Medik Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia ,. Jakarta: Departemen IPD FKUI. p: 105-8. PDPI. 2004. PPOK Pedoman Praktis Diagnosis & Penatalaksanaan di Indonesia. Jakarta: p. 1-18 Anonim. 2011. Tinjauan Pustaka Penyakit Paru Obstruktif Kronis,

http://repository.usu.ac.id/bitstream/20II.pdf. Barnes, P. J. 2000. Chronic Obstructive Pulmonary Disease. N. Engl. Med. J. . FK UGM. 2010. Naskah Lengkap Pertemuan Ilmiah Tahunan XII 2010. Yogyakarta: Bagian IPD FK UGM.

Você também pode gostar