Você está na página 1de 1

Arti Berbagi dengan Sesama Oleh : Fira Rahmadiyanti (021211133075)

Berbagi dengan orang lain adalah suatu hal yang dianjurkan karena sebagian dari rizki /harta kita ada milik orang lain. Seperti ada dalam alquran "termasuk orang yang bertakwa adalah yang membagi rizki yang telah diberikan Allah untuknya". Berbagi yang tertinggi derajatnya adalah itsar, yaitu memberikan sesuatu kepada orang yang lebih memerlukan, sekalipun ia sendiri masih membutuhkannya. Berbagi bukan hanya dengan materi, tapi juga dengan rasa. Bila sedang berbahagia maka berbagilah agar kebahagiaan itu terasa semakin besar. Sebaliknya, bila dilanda kesedihan atau kedukaan juga berbagilah agar terasa lebih ringan. Adapun berbagi yang lebih utama hakekatnya adalah untuk memberikan maslahat diri dan orang lain. Karenanya perlu dihindari sifat-sifat yang mengiringinya sebagai berikut: 1. Berbagi sambil menyakiti hati penerimanya. Firman Allah Taala: Hai orang-orang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena ria (pamer) kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari akhir. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih. Mereka tidak menguasai sesuatu pun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir. (Al-Baqarah [2]: 264) 2. Menuruti sifat setan yang kikir dan mengajak untuk berlaku kikir. Firman Allah Taala: Setan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir); sedang Allah menjadikan untukmu ampunan dari-Nya dan karunia. Dan Allah Mahaluas (karunia-Nya), Maha Mengetahui. (Al-Baqarah [2]: 268) 3. Berbagi karena riya atau cari popularitas. Firman Allah Taala: Sesungguhnya yang paling ditakutkan dari apa yang saya takutkan menimpa kalian adalah asy-syirkul ashghar (syirik kecil), maka para shahabat bertanya, apa yang dimaksud dengan asy-syirkul ashghar? Beliau menjawab: ar-riya. (Riwayat Ahmad) 4. Berbagi karena keuntungan duniawi semata. Firman Allah Taala: Barangsiapa yang menghendaki kenikmatan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan. (Huud [11]: 15-16). Dan janganlah kamu berbuat karena menginginkan imbalan yang lebih banyak. (Al-Muddatstsir [73]:6) Untuk menumbuhkan sifat berbagi, hendaknya setiap orang memelihara sifatsifat terpuji misalnya seperti dermawan, sifat dermawan harus selalu kita terapkan. Sehingga kita akan memperoleh keberkahan hidup, kepuasan batin, dan ketenangan jiwa. Berbagi dengan sesama juga harus disertai dengan niat semata-mata karena Allah Taala. Seperti yang tercantum dalam Firman Allah Taala: Mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus. (Al-Bayyinah [98]: 5).

Você também pode gostar