Você está na página 1de 19

BAB I PENDAHULAN

A. Latar Belakang Dari beberapa penelitian epidemologis di Indonesia didapatkan prevalensi Diabetes mellitus sebesar 1,5-2,3% pada penduduk usia lebih dari 15 tahun. Diperkirakan angka kejadian DM dalam kehamilan adalah 0,3-0,7%. Wijono melaporkan rasio 0,18% di RSCM di Jakarta. Pada tahun terakhir ini terjadi peningkatan kejadian DM dengan sebab yang belum jelas, tetapi faktor lingkungan dan faktor predisposisi genetik memegang pengaruh. Kehamilan sendiri merupakan baban baik dari pihak ibu hamil seperti kenaikan kortisol, maupun dari plasenta janin yang mengeluarkan steroid dan human placental lactogen yang menyebabkan resistensi insulin dengan akibat gangguan toleransi glukosa. Penyakit ini menyebabkan perubahan metabolik dan hormonal pada penderita yang dipengaruhi kehamilan serta persalinan. Sudah jelas bahwa metabolisme glukosa dipengaruhi oleh kehamilan, hal ini terbukti dengan meningkatnya lactat dan piruvat dalam darah, akan tetapi kadar gula puasa tidak meningkat. Diagnosis diabetes sering dibuat untuk pertama kali dalam masa kehamilan karena penderita datang untuk pertama kalinya ke dokter atau diabetesnya menjadi tambah jelas oleh karena kehamilan. Diabetes mellitus dalam kehamilan masih merupakan masalah yang memerlukan penanganan kusus karena angka kematian perinatal yang relative tinggi. Sebelum tahun 1922, tidak ada bayi dari ibu yang menderita DM dalam kehamilan dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya . dalam dua dekade terakhir ini angka kematian perinatal pada DMG telah dapat ditekan, sejak ditemukan insulin oleh Banting dan Best tahun 1921. dari laporan peneliti menyebutkan dengan penurunan kadar glukosa darah penderita DMG, maka angka kematian perinatal juga akan

1|

Asuhan Keperawatan Diabetes Melitus

pada

Bayi

dengan

Ibu

menurun. Angka lahir mati terutama pada kasus dengan diabetes mellitus yang tidak terkendali dapat terjadi 10 kali dibandingkan kehamilan normal. Angka kematian perinatal bayi dengan ibu DM gestasional sangat tergantung pada keadaan hiperglikemia ibu. Di klinik yang maju sekalipun angka kematian dilaporkan 3-5% dengan angka morbiditas fetal 4%. Sedangkan angka kematian fetal di bagian perinatologi FK UI/RSCM dari tahun 1994-1995 adalah 5/10.000 kelahiran.

B. Rumusan Masalah 1. Apa pengertian Diabetes Melitus dan Bayi dengan Ibu Diabetes Melitus? 2. Apa saja manifestasi klinis dari Bayi dengan Ibu Diabetes Melitus? 3. Bagaimana patofisiologi Bayi dengan Ibu Diabetes Melitus? 4. Apa saja komplikasi dari Bayi dengan Ibu Diabetes Melitus? 5. Bagaimana penatalaksanaan keperawatan Bayi dengan Ibu Diabetes Melitus? 6. Bagaimana penatalaksanaan medis Bayi dengan Ibu Diabetes Melitus? 7. Apa saja pemeriksaan diagnostik untuk Bayi dengan Ibu Diabetes Melitus? 8. Bagaimana Asuhan Keperawatan pada Bayi dengan Ibu Diabetes Melitus?

2|

Asuhan Keperawatan Diabetes Melitus

pada

Bayi

dengan

Ibu

C. Tujuan Penulisan Penulisan makalah Bayi dengan Ibu Diabetes Melitus ini bertujuan untuk: 1. Menjelaskan pengertian Diabetes Melitus dan Bayi dengan Ibu Diabetes Melitus 2. Menjelaskan manifestasi klinis dari Bayi dengan Ibu Diabetes Melitus 3. Menjelaskan patofisiologi Bayi dengan Ibu Diabetes Melitus 4. Menjelaskan komplikasi dari Bayi dengan Ibu Diabetes Melitus 5. Menjelaskan penatalaksanaan keperawatan Bayi dengan Ibu Diabetes Melitus 6. Menjelaskan penatalaksanaan medis Bayi dengan Ibu Diabetes Melitus 7. Menjelaskan pemeriksaan diagnostik untuk Bayi dengan Ibu Diabetes Melitus 8. Menjelaskan Asuhan Keperawatan pada Bayi dengan Ibu Diabetes Melitus

3|

Asuhan Keperawatan Diabetes Melitus

pada

Bayi

dengan

Ibu

BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi 1. Diabetes mellitus (DM) adalah gangguan yang melibatkan metabolism karbohidrat primer dan ditandai dengan defisieiensi (relative atau absolut) dari hormone insulin. 2. Bayi dari ibu diabetes adalah bayi yang lahir dari seorang ibu yang memiliki penyakit diabetes. Ungkapan khusus mengacu pada bayi yang lahir dari seorang ibu yang memiliki gula darah tetap tinggi (glukosa) tingkat selama kehamilan.

B. Manifestasi Klinik Bayi cenderung montok dan besar akibat bertambahnya lemak tubuh. Berat badan lebih dari 4000 gram. Karakteristik wajah bulat dan merah. Gejala klinis yang sering ditemukan dan merupakan ciri khas bayi hipoglikemia adalah tremor, lertargi, malas minum, serta gejala lain yaitu takipnea, apnea, sianosis, pernafasan berat, kejang, apatis, hipotonin dan iritabilitas. Pada pemeriksaan diagnostik akan ditemukan kadar glukosa darah kurang dari 45 mg/dL. Sedangkan tanda dari hipokalsemia adalah kadar kalsiun serum 7mg/mL, gelisah, gerakan menyentak dan tangisan melengking. C. Patofisiologi Pada awal kehamilan, fluktuasi kadar glukosa darah dan episode ketoasidosis diyakini menyebabkan kelainan congenital. Pada tahap kehamilan berikutnya, ketika pancreas ibu tidak dapat mengeluarkan insulin yang memadai untuk memenuhi kebutuhan yang meningkat, terjadilah hiperglikemia maternal. Kadar glukosa yang tinggi melewati plasenta dan merangsang pancreas janin untuk mengeluarkan insulin.

4|

Asuhan Keperawatan Diabetes Melitus

pada

Bayi

dengan

Ibu

Kombinasi peningkatan suplay glukosa maternal dan nutrisi lain dan peningkatan insulin janin mengakibatkan pertumbuhan janin berlebihan yang disebut makrosomia. Hiperinsulinemia pada janin bertanggung jawab terhadap kebanyakan masalah yang muncul. Selain itu control diabetes yang buruk, keterlibatan vaskuler maternal, atau infeksi maternal yang menyertai sebaliknya mempengaruhi janin. Dalam kondisi yang normal, darah maternal memiliki pH yang lebih alkali daripada darah janin ( dengan kelebihan karbondioksida di dalamnya). Fenomena ini mendorong pertukaran oksigen dan karbondioksida melalui selaput plasenta. Waktu darah maternal lebih asidosis dari darah janin, tidak terjadi pertukaran oksigen atau karbondioksida plasenta. Hiperglikemia pada ibu tanpa perubahan vascular menyebabkan sejumlah besar asam amino, asam lemak bebas dan glukosa ditransfer ke janin, tetapi insulin ibu tidak menembus plasenta. Respon janin terhadap zat yang ditransfer ini meliputi hipertrofinya Sel-sel pulau pancreas yang selanjutnya menghasilkan sejumlah besar volume insulin yang bertindak sebagai suatu hormone pertumbuhan dan mempercepat proses sintesis protein. Lemak dan glikogen yang didapatkan berlebihan dari ibu disimpan dalam jaringan janin sehingga menyebabkan janin tumbuh besar (makrosomia), terutama jika kadar glukosa darah ibu tidak terkontrol dengan baik pada trimester ketiga.

5|

Asuhan Keperawatan Diabetes Melitus

pada

Bayi

dengan

Ibu

Ibu Diabetes

D. Pathway

Melitus Kekurangan insulin saat kehamilan

Hiperglikemi maternal Glukosa kadar tinggi masuk ke janin mll plasenta

Pankreas janin merangsang pengeluaran insulin Kekurangan glukosa ekstrauteri Glukoneogenesis dan glikogenolisis pada Bayi Baru Lahir Hipoglikemi Penyimpanan lemak & glikogen pada tubuh janin Makrosomia Imaturitas Distosia bahu Sel
kekuranga n glukosa Penimbunan lemak pada otak Penimbunan lemak pada hati

Perbandingan Lesitin dengan Spingomyelin tidak seimbang

Hiperinsulinemia

Produksi surfaktan terhambat

Paru RDS

Trauma Kelahiran

hipoksemia
Ateroskleros is

Steatosis

pembuluh darah otak peradanga Suplay O2 ke otak menuru n n

hipoksia

hipoksia

Cedera fraktur klavikula

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan

Perubahan suhu tubuh: Hipertermia

Ketidakefektifa n perfusi jaringan serebral Gangguan pertukaran gas

6|

Asuhan Keperawatan Diabetes Melitus

pada

Bayi

dengan

Ibu

E. Komplikasi Diabetes pada ibu hamil dapat menyebabkan berbagai gangguan pada bayi yang dilahirkannya. Gangguan tersebut antara lain : a. Makrosomia Batasan makrosomia adalah bayi yang dilahirkan dengan berat badan lebih dari 4000 gr. Dari berbagai penelitian didapatkan kesan bahwa hiperinsulinemia dan peningkatan penggunaan zat makanan bertanggung jawab pada peningkatan ukuran badan janin, hipotesis perdersen menyebutkan bahwa hiperglikemia maternal merangsang hiperinsulinemia janin dan makrosomia. Saat lahir bayi yang besar masa kehamilan (BMK) secara khas memiliki wajah yang kerubi (seperti tomat), badan montok dan bengkak atau kemerahan dan kulit bercorak. Ini adalah karakteristik Makrosomia. Plasenta dan tali pusat lebih besar dari ukuran rata-rata. Otak adalah satu-satunya organ yang tidak membesar. Insulin merupakan hormone pertumbuhan primer untuk perkembangan intrauterine. Diabetes maternal mengakibatkan peningkatan asam amino dan asam lemak bebas serta hiperglikemia pada ibu. Saat nutrisi menembus plasenta, pancreas janin berespon dengan memproduksi insulin untuk disesuaikan dengan sediaan bahan bakar. Akselarasi sintesis protein yang diakibatkan bersama dengan penyimpanan glikogen dan lemak berlebih bertanggung jawab atas terjadinya makrosomia.yang khas pada kehamilan diabetic. Inilah bayi yang beresiko mengalami komplikasi neonatal, misalnya, hipoglikemia, hipokalsemia, hiperviskositas dan hiperbilirubemia. Jumlah bahan bakar Metabolic berlebihan yang diberikan ibu kepada janin, dan konsekuensi hiperinsulinisme janin kini terbukti menunjukan mekanisme patologi dasar pada kehamilan diabetic. b. Trauma Lahir dan Asfiksia Perinatal Cedera lahir akibat makrosomia atau metode kelahiran dan asfiksia perinatal terjadi pada 20 % IGDM dan 35% IDMs. Contoh trauma

7|

Asuhan Keperawatan Diabetes Melitus

pada

Bayi

dengan

Ibu

lahir meliputi sefalhematoma, paralisi saraf fasialis (saraf cranial ke 7), fraktur clavikula dan humerulus, paralisi fleksus brakialis biasanya paralis Erb-Duchene (dengan kanan atas) dan paralis nervus frenikus infrabiabilitas yang terkait dengan paralis diafragmatik. c. Anomali Kongenital Kelainan congenital terjadi sekitar 7 % samapai 10 % pada IDMS. Jumlah insiden kasus ini ialah 2-4 kali insiden pada bayi normal. Angka insiden tertinggi adalah pada bayi baru lahir yang KMK. Bayi yang mengalami IUGR, yang mengarah ke KMK, terlihat pada IDMs dengan penyakit vaskuler berat. Kejadian anomaly yang paling umum adalah pada SSP ( Anensefalus, ensefalokel, meningomielokel hidrosefalus) dan syndrome regresi kaudal. Fistula trakeoesofagus dan malformasi jantung congenital atau kardiomiopati. Hipertrikosis (pertumbuhan rambut yang berlebihan pada telinga luar ) merupakan gambaran klinis lain. d. Kardiomiopati Insiden lesi jantung congenital pada bayi ini 5 kali lebih besar daripada populasi umum. Lesi lain meliputi transforsisi aorta dan arteri pulmonal, kelainan septum dan penyempitan aorta. Control diabetic maternal berhubungan dengan insiden lesi. Control yang terjadi jika glukosa darah maternal lebih besar dari 300 disertai glukosuria, ketonuria atau kadang-kadang ketoasidosis. Control yang baik merupakan upaya mempertahankan glukosa darah maternal antara 100120 mg/dl. Penatalaksanaan diabetic yang teliti terutama pada trimester ke-2 dan ke-3, menurunkan keparahan lesi-lesi ini. e. Hipoglikemia dan hipokalsemia Pada hipoglikemia dan hipokalsemia, pelepasan plasenta yang tiba-tiba menggunakan infusi glukosa yang konstan. Kadar glukosa sirkulasi yang tinggi pada saat kondisi tali pusat memburuk, turun dengan cepat jika terjadi hiperinsulin pada janin. Hipoglikemia asimptomatik atau simptomatik terjadi dalam 1-3 jam pertama setelah bayi lahir.

8|

Asuhan Keperawatan Diabetes Melitus

pada

Bayi

dengan

Ibu

Hipokalsemia terjadi pada 30 % IDMs. Selain itu hipokalsemia berhubungan dengan kelahiran premature, trauma lahir dan asfiksia perinatal. Gejla hipokalsemia suatu temuan umum pada IDMs dan IGDMs, tidak berbeda dari gejala hipoglikemia tetapi gejala tersebut muncul antara 24-36 jam. Namun, hipokalsemia harus dipertimbangkan jika terapi hipoglikemia tidak efektif. f. Kesulitan Nafas IDMs dan IGDMs menimbulkan insiden RDS yang lebih besar daripada insiden yang ditemukan pada bayi normal dengan usia gestasi yang dapat dibandingkan. Sintesis surfaktan bias tertunda karena kadar insulin dalam serum janin tinggi. Malturitas dalam paru janin, yang ditandai dengan rasio lesitin, tidak menjamin jika ibu menderita diabetes mellitus atau diabetes mellitus akibat kehamilan. Untuk bayi yang lahir dari ibu IDMs atau IGDMs, atau lebih atau keberadaan fosfatidilgliserol. Di dalam cairan amnion lebih merupakan indikasi maturitas paru yang adekuat. Gawat nafas tanpa RDS juga terjadi. Takipnea sementara atau syndrome paru-paru basah merupakan sindrom gawat nafas. g. Hiperbilirubinemia Hiperbilirubinemia terjadi pada 50% bayi baru lahir usia gestasi 32-34 minggu dan 15% bayi yang lahir pada usia gestasi 37 minggu mengalami kondisi ini. Banyak bayi baru lahir bermuka merah karena polisitemia. Polisitemia meningkatkan viskositas darah, sehingga merusak sirkulasi. Selain itu peningkatan jumlah darah merah yang akan dihemolisis ini akan meningkatkan beban bilirubin potensial, yang harus dibersihkan oleh bayi baru lahir. Sel-sel darah merah berlebih diproduksi di dalam ekstromedullary Foci Atau hati dan limfa. Selain, di tempat-tempat biasa didalam sum-sum tulang. Dengan demikian, fungsi hati dan bilirubin klirens dapat terkena efek yang merugikan.

9|

Asuhan Keperawatan Diabetes Melitus

pada

Bayi

dengan

Ibu

h. Polisitemia Polisitemia biasanya digambarkan dengan kadar hematocrit lebih dari 65%. Polisitemia dapat terjadi karena insufisiensi plasenta yang menyebabkan hipoksia janin kronis dan peningkatan produksi eritropoietin janin. F. Penatalaksanaan Perawatan Penatalaksanaan perinatal berfokus pada keseimbangan hidrasikalori-insulin maternal, perfusi dan oksigenasi janin yang adekuat dan pencegahan stress maternal. Hipoksia dan asidosis pada janin dapat menyebabkan atau memperburuk Sindrome Gawat Nafas (RDS). Pengkajian persalinan yang ketat mengidentifikasi persalinan distosia lebih dini sehingga intervensi yang sesuai bias dilakukan untuk kelahiran pervaginam atau kelahiran dengan operasi yang aman. Infus dengan kandungan dekstors, yang diberikan kepada ibu perlu diberi insulin untuk meminimalkan resiko hipoglikemia dan hiperbilirubemia pascanatal. Segera setelah bayi lahir, prinsip penatalaksanaan yang sama berlaku untuk kondisi yang telah dijelaskan dan kondisi yang muncul setelah itu, apakah kondisi tersebut terjadi pada IDMs atau setiap bayi baru lahir lain. Kondisi ini meliputi Makrosomia dan trauma lahir, anomaly congenital, hipoglikemia, hipokalsemia, ketidakmaturan paru, hiperbilirubemia, dan kardiomiopati. Periksa kadar gula darah bayi segera setelah lahir. Selanjutnya, control setiap jam sampai kadar gula darah normal dan stabil. Jika kondisi bayi baik, berikan minuman setelah 2-3 jam kelahiran. Jika bayi sulit mengisap, beri makanan melalui intravena. Mengatasi hipoglikemia dengan cara member infuse glukosa 10% , injeksi bolus glukosa kadar tinggi harus dihindarkan karena dapat menyebabkan hiper insulinemia.

10 |

Asuhan Keperawatan Diabetes Melitus

pada

Bayi

dengan

Ibu

G. Penatalaksanaan Medis Pemeriksaan klinik dan ultrasonografi yang seksama terhadap janin yang sedang tumbuh, disertai dengan faktor-faktor yang diketahui merupakan predisposisi terhadap makrosomia (bayi besar) memungkinkan dilakukannya sejumlah kontrol terhadap pertumbuhan yang berlebihan. Peningkatan resiko bayi besar jika kehamilan dibiarkan hingga aterm harus diingat dan seksio sesarea efektif harus dilakukan kapan saja persalinan pervaginam. Pemantauan glukosa darah (Pada saat datang atau umur 3 jam, kemudian tiap 6 jam sampai 24 jam atau bila kadar glukosa 45 gr% dua kali berturut-turut. Pemantauan elektrolit Pemberian glukosa parenteral sesuai indikasi Bolus glukosa parenteral sesuai indikasi Hidrokortison 5 mg/kg/hari IM dalam dua dosis bila pemberian glukosa parenteral tidak efektif. H. Pemeriksaan Diagnostik 1. Pemantauan glukosa darah,pemantauan kimia darah dan analisis gas darah. Evaluasi glukosa darah pada 30 menit dan 60 menit dan 2,4,6, dan 12 jam setelah bayi lahir. Periksalah glukosa darah sebelum pemberian makan selama 24 jam. Atau pemantauan glukosa darah heelstik, setiap 1 jam 3 kali, laporkan jika nilai di bawah 45 mg%. 2. Pemeriksaan hematokrit(ht) Jika hematocrit meningkat dapat menunjukkan polisitemia 3. Pemeriksaan elektrolit serum Dapat menunjukkan hipokalsemia (total kalsium serum mg/dL)

11 |

Asuhan Keperawatan Diabetes Melitus

pada

Bayi

dengan

Ibu

I. Asuhan Keperawatan pada Bayi dengan Ibu Diabetes Melitus 1. Pengkajian a. Biodata Nama bayi, umur bayi, jenis kelamin bayi. Nama ibu, umur ibu, agama ibu, pendidikan ibu, pekerjaan ibu, alamat. b. Keluhan Utama Ibu datang ke rumah sakit dengan membawa bayi dengan berat badan 4000 gram dan pertumbuhan yang cepat. c. Riwayat Kesehatan Riwayat Kesehatan Sekarang: BB lebih dan tidak sesuai dengan umurnya.Bayi besar dan cepat merasakan akibat dalam, lapar dan haus. Bayi cendrung montok organ bertambahnya lemak tubuh dan membesarnya mukanya sembab dan kemerahan. Riwayat Kesehatan Dahulu: Ibu mengidap Diabetes Melitus. Adanya riwayat ibu melahirkan bayi dengan berat badan besar sebelumnya. sesar pada bayi. Adanya Riwayat kelahiran bahu kesehatan sebelumnya,distosia

ibunya adalah ibunya obesitas. Tanyakan kepada ibu berapa masa gestasi ibu. Pola makan ibu itu tidak seimbang dan berlebihan. Ibu pada saat hamil adanya mengalami penyakit anemia, merokok, ketergantungan obat-obatan, kardiovaskuler dan paru.

12 |

Asuhan Keperawatan Diabetes Melitus

pada

Bayi

dengan

Ibu

Riwayat Kesehatan Keluarga: Adanya keluarga menderita diabetes melitus. d. Pola Fungsional Gordon a) Pola Persepsi Dan Penanganan Penyakit Kaji apakah ibu memiliki kebiasaan merokok dan minumminuman keras. Tanyakan apakah klien memiliki alergi terhadap obat. Identifikasi apakah ibu sedang atau pernah mengkonsumsi obat-obatan baik untuk penyakitnya sekarang atau penyakit lain yang diderita seperti obat-obat antidepresi. b) Pola Nutrisi / Metabolisme Apakah bayi mengalami peningkatan berat badan, tanyakan frekuensi bayi menyusu. Tanyakan apakah bayi cepat merasa haus dan lapar. Kaji berapa berat badan bayi. Kaji apakah terjadi kesulitan dalam menyusu. Kaji adanya muntah pada bayi, aspirasi cairan. c) Pola Eliminasi BAB: frekuensi, konsistensi, warna, penyulit BAK: frekuensi berkemih, konsistensi, penyulit, warna Tanyakan pada ibu apakah klien sering kencing. d) Pola Aktifitas/Olahraga Tanyakan bagaimana aktifitas bayi sehari-hari, apakah bayi aktif bergerak, apakah bayi mudah lelah, mudah menangis, mudah berkeringat. Letargi, sianosis dan tremor. Pernapasan bayi biasanya tidak teratur, kaji apakah terjadi apneu, menangis dengan nada tinggi, insiden sindrom kegawatan pernapasan lebih besar pada bayi dengan ibu DM dibandingkan ibu normal. e) Pola Istirahat Tidur Tanyakan apakah tidur bayi nyenyak pada malam hari dan siang hari dan bagaimana frekuensi tidurnya. Tanyakan apakah klien mempunyai masalah dengan tidurnya seperti tidur yang

13 |

Asuhan Keperawatan Diabetes Melitus

pada

Bayi

dengan

Ibu

tidak nyenyak, sering tersentak, istirahat yang tidak teratur, dan lain-lain. f) Pola Kognitif-Persepsi Kaji status mental, kemampuan respon rangsangan, dan memahami serta berinteraksi baik melalui mata, senyumanya dan gerakannya. Kaji penglihatan, pendengaran. Identifikasi perasaan ibu terhadap kelahiran anak. g) Pola Peran Hubungan Pekerjaan : Tanyakan pekerjaan ibu Status pekerjaan : Tanykan bagaimana status pekerjaan ibu saat ini. Kaji keadaan ekonomi keluarga, jumlah anak dan tanggungan, serta pendapatan dari suami. System pendukung : Tanyakan siapa saja yang mendukung ibu dan bayi saat ini. Biasanya keluarga mendukung klien. Hubungan ibu dengan suami dan keluarga, Pengambil keputusan keluarga, adat / kebiasaan yang dilakukan mempengaruhi keterlibatan kehamilan. keluarga Identifikasi proses dalam

melahirkan dan pengasuhan bayi. Kaji sejauh mana keluarga membantu ibu pasca melahirkan. Kaji persepsi keluarga terhadap kelahiran bayi dalam artian kasih sayang dan tambahan anggota keluarga yang baru. h) Pola Seksualitas/ Reproduksi Periksa apakah genitalia bayi sudah lengkap atau belum. i) Pola Keyakinan-Nilai Tanyakan agama yang dianut oleh klien Pantangan keagamaan : ya/tidak

14 |

Asuhan Keperawatan Diabetes Melitus

pada

Bayi

dengan

Ibu

Kaji kepatuhan ibu untuk menjalankan ibadah agama. 2. Diagnosa keperawatan Diagnosa utama pada bayi dengan ibu diabetes melitus adalah : a. Cedera fraktur klavikula berhubungan dengan trauma kelahiran sekunder terhadap makrosomia: distosia bahu b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan perubahan glukosa darah ekstrauterin c. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan terlambatnya produksi surfaktan d. Ketidakefektifan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan gangguan transfer oksigen e. Perubahan suhu tubuh: hipertermia berhubungan dengan proses peradangan pada hati 3. Intervensi keperawatan No Diagnosa Keperawatan 1. Cedera fraktur klavikula berhubungan dengan trauma kelahiran sekunder terhadap makrosomia: distosia bahu Cedera fraktur klavikula teridentifikasi dan teratasi setelah dilakukan tindakan keperawatan dengan kriteria hasil : Bayi tidak mengalami cedera yang tak teridentifikasi /tak teratasi atau gejala sisa neurologis Anjurkan tindakan USG untuk memberikan gambaran persalinan Anjurkan untuk tidak persalinan pervaginam, jelaskan alasannya Kaji reflek moro, gerakan tangan kanan dan kiri yang tidak sama, reflex bayi terhadap lokasi fraktur dan gerakan pasif tangan yang fraktur. Tujuan/Kriteria Rencana Tindakan

15 |

Asuhan Keperawatan Diabetes Melitus

pada

Bayi

dengan

Ibu

Imobilisasi lengan untuk mengurangi rasa sakit dan mempercepat pembentukan kalus. Lengan difiksasi pada tubuh bayi dalam posisi abduksi 60 dan fleksi pergelangan siku 90. Pantau bayi agar bagian yang fraktur tidak tertindih. Lakukan pemantauan glukosa darah heelstik, setiap 1 jam 3 kali, laporkan nilai-nilai di bawah 45 mg% dan lakukan tes glukosa serum segera sesuai pesanan Lakukan pemberian formula atau air dextrose 5 % sampai 10 % sesuai pesanan pada 2 sampai 3 jam Beri glukagon pada bayi yang tidak sadar dengan cara menyuapi dengan sendok setiap 3 jam sekali.

Perubahan nutrisi kurang 2. dari kebutuhan berhubungan dengan perubahan glukosa darah ekstrauterin Tidak terjadi perubahan nutrisi setelah dilakukan tindakan keperawatan dengan kriteria hasil : Bayi mampu mencapai dan mempertahan-kan kadar glukosa darah normal

16 |

Asuhan Keperawatan Diabetes Melitus

pada

Bayi

dengan

Ibu

Pertahankan pemberian glukosa parenteral sesuai pesanan Kolaborasi pemberian hidrokortison bila pemberian glukosa tidak efektif

Gangguan pertukaran gas berhubungan 3. dengan terlambatnya produksi surfaktan Pertukaran gas normal setelah dilakukan tindakan keperawatan dengan kriteria hasil: Bayi mampu mempertahankan pernafasan spontan TD, RR, Denyut Nadi dalam batas normal 4. Ketidakefektifan perfusi jaringan Perfusi jaringan serebral serebral berhubungan dengan gangguan transfer oksigen efektif setelah dilakukan tindakan keperawatan dengan kriteria hasil: Bayi dalam kondisi sadar dan tidak terjadi kejang atau

Pantau kadar elektrolit dan Ht sesuai pesanan

Observasi terhadap tanda dan gejala distres pernafasan Beri O2 tambahan jika diperlukan Kaji TD, RR, Denyut Nadi setiap 4 jam Kaji adanya sianosis

Kaji perubahan tingkat kesadaran setiap 4 jam Observasi terhadap gejala perdarahan intrakranial dan kejang Monitor TIK

17 |

Asuhan Keperawatan Diabetes Melitus

pada

Bayi

dengan

Ibu

perdarahan intracranial Fungsi sensorimotor bayi tidak mengalami gangguan

Monitor perubahan ukuran, bentuk, kesimetrisan dan reaktivitas pupil Monitor pergerakan motoric Tinggikan kepala untuk mencegah edema otak

5. Perubahan suhu tubuh: hipertermia berhubungan proses peradangan pada hati Suhu tubuh dalam batas normal setelah dilakukan tindakan keperawatan dengan kriteria hasil: Suhu tubuh dalam rentang 36C -37,5C aksila Bayi tidak menggigil

Monitor perubahan suhu , warna kulit, disstres pernafasan setiap 2 jam. Letakkan bayi di ruangan dengan suhu lingkungan normal (25 C-28 C) Monitor keadekuatan cairan Gunakan pakaian yang tipis dan membukanya selama 10 mnit Kolaborasi dengan medis untuk memberikan antipiretik sesuai indikasi

18 |

Asuhan Keperawatan Diabetes Melitus

pada

Bayi

dengan

Ibu

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan Diabetes mellitus dalam kehamilan ialah gangguan toleransi glukosa berbagai tingkat yang terjadi (atau pertama kali dideteksi) pada kehamilan. Batas ini tanpa melihat dipakai/tidaknya insulin atau menyingkirkan kemungkinan adanya gangguan toleransi glukosa yang mendahului kehamilan. Gejala klinis yang sering muncul adalah makrosomia, hipoglikemi, hipokalsemia dan berat badan lebih dari 4000 gram. Gejala klinis yang sering ditemukan dan merupakan ciri khas bayi hipoglikemia adalah tremor, lertargi, malas minum, serta gejala lain yaitu hiperpnea, apnea, sianosis, pernafasan berat, kejang, apatis, hipotonin dan iritabilitas. Bayi dengan IDM ini mempunyai bayak komplikasi, diantaranya adalah trauma lahir dan asfiksia perinatal, anomali kongenital, kardiomiopati, kesulitan nafas, hiperbilirubinemia. Penatalaksanaan yang ditekankan adalah keseimbangan hidrasikalori-insulin maternal, perfusi dan oksigenasi janin yang adekuat dan pencegahan stress maternal. Memeriksa kadar gula darah bayi segera setelah lahir kemudian mengatasi hipoglikemia dengan cara memberi infuse glukosa 10%. B. Saran Dengan selesainya makalah ini semoga bermanfaat bagi pembaca untuk mengawasi setiap kehamilan dengan ibu diabetes melitus serta janinnya. Dan diharapkan bisa menjadi referensi untuk memberikan asuhan keperawatan kepada bayi dengan ibu diabetes mellitus.

19 |

Asuhan Keperawatan Diabetes Melitus

pada

Bayi

dengan

Ibu

Você também pode gostar

  • Bab 2
    Bab 2
    Documento23 páginas
    Bab 2
    Dhian Cattleya
    Ainda não há avaliações
  • Konsep Keluarga Friedman
    Konsep Keluarga Friedman
    Documento13 páginas
    Konsep Keluarga Friedman
    Dhian Cattleya
    100% (2)
  • PENANGANAN Kritis Syok
    PENANGANAN Kritis Syok
    Documento30 páginas
    PENANGANAN Kritis Syok
    Dhian Cattleya
    Ainda não há avaliações
  • LP LK Gagal Napas
    LP LK Gagal Napas
    Documento23 páginas
    LP LK Gagal Napas
    Dhian Cattleya
    Ainda não há avaliações
  • Kontusio Paru
    Kontusio Paru
    Documento8 páginas
    Kontusio Paru
    Dhian Cattleya
    Ainda não há avaliações
  • LK Leukimia
    LK Leukimia
    Documento19 páginas
    LK Leukimia
    Dhian Cattleya
    Ainda não há avaliações
  • Askep Trauma Medula Spinalis
    Askep Trauma Medula Spinalis
    Documento16 páginas
    Askep Trauma Medula Spinalis
    Dhian Cattleya
    Ainda não há avaliações
  • LP HC
    LP HC
    Documento17 páginas
    LP HC
    Dhian Cattleya
    Ainda não há avaliações
  • LP BPH
    LP BPH
    Documento12 páginas
    LP BPH
    Dhian Cattleya
    Ainda não há avaliações
  • LP Diabetes Mellitus Dian
    LP Diabetes Mellitus Dian
    Documento15 páginas
    LP Diabetes Mellitus Dian
    Dhian Cattleya
    Ainda não há avaliações
  • LP BPH
    LP BPH
    Documento12 páginas
    LP BPH
    Dhian Cattleya
    Ainda não há avaliações
  • LK Intranatal (Normal) Ponek
    LK Intranatal (Normal) Ponek
    Documento10 páginas
    LK Intranatal (Normal) Ponek
    Dhian Cattleya
    Ainda não há avaliações