Você está na página 1de 28

AFTER CARE

Di susun oleh : Yosi Rinjani 1120221170

KEPANITERAAN KLINIK DEPARTEMEN ILMU KEBIDANAN DAN KANDUNGAN RUMAH SAKIT TK.II dr. SOEDJONO MAGELANG 2012

LEMBAR PENGESAHAN

AFTER CARE

Disusun dan diajukan untuk memenuhi persyaratan tugas Kepaniteraan Klinik Departemen Ilmu Kebidanan dan Kandungan Rumah Sakit Tk.II dr. Soedjono Magelang

Oleh :

Yosi Rinjani 1120221170


Magelang, 13 November 2012 Telah dibimbing dan disahkan oleh,

Pembimbing I,

Pembimbing II,

( Letkol CKM dr. Tri Joko W., Sp.OG) Soffanto, Sp.OG) 2

( Mayor CKM dr. Arief

KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Tuhan YME, berkat karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan pembuatan makalah after care yang merupakan salah satu syarat dalam mengikuti ujian kepaniteraan klinik Pendidikan Profesi Dokter di Bagian Obstetri dan Ginekologi RST. Tingkat II 04.05.01 dr. Soedjono Magelang Dalam menyelesaikan tugas ini penulis mengucapkan rasa terima kasih kepada dr. Tri Joko W,SpOG selaku dokter pembimbing dalam pembuatan makalah ini dan teman-teman dokter muda yang telah membantu dalam pembuatan makalah. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini banyak terdapat kekurangan dan juga masih jauh dari kesempurnaan, sehingga penulis mengharap kritik dan saran dari pembaca. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi teman-teman pada khususnya dan semua pihak yang berkepentingan bagi pengembangan ilmu kedokteran pada umumnya. Amin.

Magelang, November 2012

Penulis

BAB I IDENTITAS DAN PERKEMBANGAN PASIEN

I. IDENTITAS Nama Umur Alamat : Ny. N H : 19 tahun : Jetis, RT 002 RW 002 kel.Dawung , kec. Tegalrejo , Magelang Tanggal lahir Agama Status Pekerjaan Diagnosis primigravida Tiba di RS Soedjono : 05 November 2012 Pk.22.50 : Islam : Menikah : Ibu rumah tangga : Inpartu kala 1 fase laten hamil aterm pada : 21 Juni 1993

II. PEMANTAUAN PERSALINAN (5 November 2012) S: Pasien baru datang dengan keluhan kencang kencang sejak pagi . Lendir bercampur darah (+), HPHT 30 Januari 2012, HPL 6 November 2012, UK.40 minggu. O: Kondisi Umum : Baik Tanda Vital : TD : 120/80 mmHg
4

N : 82 x/menit S : 36 C RR : 18 BB : 61 kg, TB : 155 cm CA -/SI -/Edema -/Status Obstetrikus : TFU : 35 cm Leopold : I : teraba bokong II : teraba punggung kanan III : teraba kepala IV : kepala sudah masuk pintu atas panggul DJJ : 126 dpm Vaginal Touche : porsio tebal lunak, pembukaan 1 cm , KK +, Hodge I, lendir darah + Diagnosis : Inpartu kala 1 fase laten hamil aterm pada primigravida Terapi : observasi selama 4 jam

Tanggal 06 / 11/ 2012 Pk.06.00 S:-

O : Pk.05.30 VT pembukaan 4 cm, KK (+), darah (+), lendir (+), djj 136

Pk.08.45 S : mules meningkat adekuat O: His 4 x 10 menit selama 60 detik, KK (+), djj reguler A : Inpartu kala 1 fase laten hamil aterm P : observasi kemajuan persalinan

Pk.10.40 Telah partus spontan bayi berjenis kelamin laki-laki , BB 3200 gr, PB 46 cm , LK LD 32/30 AS : 7/8/9, AK jernih, anus (+), cacat (-), plasenta lahir spontan, px. Lengkap, perdarahan 100cc, hecting L3, Ruptur II subtotal

Pemantauan Kala IV : Uterus berkontraksi baik dan dilakukan masase uterus serta edukasi ibu dan keluarga untuk melakukan masase rahim. Tinggi Fundus 2 jari di bawah pusat Ada laserasi perineum Perdarahan kurang lebih 100 cc Kondisi umum ibu : baik Tanda Vital : TD : 100/80 mmHg N : 80 x/menit S : 37 C Edukasi inisiasi menyusui dini

III. FOLLOW UP ( 7 November 2012 pukul 05.00) S: tidak ada keluhan O: TD : 110/70 mmHg N : 90 x /menit S : 36,5 C A: post partum hari ke 1 P: observasi kondisi umum dan tanda vital ibu evaluasi lokia edukasi ASI Eksklusif

IV. PEMERIKSAAN PASCA PERAWATAN RUMAH SAKIT (7 November 2012 pukul 13.45) S: O: Tidak ada keluhan ASI sudah keluar setelah bersalin dan sudah menyusui dini Lokia rubra tidak berbau busuk Sudah bisa buang air kecil dan buang air besar Hasil pemeriksaan status generalis bayi baik

Kondisi umum : baik Tanda Vital : TD : 100/70 mmHg N : 100


7

S: 36,7 C Lokia rubra sedikit, bau busuk (-) Keadaan Payudara baik, cracked nipple (-), inverted nipple (-) Tinggi Fundus Uteri : 2 jari di bawah pusat

A: Post partum hari ke 1

P: - edukasi ASI eksklusif - edukasi makanan bernutrisi bagi ibu menyusui - edukasi vaksinasi dasar - edukasi perawatan payudara - edukasi mengenai KB

BAB II PEMBAHASAN

ASI Ekslusif

ASI eksklusif (menurut WHO) adalah pemberian ASI saja pada bayi sampai usia 6 bulan tanpa tambahan cairan ataupun makanan lain. ASI dapat diberikan sampai bayi berusia 2 tahun.fadlie.web.id Pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan dianjurkan oleh pedoman internasional yang didasarkan pada bukti ilmiah tentang manfaat ASI baik bagi bayi, ibu, keluarga maupun negara. Menurut penelitian yang dilakukan di Dhaka pada 1667 bayi selama 12 bulan (Pediatric, 2001. Arifeen, S) mengatakan bahwa : ASI eksklusif dapat menurunkan resiko kematian akibat infeksi saluran nafas akut dan diare. WHO dan UNICEF merekomendasikan kepada para ibu, bila

memungkinkan memberikan ASI eksklusif sampai 6 bulan dengan menerapkan: 1. Inisiasi menyusui dini selama 1 jam setelah kelahiran bayi. 2. ASI eksklusif diberikan pada bayi hanya ASI saja tanpa makanan tambahan atau minuman. 3. ASI diberikan secara on demand atau sesuai kebutuhan bayi, setiap hari setiap malam. 4. ASI diberikan tidak menggunakan botol, cangkir maupun dot. Bagi ibu yang bekerja, menyusui tidak perlu dihentikan. Ibu bekerja harus tetap memberikan ASInya dan jika memungkinkan bayi dapat dibawa di tempat

kerja.

Apabila

tidak

memungkinkan,

ASI

dapat

diperah

kemudian

disimpan. fadlie.web.id

Cara penyimpanan ASI: 1. 2. ASI dapat disimpan dalam botol gelas/ plastik, termasuk plastik klip, ASI yang disimpan dalam frezzer dan sudah dikeluarkan sebaiknya

80-100 cc. tidak digunakan lagi setelah 2 hari. 3. 4. ASI beku perlu dicairkan dahulu dalam lemari es 4 derajat Celcius. ASI beku tidak boleh dimasak/ dipanaskan, hanya dihangatkan dengan

merendam dalam air hangat.fadlie.web.id 5. 6. 7. 8. Petunjuk umum untuk penyimpanan ASI di rumah : Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir. Setelah diperas, ASI dapat disimpan dalam lemari es/ frezzer. Tulis jam, hari dan tanggal saat diperas. Tabel: Suhu Freezer saat penyimpanan ASI
ASI Suhu Ruang Lemari es Freezer 2 mg freezer jadi 1 dg refrigerator, 3 bl dg pintu sendiri, 6-12 bln.(kurang lebih -18o C)

Setelah di peras

3-5 hari 6-8 jam (kurang (kurang lebih lebih 26 oC) 4o C)

Dari frezeer, di simpan 4 jam atau kurang di lemari es (tdk di (minum hangatkan) berikutnya) ASI Suhu Ruang

24 jam

Jangan dibekukan ulang

Lemari es 10

Freezer

Dikeluarkan dari lemari es (di hangatkan) Sisa minum bayi

Langsung diberikan Minum berikutnya

4 jam/ minum berikutnya Buang

Jangan dibekukan ulang

Buang

INFORMASI CARA MENYUSUI

11

Vaksinasi Lima Imunisasi Dasar Lengkap (LIL) adalah program yang dicanangkan pemerintah untuk meningkatkan deajat kesehatan bayi di Indonesia. Imunisasi ini

12

diberikan mulai dari bayi baru lahir (hepatitis B) sampai berumur 9 bulan (campak). Imunisasi BCG Vaksinasi BCG memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit Tuberkulosis (TBC). BCG diberikan 1 kali sebelum anak berumur 2 bulan. BCG ulangan tidak dianjurkan karena keberhasilannya diragukan. Vaksin disuntikkan secara intrakutan pada lengan atas, untuk bayi berumur kurang dari 1 tahun diberikan sebanyak 0,05 mL dan untuk anak berumur lebih dari 1 tahun diberikan sebanyak 0,1 mL. Vaksin ini mengandung bakteri Bacillus Calmette-Guerrin hidup yang dilemahkan, sebanyak 50.000-1.000.000 partikel/dosis. Kontraindikasi untuk vaksinasi BCG adalah penderita gangguan sistem kekebalan (misalnya penderita leukemia, penderita yang menjalani pengobatan steroid jangka panjang, penderita infeksi HIV). Reaksi yang mungkin terjadi:
1. Reaksi lokal : 1-2 minggu setelah penyuntikan, pada tempat penyuntikan

timbul kemerahan dan benjolan kecil yang teraba keras. Kemudian benjolan ini berubah menjadi pustula (gelembung berisi nanah), lalu pecah dan membentuk luka terbuka (ulkus). Luka ini akhirnya sembuh secara spontan dalam waktu 8-12 minggu dengan meninggalkan jaringan parut.
2. Reaksi regional : pembesaran kelenjar getah bening ketiak atau leher,

tanpa disertai nyeri tekan maupun demam, yang akan menghilang dalam waktu 3-6 bulan. Imunisasi HBV Imunisasi HBV memberikan kekebalan terhadap Hepatitis B. Hepatitis B adalah suatu infeksi hati yang bisa menyebabkan kanker hati dan kematian. Dosis pertama diberikan segera setelah bayi lahir atau jika ibunya memiliki HBsAg negatif, bisa diberikan pada saat bayi berumur 2 bulan. Imunisasi dasar diberikan sebanyak 3 kali dengan selang waktu 1 bulan antara suntikan HBV I dengan HBV II, serta selang waktu 5 bulan antara suntikan HBV II dengan HBV III. Imunisasi ulangan diberikan 5 tahun setelah suntikan HBV III. Sebelum memberikan
13

imunisasi ulangan dianjurkan untuk memeriksa kadar HBsAg. Vaksin disuntikkan pada otot lengan atau paha. Kepada bayi yang lahir dari ibu dengan HBsAg positif, diberikan vaksin HBV pada lengan kiri dan 0,5 mL HBIG (Hepatitis B immune globulin) pada lengan kanan, dalam waktu 12 jam setelah lahir. Dosis kedua diberikan pada saat anak berumur 1-2 bulan, dosis ketiga diberikan pada saat anak berumur 6 bulan. Kepada bayi yang lahir dari ibu yang status HBsAgnya tidak diketahui, diberikan HBV I dalam waktu 12 jam setelah lahir. Pada saat persalinan, contoh darah ibu diambil untuk menentukan status HBsAgnya; jika positif, maka segera diberikan HBIG (sebelum bayi berumur lebih dari 1 minggu). Pemberian imunisasi kepada anak yang sakit berat sebaiknya ditunda sampai anak benar-benar pulih. Vaksin HBV dapat diberikan kepada ibu hamil. Efek samping dari vaksin HBV adalah efek lokal (nyeri di tempat suntikan) dan sistemis (demam ringan, lesu, perasaan tidak enak pada saluran pencernaan), yang akan hilang dalam beberapa hari. Imunisasi DPT Imunisasi DPT adalah suatu vaksin 3-in-1 yang melindungi terhadap difteri, pertusis dan tetanus. Difteri adalah suatu infeksi bakteri yang menyerang tenggorokan dan dapat menyebabkan komplikasi yang serius atau fatal. Pertusis (batuk rejan) adalah inteksi bakteri pada saluran udara yang ditandai dengan batuk hebat yang menetap serta bunyi pernafasan yang melengking. Pertusis berlangsung selama beberapa minggu dan dapat menyebabkan serangan batuk hebat sehingga anak tidak dapat bernafas, makan atau minum. Pertusis juga dapat menimbulkan komplikasi serius, seperti pneumonia, kejang dan kerusakan otak. Tetanus adalah infeksi bakteri yang bisa menyebabkan kekakuan pada rahang serta kejang. Vaksin DPT adalah vaksin 3-in-1 yang bisa diberikan kepada anak yang berumur kurang dari 7 tahun. Biasanya vaksin DPT terdapat dalam bentuk suntikan, yang disuntikkan pada otot lengan atau paha. Imunisasi DPT diberikan sebanyak 3 kali, yaitu pada saat anak berumur 2 bulan (DPT I), 3 bulan (DPT II) dan 4 bulan (DPT III); selang waktu tidak kurang dari 4
14

minggu. Imunisasi DPT ulang diberikan 1 tahun setelah DPT III dan pada usia prasekolah (5-6 tahun). Jika anak mengalami reaksi alergi terhadap vaksin pertusis, maka sebaiknya diberikan DT, bukan DPT. Setelah mendapatkan serangkaian imunisasi awal, sebaiknya diberikan booster vaksin Td pada usia 14-16 tahun kemudian setiap 10 tahun (karena vaksin hanya memberikan perlindungan selama 10 tahun, setelah 10 tahun perlu diberikan booster). Hampir 85% anak yang mendapatkan minimal 3 kali suntikan yang mengandung vaksin difteri, akan memperoleh perlindungan terhadap difteri selama 10 tahun. DPT sering menyebakan efek samping yang ringan, seperti demam ringan atau nyeri di tempat penyuntikan selama beberapa hari. Efek samping tersebut terjadi karena adanya komponen pertusis di dalam vaksin. Imunisasi Campak Imunisasi campak memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit campak (tampek). Imunisasi campak diberikan sebanyak 1 dosis pada saat anak berumur 9 bulan atau lebih. Pada kejadian luar biasa dapat diberikan pada umur 6 bulan dan diulangi 6 bulan kemudian. Vaksin disuntikkan secara subkutan dalam sebanyak 0,5 mL. Kontra indikasi pemberian vaksin campak: - infeksi akut yang disertai demam lebih dari 38o Celsius - gangguan sistem kekebalan - pemakaian obat imunosupresan - alergi terhadap protein telur - hipersensitivitas terhadap kanamisin dan eritromisin - wanita hamil. Efek samping yang mungkin terjadi berupa demam, ruam kulit, diare, konjungtivitis dan gejala kataral serta ensefalitis (jarang). Imunisasi Polio Imunisasi polio memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit poliomielitis. Polio bisa menyebabkan nyeri otot dan kelumpuhan pada salah satu maupun kedua lengan/tungkai. Polio juga bisa menyebabkan kelumpuhan pada otot-otot pernafasan dan otot untuk menelan. Polio bisa menyebabkan kematian.
15

Terdapat 2 macam vaksin polio:

IPV (Inactivated Polio Vaccine, Vaksin Salk), mengandung virus polio yang telah dimatikan dan diberikan melalui suntikan OPV (Oral Polio Vaccine, Vaksin Sabin), mengandung vaksin hidup yang telah dilemahkan dan diberikan dalam bentuk pil atau cairan. Bentuk trivalen (TOPV) efektif melawan semua bentuk polio, bentuk monovalen (MOPV) efektif melawan 1 jenis polio.

Imunisasi dasar polio diberikan 4 kali (polio I,II, III, dan IV) dengan interval tidak kurang dari 4 minggu. Imunisasi polio ulangan diberikan 1 tahun setelah imunisasi polio IV, kemudian pada saat masuk SD (5-6 tahun) dan pada saat meninggalkan SD (12 tahun). Di Indonesia umumnya diberikan vaksin Sabin. Vaksin ini diberikan sebanyak 2 tetes (0,1 mL) langsung ke mulut anak atau dengan menggunakan sendok yang berisi air gula. Kontra indikasi pemberian vaksin polio: - Diare berat, - Gangguan kekebalan (karena obat imunosupresan, kemoterapi, kortikosteroid), dan - Kehamilan.

16

17

Definisi Kontrasepsi Kontrasepsi merupakan suatu cara atau metode yang bertujuan untuk mencegah pembuahan sehingga tidak terjadi kehamilan. Negara berkembang seperti Indonesia yang memiliki jumlah penduduk besar mendukung program kontraspesi untuk mengendalikan pertumbuhan jumlah penduduk dan untuk meningkatkan kesejahteraaan keluarga. Dalam hal ini pemerintah Indonesia menyelenggarakan program Keluarga Berencana atau KB melalui pengaturan kelahiran.

Jenis Kontrasepsi Kontrasepsi dapat dilakukan dengan alat bantu maupun tanpa alat bantu. Metode kontrasepsi tanpa alat bantu disebut juga KB sistem kalender atau abstinesia. Cara KB dengan sistem kalender adalah mengatur kehamilan dengan tidak melakukan hubungan cekcual pada saat wanita dalam masa subur. Masa subur berkaitan dengan terjadinya siklus menstruasi atau datang bulan. Masa subur wanita adalah kurang lebih satu minggu sebelum menstruasi dan satu minggu sesudah menstruasi. Jenis kontrasepsi yang kedua adalah kontrasepsi dengan alat bantu. Dengan alat bantu kontrasepsi memungkinkan sperma dan sel telur tidak dapat bertemu walaupun terjadi ejakulasi di dalam pagina saat melakukan hubungan cekcual. Pemakaian alat kontrasepsi masih menuai pro dan kontra di kalangan masyarakat, terutama golongan agamawan. Namun saat ini masyarakat telah banyak memanfaatkan alat kontrasepsi untuk membantu mengatur kelahiran anak.

18

Macam-macam Alat Kontrasepsi Berikut ini contoh alat kontrasepsi yang banyak digunakan oleh masyarakat saat ini beserta kelebihan dan kekurangan yang ditimbulkan dalam pemakaiannya. 1. IUD (Intra Uterine Device) IUD adalah alat kecil terdiri dari bahan plastik yang lentur yang dimasukkan ke dalam rongga rahim, dan harus diganti apabila sudah dipakai dalam masa tertentu. Kelebihan penggunaan IUD adalah sangat efektif untuk mencegah kehamilan. Sedangkan kekurangan penggunaan IUD adalah dapat menyebabkan pendarahan di luar siklus menstruasi yang dialami wanita. Cara kerja IUD, banyak yang berpendapat bahwa cara kerja dari IUD ini adalah dengan menyulitkan bertemunya sperma dan sel telur. Namun beberapa dokter muslim menjelaskan bahwa sifat kerja IUD adalah mencegah bersemainya sel telur yang telah dibuahi di dalam Rahim (telah berbentuk zygot), sehingga dapat diartikan membunuh bayi diusia dini. Sehingga beberapa ulama berpendapat bahwa penggunaan IUD haram.

2. Kondom. Kondom digunakan pada Penis pria untuk mencegah sperma bertemu sel telur ketika terjadi ejakulasi. Kondom berupa sarung karet yang terbuat dari bahan lateks. Kelebihan penggunaan kondom adalah mudah digunakan dan tidak
19

membutuhkan bantuan medis untuk memakai. Kekurangan penggunaan kondom adalah terjadinya kebocoran cairan mani dan alergi pada pemakaian bahan-bahan kondom tertentu.

3.KB Suntik. KB Suntik dilakukan setiap 3 bulan sekali pada seorang wanita untuk mencegah terjadinya ovulasi (pelepasan sel telur). Kelebihan menggunakan KB Suntik adalah efektif mencegah kehamilan tanpa perlu banyak tahap yang sulit. KB Suntik juga termasuk metode kontrasepsi yang terhitung murah untuk masyarakat Indonesia. Meski demikian, suntikan KB pada uji coba hewan bisa meningkatkan terjadi resiko kanker. 4. Pil KB. Pil KB disebut juga kontrasepsi oral. Pil KB berisi hormon yang menghambat pengeluaran sel telur. Keunggulan menggunakan Pil KB adalah bisa mengatur kehamilan sekaligus efektif mencegah kanker ovarium dan endometrium. Sedangkan kelemahan penggunaan pil KB adalah harus diminum oleh wanita secara rutin. Bila tidak diminum secara rutin dan disiplin maka kemungkinan hamil tetap terjadi.
20

5. Implant Metode kontrasepsi implant (susuk) ditempatkan di bawah kulit lengan wanita dan mengeluarkan hormon yang mencegah pelepasan ovum. Metode kontrasepsi ini terbilang efektif dan tidak memerlukan kedisiplinan tinggi seperti penggunaan Pil KB. Kekurangan penggunaan implant adalah bisa menyebabkan fase menstruasi tidak teratur. Selain itu, sejumlah kasus melaporkan implant yang tertanam tidak berdiam di lengan namun bergerak ke bagian tubuh terdekat lainnya.

6. Difragma Diafragma atau cervical cap berguna untuk menutupi uterus sehingga mencegah sperma membuahi sel telur. Metode ini tidak biasa di Indonesia karena selain mahal, pemasangannya harus dengan tenaga medis dengan biaya yang mahal. Ditambah lagi angka kegagalan tinggi, peningkatan risiko infeksi, membutuhkan evaluasi dari tenaga kesehatan, ketidaknyamanan.

21

7. Jeli, busa atau spons Jeli termasuk alat kontrasepsi yang dipakai oleh wanita yang mengandung spermisida (zat yang membunuh sel sperma) sehingga sperma gagal memasuki uterus. Jeli saat ini jarang dipakai dalam metode kontrasepsi karena tidak efektif mencegah kehamilan dan menimbulkan alergi pada sebagian besar wanita yang memakai.

22

23

Makanan untuk ibu menyusui Ada beberapa hal yang patut diperhatikan dalam menyusun hidangan untuk ibu menyusui: * Gunakan bahan makanan yang beraneka ragam agar kebutuhan akan zat gizi yang beragam dapat terpenuhi. * Pilih bahan makanan yang mudah dicerna sehingga tidak mengganggu sistem pencernaan. * Hindari pemakaian bumbu yang terlalu merangsang, semisal terlalu pedas, karena akan memengaruhi sistem pencernaan. * Makanan yang dikonsumsi hendaknya tinggi kalori dan protein, juga memiliki kandungan vitamin dan mineral yang cukup. * Usahakan mengonsumsi cairan dalam jumlah banyak, kurang lebih 800-1.000 ml per hari. * Banyak mengonsumsi aneka buah dan sayur aneka warna. * Jika ibu terlalu gemuk, kurangi makanan sumber zat tenaga. * Jika ibu terlalu kurus, tambahkan porsi makan. Contoh menu sehari saat menyusui enam bulan pertama Bangun tidur: Satu gelas susu. Sarapan: Nasi krawu katuk (nasi, daging suwir serundeng, tempe bacem, bening katuk, jagung manis). Pukul 10:00: Selada buah atau bubur kacang hijau. Makan siang: Nasi, ayam panggang cabai hijau, tahu kukus isi, sup iga kacang hijau brokoli wortel, pisang. Pukul 16:00: Puding buah. Makan malam: Nasi, pepes ikan bumbu kuning, satai hati, tempe mendoan, sayur asam Jakarta, apel. Sebelum tidur: Satu gelas susu. Contoh menu sehari saat menyusui enam bulan kedua Bangun tidur: Satu gelas susu. Sarapan: Nasi, telur mata sapi, orak-arik wortel, pepaya. Pukul 10:00: Centik manis. Makan siang: Nasi, kalio daging, perkedel tahu isi udang, bening katuk wortel. Pukul 16:00: Goreng pisang. Makan malam: Nasi,semur daging, tempe goreng, sup sayuran. Sebelum tidur: Satu gelas susu cokelat.

24

Perawatan payudara Perawatan payudara setelah melahirkan bertujuan agar payudara senantiasa bersih dan mudah dihisap oleh bayi. Banyak ibu yang mengeluh bayinya tidak mau menyusu, bisa jadi ini disebabkan oleh faktor teknis seperti puting susu yang masuk atau posisi yang salah. Selain faktor teknis ini tentunya air susu ibu juga dipengaruhi oleh asupan nutrisi dan kondisi psikologis ibu. Faktor nutrisi bisa dipenuhi dengan tambahan asupan kalori 500 kkal per harinya, khususnya nutrisi kaya protein (ikan, telur, hati), kalsium (susu), dan vitamin (sayur, buah). Juga, banyak minum air putih. Faktor psikologis pun penting dalam menciptakan suasana santai dan nyaman, tidak terburu-buru dan tidak stess saat menyusui. Untuk itu, langkah-langkah dibawah ini semoga dapat membantu Anda kaum wanita dalam merawat payudara. 1.Siapkan alat dan bahan berikut Baby Oil atau Minyak kelapa bersih Gelas Air hangat dan dingin dalam baskom kecil

25

Dua buah handuk mandi bersih Kapas Handuk kecil atau washlap untuk kompres 2.Kompres puting susu dengan kapas yang dibasahi baby oil selama beberapa menit 3.Lakukan pengurutan payudara sebagai berikut : Pengurutan Pertama Licinkan kedua tangan dengan minyak. Tempatkan kedua tangan diantara payudara. Pengurutan dilakukan dimulai ke arah atas, lalu telapak tangan kiri ke arah sisi kiri dan telapak kanan ke arah sisi kanan. Lakukan terus pengurutan ke bawah dan ke samping. Ulangi masing-masing 20 hingga 30 gerakan untuk setiap payudara. Pengurutan Kedua Sokong payudara kiri dengan tangan kiri, kemudian dengan pinggir kelingking tangan kanan urut payudara dari pangkal hingga puting susu. Lakukan juga untuk payudara sebelah kanan. Ulangi masing-masing 20 hingga 30 gerakan untuk setiap payudara. Pengurutan Ketiga Sokong payudara kiri dengan satu tangan kiri sedang tangan kanan mengepal dan mengurut dengan buku-buku jari pangkal ke arah puting susu. Lakukan juga untuk payudara sebelah kanan. Ulangi masing-masing 20 hingga 30 gerakan untuk setiap payudara. Pengurutan keempat Pegang pangkal payudara dengan kedua tangan lalu urut dari pangkal payudara ke arah puting susu sebanyak satu kali
26

Pengurutan kelima Pijat puting susu hingga keluar cairan ASI dan tampung dengan tempat yang bersih/gelas. Pengompresan Kompres kedua payudara dengan handuk kecil hangat selama dua menit, lalu ganti dengan kompres air dingin dua menit dan yang kompres lagi dengan air hangat selama dua menit. Perawatan payudara juga dapat membantu memperlancar pengeluaran ASI, dilakukan sedini mungkin setelah melahirkan selama satu hingga dua hari

27

DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Keluarga_Berencana, http://id.wikipedia.org/wiki/Kondom

http://female.kompas.com/read/2012/08/13/09320367/Pola.Makan.Ibu.Menyusui http://indonesiaindonesia.com/f/66121-perawatan-payudara-pasca-melahirkan/ Fadlie, 2011, ASI Eksklusif untuk Bayi selama minimal 6 bulan, Pontianak, http://www.fadlie.web.id/?p=2277 Diakses tanggal 2 November 2012 10.00 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2011. Kesehatan Anak Perawatan Bayi Yang Baru Lahir.Jakarta : Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

28

Você também pode gostar