Você está na página 1de 19

HUBUNGAN DOKTER PASIEN

Dr Yunaldi Sp THT

1. Esensi hubungan dokter - pasien

Umumnya hubungan biomedis aktif- pasif dimana superioritas dokter terlihat jelas berat sebelah, tidak sempurna Idealnya hubungan mendekati pesamaan hak antar manusia Selain itu juga harus ada kepercayaan. Tanpa kepercayaan yang melandasi hubungan medik upaya penyembuhan dokter akan sia-sia

Dokter memainkan peran penting sebagai sosok yang memiliki kredibilitas tinggi

Kredibilitas terdiri dari 2 komponen :

1. Keahlian (expertness ) Hubungan dengan kemampuan menangani penyakit Dianggap cerdas mampu, ahli, tahu banyak berpengalaman atau terlatih 2.Kepercayaan ( truthworthness) Berkaitan dengan watak, sebagai penolong terpercaya. Meyakinkan pasien tidak akan merugikan pasien , senantiasa berbuat baik, menghargai kepentingan pasien dan berlaku adil.

Pola hubungan berdasarkan sosial budaya dan penyakit pasien :

Activity-passivity Hubungan orang tua-anak, pola klasik. Dokter sepenuhnya melaksanakan ilmunya tanpa campur tangan pasien. Guidance-cooperation Hubungan berupa membimbing, kerjasama orang tua-remaja Biasanya pada keadaan pasien tidak terlalu berat. Kerjasama diwujudkan dengan nasihat atau anjuran dokter. Mutual-participation Filosofinya manusia memiliki martabat dan hak yang sama Pada pemeliharaan kesehatan, medikal chek up, penyakit kronis Pasien sadar aktif mengobati dirinya.

Ciri profesionalisme yang melekat pada dokter :


Kejujuran Integritas Kepedulian terhadap pasien (duty of care ) Menghormati pasien Belas kasih ( compassion ) pada pasien Sopan santun kepada pasien Pengabdian yang berkelanjutan untuk mempertahankan kompetensi pengetahuan dan ketrampilan tekhnis medis.

Profesionalisme memperhatikan keseimbangan antara harapan kesembuhan pasien yang merupakan kuasa Tuhan dengan upaya maksimal yang dilakukan dokter ( sebagai hamba Tuhan ) dengan keluhuran budi pekertinya sebagai penolong pasien

2. Aspek hukum hubungan dokter-pasien.


Dokter dan pasien adalah 2 subjek hukum yang terkait dalam hukum kedokteran Ke duanya membentuk baik hubungan medik maupun hubungan hukum Pelaksanaan keduanya diatur dalm peraturan tertentu agar terjadi keharmonisan dalam pelaksanaannya Hubungan hukum antara dokter dan pasien ada 2 macam : 1. Hubungan karena kontrak ( transaksi terapeutik ) 2. Hubungan karena undang-undang

3. Kesetaraan dalam hubungan dokter-pasien

Kesetaraan bukan : Atasan-bawahan , superior-inferior, objek dari pekerjaan Kesetaraan berpengaruh terhadap pertukaran informasi

Tipe dokter dalam memberikan pelayanan :

Enggan menjawab walau pasien bertanya Tidak kooperatif. Pasien sulit mempercayai Bersedia menjawab apabila ditanya dan hanya menjawab sebatas pertanyaan pasien Tipe ini mungkin tidak membuka peluang kepada pasien bertanya kalau menganggap pendidikan pasien rendah Bersedia menjawab pertanyaan pasien, mau bertanya serta menambah informasi-informasi lain yang sesuai dengan tujuan kesehatan pasien Merupakan gambaran yang diharapkan, ideal, sabar mendengar dan pandai menggali informasi, pandai berempati, sehingga pasien percaya penuh kepada dokter dalam upaya penyembuhan penyakitnya

Pasien yang cerdas


Di negara maju pasien diharapkan mempersiapkan diri sebelum berkunjung kedokter dengan mengisi formulir riwayat kesehatan ( health Story ) sejujur-jujurnya. Antara lain : 1. kondisi kesehatan diri dan riwayat penyakit keluarga 2. Kebiasaan kehidupan sehari. 3. Masih mengkonsumsi obat-obatan tertentu 4. Pernah mengalami operasi 5. Kehamilan 6. Melampirkan dokumen hasil pemeriksaan yang pernah dilakukan

Juga diharapkan pasien mempersiapkan diri akan pertanyaan yang ingin diketahui dokter :

Mengapa sampai sakit, dan apa penyebab penyakitnya Bagaimana penyakit bisa didapat, penularan, keturunan Berapa lama sebenarnya penyakit timbul pada tubuh Bagaimana proses pengobatannya apa rencana dokter dalam upaya penyembuhan Apakah bisa sembuh atau permanen/menetap pada tubuhnya atau bahkan memburuk Jika harus dilakukan operasi apa baik buruknya resiko dan bagaimana bila menolak

Setelah diperiksa dokter memberikan nasihat al :


Mengkonsumsi obat sesuai aturan Menghentikan atau mengurangi konsumsi makanan tertentu termasuk merokok dan alkohol Menganjurkan berolah raga teratur Mengkonsumsi makan tertentu Menganjurkan memeriksakan diri secara teratur pada penderita tertentu Mengingatkan menggunakan fasilitas askes atau asuransi lainnya Menginformasikan tentang rencana pengobatan selanjutnya atau perlu merujuk ke yang lain.

Dalam memberi nasihat diharapkan dokter dapat menunjukkan sifat profesional al :

Menyikapi dengan bijaksana perbedaan tiap pasien keterbatasan pengetahuan dan kemampuan sosial ekonominya Bersikap ramah kepada pasien dan menyakinkan bahwa ia sungguh-sungguh berupaya dan berdoa agar pasien segera sembuh dan mengingatkan upaya penyembuhan adalah upaya bersama. Menjelaskan rencana tindakan medik yang diharapkan dapat diikuti pasien.

Sikap pasien yang diharapkan mengembangkan kemitraan dalam hubungan dokter pasien :
1. 2. 3. 4.

5.

6.
7. 8. 9. 10. 11.

12.
13. 14. 15. 16.

Menjelaskan dan bertanya kepada dokter tentang hal yang berkaitan dengan penyakit yang dideritanya secara jujur. Mengindari komunikasi yang bertele-tele. Menyadari dokter juga manusia biasa, tidak menjamin kesembuhan karena kepastian hanya milik Tuhan. Menghargai dokter yang mempunyai hak istirahat, kehidupan pribadi dan keluarga pemahaman ini diharapkan menyadarkan pasien tidak sewaktu-waktu diluar jam praktek meminta dokter untuk selalu siap melayani pasien. Memperhatikan situasi ketika bermaksud menjelaskan tentang keluhannya. mungkin dokter perlu konsentrasi penuh pada saat memeriksa, menulis resep. Memberitahu kondisi alergi terhadap obat, makanan. Menanyakan hal yang perlu diketahui sekitar prospek kesembuhan penyakit dan lainnya, sesuai situasi dan kondisi. Mematuhi anjuran dan larangan dokter atas kesadaran. Mengucapkan terima kasih kepada dokter meski sudah memberi imbalan. Kalau memang mengharapkan komunikasi , memilih dokter yang tidak ramai pasiennya. Memahami pasien mempunyai hak mencari pendapat ke dua Memberitahu dokter tentang kondisi fisik, misalnya hamil yang belum tampak jelas Menanyakan kemungkinan obat lain yang lebih sesuai dengan ekonominya. Menanyakan kemungkinan efek samping obat karena kondisi tertentu. Menanayakan cara konsumsi obat. Memahami bahwa keputusan medik adalah hak pasien.

Hal-hal yang perlu dibicarakan pasien dengan dokter :


Pasien melibatkan diri secara aktif 1. Meminta penjelasan tentang pelayanan medis yang dapat diberikan di tempat pelayanan yang dikunjungi. 2. Meminta kejelasan tentang tarif yang harus di bayar untuk pelayanan kesehatan yang digunakan. 3. Memaparkan keadaan kepada dokter yang memeriksa, termasuk menceritakan awal dirasakan keluhan tersebut dan berbagai kemungkinan yang bisa dikaitkan dengan keluhan. 4. Menyampaikan informasi tentang hal/tindakan yang sudah dilakukan sehubungan dengan keluhan tersebut. 5. Meminta penjelasan kepada dokter untuk hal-hal yang tidak dipahami ketika dokter memberikan informasi mengenai keadaan dan situasinya. 6. Meminta penjelasan mengenai prognosis penyakit. 7. Meminta penjelasan tentang pilihan lain yang dianjurkan dokter berkaitan dengan proses pemeriksaan/pengobatan. 8. Mengajukan cara lain dari yang disarankan karena menganggap lebih sesuai dengan kemampuannya atau lebih memungkinkan daripada kalau mengikuti pemeriksaan dan atau pengobatan yang ditawarkan dokter. 9. Meminta berkas atau fotokopi dari data pemeriksaan { hasil pemeriksaan laboratorium, rontgen dan sebagainya }dan menyimpannya sebagai arsip pribadi yang sewaktu-waktu bisa digunakan sebagai opini lain, bahkan berpindah ketempat pelayanan medis/dokter lain. 10. Meminta penjelasan tentang kemungkina lain dari cara yang dianjurkan dokter, berkaitan dengan proses pemeriksaan/pengobatan serta mengajukan pilihan lain dari yang disarankan berdasarkan kemampuannya. 11. Menanyakan hal yang perlau diperhatikan dan diwaspadai sehubungan dengan penyakit yang diderita maupun pemeriksaan yang dilakukan. 12. Menyampaikan penjelasan mengenai pihak-pihak yang ingin dilibatkan dalam pemeriksaan dan pengobatan seperti keluarga atau pihak lain yang ditunjuk. 13. Memperoleh penjelasan mengenai akhir hubungan dengan tempat pelayanan kesehatan/dokter yang merawat. 14. Memperoleh penjelasan agar dapat menyiapkan diri untuk menerima kenyataan yang paling buruk dari penyakit yang diderita.

Persetujuan tindakan medik / informed concent

Pasien harus memberikan persetujuan terlebih dahulu sebelum tindakan medis dilakukan, persetujuan bisa tertulis maupun lisan, bahkan pada keadaan tertentu persetujuan itu tersirat dari jalannya komunikasi. Umumnya tindakan medis yang beresiko berat seperti operasi, pemberian sitostatika persetujuan diberikan tertulis Informed concent merupakan hak pasein dan dokter berkewajiban menjelaskan segala sesuatu mengenai penyakit pasien untuk memperoleh persetujuan dilakukannya tindakan medik. Jadi persetujuan diberikan pasien setelah mendapatkan informasi.

Unsur apa saja yang harus diinformasikan


Siapa yang berhak memberi informasi Siapa yang berkewajiban memberikan persetujuan

Unsur yang perlu diinformasikan :

Prosedur yang akan dilakukan Risiko yang mungkin terjadi Manfaat dari tindakan yang dilakukan Alternatif dari tindakan ayng dapat dilakukan Prognosis ( ramalan ) atau perjalanan penyakit Perkiraan biaya pengobatan

Yang berhak memberikan persetujuan secara yuridis adalah pasien sendiri, kecuali bila tak cakap hukum atau dalam keadaan tertentu. Dalam pasien gawat darurat atau tidak sadar, dokter boleh melakukan tindakn atas dasar penyelamatan jiwa tanpa perlu informed consent Dimana dalam keadaan tidak sadar akan menyetujui apa yang pada umumnya disetujui oleh pasien yang berada dalam kondisi dan situasi yang sama. Dikaitkan denga pasal 1354 KUH Perdata

Você também pode gostar