Você está na página 1de 11

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDIT DELAY PADA PERUSAHAAN INFRASTRUKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PADA

TAHUN 2008-2010

Rizki Anggun Sukmawati Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma

This research aims to know and analyze whether company size, profitability levels, solvency levels and Public Accounting Firms, either partially or jointly influential on audit delay in infrastucture company that listed on Indonesia Stock Exchange. Selection on the sample using purposive sampling method. Secondary data that used in this research were obtained from Infrastructure Company's financial statements from 2008 to 2010 that published online in www.idx.co.id. As for dependent variable is audit delay and independent variable are Total Assets, return on assets (ROA), Debt to Equity Ratio (DER) and Public Accounting Firms. Testing in this research performed using SPSS software version 17. Analysis result showed that jointly Total Assets, Return on Assets (ROA), Debt to Equity Ratio (DER) and Public Accounting Firms affect significantly on audit delay. Partially ROA significantly affect audit delay, while Total Assets, Debt to Equity Ratio (DER) and KAP had no effect on audit delay. The average audit delay in infrastructure companies listed on Indonesia Stock Exchange in 2008 up to 2010 is 85.75 days. Keywords : Audit Delay

PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan pada suatu waktu atau pada periode tertentu akan melaporkan semua kegiatan keuangannya. Sejalan dengan perkembangan pasar modal memberikan pengaruh pula terhadap perkembangan profesi akuntan publik di Indonesia. Sebagai bentuk pertanggungjawaban manajemen perusahaan kepada pihak ektern dan intern. Setiap perusahaan dan badan

hukum tersebut wajib untuk membuat laporan keuangan perusahaan. Laporan keuangan ini digunakan untuk kepentingan manajemen perusahaan dan juga digunakan oleh pemilik untuk menilai pengelolaan dana yang dilakukan oleh manajemen perusahaan. Pemeriksaan laporan keuangan oleh auditor independen yang bertujuan untuk menilai

kewajaran penyajian laporan keuangan, artinya bahwa laporan keuangan yang disajikan manajemen perlu verifikasi apakah telah sesuai dengan standar pelaporan yang berterima umum. Lamanya waktu penyelesaian audit diukur dari berakhirnya tahun fiskal sampai dengan tanggal ditandatanganinya laporan audit (tanggal opini) selanjutnya disebut sebagai audit delay. Berdasarkan keputusan yang dikeluarkan oleh ketua BAPEPAM yaitu Peraturan Pasar Modal No. Kep-17/PM/2002 tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Keuangan Berkala disebutkan bahwa laporan keuangan tahunan harus disertai dengan laporan akuntan dengan pendapat yang lazim dan disampaikan kepada BAPEPAM selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga setelah tanggal laporan keuangan tahunan. Peraturan ini mulai berlaku untuk laporan keuangan yang berakhir pada 31 Desember 2002. Namun sejak tanggal 30 September 2003 BAPEPAM memperketat peraturan dengan dikeluarkannya lampiran surat keputusan ketua BAPEPAM No.36/PM/2003 tentang kewajiban penyampaian laporan keuangan berkala yang menyatakan bahwa laporan keuangan disertai dengan laporan akuntan dengan pendapat yang lazim harus disampaikan kepada BAPEPAM selambatlambatnya pada akhir bulan ketiga (90 hari) setelah tanggal laporan keuangan tahunan.

Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka permasalahan yang akan diangkat adalah apakah terdapat pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas, solvabilitas dan Kantor Akuntan Publik (KAP) terhadap audit delay secara parsial maupun secara bersama-sama? Batasan Masalah Dalam penulisan skripsi ini penulis membatasi permasalahan sebagai berikut: 1. Untuk mengukur ukuran perusahaan yang digunakan adalah total asset. 2. Tingkat profitabilitas akan diwakili oleh Return On Asset (ROA). Rasio ini digunakan karena mampu menunjukkan kemampuan modal yang diinvestasikan dari keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan. 3. Untuk mengukur tingkat solvabilitas akan digunakan rasio keuangan Debt to Equity Rasio (DER). Bila kewajiban lebih besar daripada modal, maka akan meningkatkan kecenderungan kerugian dan meningkatkan kehati-hatian auditor dalam mengaudit laporan keuangan. 4. Untuk mengukur Kantor Akuntan Publik (KAP) akan digunakan variabel dummy yakni pemberian nilai 1 (satu) pada KAP yang termasuk kategori Big Four dan nilai 0 (nol) pada KAP

yang tidak termasuk kategori Big Four. 5. Laporan keuangan yang digunakan adalah laporan keuangan Perusahaan Infrastruktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2010. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menganalisa pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas, solvabilitas dan KAP terhadap audit delay secara parsial maupun secara bersama-sama. LANDASAN TEORI Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah asersi dari pihak manajemen, karena itu harus diaudit untuk mengetahui apakah laporan tersebut benar-benar terjadi atau tidak. Menurut Asmara (1996:7) laporan keuangan perlu diaudit karena: 1. Adanya perbedaan kepentingan antara pemakai laporan keuangan dengan manajemen sebagai pihak yang bertanggungjawab terhadap penyusunan laporan keuangan tersebut. 2. Laporan keuangan memegang peranan penting dalam proses pengambilan keputusan oleh para pemakai laporan keuangan. 3. Kerumitan data.

4. Keterbatasan akses pemakai laporan terhadap catatancatatan akuntansi. Audit Audit adalah suatu proses sistematik untuk menghimpun dan mengevaluasi bukti-bukti secara obyektif mengenai asersi-asersi tentang berbagai tindakan dan kejadian ekonomi untuk menentukan tingkat kesesuaian antara asersiasersi tersebut dengan kriteria yang telah ditentukan dan menyampaikan hasilnya kepada para pemakai yang berkepentingan (Mulyadi, 1998). Menurut Standar Profesional Akuntan Publik (PSA 29 SA Seksi 508), ada lima jenis pendapat akuntan, yaitu: 1. Pendapat wajar tanpa pengecualian (Unqualified Opinion). 2. Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelasan yang ditambahkan dalam laporan audit bentuk baku (Unqualified Opinion with explanatory language). 3. Pendapat wajar dengan pengecualian (Qualified Opinion). 4. Pendapat tidak wajar (Adverse Opinion). 5. Pernyataan tidak memberikan pendapat (Disclaimer Opinion). Audit Delay Audit delay adalah lamanya penyelesaian laporan keuangan dari tanggal penutupan tahun buku sampai dengan tanggal

ditetapkannya independen.

opini

audit

Perencanaan audit yang memadai ini akan mempengaruhi kinerja dari auditor. Pemenuhan standar audit dapat menyebabkan lamanya penyelesaian laporan audit, tetapi juga dapat meningkatkan kualitas hasil audit tersebut. Dengan adanya audit delay yang salah satunya dapat disebabkan oleh perencanaan audit yang dilakukan auditor, maka penyampaian laporan keuangan entitas dapat tertunda. Padahal manfaat suatu laporan keuangan akan berkurang jika laporan tersebut tidak tersedia tepat pada waktunya. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Audit Delay Ukuran Perusahaan Ukuran Perusahaan merupakan fungsi dari kecepatan pelaporan keuangan karena semakin besar suatu perusahaan maka perusahaan akan melaporkan hasil laporan keuangan yang telah diaudit semakin cepat. Dalam penelitian ini, penulis akan menggunakan total asset sebagai proksi ukuran perusahaan. Profitabilitas Penelitian ini melakukan perhitungan Profitabilitas dengan Return On Asset Rasio (ROA), rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba berdasarkan tingkat asset tertentu. Profitabilitas mempengaruhi perusahaan yang mengumumkan rugi atau profitabilitas yang rendah.

Ini berkaitan dengan akibat yang dapat ditimbulkan oleh pasar terhadap pengumuman rugi tersebut bagi perusahaan. Perhitungan profitabilitas di hitung dengan rumus: ROA = Laba(Rugi) Bersih x 100% Total Asset Solvabilitas Tingkat solvabilitas menunjukkan resiko perusahaan sehingga berdampak pada ketidakpastian harga saham. Bila solvabilitas tinggi, maka resiko kegagalan perusahaan dalam mengembalikan pinjaman juga tinggi, demikian pula sebaliknya. Dalam penelitian ini, rasio yang akan dipakai adalah Debt to Equity Ratio (DER). Perhitungan solvabilitas dengan Debt to Equity Ratio (DER) sendiri di hitung dengan rumus: DER= Total Kewajiban x 100% Total Ekuitas KAP Dalam penelitian ini, akan dikategorikan menjadi Four dan Non Big Four. KAP dikategorikan dalam KAP Big antara lain: KAP Big yang Four

1. KAP Purwantono, Sarwoko&Sandjaja (Ernst&Young) 2. KAP Sidharta&SWidjaja (KPMG)

3. KAP Osman Bing Satrio&Rekan (Deloitte) 4. KAP Haryanto Sahari&Rekan (Price Waterhouse Coopers) Kategori KAP merupakan variabel dummy dimana KAP yang memiliki hubungan internasional diberi nilai 1 (satu) dan yang tidak memiliki hubungan internasional diberi nilai 0 (nol). METODE PENELITIAN Objek Penelitian Objek penelitian dalam penelitian ini adalah laporan tahunan (annual reports) perusahan infrastruktur di Bursa Efek Indonesia yang telah diaudit pada periode 2008 sampai dengan 2010. Variabel Penelitian Pengukurannya Variabel Dependen (Y) Yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain. Variabel ini adalah perhatian utama dalam sebuah pengamatan. Dalam hal ini adalah audit delay yang dihitung dari lama waktu penyelesaian audit mulai dari tanggal penutupan tahun buku hingga tanggal laporan auditor independen atas laporan keuangan audit. Variabel Independen (X) Adalah variabel yang mempengaruhi variabel lain. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: dan

a. Ukuran PerusahaanDalam penelitian ini yang digunakan untuk mengukur ukuran perusahaan adalah total asset. b. Return On Asset (ROA)Dalam penelitian ini ROA digunakan untuk mengukur profitabilitas dengan membandingkan antara laba (rugi) bersih dengan total asset suatu perusahaan. c. Debt to Equity Rasio (DER) merupakan perbandingan antara hutang-hutang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibannya. d. Ukuran KAP Pengukuran variabel menggunakan variabel dummy dengan kategorinya adalah bagi KAP the Big Four masuk kategori 1 dan KAP Non Big Four masuk kategori 0. PEMBAHASAN Analisis Statistik Deskriptif
Setelah data diperoleh, selanjutnya akan ditinjau secara deskriptif mengenai kondisi masingmasing variabel penelitian.

Statistik Deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran atau deskriptif suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), nilai minimum, nilai maksimum, dan standar deviasi.

Standar deviation yaitu ukuran penyebaran data dari rata-ratanya.

Apabila nilai signifikannya lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima, sedangkan jika nilai signifikannya lebih kecil dari 0,05 maka H0 ditolak.

Perusahaan Infrastruktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2008 sampai dengan 2010 adalah 85,75 hari, dengan nilai minimum 28 hari dan maksimum 167 hari. Total asset memiliki nilai minimum sebesar Rp. 178.000.000 dan nilai maksimum sebesar Rp. 99.800.000.000.000. Rata-rata total asset adalah Rp. 11.509.000.000.000. ROA dalam persen (%) memiliki nilai minimum sebesar -38 dan maksimum sebesar 48,62 serta memiliki rata-rata sebesar 1,1621. Sedangkan DER dalam persen (%) memiliki nilai minimum sebesar -3852,51 dan maksimum sebesar 962,96 dengan rata-rata 85,7556. Dan KAP memiliki nilai minimum yaitu 0 dan maksimumnya adalah 1 dengan ratarata sebesar 0,4167. Uji Normalitas Pengujian normalitas data dalam penelitian ini menggunakan uji statistic non-parametik Kolmogorov-Smirnov (K-S) dengan membuat hipotesis sebagai berikut: H0 : data residual berdistribusi normal H1 : data residual tidak berdistribusi normal

Karena signifikansinya lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,006, maka dapat dikatakan data untuk penelitian ini berdistribusi tidak normal. Data dapat dilihat juga melalui grafik histogram dan grafik normal plot data.

Dari grafik diatas dapat disimpulkan bahwa distribusi data tidak normal, karena grafik histogram menunjukkan distribusi data tidak mengikuti garis diagonal.

Pada grafik normal plot, kelihatan titik-titik menyebar di

sekitar garis diagonal dan penyebarannya agak menjauhi garis diagonal sehingga dapat disimpulkan bahwa data dalam model regresi tidak terdistribusi secara normal. Pengujian Multikolinearitas Uji multikolinearitas dilakukan dengan melihat nilai Inflation Factor (VIF) pada model regresi lebih kecil dari 10.

Dari grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar di atas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi. Uji heteroskedastisitas dilakukan dengan menggunakan Uji Spearmans rho, yaitu mengkorelasikan nilai residual (Unstandardized Residual) dengan masing-masing variabel independen. Jika korelasi kurang dari 0,05 maka pada model regresi terjadi masalah heteroskedastisitas.

Berdasarkan hasil diatas dapat dilihat pada kolom VIF, nilai pada tiap-tiap variabel kurang dari 10. Pada Total Asset nilai VIF adalah 1,451, ROA sebesar 1,392, DER sebesar 1,054 dan KAP sebesar 1,215. Maka dapat disimpulkan bahwa pada model regresi tidak ditemukan adanya masalah multikolinearitas. Pengujian Heteroskedastisitas Berikut ini dilampirkan grafik scatterplot untuk menganalisis apakah terjadi heteroskedastisitas atau terjadi homoskedastisitas dengan mengamati penyebaran titiktitik pada gambar. Karena nilai signifikansi korelasi Unstandardized Residual dengan Total Asset, ROA, DER dan KAP lebih dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa pada model regresi tidak ditemukan adanya masalah heteroskedastisitas. Pengujian Autokorelasi Pada pengujian autokorelasi menggunakan uji Durbin-Watson (uji DW). Nilai du dan dl dapat diperoleh dari tabel statistic durbinWatson yang tergantung banyaknya

observasi dan banyaknya variabel yang menjelaskan.

maka audit delay akan mengalami kenaikan sebesar Rp. 21.940.000.000.000 dengan asumsi variabel independen lain nilainya tetap. Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara total asset dengan audit delay. Koefisiensi regresi variabel ROA sebesar -0,97 artinya jika ROA mengalami kenaikan 1%, maka audit delay akan mengalami penurunan sebesar 0,97 dengan asumsi variabel independen lain nilainya tetap. Koefisien bernilai negatif. Koefisiensi regresi variabel DER sebesar 0,009 artinya jika DER mengalami kenaikan 1%, maka audit delay akan mengalami kenaikan sebesar 0,009 dengan asumsi variabel independen lain nilainya tetap. Jadi antara DER dengan audit delay terjadi hubungan positif. Koefisien regresi variabel KAP sebesar 7.178 artinya jika KAP mengalami kenaikan 1%, maka audit delay akan mengalami kenaikan pula. Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi Koefisien korelasi (R) menunjukkan seberapa besar hubungan yang terjadi antara variabel independen secara serentak terhadap variabel dependen.

Berdasarkan hasil diatas didapat nilai DW yang dihasilkan dari model regresi adalah 1,550. Sedangkan dari tabel DW dengn signifikansi 0,05 dan jumlah data (n) = 72, seta k = 4 (k adalah jumlah variabel independen) diperoleh nilai dl sebesar 1,53226 dan du sebesar 1,70539 (lihat dilampiran). Karena DW 1,550 berada pada daerah antara dl dan du, maka tidak menghasilkan kesimpulan yang pasti (berada di daerah keragu-raguan). Analisis Linier Berganda Berikut adalah pengujian analisis regresi berganda: hasil linier

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa constant (konstanta) sebesar 80,621 artinya jika variabel lainnya yaitu total asset, ROA, DER dan KAP adalah 0 (nol), maka audit delay adalah 80,621 hari. Total assets sebesar 2.194E13 atau sebesar Rp. 21.940.000.000.000 artinya jika Total asset mengalami kenaikan 1%,

Nilai korelasi R lemah karena korelasi atau hubungan antara

audit delay dengan variabel independen yang lain berada dibawah 0,5 yakni 0,464. Angka adjusted R square atau koefisien determinasi adalah 0,169. Hal ini berarti 16,9% variasi atau perubahan dalam audit delay dapat dijelaskan oleh variasi dari total asset, ROA, DER dan KAP. Sisanya sebesar 83,1% dijelaskan oleh sebab-sebab lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian. Standart error of the estimate maksudnya banyaknya kesalahan dalam memprediksi audit delay yaitu 24,31238 hari. Pengujian Hipotesis Pengujian Parsial (Uji t) Uji t digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi variabel independen secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Jika nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05 maka variabel yang digunakan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (audit delay).

asset tidak berpengaruh signifikan terhadap audit delay. ROA karena thitung < ttabel (4,206>1,993), maka ROA secara parsial berpengaruh signifikan negatif terhadap audit delay. Signifikansi penelitian menunjukkan angka lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05), artinya ROA berpengaruh signifikan terhadap audit delay. DER dengan thitung < ttabel (1,485 <1,993), maka DER secara parsial tidak berpengaruh terhadap audit delay. Signifikansi penelitian sebesar 0,142 berarti lebih besar dari 0,05, artinya DER tidak berpengaruh terhadap audit delay. KAP karena thitung < ttabel (1,122 < 1,993), maka KAP secara parsial tidak berpengaruh terhadap audit delay. Signifikan penelitian menunjukkan angka lebih besar dari 0,05 yakni 0,266, artinya KAP tidak berpengaruh terhadap audit delay. Pengujian Bersama-sama (Uji F) Uji F dapat dilihat pada output ANOVA sebagai berikut:

Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa pada Total asset karena thitung < ttabel (1,389 < 1,993), maka total asset secara parsial tidak berpengaruh terhadap audit delay. Signifikansi penelitian juga menunjukkan angka lebih besar dari 0,05 (0,169 > 0,05), artinya total

Berdasarkan data diatas, diperoleh Fhitung sebesar 4,606 dengan signifikansi sebesar 0,002 dan di dapat Ftabel 2,498918583 dengan signifikansi sebesar 0,05, berarti Fhitung > Ftabel (4,606 > 2,499) dan signifikansi penelitian sebesar 0,002, berarti lebih kecil dari 0,05 (0,002 < 0,05), artinya total asset,

ROA, DER dan KAP secara bersama-sama berpengaruh terhadap audit delay pada perusahaan infrastruktur yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia pada tahun 2008 sampai dengan 2010. PENUTUP Kesimpulan Secara parsial ROA berpengaruh nyata terhadap audit delay, sedangkan ukuran perusahaan , DER dan KAP tidak berpengaruh terhadap audit delay. Dan secara bersama-sama ukuran perusahaan, ROA, DER dan KAP berpengaruh nyata terhadap audit delay. Hal ini berarti secara bersama-sama ukuran perusahaan, ROA, DER dan KAP bermanfaat dalam memprediksi audit delay.

0/03/10/audit-keuangan-2/. pada 10 Maret 2010

Diakses

Ernawati.2010. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Audit Delay pada Perusahaan Infrastruktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Skripsi. Universitas Gunadarma:Depok. Helmi, Syafrizal.2009. Rasiorasio Keuangan Perusahaan. http://shelmi.wordpress.com/2009/03/04 /rasio--rasio-keuangan-perusahaan/. Diakses pada 4 Maret 2009 Hertianto, Fauzi Alvaro. 2011. Audit Delay. http://ojialvaro.blogspot.com/2011/01/a udit-delay.html. Diakses pada 19 Januari 2011

Khansamhamnida.2011. Pengertian Uji Normalitas. http://khansamhamnida.wordpress.com/ 2011/04/15/normalitas-pengertian-ujinormalitas/. Diakses pada 15 April 2011 Lestari, Dewi. 2010. Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi Audit Delay Studi Empiris pada Perusahaan Consumer Goods yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Skripsi. Universitas Diponegoro: Semarang. (Dipublikasikan) Priyatno, Duwi. 2008. 5 Jam Belajar Olah Data dengan SPSS 17.Yogyakarta:Andi _____________.2010. Paham Analisa Statistik Data dengan SPSS Plus! Tata Cara dan Tips Menyusun Skripsi dalam Waktu Singkat. Yogyakarta: Mediakom Rikifajarlaode. 2011. Pengertian Uji Normalitas dan Uji Outlier Data. http://id.shvoong.com/writing-andspeaking/presenting/2202472-

Keterbatasan Diantaranya adalah 1. Peneliti hanya menggunakan empat variabel saja. 2. Periode pengamatan hanya mencakup tahun 2008 sampai dengan tahun 2010.

DAFTAR PUSTAKA
Agoes, Sukrisno.2004. Auditing (Pemeriksaan Akuntan) oleh Kantor Akuntan Publik Edisi Ketiga. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Ermayanti, Dwi.2010. Audit Keuangan. http://dwiermayanti.wordpress.com/201

pengertian-uji-normalitas-dan-uji/. Diakses pada 19 Agustus 2011 Rachmawati, Sistya.2008. Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal Perusahaan Terhadap Audit Delay dan Timeliness. Jakarta. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 10, No.1: 1-10 Romney, Marshall B. dan Paul John Steinbart.2004. Accounting Information Systems.Jakarta: Salemba Empat SA, Rahayu Mumpuni.2011. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Audit Delay pada Perusahaan Non Keuangan di Bursa Efek Indonesia tahun 2006-2008. Skripsi. Universitas Diponegoro: Semarang. (Dipublikasikan) Sari, Candra Sari.2011. Analisis Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Jangka Waktu Penyelesaian Audit (Kajian Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2009).

Skripsi. Universitas Diponegoro: Semarang. (Dipublikasikan) Simbolon, Kartika P. 2009. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Audit Delay pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Skripsi. Universitas Sumatra Utara: Medan. (Dipublikasikan) Soemarso.1992.Akuntansi Suatu Pengantar Edisi Keempat. Jakarta: Rineka Cipta Suwardjono.2002. Akuntansi Pengantar. Yogyakarta: BPFE Utami, Wiwiek.2006. Analisis Determinan Audit Delay Kajian Empiris di Bursa Efek Jakarta. Buletin Penelitian. No.09. www.idx.com www.konsultanstatistik.com http://id.wikipedia.org/wiki/

Você também pode gostar