Você está na página 1de 16

LAPORAN PENDAHULUAN ANEMIA 1. Pengertian.

Anemia adalah suatu keadaan dimana terjadi penurunan kadar Hemoglobin (Hb) dalam darah kurang dari normal. Seseorang dikatakan anemia bila kadar Hb kurang dari atau sama dengan 10 gram persen. (Buku Penyakit Dalam, Edisi III, Jilid I) Anemia adalah gejala dari kondisi yang mendasari, seperti kehilangan komponen darah, elemen tak adekuat, atau kurang nutrisi yang dibutuhkan untuk pembentukan sel darah, yang mengakibatkan penurunan kapasitas pengangkut oksigen darah. (Rencana As-Kep; Marilynn, E, Doenges) Penyebab dari anemia adalah : a) Kehilangan darah: karena perdarahan (hemoragi), menstruasi. b) Gangguan pembentukan sel-sel darah merah. Ada beberapa jenis Anemia, antara lain sebagai berikut : a) Anemia Post Hemoragic a. Akibat pendarahan yang massif : kecelakaan, luka operasi, ulkus peptikum, partus dengan pendarahan. b. Pendarahan yang menahun : penyakit cacingan. b) Anemia Aplastik. Yaitu dengan gagalnya aktivitas sum-sum tulang, tidak adekuatnya jumlah sel-sel darah merah yang dibentu, ditandai dengan gejala pucat, panas dengan ulserasi gusi, anemia berat dan leukopenia. c) Anemia Defisiensi. Akibat kekurangan salah satu bahan yang diperlukan dalam pembentukan sel-sel darah merah. Kekurangan tersebut dapat berupa apa saja dari ketiga bahan: Zat besi, Vitamin B12 atau Asam folat. d) Anemia hemolitik Ini terjadi pada malaria (karena parasit malaria menyerang sel-sel darah merah). Pada keracunan terdapat abnormalitas hemoglobin, sebagai akibat dari aksi beberapa obat, sebagai akibat dari metabolik yang diwariskan.

2. Etiologi. Selain yang disebutkan diatas, penyebab Anemia adalah : a) Defisiensi zat besi. b) Obat-obatan. c) Hipotiroidisme. d) Infeksi. e) Uremia.

Anemia juga disebabkan oleh: kekurangan gizi akibat kebiasaan makan yang tak seimbang, kurang pengetahuan pengaturan perbelanjaan untuk keluarga atau tentang masak, atau kekurangan makanan karena kemiskinan. Selanjutnya kecuali bila faktorfaktor kimia terpenting ada dalam diit, seperti B12 yang ada dalam daging merah dan hati, maka proses pembuatan sel darah merah tidak ada sempurna dan sel darah merahnya tidak cukup matang.

3. Patofisiologi. Pada Anemia Aplastik terjadi karena ketidak sanggupan sum-sum tulang belakang untuk membentuk sel-sel darah merah. Tandanya lemah, pucat, mungkin timbul purpura, perdarahan pansitopenia, sum-sum tulang kosong diganti lemak, retikulosit menurun. Pada Anemia Aplastik, tidak terdapat mekanisme patogenetik tunggal. Sel induk hetmopoetik, granulapoetik, trombopoitik limofoitik, meropoitik. Sejumlah sel induk lainnya membelah secara aktif menghasilkan sel induk baru. Adapun penyebab Anemia Aplastik, yaitu kerusakan yang dapat terjadi pada sel induk yang aktif maupun yang berada dalam fase istirahat. Pada keadaan tersebut dapat terjadi secara berat dan tidak reversibel, semua sel berkembang dalam suatu lingkungan mikro yang memungkinkan perkembangannya. Anemia Aplastik dapat terjadi akibat : a) Pengurangan jumlah sel induk normal. b) Kelainan sel induk berupa gangguan pembelahan dan deferensiasi. c) Hambatan sel induk secara normal atau selular. d) Gangguan lingkungan mikro.

4. Manifestasi Klinik. a) Anemia Aplastik Menunjukan adanya gejala: Neutropenia: Sepsis Superfisial (kulit, mulut, demam) Trombositopenia: Epistaksis, Petekie, Ekimosis. Anemia: Pucat, Sesak nafas, Lethargi.

b) Anemia Defisiensi. Khususnya zat besi: Sederhana: Tidak menunjukan gejala penyakit. Berat: Dengan gejala pucat, Lethargi, Hb umumnya 4 Gr%. Selain itu gejala dari Anemia yaitu : Hb turun Retukolositopenia Lekopenia Tekanan darah sistol naik, diastole turun Mudah lelah, berdebar-debar Pendarahan : peteki, ekinosa, epitaksis, pendarahan gigi Anoreksia Demam Pusing Mata berkunang-kunang

5. Komplikasi a. Anemia dan akibat-akibatnya b. Infeksi c. Perdarahan

6. Pemeriksaan Penunjang a) Laboratorium. 1) Hasil Pemeriksaan Kimia Darah. (Tgl 24 Januari 2005) Gula darah puasa Kolesterol total Trigliserida 94 mg/dl 166 mg/dl 59 mg/dl ( 70 120 mg/dl ) ( 131 250 mg/dl ) ( 0 220 mg/dl )

SGOT SGPT Urea Kreatinin Asam urat

47 u/l 41 u/l 43 mg/dl 1,4 mg/dl 8,2 mg/dl

( 16 40 u/l ) ( 8 45 u/l ) ( 10 45 mg/dl ) ( 0,5 1,7 mg/dl ) ( 2,1 7,4 mg/dl )

2) Darah Lengkap. Leukosit (WBC) Eritrosit (RBC) Hematokrit (HCT) Trombosit (PLT) 8.480 /mm3 2,98 jt/mm3 ( 4.000 10.500 ) ( 4,5 6,0 juta ) ( 13,5 17,5 ) ( 40 50 )

Hemoglobin (HGB) 6,0 gr% 20 %

555.000/mm3 ( 150 350 ribu )

7. Penatalaksanaan Medis Tranfusi WB (whole blood / darah seutuhnya) 2 kolf/hr. Terapi farmakologi. a) Infus RL 20 tts/m drip adona 1 amp/kolf. b) Inj Acran 2x1 amp (IV) c) Inj Antrain 1 amp (IV) d) Inj Dexamethasone 1 amp (IV) e) Inj Della 1 cc (IM) f) Syr. Inpepsa 3xCI (oral) g) Becombion F 3x1 tab (oral) h) Dulcolax (suppositoria)

8. Diagnosa Dan Intervensi Keperawatan. 1) Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen seluler yang diperlukan untuk pengiriman oksigen. Awasi TTV, warna kulit/ membran mukosa, dasar kuku. Selidiki keluhan nyeri dada, palpitasi.

2) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidak seimbangan antara suplai oksigen dan kebutuhan. Kaji kemampuan klien untuk beraktivitas.

Awasi TD, N, R. Berikan bantuan dalam aktivitas kx. Anjurkan kx untuk menghentikan aktivitas bila kelemahan.

3) Konstipasi atau diare berhubungan dengan penurunan masukan/ haluaran makanan dan cairan. Observasi warna, jumlah, konsistensi dan frekuensi feces. Auskultasi bunyi usus. Awasi masukan dan keluaran makanan dan cairan. Hindari makanan yang membentuk gas.

DAFTAR PUSTAKA

Doenges, Marilynn.1999.Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Edisi 3. Jakarta: EGC

Barbara, Engram. Medical Surgical Nursing Care Plans. Jakarta; Penerbit Buku Kedokteran, EGC.

Mansjoer, Arif dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran, Edisi ketiga., Jilid 2. Jakarta; Media Aesculapius. Fakultas Kedokteran UI.

Asuhan Keperawatan Pasien Anemia


A.Pengertian Anemia Anemia adalah pengurangan jumlah sel darah merah, kuantitas hemoglobin dan volume pada sel darah Anemia 1. Morfologi 2. Etiologi merah sel ( dapat darah hematokrit merah per dan 100 ml menurut indeks darah ). : indeksnya diklasifikasikan

Klasifikasi anemia menurut morfologi mikro dan makro menunjukkan ukuran sel darah merah sedangkan kromik menunjukkan warnanya. Ada tiga klasifikasi besar yaitu : 1. Anemia normositik normokrom adalah ukuran dan bentuk sel sel darah merah normal serta mengandung hemoglobin dalam jumlah yang normal ( MCV dan MCHC normal atau rendah ) 2. Anemia makrositik normokrom adalah ukuran sel sel darah merah lebih besar dari normal tetapi konsentrasi yang hemoglobin dari normal normal ( ( MCV MCV meningkat, maupun MCHC MCHC normal kurang ) ). 3. Anemia mikrositik hipokrom ukuran sel sel darah kecil mengandung hemoglobin dalam jumlah kurang Yang termasuk dalam kategori anemia mikrositik hipokrom adalah anemia defisiensi bisa terjadi akibat kekurangan besi, pirodoksin atau tembaga. Anemia defisiensi besi adalah keadaan di mana kandungan besi tubuh total turun di bvawah tingkat normal yang terjadi akibat tidak adanya besi yang memadai untuk mensintesis hemoglobin. B. Patofisiologi Anemia

Anemia defisiensi besi adalah anemia yang paling seiring menyerang anak-anak. Bayi cukup bulan yang lahir dari ibu nonanemik dan bergizi baik, memiliki cukup persediaan zat besi sampai berat badan lahirnya menjadi dua kali lipat umumnya saat berusia 4-6 bulan. Sesudah itu zat besi harus tersedia dalam makanan untuk memenuhi kebutuhan anak. Jika asupan zat besi dari makanan tidak mencukupi terjadinya anemia defisiensi besi. Hal ini paling sering terjadikarena pengenalana makanan padat yang terlalu dini (sebelum usia 4-6 bulan). Ihentikannya susu formula bayimengandung zat besi atau asi sebelum usia 1 tahun dan minum susu sapi berlebihan tanpa tambahan makanan padat kaya besi. Bayi yangtidak cukup bulan , bayi dengan perdarahan perinatal

berlebihan atau bayi dari ibu yang kuirang gizi dan kurang zat beri juga tidak memiliki cadangan zat besi yang adekuat. Bayi ini beresiko lebih tinggi menderita anemia defisiensi besi sebelum berusia 6 bulan. Anemia defisiensi besi dapat juga terjadi karena kehilangan darah yang kronik. Pada bayi hal jni terjadi kerena perdarahan usus kronik yang disebabkn oleh protein dalam susu sapi yang tidak tahan panas. Pada anak sembarang umur kehilangan darah sebanyak 1-7 ml dari saluran cerna setiap hari dapat menyebabkan anemia defisiensi zat besi. Pada remaja putri anemia defisiensi zat besi juga dapat terjadi karena menstruasi yang berlebihan. C. a. b. c. d. e. Kadar Konsentrasi Saturasi Konsentrasi porfirin besi transferin feritin serum Hemoglobin Diagnosis Penyakit eritrosit bebas serum ( ( ( ( meningkat menurun menurun menurun Anemia ) ) ) ) menurun

f. Rasio hemoglobin porfirin eritrosit ( lebih dari 2,8 g/g adalah diagnostik untuk defisiensi besi g. Mean cospuscle volume ( MCV ) dan Mean Cospuscle Hemoglobin Concentration ( MCHC ) , menurun menyebabkan anemia hipokrom mikrositik atau sel sel darah merah yang kecil kecil dan pucat. h. Selama pengobatan jumlah retikulosit meningkat dalam 3 sampai 5 hari sesudah dimulainya terapi besi mengidentifikasi respon terapiutik yang positif i. Dengan pengobatan, hemoglobin kembali normal dalam 4 sampai 8 minggu mengidentifikasi tambahan besi dan nutrisi yang adekuat. D. Penanganan dan Pengobatan

Usaha pengobatan ditujukan pada pencegahan dan intervensi. Pencegahan tersebut mencakup menganjurkan ibu ibu untuk memberikan ASI, makan makanan kaya besi dan minum vitamin pranatal yang mengandung besi. Terapi untuk mengatasi anemia defisiensi besi terdiri dari program pengobatan efektifnya ( fero sulfat, fero berikut fumarat, fero suksinat, fero glukonat : ). a. Zat besi diberikan per oral dalam dosis 2 3 mg/kg unsur besi semua bentuk zat besi sama b. Vitamin C harus deiberikan harus dengan besi ( vitamin C meningkatkan absorbsi besi ) Terapi besi diberikan sekurang kurangnya 6 minggu setelah anemia dikoreksi untuk mengisi cadangan besi. Zat besi yang disuntikan jarang dipakai lagi kecuali terdapat penyakit malabsorbsi usus halus.

Standar Asuhan Keperawatan Anemia


A. Pengkajian 1. a) b) meliputi Tanda pengkajian sistem tanda Pengkajian hematologi : vital Nadi Pernafasan

2. a) b) 3. a) b) c) d) 4. a) b) Pembesaran limpa B. 1. Definisi Batasan 1. 2. 3. 4. Perubahan Suara Penyembuhan Perubahan Perubahan Kapilary Perubahan Penggunaan : Penurunan Diagnosis Perdarahan dari membran Warna Tanda

Tampilan tanda gagal jantung

umum kongestif Gelisah Kulit pucat, ikterus Ptekia Memar

mukosa

atau

dari

luka

suntikan

atau

pungsi

vena hati

Abdomen Pembesaran

Keperawatan Ketidakefektifan oksigen yang

dan

Masalah perfusi kerusakan

Keperawatan jaringan jaringan : Kardiopulmonal pernafasan

mengakibatkan karakteristik

pemeliharaan

frekuensi otot AGD nafas

tambahan abnormal Dyspnea Aritmia

Nyeri Retraksi refill lebih 3

dada dada detik Bronkospasme Perifer Edema karakteristik suhu kulit kulit Kebiruan sensasi dingin yang usus lama Gastrointestinal hipoaktif Nausea abdomen abdomen Renal tekanan darah Hematuria

Gangguan Ekstremitas luka

Distensi Nyeri

5. Faktor - Penurunan Hb dalam darah 2. hari Batasan Faktor Ketidakmampuan - Dispnoe dan status nutrisi yang buruk 3. Definisi Faktor - Tidak adekuatan pertahanan primer/ sekunder 4. Definisi Batasan Mudah -Dilaporkan Berat badan Membran Kelemahan Luka, merasa atau otot 20 % Ketidakseimbangan : Intake nutrisi nutrisi kurang : untuk kurang memenuhi atau dan digunakan pada sesaat adanya setelah lebih karakteristik di bawah dari kebutuhan metabolik : Peningkatan Resiko resiko resiko Prosedur masuknya organisme Klien Respon Adanya melaporkan abnormal EKG dipsneu yang Kelemahan memenuhi metabolisme otot secara dari yang atau tekanan karakteristik verbal adanya darah menunjukkan kelelahan atau nadi aritmia saat atau terhadap atau Intoleransi Perubahan yang Perubahan Perubahan Kesulitan respon berhubungan Abnormal Kelemahan status reaksi Peningkatan BUN dan

Oliguria kreatinin Cerebral bicara ekstremitas mental pupil menelan motorik :

aktifitas

Definisi : Menurunnya energi psikologis atau fisiologis untuk mempertahankan aktivitas hidup sehari : kelemahan aktifitas iskemia beraktifitas : menyeluruh rangka

Perubahan

ketidaknyamanan berhubungan

infeksi patogen : invasif Malnutrisi

tubuh tubuh : ideal pucat mulut makanan makanan

kebutuhan

- Dilaporkan adanya intake makanan yang kurang dari RDA (Recomended Daily Allowance) mukosa yang inflamasi kenyang, fakta konjungtiva untuk rongga mengunyah kekurangan menelan/mengunyah

Dilaporkan Perasaan Kehilangan Kram

adanya ketidakmampuan BB Keengganan Tonus

perubahan untuk dengan untuk pada otot dengan atau terhadap kapiler dan atau cukup usus informasi, yang

sensasi mengunyah makanan

rasa makanan Miskonsepsi cukup makan abdomen jelek

Nyeri Kurang Pembuluh Diare Kehilangan

abdominal darah rambut Suara Kurangnya yang

tanpa mulai banyak

patologi makanan rapuh steatorrhea (rontok) hiperaktif misinformasi :

berminat

Faktor-faktor

berhubungan

Ketidakmampuan memasukan atau mencerna makanan atau mengabsorpsi zat-zat gizi berhubungan dengan faktor biologis, psikologis atau ekonomi. No. 1. NOC Status Kiteria: Tidak Suhu ada Pengisisan Kekuatan Kekuatan Kesimetrisan Tingkat Warna Kekuatan Keutuhan kulit edema pulsasi pulsasi pulsasi sensasi kulit fungsi capilary perifer perifer perifer refil distal proksimal proksimal normal normal otot kulit hangat perifer perfusi jaringan perifer dan Diagnosa Ketidakefektifan Tujuan perfusi dan jaringan Kriteria b.d. Hasil penurunan Rencana Hb dalam Intervensi darah 1: cerebral

- Tidak ada nyeri pada ekstremitas NOC Status Kiteria: *Tekanan * * *Tekanan Rata darah vena dalam Kekuatan rata batas normal nadi tekanan sentral darah ( dbn ) dbn dbn dbn 2: Sirkulasi

* *Tidak *Tidak * * * * * * * * 1. Kegiatan di Catat

Tidak ada Tidak Perbedaan Tidak Tidak Tidak Status O2 ada Kekuatan

ada bunyi ada ada AGD arteri suara

hipotensi jantung hipotensi dan nafas pulsasi pelebaran vena

ortostatik tambahan angina ortostatik dbn dbn tambahan perifer vena perifer NIC : sirkulasi :

ada kognitif Perawatan Cek nadi warna Cek kulit

edema

perifer dan temperatur refill di melebihi ekstremitas jantung tumit

Catat

capilery dema, terutama tangan

prosntase mengelevasi

Jangan

Jaga kehangatan klienElevasi ekstremitas yang edema jika dianjurkan , pastikan tidak ada tekanan Monitor status cairan, masukan dan keluaran yan g sesuaiMonitor lab Hb dan Hmt Monitor perdarahan Monitor status hemodinamik, neurologis dan tanda vital 2. Kegiatan Monitor Monitor suhu, Monitor Monitor Ukur Monitor Monitor Catat saat TD, Monitor Monitor frekuensi Monitor irama warna dan dan suara nafas kelembaban tekanan nadi, tekanan tekanan adanya darah RR frekuensi saat pada sebelum, darah darah, nadi, fluktuasi klien kedua selama dan bunyi irama berbaring, lengan dan irama suhu tekanan duduk dan setelah dan dan Monitor tanda vital : RR darah berdiri aktivitas jantung jantung pernafasan paru abnormal kulit bandingkan

Monitor sianosis perifer 3. Kegiatan Monitor ukuran, bentuk, kesmetrisan dan reaksi Monitor status neurologi : pupil

Monitor Monitor Monitor Monitor

tingkat tingkat tanda

kesadaran orientasi GCS vital

Monitor respon pasien terhadap pengobatan 2. status NOC 1. Kiteria: Mengubah Memelihara Mengetahui gaya hidup nutrisi Istirahat dan Tidur keterbatasan sesuai yang tingkat aktifitas seimbang siang energinya energi adekuat Konservasi Intoleransi aktifitas nutrisi b.d. kelemahan yang menyeluruh buruk : energi

Persediaan energi cukup untuk beraktifitas 2. Kiteria: NIC Kegiatan aktifitas Rubah posisi Minimalkan Tingkatkan pasien terapi dan intake catat nutrisi secara Kolaborasi Monitor Monitor fisik untuk aktifitas perlahan dan monitor untuk untuk kemampuan memastian kerja secara gejala intoleransi level sumber peningkatan kecukupan kardiopulmonal bertahap aktifitas aktifitas aktifitas energi Menentukan penyebab toleransi ADL : telah Terapi Saturasi HR RR Tekanan oksigen dalam dbn dbn darah Kecepatan Jarak batas normal/ dalam dalam dalam dalam respon respon respon respon aktifitas aktifitas aktifitas aktifitas bejalan berjalan Kekuatan dilakukan aktifitas : aktifitas Toleransi aktifitas

Berikan periode istirahat saat beraktifitasPantau respon kardiopulmonal sebelum dan setelah

mentoleransi

Ajarkan pasien teknik mengontrol pernafasan saat aktifitas

3. Resiko infeksi b.d. prosedur invasive, malnutrisi, ketidakadekuatan pertahanan primer/ sekunder NOC 1. Kiteria: - X-ray thymus DRH 2. Kiteria: Menerangkan Menerangkan factor-faktor yang Menjelaskan cara-cara berkontribusi dengan dan tanda-tanda penyebaran penyebaran gejala Pengetahuan : kontrol infeksi Reaksi Hitung Level Level Level kulit jenis sel sel komplemen Antibodi Lekosit sesuai dengan lekosit T4 T8 Fatigue Imunisasi titer nfeksi Status Status Status Berat Suhu Integritas Mukosa tidak berulang gastro respiratory genitourinaria badan badan kulit tidak intestinal terjadi DRH DRH DRH DRH DRH utuh utuh ada ulang DBN DBN paparan DBN DBN DBN DBN Status : imun

- Menjelaskan aktivitas yang dapat meningkatkan resistensi terhadap infeksi 3. Kiteria: - Berat badan NIC 1. Kegiatan Bersikan lingkungan secara tepat setelah digunakan oleh Kontrol : infeksi : pasien Masa Asupan supan makanan dan nutrisi cairan Energi tubuh Status nutrisi

Ganti Ajarkan Anjurkan Gunakan Cuci tangan

peralatan Batasi cuci pasien sabun sebelum Lakukan gunakan tangan

pasien untuk cuci antimikrobial dan sarung aseptic perawatan untuk

setiap jumlah menjaga tangan untuk kontak

selesai kesehatan dengan cuci dengan

tindak an pengunjung individu tepat tangan pasien precautions steril jalur IV tepat tengah nutrisi cairan istirahat antibiotik

untuk

Anjurkan pengunjung untuk mencuci tangan sebelum dan setelah meninggalka n ruangan pasien sesudah universal tangan pada luka urin asupan asupan Anjurkan Berikan Ajarkan pasien dan keluarga tentang terapi tanda-tanda dan gejala dari semua yang porsi

Lakukan Lakukan Ajarkan

perawatan teknik pasien Tingkatkan Anjurkan

pengambilan

infeksi

Ajarkan pasien dan anggota keluarga bagaimana mencegah infeksi 2. Kegiatan Instruksikan Ajarkan pasien pasien dan Dorong Dorong Dorong untuk minum tanda antibiotik dan sesuai gejala keluarga masukan Berikan Inspeksi kulit dan Inspeksi Saring Pertahankan pengunjung teknik Pertahankan perawatan membran kondisi kulit mukosa luka Ambil nutrisi masukan yang terhadap / asepsis Monitor tanda Monitor Monitor dan gejala hitung kerentanan Batasi terhadap pada teknik pada kemerahan, area panas, insisi penyakit pasien yang infeksi sistemik granulosit, terhadap dan Proteksi terhadap infeksi : lokal WBC infeksi pengunjung menular beresiko isolasi edema drainase bedah kultur cukup cairan istirahat resep infeksi

Ajarkan cara menghindari infeksi 4. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh b.d. ketidakmampuan mengabsorpsi zatzat NOC gizi berhubungan dengan faktor biologis :

Status Kiteria: Berat Masa badan Intake Intake zat makanan Energi tubuh sesuai gizi dan (nutrien) cairan

Nutrisi adekuat adekuat tercukupi sesuai usia

- Ukuran kebutuhan nutrisi secara biokimia dalam rentang normal NIC Manajemen Yakinkan diet Berikan yang Monitor aji ingkatkan konsumsi Berikan dimakan jumlah informasi mengandung nutrisi tentang tinggi adanya protein serat dan alergi dan substansi untuk mencegah kandungan kebutuhan vitamin : nutrisi makanan C gula konstipasi kalori nutrisi

- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien.

- Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan Monitor Catat Monitor Monitor Monitor Monitor kadar pucat, Monitor adanya edema, albumin, kemerahan, kalori hiperemik, Jadwalkan Monitor Monitor tipe Monitor pengobatan Monitor kekeringan, rambut mual total dan hipertonik protein, dan papila kekeringan lidah kusam, adanya dan jumlah lingkungan dan tindakan tidak turgor dan dan Hb, dan jaringan intake dan cavitas kadar mudah penurunan aktivitas yang selama selama jam berat biasa Nutrisi badan dilakukan makan makan kulit patah muntah Ht nuntrisi oral. konjungtiva

- Catat jika lidah berwarna magenta, scarlet DAFTAR PUSTAKA - Carpenito, L.J., 1995. Rencana Asuhan Keperawatan, EGC, Jakarta. - Bethz, Ceccily L., Sowden, Linda A., 1996. Perawatan Pediatri, EGC, Jakarta - Doenges, M.E., Moorhouse, M.F., Geisserler, A.C., 2000. Rencana Asuhan Keperawatan, EGC, Jakarta.

- Komite Medik RS Sardjito, 2000. Standar Pelayanan Medis, Medika FK UGM, Yogyakarta. - McCloskey, J.C., Bilechek, G.M., 1996, Nursing Interventions Classification. Mosby-Year Book, St.Louis. - Tucker, S.M., 1999. Standar Perawatan Pasien, edisi V, EGC, Jakarta. - WWW.elsevierscience:nursingdiagnoses,outcomes,andintervention.com - WWW1.Us.Elsevierhealth.com

Você também pode gostar