Você está na página 1de 20

A.

A.L ATHIMAH

Tiap-tiap barang (zat) dipermukaan bumi ini menurut hukum islam aslinya adalah halal, terkecuali ada larangan dari syara atau karena mudaratnya.

1.

Makanan Binatang yang halal laut dan darat. Memakan makanan yang haram karena terpaksa.

Binatang Air/Laut Binatang yang hidupnya ada didalam air, semuanya halal baik yang berupa ikan atau bukan, mati dengan ada sebabnya atau mati sendiri.

Binatang Darat Binatang yang hidup di darat, ada yang halal dan ada yang tidak hahal. Yang halal unta, sapi, kambing dan kuda, begitu juga segala yang baik.

Yang menjadi pokok haramnya makanan : Sebagaimana telah terang diatas yang menjadi pokok haramnya makanan ada lima: 1. Nash dari quran atau hadits 2. Karena disuruh membunuhnya 3. Karena dilarang membunuhnya 4. Karena memberi mudarat Dihalalkan bagi kita dua macam bangkai : ikan dan belalang. Riwayat Ibnu Majah

Memakan Makanan yang haram karena terpaksa : Orang yang dalam keadaan terpaksa (untuk mempertahankan hidupnya) boleh makan yang haram. Al-quran telah enjelaskan haramnya bangkai daging babi, darah, binatang yang disembelih bukan atas nama Allah dan

semua yang searti dengan itu, seperti: tergilas mobil, dimakan binatang buas, terpukul dan lain-lain. Orang yang dalam keadaan terpaksa boleh makan makanan tersebut firman Allah SWT.

2.

Penyembelihan dan perkara yang wajib padanya - Dzakah (menyembelih), menurut bahasa artinya: membaikkan - Menyembelih disebut membaikkan sebab untuk membaikkan dalam meakannya. - Menurut artinya: memotong bagian yang tertentu (demikian pendapat Mawardy) - Menyembelih melenyapkan ruh binatang untuk dimakan dengan sesuatu yang tajam selain dari tulang dan kuku.

Rukun menyembelih 1. Penyembelih syaratnya hendaklah orang islam 2. Yang disembelih (binatang yang haal)

3.

Alat (perkakas) menyembelih: Semua barang tajam, melukakan, besi atau bambu, atau lain-lainnya, boleh dipakai untuk meyembelih, terkecuali gigi dan kuku begitu juga segala macam tulang.

Sunnat menyembelih 1. Memotong dua urant yang ada di kiri kanan leher, agar lekas matinya 2. Binatang yang panjang lehernya sunat disembelih dipangkal lehernya maksudnya juga supaya lekas matinya 3. Binatang yang disembelih itu, hendaklah digulingkan kesebelah rusuknya yang kiri, supaya mudah bagi orang untuk menyembelihnya 4. Dihadapkan ke kiblat (kabah) 5. Membaca Bismillah dan Salawat Nabi Besar SAW.

Hukum-hukum menyembelih hewan: 1. Sembelihlah yang dipandang shah, (boleh kita makan ialah Sembelihan orang Islam yang telah berakal yang sudah dapat menyembelih baik lakilaki maupun perempuan. Hokum ni disepakati 2. Sembelihan orang kafir yang bukan ahli kitab, haram kita makan. Ini juga disepakati 3. Sembelihan itu boleh dengan segala yang mencurahkan darah dan memutuskan, baik pisau, pedang, batu atau bulu yang ditajamkan. 4. Tidak boleh kiyta menyembelih dengan kuku dan gigi, pendapat ini disetujui Malik dan Ahmad. 5. Sudah dipandang shah menyembelih apabila sudah terpotong halkum dan tekak (marih) binatang itu. 6. Tidak haram binatang yang disembelih hingga terlepas kepala dari badannya. Hokum ini disepakati kata Said bin Musaiab haram. 7. Jika sesuatu binatang yang dimakan, disembelih lalu didapati diperutnya anak yang telah mati halal dimakannya. Begini juga pendapat Malik dan Ahmad. Kata Abu Hanifah: tidak halal.

4.

Perburuan dengan senjata dan anjing anjing pemburu dan syaratsyaratnya: Berburu boleh menggunakan alat-alat yang bias melukai binatang buas yang telatih (anjing, burung) dengan ketentuan: - Apabila diperintah, maka berangkat - Apabila dicegah maka berhenti - Apabila mendapat maka tidak dimakan - Telah berulang-ulang Berburu boleh menggunakan binatang-binatang buas (anjing, burung elang) yang terdidik.

5.

Qurban: hewan yang dikurbankan dan waktu penyembelihan Qurban Artinya: kurban menurut bahas berasal dari katawaruba-yaqrubu-qurban, yang artinya dekat, mendekat. Menurut istilah artinya : menyembelih pada hari raya (qurban) dan hari-hari tasyriq untuk mendekatka diri kepada Allah.

Hukum qurban Qurban hukumnya sunnat muakkad untuk orang-orang yang mempunyai kesnaggupan. Firman Allah.

Syarat binatang qurban Binatang qurban harus sehat, tidak berpenyakit, dan tidak cacat, maka binatang-binatang yang pincang, sakit, kurus, buta (meskipun sebelah), telinga putus, lidah putus yang semua kekurangan tampak jelas tidak boleh qurban. Sabda Nabi SAW: Artinya: Empat cacat pada binatang yang tidak cukup dalam qurban adalah buta seblah, yang jelas butanya, sakit yang jelas sakitnya, pincang yang tampak rusaknya, dan kurus yang tidak gemuk. (HR. Tarmizy). Sudah dapat dimaklumi bahwa qurban bertujuan mendekatkan diri kepada Allah, maka jelas untuk tujuan tersebut harus ditempuh yang baik, tidak sembarang binatang.

Binatang Yang Mengandung Bolehkah binatang yang mengandung untuk qurban? Ulama berbeda pendapat. Menurut Ibn Rifah, boleh, sebab kurangnya daging (karena mengandung) bisa diganti dengan kandungan. Menurut Ibn Naqib, sesuai dengan pendapat Imam Nawawy dalam Sayarah AL Muhadzddzah menyebutkan riwayat Abu Thayeb dari sahabat : melarangnya.

Imam Asnawy menilai pendapat Ibn Rifah (yang membolehkan itu lemah)

Waktu menyembelih qurban Waktu menyembelih qurban, sejak tanggal 10 zulhijah (hari raya qurban) setelah terbit matahari (setelah cukup untuk sholat ied dan membaca dua khotbah) sampai terbenamnya matahari sampai tanggal 13 zulhijah (hari tasyriq yang terakhir).

Cara menyembelih qurban Cara menyembelih qurban ialah: 1. Membaca basmalah 2. Membaca shalawat pada NAbi 3. Menghadapkan (qurban) ke kiblat 4. Membaca takbir 5. Membaca doa

Daging qurban Kurban ada dua macam yaitu: 1. Kurban yang wajib 2. Kurban yang sunnat Kurban yang wajib seperti qurban nadzar. Orang yang berqurban tidak boleh makan dagingnya sedikitpun, harus dibagi-bagikan kepada orang lain semua. Kurban yang sunnat orang yang berkorban boleh mengambil ( makan ) dagingnya. Bahkan menurut sebagaian ulama wajib memakannya.

6.

Akikah dan perkara-perkara yang berhubungan dengannya Akikah menurut bahasa artinya: rambut kepala bayi yang sedang lahir. Menurut istilah (syara) artinya: menyembelih ternak (kambing) pada hari ketujuh pada kelahiran anak, yang pada hari itu anak dinamakan dan rambutnya di potong.

Hukumnya Akikah hukumnya sunnat berdasar Hadits dari Samurah. Nabi bersabda: Artinya: anak tergadai dengan akikah yang disembelih pada hari ketujuh dan (pada hari itu) rambutnya dipotong dan diberi nama. (HR. Ahmad, At Timidzy dan di shahihan oleh Hakim). Saw

Jumlah ternak akikah Anak laki-laki akikahnya dua ekor kambing dan anak perempun seekor kambing.

Hukum-hukum aqikah menurut Prof. Dr. T.M. Hasbi Shiddieqy 1. Akikah suatu sunnah yang di syariatkan Begini juga pendapat MaLIK. KATA Bu Hanifah: Akikah itu dibolehkan. Saya tidak mau menyatakan sunnah mustahabbah. Pendapat yang termasyhur dari ahmad ialah sunnah. Dalam satu pendapatnya yang lain beliau mengatakan wajib. Pendapat inilah yang yang dipegang oleh sebagian ashshabnya. Kata AL Hasan dan Daud: akikah itu wajib. 2. Akikah suatu sunnah yang disyariatkan Seekor kambing untuk anak perempuan, dilakukan pada hari yang ketujuh dari hari lahirnya. Hukum ini disepakati. Terkecuali Malik. Menurut beliau baik untuk lelaki maupun perempuan untuk disembelih seekor saja. 3. Dan tidak disukai menyapu kepala anak yang baru lahir itu dengan darah akikah. Hukum ini juga disepakati. Kata AL Hasan : disukai kita sapu kepala si bayi dengan darah akikah 4. Disukai supaya jangan kita mematah-matahkn tulang akikah itu sebagai sempena untuk keselamatan bayi.

AL-QADLA Arti qadlah menurut bahasa Kata kadla menurut bahasa memiliki beberapa arti, di antaranya: 1) 2) Al-Qadla: Al faraagh artinya putus, selesai. Al-Qadl: Al-addaan, artinya menunaikan, membayar, seperti qadla Muhammadon dainahu, artinya:muhamad telah membayar hutangnya. 3) Al-qadla: Al-hukmu, artinya mencegah, menghalang-halangi, dan dari inilah maka qadli-qadli disebut sebagai hakim karena mencegah terjadinya kedhaliman orang yang mau berbuat dhalim. Arti qadla menurut istilah syari Ahli-ahli fiqih memberikan definisi qadla sebagai berikut: qadla yaitu suatu keputusan produk pemerintah atau menyampaikan hukum syari dengan jalan penetapan.

Dasar diperintahkannya Dasar qadla yaitu firman Allah SWT hai Daud, sesungguhnya kami menjadikan kamu sebagai khalifah 9penguasa) di umi, maka berilah keputusan (perkara) diantara manusia dengan adil. Dan firman-Nya: Dan hendaklah kamu memutuskan perkara diantara mereka menurut apa yang diturunkan Allah.

1.

Pengadilan dalam islam, kewajiban qadli dan vonis inabsentia (AlQadla alal gaib) Peradilan di masa Rasulullah SAW. Setelah islam datang Allah memerintahkan Nabi-Nya (Muhammad SAW) agar menyampaikan risalah, maka ia memerintahkan juga agar ia menyelesaikan segala sengketa yang timbul dengan firman-Nya.

Syarat bagi qadhi: 1. Laki-laki. Maka tdak boleh diangkat sebagai qadhi anak-anak atau orang perempuan, menurut pendapat tiga mahzab, dan yang berbeda dalam hal ini adalah mahzab Abu Hanifah yang berpendapat bahwa boleh perempuan diangkat jadi qadhi dalam urusan selain had dan qishash, karena kesaksian perempuan dalam dua perkara tersebut tidak dapat di terima maka duduk mereka sebagai qadhi dalam kedua perkara tersebut juga tidak dapat diterima. 2. Berakal: Syarat ini disepakati dan tidak cukup hanya sekedar dipandang telah mukallaf (terkena beban agama), karena berakal disini harus benar-benar sehat pikiran, cerdas dan dapat memecahkan masalah yang pelik dengan kecerdasannya itu. 3. Islam Karena keislaman adalah syarat bolehnya seseorang menjadi saksi dan karena Allah berfirman: Artinya: dan Allah sekali-kali tidak akan menjadikan jalan bagi orangorang kafir atas orang-orang mukmin. An Nisa 141. 4. Adil Adil disini yaitu benar dalam pembicaraannya, dapat dipercaya, menjaga kehormatan diri dari segala yang dilarang, jujur dalam keadaan marah atau suka, maka tidak boleh mengangkat qadhi yang fasiq. 5. Berpengetahuan tentang pokok-pokok hukum agama dan cabangcabangnya dan daat membedakan yang hak dan yang bathil 6. Sehat pendengaran, penglihatan dan ucapan: Sebab orang yang bisu tidak mungkin dapat menyampaikan putusan dengan ucapan, dan tidak semua orang faham isyarat-isyaratnya, dan orang tuli tidak dapat mendengarkan pembicaraan pihak-pihak yang berperkara demikian juga orang yang buta tidak dapat mengungkap tabir (rahasia) persengketaan.

Tata tertib pengadilan Sebaiknya pengadilan bertempat di kota pemerintahan, dan hakim dalam mengadili ditempat yang bisa terlihat oleh pengunjung. Diantara tata tetib pengadilan dan hakim: 1. Bertempat tinggal di kota (tempat) pemerintahan, sebab lebih cepat bisa bertindak dan mendekati keadilan. 2. Dalam mengadili hakim duduk ditempat terbuka yang bisa dilihat oleh terdakwa, penggugat dan pengunjung sehingga menghilangkan syak wasangka. 3. Sebaiknya tidak memutuskan perkara di mesjid, sebab di Mesjid tidak bisa bebas, seperti tidak bisa bersuara keras, tidak semua peempuan bisa masuk dan lain-lain. Majelis pengadilan Antara orang yang berselisih harus diperlakukan sama dalam tiga hal: 1. Tempat duduk 2. Kata-kata 3. Perhatian Tempat duduk. Artinya masing-masing diberi tempat duduk yang sama, bisa bebas, bisa melihat hakim dan tidak merasa tertekan Kata-kata. Artinya: masing-masing di beri kebebasan argumennya (alasannya) dan mengemukakan pendapatnya. Masing-masing harus mendapat perhatian yang sama. Artinya: alas analasannya diperhatikan dan pandangan hakim kearah yang sama. Firman Allah: Artinya :jadilah kamu orang-orang yang benar-benar penegak keadilan. An Nisa: 135.

Hadiah Pada Hakim Hakim tidak boleh menerima hadiah dari orang yang sedang dipekara. Suap adalah haram, sebab makan harta dengan cara yang batil, merupakan kebiasaan orang hayudi.

Menjatuhkan hukum (vonis) Hakim tidak boleh menjatuhkan vonis ketika dalam 10 keadaan, yaitu: 1. Ketika sedang marah 2. Ketika sedang sangat lapar 3. Ketika sedang berbersin 4. Ketika sedang banyak berjaga 5. Ketika sedang sedih 6. Ketika sedang sangat gembira 7. Ketika sedang sakit 8. Ketika sedang sangat kantuk 9. Ketika sedang menolak keburukan 10. Ketika sedang sangat panas atau dingin Dalam sepuluh keadaan tersebut hakim kurang bisa bisa beritijihad dengan sungguh-sungguh sehingga dimungkinkan tidak menggunakan kemampuan akal dan keadilannya.

Memberi tahu dan saksi Hakim tidak boleh memberitahu (mengajar) para terdakwa. Menmberitahu (mengajar) para terdakwa agar benar tuduhannya dan mengajar saksi agar membenarkan dakwa-dakwa (tuduhan), tidak boleh sebab mengarah pada penyelewengan.

Saksi yang tertolak Saksi harus adil memberi keterangan yang sebenarnya. Saksi yang tidak memberi keterangan yang sebenarnya harus ditolak, yaitu saksi-saksi yang: 1. Saksi yang tidak adil 2. Saksi seorang musuh pada musuhnya 3. Saksi seorang ayah (orang tua) pada anaknya 4. Saksi seorang anak ada ayahnya

Saksi yang diketahui bahwa ia seorang fasik harus di tolak. Sebab tidak akan memberi keterangan yang sebenarnya bahkan akan memutarbalikkan kenyataan untuk mencari keuntungan pada dirinya.

C.

AL-HUDUD

Had jamanya hudud menurut bahasa artinya: batas. Menurut syara (istilah) artinya: batas-batas (ketentuan-ketentuan) dari Allah tentang hukum yang diberikan kepada orang-orang yang berbuat dosa.

1.

Khamar dan had atas peminumnya Pengertian khamar Khamar yang disebut orang tuak, itu berasal dari perasan air anggur. Demikian makna yang asli menurut ijma. Menurut ini adalah khamar atau tuak itu daripada perasan air anggur, tamar, gandum, beras, manisan, tebu dan sampahnya, karena minuman keras itu semuanya memabukkandan menghilangkan akal atau menutup akal pikiran. Kemudian diterangkan lagi bahwa tiap-tiap minuman memabukkan kalu diminum banyak, maka terlarang juga meskipun meminum sedikit.

Had/hukum atas peminum khamar Meminum minuman keras yang memabukkan seperti khamar/arak dan sebagainya, hukumya haram sebagian dari dosa besar karena

menghilangkan akal. Dengan kehilangan akal orang akan berbuat tanpa kesadaran yang baik. Karenanya hal tersebut termasuk suatu larangan yang keras sekali.

Bebas hukuman jilid Hukuman jilid dijatuhkan kalau sudah terang orang minum khamar. Kalau muntah atau dipaksa tidak dijilid. Hukuman jilid pada peminum khamar dijalankan apabila sudah jelas minumannya. Dapat diketahui dengan adanya pengakuan atau bukti-bukti saksi dua orang. Tetapi kalau ia dipaksa oleh orang lain, tidak di jilid sebab orang yang dipaksa berbuat karena bukan keinginan sendiri. Kalau ia muntah-muntah tidak dijatuhi hukuman jilid,

sebab sudah hilang sebab-sebabnya. Dan pada asalnya orang itu bebas dari hukuman.

2.

Had zina=zina, homoseksual, onani, perkosaan dan wata syubbat Zina atau placuran itu adalah sesuatu pelanggaran yang termasuk dosa besar yang terkenal , sesuai dengan firman Allah: Jangan kamu medekati zina (berlaku lacur) karena perbuatan itu keji dan jalan yang amat jahat. ( Al-Isra:32)

Had zina Orang yang berzina ada dua macam yaitu: Orang sudah (pernah) menikah dihukum rajam Yang belum pernah menikah dihukum jilid

Berzina adalah dosa besar dan harus dihukum (had) sesuai dengan ketentuan yang dimaksud zina ialah: memasukkan alat kelamin laki-laki dalam alat kelamin perempuan yang bukan haknya. Orang yang berzina ada dua macam, pernah menikah dan belum pernah menikah. Kalau pernah menikah dihukum rajam (dilempari batu) dan kalau belum pernah menikah dihukum jilid 100 kali (dicambuk/dipukul) dan dibuang satu tahun (kedaerah lain).

Syarat-syarat orang yang pernah kawin Orang yang pernah kawin kalau berzina dihukum rajam, apabila terpenuhi 4 syarat: baligh, berakal, merdeka, pernah bersenggama. Orang yang pernah (kawin) berati orang yang telah terpelihara (tercegah). Firman Allah: Artinya: Mereka (budak) mendapat hukuman separuh dari orang-orang yang telah kawin. (An-Nisa : 25). Orang-orang yang sudah (pernah) kalau berzina dikenai hukuman rajam, apabila sudah memenuhi syarat-syarat berikut: 1. Baligh

Baligh berarti orang tersebut sudah mukallaf, yaitu sudah dikenai hukum. 2. Berakal Akal sanagat penting dalam hubungannya dengan hukum. 3. Merdeka 4. Telah bersenggama Orang yang telah (pernah) bersenggama berarti telah mengetahui secara pasti kedaan bersenggama.

Homo seksual dan menyetubuhi binatang Homoseksual adalah persenggamaan antara laki-laki dengan lelaki atau perempuan dengan perempuan. Homoseksual termasuk zina. Sabda Nabi SAW: Artinya: Kalau laki-laki bersenggama dengan laki-laki keduanya telah berzina. Karena termasuk zina maka dihukum sesuai dengan zina, yaitu kalau orang yang sudah kawin dirajam dan kalau asih jejaka 9belum kawin) dijilid. Firman Allah: Artinya : Dan terhadap dua orang yang melakukan perbuatan keji diantara kamu maka berilah hukuman kepada keduanya. (An-Nisa:160. Menurut satu pendapat orang yang homoseksual harus dibunuh baik yang sudah kawin atau belum.

Bersetubuh tidak pada kemaluan (faraj) Apabila seseorang menyetubuhi orang lain tidak pada farajnya ia didera tidak dijilid. Sesuai dengan riwayat Abu Daud dari Ibn Masud ia berkata:ada seorang laki-laki datang kepada Rasulullah SAW, berkata : ya Rasulullah saya mengobati perempuan yang datang dari tempat jauh kemudian aku menyentuhnya tanpa bersetubuh (pada farajnya) aku menyetubuhinya pada bagian yang kusenangi (bukan farajnya). Umar (yang berada di hadapn Nabi) berkata : Allah menutupimu apabila kamu kamu menutuoi dirimu. Nabi tidak megulang kata Umar. Orang

itupun pergi dan Nabi mengikutkan seseorang agar memanggilnya, kemudianbersabda: kerjakan sholat diujung siang, dan dikala malam, sesungguhnya kebaikan itu menghapus kejahatan. Dikala itu ada sahabat yang bertanya: Ya Rasulullah ketentuan itu untuk semua orangatau khusus? Nabi bersabda : untuk semua orang (HR. Muslim dan Tirmidzy)

Onani Onani memainkan kemaluan dengan tangan (sebagai ganti bersetubuh) termasuk haram. Sebab menghaburkan benih-benih keturunan sebagaimana orang menyetubuhi orang lain tidak pada farajnya. Telah driwayatkan bahwa onani di kutuk.

Lesbian Lesbian perempuan bersetubuh dengan perempuan hukumnya haram, harus didera. Qadli Abu Tayeb berpendapat: dosa lesbian sama dengan dosa zina, sesuai dengan sabda Nabi.

Perkosaan Jika salah seorang yang berlaku lacur itu anak kecil dan lawannya orang dewasa, atau seorang tertidur dengan lawannya bangun, atau seorang berakal waras sedang lawannya tidak sempurna akal, atau seorang mengerti akan haramnya dan yang lain tidak mengerti akan haramya atau seorang berbuat dengan sukarela dan yang lain dengan perkosa, maka hukuman itu kepada orang yang wajib melakukannya bukan kepada lawannya. Watha syubbhat Jika seorang mencampuri seorang perempuan asing ditempat tidurnya dengan dugaan sahayanya/budaknya atau isterinya maka tidak berlaku hukum rajam atas dirinya, karena perbuatannya itu dalam syubhat, yakni dalam keraguan.

3.

Had qazab dan had mencuri Qazab = menuduh zina. Orang yang menuduhseseorang berzina tanpa ada bukti, ia harus didera. Menuduh seseorang tanpa menunjukkan bukti yang sah merupakan tindakan tidak baik dan harus dikenakan hukuman (dera).

Syarat-syarat tuduhan Menuduh seseorang berzina tanpa bukti harus dihukum (dera) apabila memenuhi 8 syarat berikut: 1. Orang yang menuduh baligh 2. Orang yang menuduh berakal 3. Orang yang menuduh bukan orang tua tertuduh 4. Tertuduh seorang muslim 5. Teruduh baligh 6. Tertudih berakal 7. Tertuduh merdeka 8. Tertuduh afif (orang yang menjauhi dari mungkir)

Had pencuri Arti mencuri: Mencuri artinya mengambil barang orang lain tanpa izin pemiliknya dengan cara bersembunyi, tangan pencuri harus dipotong apabila sudah memenihi syarat-syaratnya. Firman Allah: Artinya: Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan keduanya. (Al-Maidah:38). Hukuman potong tangan pencuri telah tersebut dalam Al Quran hadits dan ijma umat. Syarat-syarat pencuri harus dipotong: 1. Baligh 2. Berakal 3. Barang yang dicuri genab satu nisab

4. Barang yang dicuri bukan miliknya sendiri dan bukan barang yang mirip dengan miliknya.

Pemotongan tangan Mencuriyang pertama dipotong tangan kananya. Mencuri yang kedua dipotong kaki kirinya, mencuri yang ketiga dipotong tangan kirinya, mencuri yang keempat dipotong kaki kanannya. Mencuri yang kelima dibuang ke daerah lain. Pencuri yang telah memenuhi syarat untuk dipotong tangannya (4 syarat tersebut) ada dua hukuman yaitu: 1. Harus mengembalikan barangnya kalau masih ada dan mengganti kalau tidak ada 2. Harus dipotong tangannya (baik pencuri yang miskin atau yang kaya). Keharusan memotong tangan pencuri berdasar firman Allah (potonglah tangannya).

D.

AL-QISHASH

1.

Pembunuhan Pembunuhan ada tiga macam - Pembunuhan sengaja, serupa sengaja, dan pembunuhan tersalah - Pembunuhandengan sengaja (amad) Pembunuhan ini dengan rencana terlebih dahulu, mempunyai alat pembunuh yang biasa dipergunakan untuk membunuh seperti: - Membunuh dengan : menembak, melukai dengan alat yang tajam, memukul dengan alat-alat yang berat dan alat-alat yang lain - Membunuh dengan memasukkan dalam sel yang tidak ada udaranya disekap dalam es dan lain-lain. - Membunuh dengan memberi racun, diberi obat yang isa mematikan. - Membunuh dengan dibiarkan tidak diberi makan, minum dan lain-lain. Pembunuh yang semacam ini di hukum (qishash) pula. Demikian menurut pendapat Syafii, Hanafia, AuzaI, Tsauri dan jamhur ulama, sesuai dengan firman Allah: Artinya: Barang siapa membunuh orang mukmin dengan sengaja, maka balasannya ialah neraka jahannam, kekal ia didalamnya. Allah murka kepadanya serta dikutuk-Nya dan disediakan-Nya siksa yang berat. (AnNisa : 93). Pembunuhan serupa sengaja (syabahamad) Yang dimaksud dengan pembunuhan tersebut ialah: tidak sengaja membunuh dan tidak dengan alat atau cara yang biasa mematikan, seperti: - Seseorang melempar teannya dengan kerikil (batu kecil) kena dan mati - Seseorang guru melempar muridnya dengan kapur (Secara akal perbuatan tersebut tidak mungkin membawa kematian). Pembunuhan tersebut tidak dihukum qishash tetapi harus membayar diyyah yaitu dengan 100 ekor unta. Demikian agama islam sangat melindungi jiwa,

tidak dialirkan darahnya tanpa sebab-seba tertentu (Sesuai dengan ajaran agama). Pembunuhan yang tidak disengaja/tersalah (khatha). Pembunuhan yang tidak disengaja/tersalah bisa dengan arti: Salah sasaran Tidak bermaksud membunuh Tidak tahu

Meskipun tidak disengaja, tetapi orang yang terbunuh karena perbuatan atau tindakannya. Salah sasaran seperti: orang berburu rusa, menembaknya dengan senapan mengenai orang. Tidak bermaksud membunuh seperti: seseorang berkendaraan jatuhi mengenai orang sehingga mati. Orang berkendaraan menabrak orang yang sedang duduk sampai mati. Tidak tahu, seperti suasana berperang tidak diketahui mana musush dan mana kawan, sehingga kawan sendiri terbunuh (tidak tahu kalau yang dibunuh temannya sendiri). Pembunuhan yang tidak disengaja (Seperti diatas) tidak kena hukuman qiashash tetapi pembunuhnya (yang menyebabkan kematian) harus membayar diyyah, yaitu dengan memerdekakan hamba dan memberi 100 ekor unta kepada keluarga terbunuh. Firman Allah: Artinya: dan barang siapa membunuh seorang mumin karena tersalah (hendaklah) ia memerdekakan seorang hamba sahaya yang beriman serta membayar diyyah diserahkan kepada keluarganya (si terbunuh itu). (an Nisa : 92).

2.

Qishash = jiwa, pelukaan dan pemotongan anggota badan Yaitu pembalasan yang sama atas p[elanggaran-pelanggaran misalnya: a. Seperti hukum bunuh atas orang membunh dengan sengaja b. Melukai anggota badan c. Memotong tangan

d. Menghilangkan manfaat salah satu anggota badan berdasarkan (jinayat) pelanggaran perbuatannya. Firman Allah SWT: Artinya: Kami telah menetapkan hukuman qishash itu (pembalasan) yang serupa atas mereka dala kitab taurat, bahwa jika dibalas dengan jiwa, mata dengan mata, hidung dengan hidung, telinga dengan telinga, gigi dengan gigi dan luka dengan luka pula. Pembunuhan yang pembunuhnya harus diqishash dan beberapa syarat yaitu: 1. Pembunuhnya baligh 2. Pembunuhnya berakal 3. Yang dibunuh bukan orang kafir 4. Yang dibunuh bukan budak 5. Yang membunuh bukan bapak dari yang di bunuh.

Pembunuhan oleh massa Sekelompok orang atau beberapa orang (lebih dari seorang) yang secara bersama-sama membunuh seseorang, mereka harus diqishash, harus dibunuh semua. Firman Allah: Artinya: Dan barang siapa dibunuh secara zalim, maka sesungguhnya kami telah memberi kekuasaan kepada ahli warisnya. (Al-Isra : 33).

3.

Diyyat Jiwa, Pelukaan Dan Pemotongan Anggota Badan Diyyat = yaitu hukum denda atas orang yang membunuh dengan tidak sengaja, membunuh tersalah atau membunuh serupa sengaja (syabahamad), berdasarkan jinayat yang diperbuatnya.

Você também pode gostar