Você está na página 1de 15

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

A. Model Penelitian dan Pengembangan Pengembangan model TGT berbasis inkuiri terbimbing dalam penelitian ini mengadaptasi model 4D (define, design, develope, and disseminate) dari Thiagarajan, Semmel dan Semmel (1974) dalam (Trianto, 2012: 93). Panduan pengembangan model pembelajaran akan mengacu pada Kurikulum KTSP yang berlaku di SMP Negeri 22 Surakarta.

B. Prosedur Penelitian dan Pengembangan Prosedur pengembangan model pembelajaran berupa model TGT berbasis inkuiri terbimbing yang akan dilakukan dapat dijelaskan sebagai berikut. 1. Tahap Define (Pendefinisian) Tujuan tahap ini adalah menetapkan dan mendefinisikan syarat-syarat pembelajaran. Untuk menetapkan syarat-syarat pembelajaran perlu di awali dengan analisis tujuan dari batasan materi yang dikembangkan perangkatnya. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini antara lain menganalisis kurikulum dengan mengacu standar isi dan standar kompetensi lulusan untuk

mengidentifikasi kompetensi dasar, indikator, dan tujuan pembelajaran. Proses analisis berfungsi untuk mengetahui permasalahan dan akar masalah terjasinya suatu masalah. Perlu dilakukan juga analisa kebutuhan siswa dan guru untuk menghasilkan pembelajaran yang bersifat Student Active

28

Learning,yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis serta hasil belajar kognitif yang masih rendah. Dari analisis kebutuhan tersebut, maka dapat diketahui bahwa model pembelajaran yang digunakan guru kurang inovatif sehingga diperlukan suatu terobosan model pembelajaran inovatif yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa sehingga berdampak pada hasil belajar kognitif yang optimal. 2. Tahap Design (Perancangan) Tahapan ini dilaksanakan dengan merancang model pembelajaran berupa model pembelajaran TGT berbasis inkuiri terbimbing yang disesuaikan dengan silabus dan analisis kompetensi dasar serta indikator yang telah dilaksanakan pada tahap define. Model TGT berbasis inkuiri terbimbing disusun atas dasar

kompetensi dasar yang harus dicapai oleh siswa, oleh karena itu model pembelajaran harus disesuaikan dengan KTSP. Perancangan model pembelajaran menurut Nieveen (1999) dalam (Trianto, 2007 :8) harus memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1) Sahih (valid), artinya aspek validitas dikaitkan dengan dua hal pokok yaitu model dikembangkan berdasarkan rasional teoritik yang kuat dan ada tidaknya hubungan konsistensi internal. 2) Praktis, artinya aspek kepraktisan dapat terpenuhi jika model tersebut sudah divalidasi oleh ahlinya sehingga model dapat diterapkan di lapangan. 3) Efektif, artinya aspek efektivitas dapat terpebuhi jika para ahli dan praktisi menyatakan model pembelajarn tersebut efektif dan pengoperasionalan model tersebut memberikan hasil yang memuaskan
29

3.

Tahap Develope (Pengembangan) Model ajar berupa model TGT beserta perangkat pembelajaran secara

keseluruhan dikembangkan sesuai dengan format yang telah ditetapkan yaitu diintegrasikan dengan sintaks pembelajaran inkuiri terbimbing. Perangkat pembelajaran yang dikembangkan berupa silabus, RPP, dan instrumen evaluasi. Apabila model pembelajaran telah selesai, selanjutnya perlu dilakukan evaluasi terhadap model pembelajaran yang telah disusun. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui apakah model pembelajaran telah baik ataukah masih ada hal yang perlu diperbaiki. Sintaks Model pembelajaran TGT berbasis Inkuiri terbimbing dapat dilihat pada Gambar 6 sebagai berikut :

30

Tahapan Fase 1

Langkah-Langkah Observasi

Pengenalan area investigasi kepada siswa (Area investigation is posed to student) Fase 2 Siswa menemukan dan mencari permasalahan (Students structure the problem) Fase 3 Siswa mengidentifikasi masalah yang akan diteliti dalam percobaan (Students identify the problem in the investigation) Pembagian Kelompok Merumuskan hipotesis Mempelajari bahan (materi) Mempelajari bahan (materi) Mengajukan pertanyaan Mengajukan pertanyaan

Melaksanakan percobaan

Mengumpulkan data Fase 4 Menentukan langkahlangkah untuk menyelesaikan masalah


31

Analisis data

Permainan

Diskusi Rekognisi Tim Turnamen

Gambar 6. Sintaks Model Pembelajaran TGT berbasis Inkuiri terbimbing.

4.

Tahap Disseminate (Penyebaran) Penelitian pengembangan dibatasi sampai tahap disseminate

(penyebaran) yang akan dilaksanakan secara terbatas dengan menggunakan model TGT berbasis inkuiri terbimbing yang sudah memenuhi standar validasi pada kelas eksperimen kemudian dibandingkan dengan kelas kontrol yang

menggunakan model inkuiri terbimbing. Penerapan model ajar digunakan untuk mengetahui pengaruhnya terhadap berpikir kritis dan hasil belajar kognitif siswa. Prosedur pengembangan model TGT berbasis inkuiri terbimbing dapat dijelaskan dalam Gambar 7.

Analisis silabus, RPP, serta observasi di SMP 22Kelas VIII

Define
Analisis kebutuhan guru & siswa

Menyusun indikator

Design

Menyusun model TGT berbasis inkuiri terbimbing

Validasi oleh ahli

Revisi I Model ajar

Uji coba terbatas pada salah satu kelas VIII SMP 22 Analisis uji coba

Develop

Revisi II Model ajar Model telah valid dan baik Uji coba di lapangan Disseminate

32

Gambar 7 Prosedur Pengembangan Model 4-D (Dimodifikasi dari Thiagarajan, 1974 dalam Trianto, 2012: 94)

C. Uji Coba Produk Uji coba produk dimaksudkan untuk mengumpulkan data yang dapat digunakan sebagai dasar untuk menetapkan tingkat keefektifan, efisiensi, dan atau daya tarik dari produk yang dihasilkan. 1. Desain Uji Coba Produk Produk berupa model pembelajaran TGT berbasis inkuiri terbimbing akan diuji validitasnya. Pelaksanaan uji untuk mengetahui tingkat validitas model pembelajaran yang telah dihasilkan dapat dijelaskan dalam beberapa tahap sebagai berikut. a. Validasi Ahli Model Pembelajaran Validasi ahli pengembangan mpdel ajar ini bertujuan untuk mendapatkan data yang berupa penilaian, pendapat, kritik, dan saran terhadap penyusunan model ajar berupa model TGT berbasis inkuiri terbimbing yang dilihat dari

33

sintak pembelajaran, kebermaknaan dan seberapa efektif model ajar yang telah disusun dapat membelajarkan siswa. b. Validasi Perorangan oleh Guru Biologi Validasi perorangan oleh guru Biologi ini bertujuan untuk mendapatkan data yang berupa pendapat, kritik, dan saran terhadap kedalaman materi yang dikemas dalam model TGT berbasis inkuiri etrbimbing yang akan disesuaikan dengan karakter dan kebiasaan belajar siswa di kelas. c. Uji Coba Terbatas Subyek uji coba dalam uji coba terbatas ini adalah siswa kelas yang sudah pernah mendapatkan materi fotosintesis yaitu dipilih salah satu kelas VIII SMP Negeri 22 Surakarta secara acak mewakili tujuh kelas VIII di SMP Negeri 22 Surakarta. Uji coba ini dilakukan pada siswa kelas VIII SMP Negeri 22 Surakarta yang telah mendapatkan materi fotosintesis. Uji coba ini bertujuan untuk : (1) mengetahui dan menguji efektivitas pengembangan model pembelajaran, (2) menilai tentang keruntutan sintaks model pembelajaran apakah mudah dipahami, mudah dimengerti, menarik bagi siswa.

2. Subjek Uji Coba Subjek uji coba dalam penelitian pengembangan model TGT berbasis inkuiri terbimbing adalah kelas VIII pada semester genap terdiri dari beberapa kelompok sebagai berikut: a. Validasi Ahli

34

Pada tahap ini, subjek uji coba dilakukan oleh ahli pengembang model pembelajaran. Ahli yang akan menjadi validator berkualifikasi minimal S2 di bidangnya dan akan dilakukan oleh minimal seorang Dosen Program Studi Pendidikan Biologi Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret. b. Validasi perorangan oleh guru biologi Pada tahap ini, validasi dilakukan oleh praktisi pendidikan di lapangan. Pada penelitian ini, dipilih guru mata pelajaran Biologi di SMP Negeri 22 Surakarta. d. Uji Coba di Lapangan(eksperimentasi) Subyek dalam uji coba lapangan ini adalah dua kelas dari tujuh kelas VIII SMP Negeri 22 Surakarta. Populasi dalam uji coba lapangan ini adalah semua siswa kelas VIII SMP Negeri 22 Surakarta. Sampel dalam uji coba lapangan ini adalah satu kelas untuk kelas eksperimen dan satu kelas untuk kelas kontrol yang dipilih secara acak (random sampling). Tujuan dari uji coba lapangan adalah: (1) memperoleh respon mengenai model pembelajaran, (2) menentukan keefektifan model ajar untuk mengetahui pengaruhnya pada kemampuan berpikir kritis, dan hasil belajar kognitif siswa, serta (3) mengidentifikasi masalah-masalah yang muncul yang dialami oleh peserta didik selama berinteraksi dengan model ajar ini. Uji coba ini dilakukan dalam kegiatan pembelajaran yaitu penerapan model TGT berbasis inkuiri terbimbing di kelas yang akan diteliti. Uji coba lapangan ini merupakan penelitian quasi eksperimen karena tidak ada randomisasi sampel perlakuan diberikan pada variabel bebas untuk menentukan pengaruh variabel terikat, tetapi variabelvariabel yang berpengaruh tidak dapat dikontrol dengan ketat.

35

Desain yang digunakan dalam uji coba lapangan skala kecil ini adalah Posttest only control group design yang dapat disajikan dalam Tabel 2.

Tabel 2 Desain Uji Coba Lapangan Skala Kecil

Kelompok Perlakuan Eksperimen X1 Kontrol X2 Sumber : Sugiyono (2010:115) Keterangan : X1 X2 O1 O2

Postest O1 O2

: Pembelajaran dengan model TGT berbasis inkuiri terbimbing : Pembelajaran tanpa model TGT berbasis inkuiri terbimbing : Pelaksanaan postest kelas eksperimen : Pelaksanaan postest kelas kontrol

3. Jenis Data Data yang diperoleh dari hasil uji coba produk pengembangan model pembelajaran berupa model pembelajaran TGT berbasis inkuiri terbimbing ini adalah data kualitatif dan kuantitatif yang dipergunakan untuk menyempurnakan hasil pengembangan produk. Data kualitatif berupa data yang diperoleh dari hasil validasi ahli pengembangan model pembelajaran, hasil uji perorangan oleh guru biologi di lapangan, hasil uji coba terbatas, hasil uji lapangan, dan lembar keterlaksanaan sintaks. Data kuantitatif diperoleh dari hasil angket kemampuan berpikir kritis, hasil angket respon siswa tentang model TGT berbasis inkuiri terbimbing dan tes akhir dari uji coba lapangan (eksperimentasi). 4. Instrumen Pengumpulan Data

36

Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah (1) lembar validasi, (2) lembar observasi pelaksanaan PBM, (3) angket kemampuan berpikir kritis siswa, (4) angket respon siswa terhadap model TGT berbasis inkuiri terbimbing, (4) lembar observasi kemampuan berpikir kritis berupa penilaian kinerja (performance assesment), serta (5) postest(tes kognitif). Aspek yang diukur, instrumen yang digunakan, data yang direkam dan respondennya disajikan pada Tabel .3.

Tabel 3 Instrumen Pengumpulan Data

Aspek yang dinilai Kevalidan model ajar Keefektifan model ajar

Instrumen Lembar validasi Angket

Data yang direkam Kevalidan model ajar Kemampuan berpikir kritis,Respon siswa terhadap model ajar

Responden Ahli dan praktisi Subyek penelitian

Performance assesment

Kemampuan berpikir kritis, Keterampilan proses sains (psikomotor)

Subyek penelitian

Lembar observasi Tes

Keterlaksanaan sintaks Ranah kognitif (penguasaan materi)

Observer Subyek penelitian

a. Lembar Validasi
37

Lembar validasi digunakan untuk mengumpulkan data hasil review dari validator. Lembar validasi diberikan kepada validator untuk memberi skor dengan cara memberi tanda () pada setiap aspek yang dinilai pada daftar yang telah disediakan. Komponen yang akan divalidasi mencakup beberapa hal sebagai berikut. 1) Kelayakan Isi

a) Kesesuaian uraian materi dengan Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), dan indikator. b) Kesesuaian dengan kebutuhan siswa. c) Kesesuaian dengan kebutuhan model pembelajaran d) Kebenaran substansi materi. e) Kesesuaian dengan Sintaks model pembelajaran f) Manfaat untuk penambahan wawasan pengetahuan. g) Kesesuaian dengan nilai-nilai, moralitas, dan sosial. 2) a) Kejelasan informasi. b) Kesesuaian dengan kaidah bahasa yang dipakai. c) Penggunaan bahasa secara efektif dan efisien. 3) a) Kejelasan tujuan. b) Urutan penyajian. c) Pemberian motivasi. d) Interaktivitas (stimulus dan respons). Sajian Kebahasaan

38

Kriteria penilaian yang digunakan dalam menilai model pembelajaran, yang merupakan hasil modifikasi dari Depdiknas (2008) adalah yang tertera pada Tabel 4
Tabel 4 Pedoman Validasi Model pembelajaran

Skor 1 2 3 4 5

Indikator Jika sangat tidak baik/ tidak sesuai Jika kurang sesuai Jika cukup Jika baik Jika sangat baik

b. Angket Instrumen ini bertujuan untuk mengetahui respon peserta didik terhadap model ajar berupa model dikembangkan. Penggunaan angket juga digunakan untuk mengetahui keefektifan model berbasis inkuiri terbimbinguntuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. Jenis angket yang digunakan adalah angket terbuka dengan disediakan empat pilihan jawaban (Sangat setuju, Setuju, Kurang setuju dan Tidak setuju).. Tujuannya adalah untuk menulis alasan mengapa ia menjawab demikian, atau halhal lain yang mungkin penting dan berkaitan dengan masalah yang ditanyakan, serta masalah lain yang ingin dia ungkapkan. TGT berbasis inkuiri terbimbing yang telah

c. Tes Tes dilakukan untuk mengetahui efektifitas penggunaan model TGT berbasis inkuiri terbimbing terhadap hasil belajar kognitif siswa. Tes yang dilakukan berupa postest (tes kognitif). Tes yang digunakan diujicobakan terlebih
39

dahulu untuk menguji validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda. Instrumen tes disusun berdasarkan kisi-kisi dan bentuk tes pilihan ganda. d. Lembar Observasi Lembar observasi ini dibuat untuk memperoleh gambaran tentang keterlaksanaan sintaks dalam penerapan model TGT berbasis inkuiri terbimbing. Berdasarkan lembar observasi, dapat diketahui pula aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Pengamatan ini dilakukan oleh observer dengan memberikan tanda () pada setiap aspek yang dinilai pada daftar yang telah disediakan.

5. Teknik Analisis Data Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan dua teknik analisis data yaitu teknik analisis deskriptif dan kuantitatif. Teknik analisis deskriptif yang dilakukan untuk menganalisis data yang dihimpun dari review dan uji coba pengembangan produk model pembelajaran. Pada penelitian ini, ada dua teknik analisis deskriptif yang dilakukan yang masing-masing dapat dijelaskan sebagai berikut. a. Deskriptif kualitatif berdasarkan skor data dari validasi ahli pengembang model ajar, uji perorangan, uji coba kelompok kecil dan uji coba lapangan berupa masukan, tanggapan, saran, dan kritik perbaikan yang terdapat pada angket. Hasil analisis ini kemudian digunakan untuk merevisi produk pengembangan. b. Deskriptif kuantitaif digunakan untuk mengolah data yang diperoleh dalam bentuk prosentase. Teknik prosentase digunakan untuk menyajikan data yang

40

merupakan frekuensi atas tanggapan subjek uji coba terhadap produk bahan ajar. Teknik analisis ini digunakan untuk mengolah data yang diperoleh melalui angket dalam bentuk prosentase dari masing-masing subjek dengan rumus : P= Keterangan : P = Prosentase penilaian

x x

x100%

xi = Jumlah jawaban dari validator x = Jumlah jawaban tertinggi

Selanjutnya untuk menghitung prosentase keseluruhan subjek/ komponen digunakan rumus: P= Keterangan : p = jumlah prosentase keseluruhan komponen n = banyak komponen

p
n

Hasil perhitungan prosentase keseluruhan komponen agar dapat memberikan makna dan pengambilan keputusan digunakan ketetapan seperti tertera pada Tabel 5.
Tabel 5 Pengambilan Keputusan Revisi Model Ajar

Tingkat Pencapaian 90%-100% 75%-89% 65%-74% 55%-64%

Kualifikasi Sangat baik Baik Cukup Kurang baik

Keterangan Tidak perlu direvisi Tidak perlu direvisi Direvisi Direvisi

41

0%-54%

Kurang cukup

Direvisi

Analisis deskriptif kuantitatif juga digunakan untuk menghitung data hasil respon peserta didik terhadap pembelajaran menggunakan model TGT berbasis inkuiri terbimbing dengan menggunakan rumus : SR = Keterangan : SR = Skor rata n = Jumlah sampel
Total _ skor x100 n

Selain analisis deskriptif, penelitian ini juga menggunakan analisis kuantitatif untuk mengetahui pengaruh penggunaan model TGT berbasis inkuiri terbimbing terhadap kemampuan berpikir kritis, dan hasil belajar kognitif siswa. Teknik analisis yang digunakan adalah Uji T tes untuk menganalisis pengaruh penggunaan model TGT berbasis inkuiri terbimbing terhadap kemampuan berpikir kritis siswa. Analisis statistik ini dibantu oleh program analisis SPSS 16 for Windows dengan didahului dengan uji asumsi klasik data penelitian yaitu uji homogenitas dan normalitas.

42

Você também pode gostar