Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PABX atau private automatic branch exchange adalah suatu sistem switching telepon otomatis di dalam suatu jaringan komunikasi internal. Dengan kata lain, PABX merupakan perangkat switching electronic yang digunakan untuk melakukan hubungan komunikasi dari satu tempat ke tempat lain dalam sebuah area tertentu. Perangkat ini banyak digunakan pada gedung perkantoran, rumah sakit, kampus, atau pabrik dengan fungsi sebagai penghubung masing-masing ruangan yang ada pada suatu area tertentu. PABX memiliki prinsip yang sama dengan kantor pusat telepon (STO). Di bawah ini merupakan blok
Gambar 1. Blok Diagram PABX Pada penulisan ini membahas blok ekstension line untuk mempelajari suatu sistem switching telepon otomatis didalam suatu
jaringan komunikasi internal. Berikut adalah gambar dari blok extention line:
*Trafo Impedance Digunakan untuk menyamakan hambatan dari primer ke sekunder. Karena hambatan pada rangkaian sisi primer dan sekunder sama, maka arus dan bentuk gelombang yang melewatinya akan sama. Sehingga tidak terjadi kesalahan komunikasi antar penelepon. *Relay Pada bagian ini, diberikan penjelasan saat relay pada posisi on dan off beserta kondisi yang terjadi saat kondisi kondisi tersebut. *Rangkaian yang berfungsi sebagai Driver Bagian ini membahas mengenai fungsi rangkaian tersebut sebagai pengendali relay beserta penjelasan penjelasan untuk setiap kondisi yang terjadi. Penjelasan pada bagian ini berkaitan dengan penjelasan pada bagian relay. *Noise Protector
Gambar 2. Blok Diagram extention line Melalui penulisan ini diharapkan kita dapat mempelajari tentang cara kerja PABX secara umum, proses yang terjadi pada blok rangkaian extention line dan DTMF pada PABX. *Dioda Zener Digunakan untuk memotong amplitudo tegangan yang terlalu besar. Misal dioda zener untuk max 10 volt. Maka tegangan yang melebihi 10 volt akan dipotong. Hal ini terjadi misal pada saat penelepon berteriak, amplitude dari teriakan tersebut, jika melebihi 10 volt akan dipotong. Sedangkan amplitudo tegangan yang kurang dari 10 volt akan dilewatkan.Di bawah, merupakan gambar sinyal sebelum dan sesudah melewati dioda zener.
Gambar 4. Bentuk sinyal sebelum dan sesudah melewati kapasitor ( noise protector )
Fungsi kedua kapasitor disini adalah sebagai penghalus gelombang. Membuat riple pada gelombang suara (voice) menjadi lebih halus. Sehingga gangguan dalam bentuk noise dapat dihilangkan. Sehingga rangkaian ini disebut sebagai noise protector. *Amplifier Push Pull Fungsinya adalah untuk menguatkan sinyal suara atau voltage amplitudeyang lemah. *Hook Detect Circuit Berisikan analisa arus untuk berbagai kondisi. Sehingga dapat dipahami hal - hal yang dapat menyebabkan kondisi on - hook dan kondisi off - hook. *Over Current Detector Memiliki fungsi untuk mendeteksi apabila ada arus berlebih. Pada bagian ini diberikan analisa arus pada beragam kondisi yang dapat menjelaskan fungsi dari setiap komponen pada over current detector. *Kapasitor sebagai Koupling
Kapasitor digunakan sebagai kopler, yaitu agar arus DC tidak dapat melewati rangkaian. Dan hanya melewatkan arus AC sebagai pembawa sinyal voice. *Rangkaian Gyrator Sinyal harus diredam sedangkan arus rata dilewatkan oleh karena itudipakai suatu rangkaian untuk meredam perambatan sinyal ke suplai ini. Karena induktor ukuran beberapa Henry terlau besar maka dibuat suatu rangkaian yang berfungsi sama dengan induktor ini yaitu untuk memberi arus rata dan meredam sinyal. Rangkaian ini disebut rangkaian gyrator. *Bell detection Pada bell detection, input berupa gelombang kotak sempurna (ada atau tidak ada tegangan masukan). Kemudian output yang dihasilkan berupa gelombang kotak yang sedikit halus setiap kenaikan ataupun penurunan tegangan output. Tegangan output yang berubah (naikturun) tersebut mengakibatkan telepon berdering ketika ada panggilan masuk. *DTMF (Dual tone multi frequency) DTMF (Dual tones Multi Frequency) dapat didefinisikan sebagai dua jenis nada berbeda yang menghasilkan banyak frekuensi. Dua jenis nada ini adalah kelompok high frekuency dan low frekuency. Kedua sinyal ini lalu digabungkan dan akan menjadi sebuah sinyal DTMF. Penggabungan sinyal itu sudah dikelompokan melalui matrix switching. Proses DTMF ini
Gambar 5. Bentuk sinyal sebelum dan sesudah melewati kapasitor ( sebagai koupling )
berhubungan dengan penekanan tombol pada keypad, dimana penekanan keypad tersebut menghasilkan dua frekuensi (high frekuency dan low frekuency). Pengujian dan analisa voltage supply pada rangkaian Extention Line Pada pembahasan ini, dilakukan pengambilan data pada beberapa titik yang akan digunakan untuk dianalisa. Pada bab ini juga dilakukan perbandingan nilai praktek dengan teori, perhitungan berdasarkan EWB, serta perhitungan menggunakan teknik pembagi tegangan sehingga didapatkan persentase kesalahan. 1. Voltage supply pada L302 dan L303 ( Suplai Telepon ) Berdasarkan teori, besar tegangan untuk suplai telepon yang berasal dari PABX adalah sebesar 24 V dc dan 95 V ac. Pada prakteknya, PABX seri ini memiliki tegangan sebesar 29 V dc dan 71.5 V ac. Sehingga dapat dibuat tabel sebagai berikut: Tabel 1. Voltage supply pada L302 dan L303 ( Suplai Telepon )
tegangan yang seharusnya diberikan adalah sebesar 5 V. Pada prakteknya, tegangan pada titik tersebut adalah sebesar 5,625 V. Sehingga, persentase kesalahan voltage supply sebesar: 12.5%. 3. Voltage supply pada amplifier push pull (Titik pada R 340 ) Menurut teori, voltage supply pada amplifier push pull (Titik pada R 340 ) memiliki tegangan sebesar 30 V. Pada prakteknya, tegangan pada titik tersebut adalah sebesar 29.2 V. Sehingga, persentase kesalahan voltage supply sebesar: 2.67%. Berikut dilampirkan pula tabel yang berisi kesalahan relatif untuk R300 dan R340 yang dihitung berdasarkan software EWB ( Electronic Workbench ) dan dihitung menurut rumus pembagi tegangan. Tabel 2. Data pada R 300
2. Voltage supply pada driver Berdasarkan skematik yang terdapat pada manual book, suplai
4. Voltage supply pada rangkaian pengatur relay (Titik antara D 310 dan RLY 30 ) Menurut teori, voltage supply pada rangkaian pengatur relay (Titik antara D 310 dan RLY 30 ) teori memiliki tegangan sebesar 15 V. Pada prakteknya, tegangan pada titik tersebut adalah sebesar 14.93 V. Sehingga, persentase kesalahan voltage supply sebesar: 0.467%. 5. Voltage supply pada rangkaian data transformer Pada titik R 345, menurut teori memiliki tegangan sebesar 5 V. Pada prakteknya, tegangan pada titik tersebut adalah sebesar 4.95 V. Sehingga, persentase kesalahan voltage supply sebesar: 1%. 6. Voltage supply pada rangkaian over current detector Pada titik sebelum D 390, menurut teori memiliki tegangan sebesar 5 V. Pada prakteknya, tegangan pada titik tersebut adalah sebesar 4.96 V. Sehingga, persentase kesalahan voltage supply sebesar: 0.8%. Sedangkan data pada R391 dan R399 dapat dilihat dari tabel berikut: Tabel 4. Data pada R391
7. Voltage supply pada rangkaian hook detect circuit Pada R351, menurut perhitungan di dalam software EWB memiliki tegangan sebesar 9.0743V. Pada prakteknya, tegangan pada titik tersebut adalah sebesar 9.4V. Pada R305, menurut perhitungan di dalam software EWB memiliki tegangan sebesar 6.4493V. Pada prakteknya, tegangan pada titik tersebut adalah sebesar 6.23V. Pada R304, menurut perhitungan di dalam software EWB memiliki tegangan sebesar 1.6946V. Pada prakteknya, tegangan pada titik tersebut adalah sebesar 1.74V. Pada R330, menurut perhitungan di dalam software EWB memiliki tegangan sebesar 0.856V. Pada prakteknya, tegangan pada titik tersebut adalah sebesar 0.8V. Sehingga dapat dibuat tabel sebagai berikut: Tabel 6. Data pada R351
Pengujian dan analisa sinyal telepon 1. Sinyal busy Sinyal busy adalah sinyal yang memberikan informasi bahwa telepon tujuan sedang sibuk atau semua line kosong yang ada terpakai (bila pada PABX). Pada busy tone, dual frekwensi ini diberikan secara terputus dengan jeda waktu umumnya 500 ms nyala dan 500ms mati secara terus menerus. Namun, pada 10 kali pengambilan data yang dilakukan penulis, didapatkan rata-rata waktu yang dibutuhkan sinyal busy ketika menyala sebesar 514ms. Sehingga, didapatkan persentase kesalahan sebesar: 2.8%. Sedangkan, rata-rata waktu yang dibutuhkan sinyal busy ketika tidak menyala sebesar 528ms. Sehingga, didapatkan persentase kesalahan sebesar: 5.6%.
2. Sinyal ring-back Sinyal ring-back adalah sinyal yang memberikan informasi ke penelepon bahwa telepon yang dituju sedang berdering sehingga penelepon dapat mengetahui seberapa lama telepon tersebut diangkat. Sinyal ini memakai dual frekwensi yang sama dengan dial tone hanya jeda waktunya sama dengan jeda waktu sinyal dering yaitu 1000ms nyala dan 4000ms mati. Namun, pada 10 kali pengambilan data yang dilakukan penulis, didapatkan rata-rata waktu yang dibutuhkan sinyal ringback ketika menyala sebesar 745ms. Sehingga, didapatkan persentase kesalahan sebesar: 25.5%. Sedangkan, rata-rata waktu yang dibutuhkan sinyal ringback ketika tidak menyala sebesar 4124ms. Sehingga, didapatkan persentase kesalahan sebesar: 3.1%. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari analisa jalur ekstension pada PABX Panasonic seri kxt 206sbx adalah: IC DTMF dan analog switch pada PABX berfungsi dengan baik dalam melakukan fungsi switching otomatis step by step. Sehingga analisa dari jalur ekstensi PABX seri ini sesuai dengan tujuan yang diharapkan yaitu dapat mempelajari proses switching dari simulasi STO ( Sentral Telepon Otomatis ) yang dibuat dalam bentuk modul praktikum.