Você está na página 1de 18

PRAKTIKUM SATUAN OPERASI

ALIRAN FLUIDA
Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas praktikum mata kuliah Satuan Operasi

Dosen Pembimbing : Ir. Rispiandi, MT Disusun oleh : Kelompok 6 Abdullah Muhammad Ridha Januari Pangihutan Sitanggang Nendry Nurramdani Solihah Novia Febryani Tanggal Praktikum Tanggal pengumpulan praktikum 101411065 101411079 101411083 101411084 : 22 Mei 2012 : 29 Mei 2012

Kelas 2 C

D-III TEKNIK KIMIA POLITEKNIK NEGERI BANDUNG


2012

ALIRAN FLUIDA A. TUJUAN B. DASAR TEORI Fluida adalah zat yang tidak dapat menahan perubahan bentuk secara permanen. Adanya usaha mengubah bentuk suatu massa fluida, maka di dalam fluida itu akan terbentuk lapisan-lapisan yang satu meluncur di atas lainnya sehingga mencapai bentuk baru. Selama perubahan bentuk terdapat tegangan geser yang besarnya tergantung viscositas dan laju luncur fluida. Jika keseimbangan tercapai semua tegangan geser akan hilang. Fluida dapat mengalir di dalam pipa atau saluran menurut dua cara berlainan. Pada laju aliran rendah, penurunan tekanan di dalam fluida bertambah secara langsung berdasarkan kecepatan fluida tersebut, sedangan pada laju aliran tinggi maka pertambahan itu jauh lebih cepat, yaitu kira-kira menurut kuadrat kecepatan. Perbedaan kedua jenis aliran ini pertama kali dipelajari oleh Osborne Reynolds(1883). Reynolds mempelajari kondisi dimana satu jenis aliran berubah menjadi aliran jenis lain, dan menemukan bahwa kecepatan kritis, dimana aliran laminer berubah menjadi aliran turbulen, bergantung pada empat buah besaran, yaitu: diameter tabung, viskositas, densiti dan kecepatan linier rata-rata zat cair. Pada pengamatan selanjutnya ditunjukkan bahwa transisi dari aliran laminer menjadi aliran turbulen dapat berlangsung pada kisaran angka Reynolds yang cukup luas.Aliran laminer selalu ditemukan pada angka reynolds di bawah 2100, tetapi bisa terdapat pada angka Reynolds sampai beberapa ribu, yaitu dalam kondisi khusus dimana lubang masuk tabung sangat baik kebundarannya, dan zat cair di dalamtangki sangat tenang. Pada kondisi aliran biasa, antara 2100 dan 4000, terdapat suatu daer a h t r a n s i s i , dimana jenis aliran itu mungkin laminer dan mungkin pula turbulen, tergantung pada kondisidi lubang masuk tabung dan jaraknya dari lubang masuk tersebut. Fluida biasa ditransportasikan di dalam pipa atau tabung yang penampangnya bundar dan terdapat di pasaran dalam berbagai ukuran, tebal dinding dan bahan konstruksi yang penggunaannya cepat dengan kebutuhan prosesnya. Laju alir fluida merupakan fungsi dari waktu,disamping merupakan fungsi diameter lubang dan panjang fluida, persamaan- persamaan dasar fluida dan lain sebagainya. SIFAT-SIFAT FLUIDA

Fluida itu dapat didefinisikan sebagai suatu benda yang tidak menah a n d i s t o r s i (perubahan bentuk) secara permanen. Secara umum aliran fluida dapat dibedakan menjadi : 1. Fluida Incompressible (Fluida yang tidak dipengaruhi tekanan). 2. Fluida Compressible ( Fluida yang dipengaruhi tekanan ) Fluida peka terhadap perubahan variable (tekanan, suhu) Bila kita mencoba mengubah bentuk massa suatu fluida, maka di dalam fluida itu akan terbentuk lapisan-lapisan dimana lapisan yang satu meluncur di atas yang lain, hingga mencapai suatu bentuk baru. Selama perubahan bentuk itu terdapat tegangan geser (shear stress), yang besarnya t e r g a n t u n g p a d a v i s k o s i t a s f l u i d a d a n l a j u l u n c u r . Tetapi bila fluida itu sudah akan mendapatkan bentuk akhirnya, semua tegangan geser itu akan hilang. Fluida yang dalam keseimbangan itu bebas segala tegangan geser. Pada suatu suhu dan tekanan tertentu setiap fluida mempunyai densitas tertentu, yang dalam praktek keteknikan biasa diukur dalam kilogram per-meter kubik. Walupun densitas fluida bergantung pada suhu dan tekanan, perubahan karena variabel itu mungkin besar danmungkin kecil. Fluida biasanya diangkut di dalam pipa dan tabung dengan penampang lingkaran bundar dan tersedia dalam berbagai macam ukuran, ketebalan dinding dan bahannya.

Pada persamaan di atas Co adalah koefisien orifice, tanpa termasuk kecepatan datang. Koefisien ini memberikan koreksi atas kontraksi jet fluida antara orifice dan vena kontrakta, Juga terhadap gesekan dan terhadap Pa dan Pb. Nilai Co selalu ditentukan dari percobaan. Nilainya cukup bervariasi sesuai dengan b dan Bilangan Reynolds pada orifice, persamaan Bilangan Reynolds sebagai berikut:

Perbedaan Orificemeter dengan Venturimeter : Orifice: plat tipis yang diflens antara dua buah flens pipa. Bentuknya sederhana, sehinggaharganya murah dan mudah untuk dipasang. Kekurangan orifice adalah kerugian headnya tinggi dan kapasitas pengukuran rendah. Venturi: dibuat langsung dengan pengecoran dan dihaluskan untuk memperoleh ketentuansesuai standar. Harganya mahal karena berat dan kapasitas pengukurannya juga tinggi, sertakerugian headnya rendah.

C. HASIL PENGAMATAN a. Orificemeter


N o 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 cmHg 1 2 10 16 23 27 31 34 36 39 41 44 P Pa 1333.3 2666.6 13333 21332.8 30665.9 35999.1 41332.3 45332.2 47998.8 51998.7 54665.3 58665.2 Volume (liter) 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 Waktu (detik) 65 43.5 29.6 21.5 17.7 15.4 14.3 13.7 13.3 12.8 12.1 12 Liter/det 0.1538 0.2298 0.3378 0.4651 0.5649 0.6493 0.6993 0.7299 0.7518 0.7812 0.8264 0.8333 Q m3/det 1.538 x 10-4 2.298 x 10-4 3.378 x 10-4 4.651 x 10-4 5. 649 x 10-4 6.493 x 10-4 6.993 x 10-4 7.299 x 10-4 7.518 x 10-4 7.812 x 10-4 8.264 x 10-4 8.333 x 10-4 NRe 10229.931 19190.277 21753.864 29957.341 36378.515 41823.085 45045.880 46999.088 48415.165 50319.544 53224.942 53664.414 Co 0.243 0.322 0.163 0.178 0.180 0.191 0.192 0.191 0.191 0.191 0.197 0.192 (m/s) 0.419 0.786 0.891 1.227 1.490 1.713 1.845 1.925 1.983 2.061 2.180 2.198

Co rata-rata = 0.202

b. Venturimeter
N o 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 cmHg 3 5 10 17 25 30 35 39 44 47 49 51 P Pa 3999.9 6666.5 13333 22666.1 33332.5 39999 46665.5 51998.7 58665.2 62665.1 65331.7 67998.3 Volume (liter) 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 Waktu (detik) 64.5 43.2 28.1 21.8 17.7 14.8 13.3 13.1 12.5 12.2 12.1 11.8 Liter/det 0.1550 0.2314 0.3558 0.4587 0.5649 0.6756 0.7518 0.7633 0.8000 0.8196 0.8264 0.8474 Q m3/det 1.550 x 10-4 2.314 x 10-4 3.558 x 10-4 4.587 x 10-4 5.649 x 10-4 6.756 x 10-4 7.518 x 10-4 7.633 x 10-4 8.000 x 10-4 8.196 x 10-4 8.264 x 10-4 8.474 x 10-4 NRe 6628.702 9888.120 15235.029 19629.749 24170.960 28931.906 32191.324 32667.418 34242.193 35084.514 35377.496 36293.062 Cv 0.0444 0.051 0.056 0.055 0.056 0.061 0.063 0.061 0.060 0.059 0.058 0.059 V (m/s) 0.181 0.270 0.416 0.536 0.660 0.790 0.879 0.892 0.935 0.958 0.966 0.991

Cv rata-rata 0,056

D. PEMBAHASAN 1. Oleh Abdullah M Ridha (101411065) Pada praktikum ini digunakan dua alat, yaitu orifice dan venturimeter. Penggunaan alat ini dilakukan untuk mengetahui konstanta dari kedua alat tersebut. Dikarenakan adanya pengecilan pipa secara tiba-tiba pada orificemeter menyebabkan penurunan tekanan yang lebih besar dibandingkan pada venturimeter. Pada venturimeter penurunan tekanan relative lebih kecil, hal ini dikarenakan pengecilan pipa yang ada pada venturimeter terjadi secara tidak tiba-tiba. Penurunan tekanan pada kedua alat ini merupakan friction loss atau kehilangan energy yang terjadi. Berdasarkan grafik yang diperoleh, kurva venturimeter memiliki hasil yang lebih baik dibandingkan orificemeter, hal ini menunjukan bahwa hasil pengukuran venturimeter lebih baik disbanding orificemeter. Penurunan tekanan yang terjadi sangat berpengaruh pada hasil pengukuran. 2. Oleh Januari P Sitanggang (101411079) Pengukuran laju alir air dilakukan dengan menggunakan dua alat ukur, yaitu orificemeter dan venturimeter. Pengukuran ini dilakukan untuk menentukan konstanta alat tersebut. Didalam praktikum ini, koefisien alat ukur menyatakan kinerja dari alat ukur yang digunakan, yang tergambar dalam analisis perhitungan. Dengan memvariasikan bukaan valve diperoleh koefisien karakteristik orifice meter (Co) sebesar 0.202, nilai yang didapat dari pengolahan data percobaan ini jauh dari nilai Co yang ideal yaitu sebesar 1.

Nilai Co seharusnya berbanding lurus dengan nilai nilai laju alir. Karena dapat dilihat pada hubungan yang dinyatakan dalam persamaan (

Semakin besar laju alir, maka tumbukan semakin keras dan gesekan dengan orificepun semakin besar. Energi yang berasal dari energi kinetik dan energi

tekanan dari aliran sebagian berubah bentuk menjadi energi kalor sehingga mengurangi energi gerak dari aliran.

Pada percobaan ini, data yang diperoleh tidak sesuai dengan konsep hubungan Co dan Q karena terdapat penyimpangan-penyimpangan baik dari praktikan maupun kinerja alat .

Kehilangan energy atau friction loss dinyatakan dalam perbedaan tekanan.

Kesalahan-kesalahan terjadi dimungkinkan oleh alat yang dipakai untuk percobaan sudah kurang baik, juga disebabkan oleh beberapa hal diantaranya : pengukuran waktu terhadap volume kurang akurat Pengamatan visual yang kurang akurat Adanya kesalahan pada saat pengukuran pada pipa Orifice, dimana praktikan menggunakan waktu (dari bilangan Reynold) untuk rejim aliran yang sama pada pipa. Jadi mungkin bahwa kesalahan-kesalahan tersebut juga yang menyebabkan diperolehnya harga Cv, Co, Kf dan f yang berbeda dengan literature.

3. Oleh Nendry N Solihah (101411083) Pengukuran laju alir air dilakukan dengan menggunakan dua alat ukur, yaitu orificemeter dan venturimeter. Pengukuran ini dilakukan untuk menentukan konstanta alat tersebut. Kehilangan energy atau friction loss dinyatakan dalam perbedaan tekanan. Venturimeter memiliki luas permukaan pipa yang mengecil, tetapi tidak secara tiba-tiba, kemudian kembali pada luas sebelumnya. Mengakibatkan perbedaan tekanan yang terjadi lebih kecil dibandingkan dengan orificemeter. Karena pada orificemeter terjadi pengecilan pipa secara tiba-tiba, sehingga kehilangan tekanan yang terjadi menjadi relatif lebih besar.

Berdasarkan grafik yang diperoleh venturimeter memiliki kurva lebih baik dari orificemeter. Hal ini menunjukan bahwa nilai pengukuran yang dilakukan oleh alat ukur venturimeter cukup akurat. Selain itu, pada orificemeter kehilangan tekanan yang terjadi relative lebih besar dibandingkan dengan venturimeter.

4. Oleh Novia Febryani (101411084) Salah satu tujuan dari praktikum ini adalah menentukan koefisien karakteristik alat ukur laju alir fluida, pada praktikum ini alat yang diukur adalah orificemeter dan venturimeter, nilai koefisien karakteristik ini hanya didapat dengan cara melakukan percobaan Koefisien alat ukur menyatakan kinerja dari alat ukur yang digunakan, hal ini tergambar dalam analisis perhitungan. Dengan memvariasikan bukaan valve diperoleh koefisien karakteristik orifice meter (Co) sebesar 0.202, nilai yang didapat dari pengolahan data percobaan ini jauh dari nilai Co yang ideal yaitu sebesar 1.

Nilai Co seharusnya berbanding lurus dengan nilai nilai laju alir. Hal ini dapat

dilihat pada hubungan yang dinyatakan dalam persamaan (

),

Semakin besar laju alir, maka tumbukan semakin keras dan gesekan dengan orificepun semakin besar. Energi yang berasal dari energi kinetik dan energi tekanan dari aliran sebagian berubah bentuk menjadi energi kalor sehingga mengurangi energi gerak dari aliran. Tetapi pada percobaan ini, data yang diperoleh tidak sesuai dengan konsep hubungan Co dan Q. Nilai koefisien karakteristik venturimeter (Cv) rata-rata dari percobaan adalah sebesar 0,056 sedangkan nilai Cv yang ideal adalah 1. Nilai Cv ini lebih kecil daripada nilai Co, idealnya nilai Cv lebih besar daripada nilai Co, hal ini disebabkan karena loss energy pada venturi lebih kecil dibandingkan orifice.

Pada venturi, kehilangan energi karena friksi dengan dinding veturi dapat diabaikan karena pengecilan dinding venturi sangat halus, tidak seperti pada orifice dimana perubahan kecepatan aliran terjadi secara tiba-tiba sehingga terdapat loss energy yang besar. Beda tekan menyatakan jumlah energi yang hilang (energy loss) akibat dari friksi, perbedaan efisiensi energi dari venturi dan orifice dapat dilihat dari grafik dimana beda tekan dari orifice teryata lebih kecil daripada venturi pada laju alir yang relatif sama. Seharusnya nilai beda tekan dari orifice lebih besar daripada venturi. Tetapi dari grafik terlihat bahwa semakin besar laju alir, maka semakin besar pressure drop yang terjadi. Hal ini disebabkan karena dengan semakin besarnya laju alir, maka gesekan yang terjadi dan energi kinetik yang dihasilkan pun semakinn besar. Karena energi mekanik disetiap titik adalah sama, maka semakin kecil energi kinetik yang dihasilkan, semakin kecil tekanan yang dihasilkan , sehingga pressure dropnya semakin besar. E. KESIMPULAN F. DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN A. ORIFICIMETER Ao = 0.000379 m2 Do = 0.022 m A1 = 0.001194 m2 Do = 0.039 m

air (250C) air (250C) air (250C)

= 998.8 kg/m3 = 0.0009 kg/m.s = = 0.564

4 air (250C)

= 0.101

a. Perhitungan debit (

Q=

Q=

Q=

Q=

Q=

Q=

Q=

Q=

Q=

Q=

Q=

Q=

b. Perhitungan laju alir (

V=

V=

V=

V=

V=

V=

V=

V=

V=

V=

V=

V=

c. Perhitungan rejim aliran (

NRe =

NRe =

NRe =

NRe =

NRe =

NRe =

NRe =

NRe =

NRe =

NRe =

NRe =

NRe =

d. Perhitungan koefisien orificimeter (

Co=

Co=

Co=

Co=

Co=

Co=

Co=

Co=

Co=

Co=

Co=

Co=

B. VENTURIMETER
a. Perhitungan debit (

Q=

Q=

Q=

Q=

Q=

Q=

Q=

Q=

Q=

Q=

Q=

Q=

b. Perhitungan laju alir (

V=

V=

V=

V=

V=

V=

V=

V=

V=

V=

V=

V=

c. Perhitungan rejim aliran (

NRe =

NRe =

NRe =

NRe =

NRe =

NRe =

NRe =

NRe =

NRe =

NRe =

NRe =

NRe =

d. Perhitungan koefisien orificimeter (

Cv=

Cv=

Cv=

Cv=

Cv=

Cv=

Cv=

Cv=

Cv=

Cv=

Cv=

Cv=

Você também pode gostar