Você está na página 1de 31

LABORATORIUM SATUAN OPERASI

SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2012/2013

MODUL : Aliran Fluida PEMBIMBING :

Praktikum Penyerahan (Laporan)

: 02 Mei 2013 : 09 Mei 2013

Oleh: Kelompok Nama : XI : 1. Ajeng Megawati Iskandar 2. Izal Permana 3. Farahdilla Permana Kelas : 2A ,NIM.111411003 ,NIM.111411015 ,NIM.111411009

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNNIK KIMIA JURUSAN TEKNIK KIMIA POLITEKNIK NEGERI BANDUNG 2013

BAB I

1.1 TUJUAN Tujuan dari percobaan aliran fluida ini antara lain : 1. Menghitung harga koefisien orificemeter, venturimeter, elbowmeter, pipa lurus dan membandingkannya dengan literatur. 2. Membuat kurva antara koefisien venturimeter, orificemeter, elbowmeter dan pipa lurus terhadap bilangan Reynold. 3. Membuktikan apakah pressure drop harganya tetap untuk laju aliran fluida yang berbeda.

BAB II LANDASAN TEORI

2.1.

Fluida Fluida adalah zat yang tidak dapat menahan perubahan bentuk (distorsi) secara permanen. Bila kita mencoba mengubah bentuk suatu massa fluida, maka di dalam fluida tersebut akan terbentuk lapisan-lapisan di mana lapisan yang satu akan mengalir di atas lapisan yang lain, sehingga tercapai bentuk baru. Selama perubahan bentuk tersebut, terdapat tegangan geser (shear stress), yang besarnya bergantung pada viskositas fluida dan laju alir fluida relatif terhadap arah tertentu. Bila fluida telah mendapatkan bentuk akhirnya, semua tegangan geser tersebut akan hilang sehingga fluida berada dalam keadaan kesetimbangan. Pada temperatur dan tekanan tertentu, setiap fluida mempunyai densitas tertentu.Jika densitas hanya sedikit terpengaruh oleh perubahan yang suhu dan tekanan yang relatif besar, fluida tersebut bersifat incompressible.Tetapi jika densitasnya peka terhadap perubahan variabel temperatur dan tekanan, fluida tersebut digolongkan compresible.Zat cair biasanya dianggap zat yang incompresible, sedangkan gas umumnya dikenal sebagai zat yang compressible.

2.2.

Aliran Setiap partikel dalam fluida dinamis, akan bergerak menurut jenis aliran tertentu. Lintasan yang ditempuh oleh satu partikel dalam fluida yang mengalir dinamakan garis alir (flow line). Aliran dapat diklasifikasikan (digolongkan) dalam banyak jenis seperti: turbulen, laminar, transisi.

2.2.1. Aliran Laminer Aliran dengan fluida yang bergerak dalam lapisan lapisan, atau lamina lamina dengan satu lapisan meluncur secara lancar . Dalam aliran laminar ini viskositas berfungsi untuk meredam kecenderungan terjadinya gerakan relative antara lapisan sehingga aliran ini memenuhi hukum viskositas Newton yaitu :

Aliran laminer mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: Terjadi pada kecepatan rendah. Fluida cenderung mengalir tanpa adanya pencampuran lateral. Berlapis-lapis seperti kartu. Tidak ada arus tegak lurus arah aliran. Tidak ada pusaran (arus eddy).

2.2.2. Aliran Turbulen Cairan dengan rapat massa yang akan lebih mudah mengalir dalam keadaan laminer. Dalam aliran fluida perlu ditentukan besarannya, atau arah vektor kecepatan aliran pada suatu titik ke titik yang lain. Agar memperoleh penjelasan tentang medan fluida, kondisi rata-rata pada daerah atau volume yang kecil dapat ditentukan dengan instrument yang sesuai. Aliran turbulen mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : Terbentuk arus eddy. Terjadi lateral mixing. Secara keseluruhan arah aliran tetap sama.

Distribusi kecepatan lebih uniform atau seragam

2.2.3. Aliran Transisi Rejim aliran yang terbentuk di antara rejim laminer dan turbulen adalah rejim transisi. Penentuan rejim aliran dilakukan dengan menentukan bilangan tidak berdimensi yaitu bilangan Reynolds (Reynolds Number/NRe). Bilangan Reynolds merupakan perbandingan antara gaya dinamis dari aliran massa terhadap tegangan geser yang disebabkan oleh viskositas cairan.

dengan,

: massa jenis fluida.


v

: kecepatan fluida.

: viskositas fluida.
D : diameter pipa dalam.

Untuk pipa sirkuler lurus, NRe NRe 2100 < > 2100 4000 : rejim laminar. : rejim turbulen. : rejim transisi. : Kecepatan pada saat NRe = 200.

< NRe > 4000

Kecepatan kritis

Prinsip kerja alat ukur fluida adalah mengganggu aliran dengan penambahan alat tertentu sehingga menyebabkan terjadinya pressure drop yang dapat diukur. Nilai pressure drop ini berhubungan dengan debit dari aliran tersebut. Adanya pressure drop bias disebabkan Karena adanya perubahan energi kinetik (karena laju alir berubah), skin friction, dan form friction. Berdasarkan persamaan Bernoulli, persamaan neraca energi dapat ditentukan yaitu : ( disusun ulang menjadi : ( ) )

digabung dengan persamaan kontinuitas :

karena fluida inkompresibel (khusus bahasan fluida cair), maka :

sehingga dimasukan ke persamaan neraca energi menjadi : ( ( ) )

dimana. gc F 2.3. : = 1 kg N-1 det-2

: jumlah energi yang hilang

Pengukuran Aliran Pengukuran aliran adalah untuk mengukur kapasitas aliran, massa laju aliran, volume aliran. Pemilihan alat ukur aliran tergantung pada ketelitian, kemampuan pengukuran, harga, kemudahan pembacaan, kesederhanaan dan keawetan alat ukur tersebut.Dalam pengukuran fluida termasuk penentuan tekanan, kecepatan, debit, gradien kecepatan, turbulensi dan viskositas. Terdapat banyak cara melaksanakan pengukuran-pengukuran, misalnya langsung, tak langsung, gravimetrik, volumetrik, elektronik, elektromagnetik dan optik. Pengukuran debit secara langsung terdiri dari atas penentuan volume atau berat fluida yang melalui suatu penampang dalam suatu selang waktu tertentu. Metoda tak langsung bagi pengukuran debit memerlukan penentuan tinggi tekanan, perbedaan tekanan atau kecepatan dibeberapa dititik pada suatu penampang dan dengan besaran perhitungan debit. Metode pengukuran aliran yang paling teliti adalah penentuan gravimerik atau penentuan volumetrik dengan berat atau volume diukur atau penentuan dengan mempergunakan tangki yang dikalibrasikan untuk selang waktu yang diukur.

Pada prinsipnya besar aliran fluida dapat diukur melalui : 1. Kecepatan (velocity) 2. Berat (massanya) 3. Luas bidang yang dilaluinya 4. Volumenya

2.4.

Pengenalan Alat Ukur Laju Aliran Fluida Dalam pabrik-pabrik pengolahan diperlengkapi dengan berbagai macam alat pengoperasian setiap peralatan saling mendukung antar satu peralatan dengan peralatan yang lainnya. Untuk mencapai hasil yang diinginkan maka diperlukan peralatan pendukung. Salah satu pendukung yang penting dalam suatu pabrik adalah peralatan instrument pabrik. Peralatan instrument merupakan bagian dari kelengkapan keterpasangan peralatan yang dapat digunakan untuk mengetahui dan memperoleh sesuatu yang dikehendaki dari suatu kegiatan kerja peralatan mekanik. Salah satu peralatan instrument yang penting adalah alat ukur. Penggunaan alat ukur dalam pabrik sangat banyak digunakan, ini bertujuan untuk menjaga hasil yang dibutuhkan, sehingga perlu adanya pemeliharan dari alat-alat ukur tersebut. Alat-alat ukur instrument yang dipergunakan untuk mengukur dan menunjukkan besaran suatu fluida disebut dengan alat ukur fluida. Alat ukur aliran fluida dari dua bagian pokok yaitu :

1.

Alat Ukur Primer adalah bagian alat ukur yang berfungsi sebagai alat perasa (sensor).

2.

Alat Ukur Sekunder adalah bagian yang mengubah dan menunjukkan besaran aliran yang dirasakan alat perasa supaya dapat dibaca.

Alat ukur yang sering dijumpai dalam pabrik dibagi menurut fungsinya yaitu: a. Alat Pengukur Aliran Alat untuk mengukur kecepatan aliran dari fluida yang mengalir. b. Alat Pengukuran Tekanan Alat yang digunakan untuk mengukur dan menunjukan besaran tekanan dari suatu fluida. c. Alat Pengukur Tinggi Permukaan Cairan Alat yang digunakan untuk mengukur ketinggian dari permukaan suatu cairan.

d. Alat Pengukur Temperatur Alat yang dipergunakan untuk mengukur dan menunjukkan besaran temperatur. Tujuan dari pada pengukuran aliran fluida adalah untuk mencegah kerusakan peralatan, untuk mendapatkan mutu produksi yang diinginkan dan mengontrol jalannya proses.

2.5.

Jenis Alat Ukur Aliran Fluida 2.5.1. Venturimeter Meteran ini terbentuk dari bagian masuk yang mempunyai flens, yang terdiri dari bagian pendek berbentuk silinder dan kerucut terpotong. Bagian leher berflens dan bagian keluar terpotong yang panjang. Dalam venturimeter, kecepatan fluida bertambah dan tekanannya berkurang di dalam kerucut sebelah hulu.Penurunan tekanan di dalam kerucut hulu itu lalu dimanfaatkan untuk mengukur laju aliran melalui instrument itu.Kecepatan fluida kemudian berkurang lagi dan sebagian besar tekanan awalnya kembali pulih di dalam kerucut sebelah hilir agar pemulihan lapisan batas dapat dicegah dan gesekan minimum. Oleh karena itu pada bagian penampungnya mengecil tidak ada pemisahan, maka kerucut hulu dapat dibuat lebih pendek daripada kerucut hilir.Gesekannya pun di sini kecil juga.Dengan demikian ruang dan bahan pun dapat dihemat.Walaupun meteran venturi dapat digunakan untuk mengukur gas, namun alat ini biasanya digunakan juga untuk mengukur zat cair terutama air. juga berflens yang terdiri dari kerucut

Persamaan yang digunakan dalam venturimeter :

dimana, Cv

: koefisien venturimeter : : massa jenis fluida

gc

= 1 kg N-1 det-2

2.5.2. Orificemeter Venturimeter memiliki beberapa kekurangan pada kenyataannya.Untuk meteran tertentu dengan sistem tertentu pula, laju alir maksimum yang dapat terukur terbatas, sehingga apabila laju alir berubah, diameterleher menjadi terlalu besar untuk memberikan bacaan yang teliti, atau terlalu kecil untuk dapat menampung laju aliran maksimum yang baru.Meteran orifice dapat mengatasi kekurangan-kekurangan venturimeter, tetapi konsumsi dayanya cukup tinggi. Prinsip meteran orifice identik dengan meteran venturi. Penurunan penampang arus aliran melalui orifice menyebabkan tinggi tekan kecepatan menjadi meningkat tetapi tinggi tekan akan menurun, dan penurunan antara kedua titik dapat diukur dengan manometer. Persamaan Bernoulli memberikan dasar untuk mengkolerasikan peningkatan tinggi tekan kecepatan dengan penurunan tinggi tekanan. Persamaan yang berlaku untuk orificemeter adalah :

dimana, Co gc

: koefisien orificemeter : : massa jenis fluida : = 1 kg N-1 det-2

2.5.3. Rotameter Laju alir fluida akan menyebabkan perbedaan tinggi float pada rotameter digunakan pada perbedaan tekanan konstan. ( )

dimana, v f

: kecepatan alir di daerah pelampung (annulus area) : densitas pelampung

Vf : volume pelampung Af : luas maksimum pelampung Cr : koefisien rotameter yang dapat dilihat di kurva. Fluida cair yang mengalir dalam sistem perpipaan akan mengalami banyak kehilangan energi karena adanya friksi selama fluida mengalir. Kehilangan energi ini akan berakibat penurunan tekanan aliran aliran yang dikenal sebagai pressure drop (P). Friksi (kehilangan energi) dapat ditimbulkan antara lain : a. Faktor Gesekan Fanning (f) Faktor gesekan fanning (f) didifinisikan sebagai perbandingan drag force per luas permukaan terbasahi dengan perkalian densitas dan velocity head. Nilai f sangat penting untuk menghitung energi yang hilang karena friksi di sistem perpipaan baik untuk laminar maupun turbulen.Nilai faktor gesekan fanning f banyak di temui di buku pustaka dalam bentuk kurvakurva.

Energi yang hilang karena gesekan (friction loss = Ff) adalah :

dimana, P : pressure drop karena gesekan L : panjang pipa lurus f : koefisien fanning

D v Ff

: massa jenis fluida : diameter pipa : laju alir fluida : friction loss.

b. Faktor Fitting dan Kerangan Fitting dan kerangan akan mengganggu aliran normal yang akan menyebabkan penambahan friksi,

Dimana, hf Kf

: friction loss karena fitting dan kerangan : koefisien fitting dan kerangan.

2.6.

Sistem Perpipaan Sistem perpipaan berfungsi untuk mengantarkan atau mengalirkan suatu fluida dari tempat yang lebih rendah ke tujuan yang diinginkan dengan bantuan mesin atau pompa.Sistem perpipaan harus dilaksanakan sepraktis mungkin dengan minimum bengkokan dan sambungan las atau brazing, sedapat mungkin dengan flens atau sambungan yang dapat dilepaskan dan dipisahkan bila perlu.Semua pipa harus dilindungi dari kerusakan mekanis.Sistem perpipaan ini harus ditumpu atau dijepit sedemikian rupa untuk menghindari getaran.Sambungan pipa melalui sekat yang diisolasi harus merupakan sambungan flens yang diijinkan dengan panjang yang cukup tanpa merusak isolasi. Pada perancangan sistem instalasi diharapkan menghasilkan suatu jaringan instalasi pipa yang efisien dimana aplikasinya baik dari segi peletakan maupun segi keamanan dalam pengoperasian harus diperhatikan sesuai peraturan-peraturan klasifikasi maupun dari spesifikasi installation guide dari sistem pendukung permesinan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1

Alat dan Bahan Alat : 1 set alat aliran fluida beserta pipa lurus, elbowmeter, venturimeter dan orificemeter.

Bahan : Air kran.

BAB IV KESELAMATAN KERJA


Hati-hati pada saat pemasangan/pembukaan rotameter karena dapat menyebabkan kecelakaan terhadap kaki. Bak bagian bawah alat tidak boleh dalam keadaan kering karena dapat menyebabkan kavitasi pada pompa dan konslet pada pompa hidroliknya.

BAB V DATA PERCOBAAN


1. ALIRAN TURBULEN A. ORIFICEMETER P0 = H1 H2= (312 mmHg 312 mmHg) = 0 mmHg Luas permukaan orificemeter = 0.00037994 m2

No 1 2 3 4

P (mmHg) H1 H2 P 42 332 290 332 330 326 290 293 297


42 37 29

P cmHg 0.42 0.42 0.37 0.29 Pa


5599.54 5599.54 4932.928 3866.349

Volume (L) 5 5 5 5

1 5.06 5.40 5.52 6.34

Waktu 2 Rata-rata 5.11


5.085 5.42 5.555 6.505

5.44 5.59 6.67

1atm = 7.6 cmHg = 1.01325 x 105 Pa

B. PIPA LURUS P0 = H1 H2 = (312 mmHg 312 mmHg) = 0 mmHg Luas permukaan pipa lurus = 0.001193985 m2

No

P (mmHg) H1 H2 P 320 317 302 304


18 13

P cmHg 0.18 0.13 Pa


2399.80302 1733.19107

Volume (L) 5 5

1 5.28 5.35

1 2

Waktu 2 Ratarata 5.23


5.255 5.375

5.40

3 4

318 319

299 303

19 16

0.19 0.16

2533.12541 2133.15824

5 5

5.58 5.70

5.49 5.60

5.535 5.65

C. ELBOWMETER P0 = H1 H2 = (312 mmHg 312 mmHg) = 0 mmHg Luas permukaan elbowmeter = 0.001193985 m2

No 1 2 3 4

P (mmHg) H1 H2 P 318 308


10 10 8 8

P cmHg 0.10 0.10 0.8 0.8 Pa


1333.229 1333.229 1066.583 1066.583

Volume (L) 5 5 5 5

1 5.31 5.49 5.59 5.47

Waktu 2 Rata-rata 5.27


5.29 5.51 5.605 5.445

317 316 317

307 308 309

5.53 5.62 5.42

D. VENTURIMETER P0 = H1 H2 = (312 mmHg 312 mmHg) = 0 mmHg Luas permukaan venturimeter = 0.000854865 m2

No

P (mmHg) H1 H2 P 337 338 338 340 286 286 287 285


51 52 51 55

P cmHg 0.51 0.52 0.51 0.55 Pa


6799.4419 6932.7643 6799.4419 7332.7315

Volume (L) 5 5 5 5

1 4.55 5.03 5.12 5.54

1 2 3 4

Waktu 2 Ratarata 5.00


4.775 5.05 5.145 5.695

5.07 5.17 5.85

2. ALIRAN LAMINER A. ORIFICEMETER P0 = (A-B) (C-D) No A 1 2 3 821 829 835 B 717 722 732 P (mmHg) C 812 817 820 D 764 768 771 P 56 58 54 cmHg 0.56 0.58 0.54 P Pa 7466.05384 7732.69862 7199.40906 Waktu (s) 10 10 8 1 0.66 0.80 0.86 Volume (L) 2 0.64 0.81 0.86 Rata-rata 0.65 0.805 0.86

B. PIPA LURUS P0 = (A-B) (C-D) No A 1 2 3 749 757 761 B 640 650 654 P (mmHg) C 840 843 842 D 793 797 795 P 62 61 60 cmHg 0.62 0.61 0.60 P Pa 8265.988 8132.666 7999.343 Waktu (s) 10 7 5 1 0.99 0.89 0.89 Volume (L) 2 0.98 0.87 0.88 Rata-rata 0.985 0.88 0.885

C. ELBOWMETER P0 = (A-B) (C-D) No A 1 2 B P (mmHg) C D P cmHg P Pa Waktu (s) 1 Volume (L) 2 Rata-rata

D. VENTURIMETER P0 = (A-B) (C-D) No A 1 2 3 879 900 910 B 789 801 809 P (mmHg) C 810 790 781 D 750 739 731 P 30 48 51 cmHg 0.30 0.48 0.51 P Pa 3999.672 6399.475 6799.442 Waktu (s) 10 5.2 4.3 1 0.68 0.80 0.90 Volume (L) 2 0.67 0.84 0.92 Rata-rata 0.675 0.82 0.91

3. ALIRAN TRANSISI A. ORIFICEMETER P0 = (A-B) (C-D) No A 1 2 3 846 845 857 B 742 740 753 P (mmHg) C 821 820 835 D 773 775 786 P 56 60 55 cmHg 0.56 0.60 0.55 P Pa 7466.05384 7999.3434 7332.73145 Waktu (s) 6 6 6 1 840 990 950 Volume (L) 2 850 980 960 Rata-rata 845 985 955

B. PIPA LURUS P0 = (A-B) (C-D) No A 1 2 3 766 777 787 B 659 670 684 P (mmHg) C 843 850 855 D 797 882 810 P 61 139 58 cmHg 0.61 0.139 0.58 P Pa 8132.6658 18531.812 7732.6986 Waktu (s) 5 3 3 1 980 830 960 Volume (L) 2 990 840 970 Rata-rata 985 835 965

C. ELBOWMETER P0 = (A-B) (C-D) No A 1 2 3 B P (mmHg) C D P cmHg P Pa Waktu (s) 1 Volume (L) 2 Rata-rata

D. VENTURIMETER P0 = (A-B) (C-D) No A 1 2 3 910 925 939 B 806 823 837 P (mmHg) C 840 822 808 D 790 774 757 P 54 54 51 cmHg 0.54 0.54 0.51 P Pa 7199.4091 7199.4091 6799.4419 Waktu (s) 3.15 2.26 2.1 1 950 860 970 Volume (L) 2 960 850 950 Rata-rata 955 855 960

Pada saat aliran laminer yang harus diperhatikan adalah mempertahankan aliran tersebut dalam aliran laminer, hal ini didasari oleh perhitungan berdasarkan teori hukum aliran laminer dengan bilangan reynold (Nre). 1. Pipa orifice

Diameter Orificemeter = 0,022 m Luas permukaan Orificemeter (A) = ( ( Batas kecepatan aliran: Aliren Turbulen NRe =
998 8
3

) = 0,00037994 m2

4000<

v > 0,164

Aliran Laminer NRe = 2100 >


998 8
3

laminer
9

transien

turbulen

v < 0,086

0,086 m/s

0,164 m/s

Batas Aliran: Aliran Laminer Aliren Turbulen Q=v.A Q=v.A 2 Q = (0,086 ) . (0,00037994 m ) Q = (0,164 ) . (0,00037994 m2)
3

Q = 3,267 .

Q = 6,231 .

laminer 3,267 m /s
3

transien

turbulen 6,231 m /s
3

2. Pipa Lurus = Pipa Elbow

Diameter Elbowmeter = 0,039 m Luas permukaan (A) = ( ( ) = 0,001193985 m2 Batas kecepatan aliran: Aliren Turbulen NRe =
998 8
3

4000<

39

v > 0,0

Aliran Laminer NRe = 2100 >


998 8
3

39 9

v < 0,049

laminer 0,049 m/s

transien

turbulen

0,092 m/s

Batas Aliran: Aliran Laminer Aliren Turbulen Q=v.A Q=v.A Q = (0,049 ) . (0,001193985 m2) Q = (0,092 ) . (0,001193985 m2) Q = 5,851 . 10-5
3

Q = 10,98 .

laminer 5,851 m /s
3

transien

turbulen 10,98 m /s
3

3. Pipa Venturimeter
Diameter Venturimeter = 0,033 m Luas permukaan Venturimeter (A) = ( ( Batas kecepatan aliran: Aliren Turbulen NRe =
998 8
3

) = 0,000854865 m2

4000<

33

v > 0,109

Aliran Laminer NRe = 2100 >


998 8
3

33 9

laminer 0,057 m/s

transien

turbulen

0,109 m/s

v < 0,057 Batas Aliran: Aliran Laminer Aliren Turbulen Q=v.A Q=v.A 2 Q = (0,057 ) . (0,000854865m ) Q = (0,109 ) . (0,000854865 2 3 m ) Q = 4,873 .

Q = 9,318 .

laminer 4,873 m/s

transien

turbulen

9,318 m/s

BAB VI PENGOLAHAN DATA


4.1 Rumus yang digunakan 1. Untuk Menghitung Laju Alir (Q) ( ) ( )
3

2.

Untuk Menghitung P 1 atm = 760 mmHg = 7.6 cmHg 1 atm = 1.01325 bar = 1 x 105 Pa 7.6 cmHg = 1.01325 x 105 Pa P (Pa) =
( ) ( 3 )

3.

Untuk Menghitung Bilangan Reynold (NRe)

4.

Untuk Menghitung Koefisien Orificemeter, Venturimeter, Pipa Lurus dan Elbowmeter

4.2

Perhitungan

a. Pipa Orificemeter Diameter air minyak udara = 0.022 m = 998.8 kg/m3 = 917.3 kg/m3 = 1.2 kg/m3 = 0.0009 kg.m/s

Aliran Turbulen

No mmHg 1 2 3 4 42 42 37 29

P Pa 5599,604 5599,604 4932,984 3866,393

Volume Waktu (m3) (s) 0.005 0.005 0.005 0.005 5.085 5.42 5.555 6.505

Q (m3/s) 0,00098328 0,00092251 0,00090009 0,00076864

v (m/s) 2.587999 2.428039 2.369032 2.023055

Nre 63186.2722 59280.8476 57840.1789 49393.1121

Konstanta 0.73280681 0.6875134 0.71469406 0.68938019

Konstanta Orificemeter rata-rata = 0.70609861

Aliran Laminer

No mmHg 1 2 3 56 58 54

P Pa 7466,05384 7732,69862 7199,40906

Waktu Volume (s) (L) 10 10 8 0.65 0.805 0.86

Q (m3/s)

v (m/s)

Nre

Konstanta

0,000065 0.17105263 4176.269 0.04194578 0,0000805 0.21184211 5172.149 0.05104472 0,0001075 0.28289474 6906.906 0.04649525

Konstanta Orificemeter rata-rata = 0.04649525

Aliran Transisi

No mmHg 1 2 3 56 60 55

P Pa 7466,05384 7999,3434 7332,73145

Waktu Volume (s) (L) 6 6 6 0.845 0.985 0.955

Q (m3/s)

v (m/s)

Nre

Konstanta

0,0001408 0.11795235 2879.82 0.02892445 0,0001642 0.13749475 3356.95 0.0325734 0,0001592 0.13330709 3254.707 0.03298561

Konstanta Orificemeter = 0.03149449

b. Pipa Lurus Diameter air minyak udara = 0.039 m = 998.8 kg/m3 = 917.3 kg/m3 = 1.2 kg/m3 = 0.0009 kg.m/s

Aliran Turbulen

No mmHg 1 2 3 4 18 13 19 16

P Pa 2399,80302 1733,19107 2533,12541 2133,15824

Volume (m3) 0.005 0.005 0.005 0.005

Waktu (s) 5.255 5.375 5.535 5.65

Q (m3/s)

v (m/s)

Nre

Konstanta 0.34467893 0.39652773 0.31851455 0.34002846

0,00095147 0.79689007 34490.4646 0,00093023 0.77909903 33720.4449 0,00090334 0.75657765 32745.6895 0,00088496 0.74117828 32079.1843

Konstanta Pipa Lurus rata-rata = 0.34993741

Aliran Laminer

No 1 2 3

P mmHg 62 61 60 Pa 8265,9882 8132,6658 7999,3434

Waktu Volume (s) (L) 10 7 5 0.985 0.88 0.885

Q (m3/s)

v (m/s)

Nre 3570.57361 4557.07727 6416.15766

Konstanta 0.01922623 0.0247385 0.02198237

0,0000985 0.08249685 0,00012571 0.10528967 0,000177 0.14824307

Konstanta Pipa Lurus rata-rata = 0.021982365

Aliran Transisi

No 1 2 3

P mmHg 61 139 58 Pa 8132,6658 18531,812 7732,6986

Waktu Volume (s) (L) 5 3 3 0.985 0.835 0.965

Q (m3/s) 0,000197 0,00027833 0,00032167

v (m/s) 0.1649937 0.23311292 0.26940595

Nre

Konstanta

7141.14722 0.038766358 10089.4381 0.036283696 11660.2488 0.064915105

Konstanta Pipa Lurus rata-rata = 0.046655053

c. Pipa Elbowmeter

Diameter air minyak udara

= 0.039 m =998.8 kg/m3 =917.3 kg/m3 =1.2 kg/m3 =0.0009 kg.m/s

Aliran Turbulen

No mmHg 1 2 3 4 10 10 8 8

P Pa 1333,229 1333,229 1066,583 1066,583

Volume (m3) 0.005 0.005 0.005 0.005

Waktu (s) 5.29 5.51 5.605 5.445

Q (m3/s) 0,000945 0,000907 0,000892 0,000918

v (m/s)

Nre

Konstanta 0.45937484 0.44103319 0.48473264 0.49897639

0.79161764 34262.2668 0.7600104 32894.2634 0.74712887 32336.7335 0.76908307 33286.9406

Konstanta Elbowmeter rata-rata = 0.47102926

Aliran Laminer

No 1 2

P mmHg Pa -

Waktu Volume (L) (s) -

Q (m3/s) -

v (m/s) -

Nre

Konstanta -

Konstanta Elbowmeter rata-rata = -

Aliran Transisi

No 1

P mmHg Pa -

Waktu Volume (L) (s) -

Q (m3/s) -

v (m/s) -

Nre

Konstanta -

Konstanta Elbowmeter rata-rata = -

d. Pipa Venturimeter

Diameter air minyak udara

= 0.039 m =998.8 kg/m3 =917.3 kg/m3 =1.2 kg/m3 =0.0009 kg.m/s

Aliran Turbulen

No 1 2 3 4

P mmHg 51 52 51 55 Pa 6799,4419 6932,7643 6799,4419 7332,7315

Volume (m3) 0.005 0.005 0.005 0.005

Waktu (s) 4.775 5.05 5.145 5.695

Q (m3/s)

v (m/s)

Nre

Konstanta 0.3147506 0.29473519 0.29211548 0.25412651

0,00104712 1.22489565 53015.1169 0,0009901 1.15819341 50128.1551 0,00097182 1.13680792 49202.5623 0,00087796 1.02701962 44450.7784

Konstanta Elbowmeter rata-rata = 0.28893194

Aliran Laminer

No 1 2

P mmHg 35 35 Pa 4666,28 4666,28

Waktu (s) 3 3

Volume (L) 1,35 1,6

Q (m3/s) 0,00045 0,000533

v (m/s)

Nre

Konstanta 0,1169048

0,37688916 16312,2652

0,44668345 19333,0551 0,13855384

Konstanta Elbowmeter rata-rata = 0,12772932

Aliran Transisi

No

P mmHg Pa

Waktu (s)

Volume (L)

Q (m3/s) 0,001

v (m/s)

Nre

Konstanta

1 34,2 4559,63 5 5 Konstanta Elbowmeter rata-rata = 0,26280913

0,83753146 36249,4783 0,26280913

4.3 Kurva antara Bilangan Reynold (Nre) dengan Konstanta Orificemeter, Pipa Lurus, Venturimeter dan Elbowmeter

Orificemeter

Kurva konstanta vs NRe


1.2 1 0.8 Konstanta 0.6 0.4 0.2 0 y = 1E-05x - 0.0124 R = 1 0 20000 laminer Linear (turbulen) Linear (transisi) Linear (laminer) y = -4E-06x + 0,877 y = 7E-06x + 0.479 R = 0.5896

40000 NRe

60000

80000

Pipa Lurus

Kurva konstanta vs NRe


0.5 0.45 0.4 0.35 0.3 0.25 0.2 0.15 0.1 0.05 0 0 y = -1E-05x + 0.6578y = 1E-05x - 0,059 R = 0.4364

turbulen transisi laminer

konstanta

y = 2E-06x + 0.0923 R = 1

Linear (turbulen) Linear (transisi) Linear (laminer)

10000

20000 NRe

30000

40000

Elbowmeter

Kurva konstanta vs NRe


2 1.8 1.6 1.4 konstanta 1.2 1 0.8 0.6 0.4 0.2 0 0 10000 20000 NRe 30000 40000 y = 9E-06x - 0.0122 R = 1 y = 8E-05x - 1.7523 R = 0.1573 laminer Linear (turbulen) Linear (transisi) Linear (laminer) y = 1E-05x - 0,085

Venturimeter

Kurva konstanta vs NRe


1.2 1 Konstanta 0.8 0.6 0.4 0.2 0 0 10000 20000 NRe 30000 40000 y = 7E-06x R = 1 laminer Linear (turbulen) Linear (transisi) Linear (laminer) y = 6E-06x + 0,059 y = 6E-05x - 1.001 R = 0.8665

4.4 Kurva antara Pressure Drop dengan Laju Alir

Orificemeter

Kurva Delta P thdp Q


5000 4500 4000 3500 3000 2500 2000 1500 1000 500 0 0 y = -2E+06x + 4419.7 y = 1E+07x - 3887 R = 1 y = 4E+06x + 86.769 R = 0.6553 laminer Linear (turbulen) Linear (transisi) Linear (laminer)

Delta P (Pa)

0.0005 Q (m3)

0.001

0.0015

Pipa Lurus

Kurva Delta P vs Q
7000 6000 5000 Delta P (Pa) 4000 3000 2000 1000 0 0 0.0002 0.0004 0.0006 0.0008 Q (m3) 0.001 0.0012 y = 7E+06x - 3628 R = 0,780 laminer Linear (turbulen) Linear (transisi) Linear (laminer) y = 1E+07x - 2359 y = 8E+06x + 472,4 R = 1

Elbowmeter

Kurva Delta P vs Q
6000 5000 Delta P ( Pa ) 4000 3000 2000 1000 0 -1000 0 y = 3E+06x - 2639.6 R = 0.7761 0.0002 0.0004 0.0006 0.0008 0.001 0.0012 Q (m3) y = -6E+06x + 6045.6 R = 1 y = -10859x + 4621 laminer Linear (turbulen) Linear (transisi) Linear (laminer)

Venturimeter

Kurva Delta P vs Q
5000 4500 4000 3500 3000 2500 2000 1500 1000 500 0 0 y = -1E+06x + 5597, y = -6E-08x + 4666, laminer Linear (turbulen) Linear (transisi) y = -1E+06x + 1148.5 R = 0.7979 0.0002 0.0004 0.0006 0.0008 0.001 0.0012 Q (m3) Linear (laminer)

Delta P ( Pa )

Você também pode gostar