Você está na página 1de 14

laporan praktikum fisika menentukan konstanta pegas(pegas)

ENG ING EEENG......... kali ini aku mau berbagi pengalaman saat ptaktikum Fisika, ini dia contoh laporan praktikum saya waktu SMA kelas 3. Ada yang mau nyontek??? silahkan ...:) jika ada kesalahan tolong diperbaiki ya ......selamat melihat-lihat.

LAPORAN UJIAN PRAKTIKUM FISIKA MENENTUKAN KONSTANTA PEGAS (PEGAS) DISUSUN OLEH : NAMA: YUANITA M.R KELAS: XII IPA 1

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL SMA NEGERI 8 BATAM TAHUN AJARAN 2011/2012

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan ini telah disahkan, Tanggal : Oleh :

1. Suroto S.Si (Guru pembimbing)

: ______________________________________

KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga praktikan bisa menyelesaikan laporan ujian praktikum fisika yang berjudul MENENTUKAN KONSTANTA PEGAS (PEGAS). Laporan ini disusun sebagai bukti otentik dari ujian praktek fisika tahun ajaran 2011-2012 yang dilaksanakan di laboraturium IPA SMA Negeri 8 Batam. Tidak lupa praktikan mengucapkan terimakasih kepada: 1. Dra. Ibu Dwi Sulistyani selaku kepala sekolah SMA Negeri 8 Batam. 2. Suroto S.Si selaku guru pembimbing. 3. Majelis guru yang mendukung pembuatan karya tulis. 4. Orang tua yang selalu memberikan motivasi dan doa. 5. Teman-teman XII IPA yang membantu praktikan menyelesaikan laporan ini. Praktikan berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca, sehingga mampu mendefinisikan konstanta pegas dan menghitung yang berfariasi bentuk dan ukurannya. Praktikan menyadari karya tulis ini masih banyak kekurangan. Maka dari itu praktikan memohon maaf jika ada kesalahan dalam pembuatan laporan. Oleh karena itu praktikan mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca yang sifatnya membangun demi perbaikan pembuatan laporan dimasa mendatang.

Batam, 8 Maret 2012

Yuanita M.R

MOTTO

Santai dalam Penampilan, Serius dalam Pemikiran

Daftar Isi

LEMBAR PENGESAHAN...1 KATA PENGANTAR...2 MOTTO..... .3 DAFTAR ISI..........4 JUDUL PRAKTIKUM..5 TUJUAN PERCOBAAN...........................................................5 LANDASAN TEORI.....5 ALAT DAN BAHAN.....7 A. Alat ...7 B. Bahan........7 PROSEDUR PERCOBAAN.....8 HASIL DAN PEMBAHASAN..9 A. Hasil......9 B. Analisa / Pembahasan...10 KESIMPULAN....1 8 KRITIK DAN SARAN.......19 DAFTAR PUSTAKA......20

I. JUDUL PRAKTIKUM MENENTUKAN KONSTANTA PEGAS (PEGAS) II. a. b. c. TUJUAN PERCOBAAN Menentukan tingkat elastisitas pada bahan Menentukan besarnya konstanta pegas Menentukan hubungan massa dengan konstanta pegas

III. LANDASAN TEORI Jika sebuah pegas ditarik dengan gaya tertentu, maka panjangnya akan berubah. Semakin besar gaya tarik yang bekerja, semakin besar pertambahan panjang pegas tersebut. Ketika gaya tarik dihilangkan, pegas akan kembali ke keadaan semula. Jika beberapa pegas ditarik dengan gaya yang sama, pertambahan panjang setiap pegas akan berbeda. Perbedaan ini disebabkan oleh karakteristik setiap pegas. Karateristik suatu pegas dinyatakan dengan konstanta pegas (k). Hukum Hook menyatakan bahwa jika pada sebuah pegas bekerja sebuah gaya, maka pegas tersebut akan bertambah panjang sebanding dengan besar gaya yang bekerja padanya. Secara matematis, hubungan antara besar gaya yang bekerja dengan pertambahan panjang pegas dapat dituliskan sebagai berikut: F=kx Keterangan : F = gaya yang bekerja (N) k = konstanta pegas (N/m) x = perubahan panjang pegas Pegas ada yang disusun secara tunggal, ada juga yang disusun seri atau paralel. Untuk pegas yang disusun seri, pertambahan panjang total sama dengan jumlah masing-masing pertambahan panjang pegas . Sehingga pertambahan total x adalah: x = x1 + x2. Sedangkan untuk pegas yang disusun paralel, pertambahan panjang masing-masing pegas sama. Yaitu: x1 = x2 = x3. dengan demikian: Kp = k1 + k2 Perlu selalu di ingat bahwa hukum Hook hanya berlaku untuk daerah elastik, tidak berlaku untuk daerah plastik maupun benda-benda plastik. Menurut Hooke, regangan sebanding dengan tegangannya, dimana yang dimaksud dengan regangan adalah persentase perubahan dimensi. Tegangan adalah gaya yang menegangkan per satuan luas penampang yang dikenainya. Sebelum diregangkan dengan gaya F, energi potensial sebuah pegas adalah nol, setelah diregangkan energi potensialnya berubah menjadi: E = kx2 Jika sebuah benda diberikan gaya maka hukum Hooke hanya berlaku sepanjang daerah elastis sampai pada titik yang menunjukkan batas hukum Hooke. Jika benda diberikan gaya hingga melewati batas hukum Hooke dan mencapai batas elastisitas, maka panjang benda akan kembali seperti semula. Jika gaya yang diberikan tidak melewati batas elastisitas. Tapi hukum Hooke tidak berlaku pada daerah antara batas hukum Hooke dan batas elastisitas. Jika benda diberikan gaya yang sangat besar hingga melewati batas elastisitas, maka benda tersebut akan memasuki daerah plastis dan ketika gaya dihilangkan, panjang benda tidak akan kembali seperti semula, benda

tersebut akan berubah bentuk secara tetap. Jika pertambahan panjang benda mencapai titik patah, maka benda tersebut akan patah. Berdasarkan persamaan hukum Hooke di atas, pertambahan panjang (L) suatu benda bergantung pada besarnya gaya yang diberikan (F) dan materi penyusun dan dimensi benda (dinyatakan dalam konstanta k). Benda yang dibentuk oleh materi yang berbeda akan memiliki pertambahan panjang yang berbeda walaupun diberikan gaya yang sama, misalnya tulang dan besi. Demikian juga, walaupun sebuah benda terbuat dari materi yang sama (misalnya besi), tetapi memiliki panjang dan luas penampang yang berbeda maka benda tersebut akan mengalami pertambahan panjang yang berbeda sekalipun diberikan gaya yang sama. Jika kita membandingkan batang yang terbuat dari materi yang sama tetapi memiliki panjang dan luas penampang yang berbeda, ketika diberikan gaya yang sama, besar pertambahan panjang sebanding dengan panjang benda mula-mula dan berbanding terbalik dengan luas penampang. Makin panjang suatu benda, makin besar pertambahan panjangnya, sebaliknya semakin tebal benda, semakin kecil pertambahan panjangnya. IV. ALAT DAN BAHAN a. Alat 1. statif sebanyak 4 buah

2. 3.

baut besar sebanyak 2 buah sekrup besar sebanyak 2 buah

b. 1.

Bahan Dinamometer sebanyak 5 buah Beban sebanyak 2 buah

2.

3. 4. 5.

Sekrup besar sebanyak 2 buah Penggaris sebanyak 1 buah Neraca pegas sebanyak satu buah

V. 1. 2. 3. 4.

PROSEDUR PERCOBAAN Susun rangkaian pegas secara seri seperti gambar. Tentukan panjang awal pegas dan tulis nilainya. Timbanglah massa beban dan catat massanya. Pasanglah beban pada bawah pegas.

5. 6.

tentukan panjang akhir pegas dan catat nilainya. tentukan nilai kostanta pegas karet dengan menggunakan persamaan.

VI. a.

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL PANJANG AKHIR

NO NAMA BENDA MASSA BEBAN (m) PANJANG AWAL (lo) (lt) X 1 Balok besi 0,036 kg 7,5 cm 12.10-3 63.10-3 2 Skrup panjang kurus 0,0058 kg 7,5 cm 4.10-3 71.10-3 3 Balok besar kayu 0,061 kg 7,5 cm 14.10-3 61.10-3 4 Skrup panjang besar 0,0228 kg 7,5 cm 1.10-3 74.10-3 5 Skrup panjang kecil 0,0235 kg 7,5 cm 9.10-3 66.10-3

TUGAS AKHIR 1. Tentukan besarnya konstanta pegas pada masing-masing variasi beban! 2. Tentukan besarnya energi potensial! Tugas akhir akan dibahas didalam analisa laporan.

b.

ANALISA / PEMBAHASAN

Pada tanggal 8 Maret 2012 telah diadakan sebuah praktikum yang berjudul menentukan Konstanta pegas, yang dilaksanakan di laboraturium IPA SMA Negeri 8 Batam dan dibimbing oleh guru bidang studi yang bertujuan untuk: Untuk melaksanakan sebuah praktikum, praktikan diberi waktu selama 2 jam untuk menyelesaikan praktikum. Untuk melaksanakan praktikum praktikum dituntut untuk serius dan memiliki ketelitian yang tinggi supaya data yang diperoleh benar dan efektif.

Sebelum melakukan percobaan, langkah awal yang dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan seperti: statif, baut besar, sekrup besar,dinamometer, beban, sekrup besar, dan penggaris. Selanjutnya praktikan menyusun rangkaian menjadi seperti berikut: Dalam praktikum, ada dua macam susunan pegas yaitu seri dan paralel. Pegas yang disusun secara seri mengalami regangan yang cukup panjang atau lebih besar nilai pertambahan panjangnya. Sedangkan pegas yang disusun secara paralel hanya sedikit mengalami perubahan atau regangan tidak terlalu panjang. Hal ini sesuai dengan rumus bahwa secara seri k = F/2x = k/2, sedangkan secara paralel k =k = 2k. Setelah itu praktikan menentukan massa beban menggunakan alat ukur yaitu neraca 3 lengan. Beban yang digunakan yaitu balok besi, sekrup panjang kurus, balok kayu besar, sekrup panjang besar, dan sekrup panjang kecil. Untuk mendapatkan data yang akurat sebaiknya menggunakan neraca digital. Karena neraca digital sudah terbukti keakuratan pengukurannya. Cara mencari massa beban dengan menggunakan neraca tiga lengan adalah, pertama letakkan beban keatas permukaan besi pada neraca lengan. Geserkan beban paling depan pada neraca lengan untuk mengetahui apakah beban yang digunakan memiliki massa antara 1 sampai 10 gram, dan geserkan beban kedua pada neraca lengan untuk mengetahui apakah beban yang digunakan memiliki massa 10 sampai 100 gram dan beban ketiga yang digunakan untuk mengetahiu apakah beban yang digunakan memiliki beban lebih dari 100 gram. Karena kurangnya ketersediaan neraca lengan di SMA Negeri 8 Batam, membuat praktikan harus nenunggu praktikan yang lain secara bergiliran untuk mengukur beban yang digunakan, sehingga waktu yang tersedia tersita karena menunggu. Hal ini adalah salah satu kesulitan dalam menjalankan praktikum dari tahun- ketahun. Seharusnya sekolah harus melengkapi alat- alat yang digunakan untuk praktikum atau memperbanyak alat-ala tersebut supa praktikum bisa berjalan dengan lancar dan tepat waktu. Pada penelitian yang pertama ini, praktikan mendapatkan massa bada balok besi sebesar 36,0 gram atau 0,036 kg, selanjutnya massa sekrup panjang kurus sebesar 5,8 gram atau 0,0058 kg, massa balok kayu sebesar 61,0 gram atau 0,061 kg, massa sekrup panjang besar sebesar 22,5 gram atau 0,0228 kg dan massa sekrup panjang kurus sebesar 23,5 gram atau 0,0235 kg. Lalu praktikan mencatat hasilnya pada tabel yang tersedia. Langkah selanjutnya praktikan menggantung sebuah neraca pegas pada statif untuk menentukan panjang awal pada pegas. Sama halnya seperti pembahasan diatas, karena jumlah statif yang disediakan oleh sekolah sangat terbatas dan tidak sesuai dengan jumlah kelompok praktikum yang ada, maka praktikan lagi-lagi harus menunggu praktikan yang lain untuk melakukan penelitian. Praktikan harus menunggu praktikan yang lain selama kira-kira 15 menit untuk menggunakan statif. Sehingga waktu yang tersedia terbuang sia-sia. Setelah praktikan menggantungkan pegas pada statif, kemudian praktikan memasang beban pada bawah pegas dan menggantungnya. Pada saat menggantung beban, praktikan tidak boleh menggantungkan secara langsung beban tersebut pada pengait pegas atau langsung diletakkan pada pengait. Karena bisa menyebabkan pengait pada neraca pegas mengalami kerusakan .

karena pengaitnya sangat kecil atau bisa menimbulkan kerusakan seperti lecet-lecet. Jadi, praktikan menggunakan plastik kecil yang tipis dan ringan seperti kantong teh obeng untuk menggantungkan benda. Caranya, beban yang akan digantung pada neraca pegas dimasukkan kedalam kantong teh obeng satu persatu. Setelah itu, gantungkan tali pada kantong teh obeng yang berisi beban pada pengait pegas. Setelah semua beban di gantung, praktikan mencatat data yang di peroleh satu per satu pada tabel yang tersedia. Untuk mengukur panjang awal pada pegas dalam praktikum ini praktikan menggunakan penggaris. Karena penggaris mempunyai ketelitian 0,1 mm selain itu penggaris juga mudah untuk dipahami. Sebaiknya penggaris yang digunakan harus panjang supaya lebih mudah dalam melakukan penghitungan. Panjang awal pada pegas yang didapat adalah 7,5 cm atau 0,075 m. Dalam penelitian mencari panjang akhir harus dilakukan secara seksama dan teliti. Dalam penelitian yg selanjutnya praktikan mendapatkan panjang akhir pada pegas dengan beban balok besi sebesar 53.10-3, panjang akhir pada beban sekrup panjang kurus sebesar 71.10-3. panjang akhir pada beban balok kayu sebesar 51.10-3, panjang akhir pada beban sekrup panjang besar sebesar 74.10-3, dan panjang akhir pada beban sekrup panjang kurus adalah 66.10-3. Lalu praktikan mencatat hasilnya pada tabel yang tersedia. Setelah praktikan selesai menghitung massa beban, panjang awal dan panjang akhir dari semua beban yang digunakan, selanjutnya praktikan menghitung besarnya x atau selisih antara panjang akhir (Lt) dan panjang awal (Lo) dengan rumus: x = Lt- Lo Dengan menggunakan rumus tersebut praktikan dapat menghitung selisih panjang akhir (Lt) dan panjang awal(Lo) dan mencatat semua hasilnya pada lembar tabel yang tersedia yang nantinya x akan digunakan untuk menghitung besarnya konstanta pegas dan besarnya energi potensial pegas. Untuk menghitung besarnya konstanta pegas menggunakan rumus sebagai berikut: F = F.1 M.g = k. x2 k= m.g ...3 x Dimana : F = Gaya pegas M = Massa beban g = Grafitasi bumi k = konstanta pegas x = Selisih antara panjang akhir (Lt) dan panjang awal (Lo) Sebelum menghitung semua nilai konstanta pegas, pastikan semua satuan yang telah diukur dalam satuan Sistem Internasional (SI), supaya tidak terjadi kesalahan dalam pengolahan data dan memperlambat penyelesaian praktikum. Setelah memastikan semua data yang diperoleh dalam satuan SI, praktikan akan memulai menyelesaikan penghitungan. Untuk mengitung nilai konstanta pegas adalah dengan memasukkan semua data yang telah diperoleh pada rumus konstanta pegas (k). Masukkan nila massa pada beban pertama (m1), grafitasi bumi ( g = 10 m/s) dan selisih panjang akhir dan panjang awal pada rumus konstanta pegas tersebut. Untuk mempermudah penghitungan semua data

yang ada praktikan menggunakan kalkulator. Karena disamping cepat hasil yang didapat juga efisien. Caranya, masukkan nilai massa, grafitasi bumi dan selisih antara panjang akhir dan panjang awal .

Hasil dari penghitungan konstanta pegas pada percobaan ini adalah sebagai berikut: a. Balok besi k= m.g x = 0,036.10 = 5,71 63.10-3 b. Sekrup panjang kurus k= m.g x =0,0058.10 = 0,8169 71.10-3 c. Balok besar kayu k= m.g x = 0,061.10 = 10 61.10-3 d. Sekrup panjang besar k= m.g x = 0,0228.10 = 3,081 74.10-3

e. Sekrup panjang kecil k= m.g x = 0,0235.10 = 3,56 66.10-3 Untuk mencari besarnya energi potensial sangat mudah. Jauh lebih mudah dari mencari nilai konstanta pegas karena semua data-data yang ada dapat langsung dimasukkan kedalam rumus ini. Caranya, masukkan nilai x lalu kuadratkan dengan menggunakan kalkulator untuk mempercepat penghitungan data. Lalu kalikanlah x yang telah dikuadratkan tersebut dengan konstanta pegas yang telah dihitung tadi.

Setelah mendapatkan hasilnya kalilah hasil perkalian antara x dengan konstanta pegas dengan angka setengah atau 0,5 atau bisa juga dengan cara dibagi dengan dua. Dan hasil penghitungan besarnya energi potensial adalah sebagai berikut : a. balok besi Ep = . k . (x)2 = . 5,71 . (63.10-3)2 = 11334.10-6 joule b. sekrup panjang kurus Ep = . k . (x)2 = . 0,8169 . (71.10-3)2 = 2059.10-6 joule c. balok besar kayu Ep = . k . (x)2 = . 10 . (61.10-3)2 = 18605.10-6 joule d. sekrup panjang besar Ep = . k . (x)2 = . 3,081. (74.10-3)2 = 8433.10-6 joule e. sekrup panjang kecil Ep = . k . (x)2 = . 3,56 . (66.10-3)2 = 7753.10-6 joule Berdasarkan kajian teori yang diperoleh, dapat dinyatakan bahwa sebuah pegas yang diregangkan dengan satu gaya, maka pegas akan bertambah panjang. Jika gaya yang digunakan untuk menarik suatu kawat tidak terlalu besar, maka perpanjangan pegas adalah sebanding dengan gaya yang bekerja. Semakin besar konstanta pegas atau semakin kaku sebuah pegas, maka semakin besar gaya yang diperlukan untuk menekan atau meregangkan pegas. Sebaliknya semakin elastis sebuah pegas atau semakin kecil konstanta pegas, maka semakin kecil gaya yang diperlukan untuk meregangkan pegas. Konstanta pegas menggambarkan kekakuan pegas. Semakin besar konstanta yang dimiliki, pegas semakin kaku dan semakin susah untuk diregangkan atau ditekan. Begitu pula sebaliknya, jika konstanta pegas kecil, maka pegas tersebut semakin mudah diregangkan atau ditekan. Besarnya massa beban pada masing-masing benda ternyata sangat berpengaruh dalam pertambaan panjang pegas. Jika semakin besar massa beban, maka pegas akan semakin memanjang. Begitu juga sebaliknya jika semakin kecil besarnya massa benda maka tarikan pegas tidak terlalu panjang. Dalam praktikum, ada dua macam susunan pegas yaitu rangkaian seri dan paralel. Perbedaan susunan rankaian dalam praktikum juga sangat berpengaruh terhadap pertambahan panjang pegas. Jika pegas disusun secara seri maka akan mengalami regangan yang cukup panjang atau lebih besar nilai pertambahan panjangnya. Sedangkan pegas yang disusun secara paralel hanya sedikit mengalami regangan atau mengalami perubahan sedikit saja. Jika massa beban diganti menjadi yang lebih besar maka pertambahan panjang pada pegas akan semakin besar adan akan berpengaruh pada hasil penghitungan konstanta pegas, yaitu konstanta pegas akan semakin besar. Makin panjang suatu benda, makin besar besar pertambahan panjangnya, sebaliknya semakin tebal benda, semakin kecil

pertambahan panjangnya. Pegas atau gulungan kawat juga sangat berpengaruh dalam melakukan penelitian. Terkadang jika dalam suatu praktikum kesediaan alat alat tidak memenuhi, maka pegas dapat diganti dengan karet. Namun praktikum kali ini laboraturium IPA SMA Negeri 8 Batam praktikan menggunaka pegas. Sehingga hasil pengambilan data cukup efisien. Tetapi pegas yang digunakan bisa saja terbuat dari bahan yang berbeda, atau panjangnya berbeda atau luas penampangnya berbeda. Misalnya:

Pada pegas (a), dan (c) terbuat dari bahan yang sama, (b), dan (d ) panjangnya sama tetapi luas penampangnya berbeda, (a), dan (c) luas penampangnya sama tetapi panjangnya berbeda. Dengan demikian, apabila pegas-pegas tersebut dikenai gaya yang sama, maka akan menghasilkan pertambahan panjang yang berbeda. Dan pegas yang terbuat dari alumunium akan mengalami pertambahan panjang lebih besar dari pada pegas yang terbuat dari baja. Dari pengamatan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa pertambahan panjang pegas, berbanding lurus dengan besar gaya tarik pada pegas, dan panjang pegas mulamula, serta berbanding terbalik dengan luas penampang pegas dan kelenturan pegas. Dari pembahasan yang sudah diuraikan diatas, maka dapat dikatakan bahwa karet dan pegas adalah benda elastis. Karet dikatakan benda elastis karena setelah karet ditarik dan dilepaskan dapat kembali ke bentuk semula, begitu juga pegas apabila ditarik maka meregang atau memanjang, dan jika dilepaskan akan kembali ke bentuk yang semula. Setelah praktikan selesai menghitung besarnya nilai konstanta pegas dan besarnya energi potensial pegas, maka penulisan laporan pun selesai. Dengan demikian praktikan dapat menaarik beberapa kesimpulan pada percobaan kali ini. Berikut ini adalah beberapa kesimpulan yang diperoleh oleh praktikan dalam percobaan menentukan konstanta pegas: 1. Setiap bahan memiliki nilai konstanta pegas yang berbeda-beda. 2. apabila sebuah pegas diberi gaya dan dilepaskan, maka pegas tersebut akan kembali kebentuk awalnya. 3. besarnya konstanta pegas dan x mempengaruhi besarnya energi potensial pegas. 4. semakin berat beban yang digunakan semakin besar pula konstanta pegasnya. 5. konstanta pegas berbanding lurus denga massa dan grafitasi bumi berbanding terbalik dengan x. Dalam praktikum ini praktikan tidak mengalami kesulitan karena alat-alat dan bahan yang digunakan untuk praktikum mudah didapatkan dan harganya relatif murah. Tapi sebaiknya sebelum memulai praktikum atau dengan kata lain sebelum praktikan memasuki laboraturium untuk membawa semua alat dan bahan yang akan digunakan untuk praktikum supaya praktikum bisa berjalan dengan lancar. Dan untuk mempermudah dalam penghitungan data sebaiknya para praktikan membawa alat hitung seperti kalkulator, supaya mempercepat penghitungan dan hasil yang diperoleh juga efisien.

VII.

KESIMPULAN

Dari percobaan yang berjudul Menentukan Konstanta Pegas (pegas), dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Setiap bahan memiliki konstanta pegas yang berbeda. 2. apabila sebuah pegas diberi gaya dan dilepaskan maka pegas tersebut akan kembali ke bentuk awalnya. 3. besarnya konstanta pegas dan x mempengaruhi besarnya energi potensial pegas. 4. Semakin besar nilai konstanta, maka nilai energi potensial yang didapat juga semakin besar. Sebaliknya semakin kecil nilai konstanta, maka semakin besar nilai energi potensial. 5. Sifat elastis adalah sifat bahan yang selalu berusaha menghambat perubahan bentuknya dan cenderung mengenbalikanyya ke bentuk semula. Benda yang memiliki sifat ini dinamakan dengan benda elastis. 6. Perubahan panjang suatu pegas berbanding lurus (linier) dengan gaya tarik atau gaya tekan yang diberikan pada pegas tersebut. 7. semakin berat beban yang digunakan semakin besar pula konstanta pegasnya. 8. konstanta pegas berbanding lurus dengan massa dan gravitasi bumi serta berbanding terbalik dengan x. 9. jika sebuah pegas ditarik oleh gaya yang besarnya tidak melebihi batas elastisitas pegas, pegas tersebut bertambah panjang sebanding dengan besarnya gaya yang maka mempengaruhi pegas tersebut. 10. jika gaya tarik tidak melampaui batas elastis pegas, maka pertambahan panjang pegas berbanding lurus (sebanding) dengan gaya tariknya. .

VIII. KRITIK DAN SARAN Pada praktikum fisika yang telah dilaksanakan di laboraturium IPA, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan: 1. fasilitas diruang praktikum kurang memadai, sehingga saat siswa melakukan praktikum harus bergantian dan menunggu kelompok yang lain selesai menggunakan alat. 2. sebaiknya alat dan bahan yang dibutuhkan dalam percobaan harus dilengkapkan agar memudahkan untuk melakukan percobaan. 3. sebaiknya alat dan bahan yang akan digunakan di dalam praktikum telah tersedia secara lengkap, sehingga waktu praktikum tidah habis untuk menyiapkan alat-alat praktikum. 4. sebaiknya dalam pelaksanaan praktikum, guru pembimbing mengawasi dengan tegas supaya situasi saat melakukanpraktikum tidak bising dan terjadi keributan.

DAFTAR PUSTAKA Kanginan, Marthen. 2006. FISIKA untuk SMA kelas XI. Jakarta: Erlangga. Abdullah, Mikrojuddin. 2007. FISIKA SMA dan MA untuk kelas XI Semester 1. Jakarta: Esis. Cari. 2007. Aktif Belajar Fisika XI. Surakartaa: Mediatama. www.google.com

Você também pode gostar