Você está na página 1de 26

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Islam memiliki perbedaan yang nyata dengan agama-agama lain di muka bumi ini. Islam sebagai agama yang sempurna tidak hanya mengatur hubungan manusia dengan Sang Khalik-nya , namun islam memiliki aturan dan tuntunan yang bersifa komprehensif, harmonis, jelas dan logis. Salah satu kelebihan islam yang akan dibahas adalah perihal perspektif islam dalam mengajarkan kesehatan bagi individu maupun masyarakat. Kesehatan merupakan salah satuhak bagi tubuh manusia. Demikian sabda Nabi Muhammad SAW. Karena kesehatan merupakan hak asasi manusia, sesuatu yang sesuai dengan fitrah manusia,maka islam menegaskan perlunya istiqomah memantapkan dirinya dengan menegakkan agama islam. Satu-satunya jalan dengan melak sanakan perintah-perintah-Nya dan meninggalkan larangan-Nya. Allah berfirman: Hai manusia sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh-penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk rahmat bagi orang-orang yang beriman (QS: Yunus 57). Sehat menurut batasan World Health Organization adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidupproduktif secara sosial dan ekonomis. Tujuan islam mengajarkan hidup yang bersih dan sehat adalah menciptakan individu dan masyarakat yang sehatyang sehat jasmani, rohani, dan sosial sehingga umat manusia mampu menjadi umat yang pilihan.

1.2

Rumusan Masalah 1. Bagaimana Pandangan Islam terhadap kesehatan? 2. Bagaimana definisi etika dan aqidah agama dalam ilmu kesehatan? 3. Bagaimana aqidah dalam melakukan ilmu keperawatan? 4. Bagaimana etika dalam dunia kesehatan? 5. Bagaimana Memberi wawasan etika dan aqidah kesehatan kepada khalayak ramai?

1.3

Tujuan 1. Dapat mendeskripsikan kesehatan dalam pandangan Islam. 2. Dapat menjelaskan etika dan aqidah agama dalam ilmu kesehatan. 3. Mengunakan aqidah dalam melakukan ilmu keperawatan. 4. Menngunakan etika dalam dunia kesehatan. 5. Memberi wawasan etika dan aqidah kesehatan kepada khalayak ramai.

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pandangan Islam Terhadap Kesehatan


Islam melarang mengobati pasien dengan pendekatan agama (religious approach) dan doa semata. Islam merupakan agama pertama yang mengakui otoritas ilmu pengetahuan, ilmu medis dan ilmu obat-obatan kitab Tarikhut Thibb (sejarah kedokteran) menjelaskan bahwa pada masa kefakuman pemerintah teokrasi di Eropa, pengobatan sepenuhnya berada di tangan tokoh-tokoh agama. Dan tak seorang pun selain mereka yang diberi wewenang untuk melakukan pengobatan kepada pasien, bahkan pernah gereja memerintahkan untuk membakar hidup-hidup para tabib (dokter) dan sarjana atau menyiksa mereka di ujung tombak hingga mati. Maka Islam pun datang dengan persepektif baru, yaitu : 1. Menurut Islam, sakit merupakan qadla dan qadar Allah yang diturunkan kepada mukmin dan juga kepada kafir, tetapi seorang mukmin wajib bersabar terhadap cobaan yang menimpanya, sedang bersabar (dari cobaan itu) akan diberi pahala dan mendapatkan kebaikan di sisi Allah. 2. Islam tidak mengakui bahwa iman dan doa semata mempunyai pengaruh secara langsung dan mendasar, tetapi juga mengakhiri pengaruh keduanya dalam proses terapi. 3. 4. Islam tidak mengakui proses pengobatan dari tokok-tokoh agama, tetapi dari pihak rasul sendiri mampu mengobati penyakit. Islam mendorong agar menghormati ilmu medis, sains dan dokter serta mencari pertolongan dari mereka, juga menghormati penemuan obatobatan dan perkembangan ilmu kedokteran. 5. Upaya menjaga kesehatan dan meminta pertolongan dokter tidaklah berarti menghindari qadla dan qadar Tuhan, bahkan pengobatan dengan cara apapun merupakan qadla dan qadar Allah.

Ketika rasullah SAW tiba di Madinah dan menegakkan kedaulatan di sana, banyak orang-orang yang datang kepada beliau untuk disembuhkan dengan safaah dan doa. Tetapi mereka terkejut ketika belau bersabda. Panggillah mereka (dokter) untuknya. Mereka berkata dengan heran; Engkau berkata begitu wahai Rasullah? beliau menjawab; Ya ambilah pengobatan dari hamba Allah. Sesungguhnya Allah tidak menurunkan penyakit melainkan juga menurunkan obat untuknya, kecuali satu. Mereka bertanya: Apa itu? Jawab beliau. Penyakit tua Suatu ketika sekelompok sahabat bertanya kepada rasulullah SAW ; Wahai Rasulullah, apahah obat-obatan yang senantiasa kami pakai, dan perawatan yang selalu kami lakukan bukan ketentuan Allah? Jawab beliau; Bahkan semua itu dari ketentuan Allah. Jadi peran Islam dalam membebaskan ilmu kedokteran dan medis dari otoritas tokoh-tokoh agama, bahkan membebaskan belenggu taklid, khurafah dan pemikiran-pemikiran sesat yang menghalangi dan mematikan kreativitas ilmiah. Islam adalah agama pertama yang mengangkat para dokter pada posisi terhormat dan mapan. Islam membebaskan pengobatan medis dari cengraman tokoh-tokoh agama dan meletakkan hubungan yang harmonis dengan antara ilmu dan agama. Islam menempatkan di antara keduanya pada proporsi dan profesinya masing-masing. Islam menyatakan bahwa pelayanan kesehatan sebagai berikut:

1.

Profesionalisme Menurut Islam pelayanan kesehatan tidak boleh dilakukan oleh orang yang bukan ahli atau bukan profesinya. Islam mengancam dengan hukuman berat kepada orang yang membuka praktek pengobatan tanpa ada ijasah. Rasulullah SAW. Bersabda : Barang siapa menjadi tabib (dokter) tetapi ia tidak pernah belajar ilmu kedokteran sebelumnya maka ia akan menanggung risikonya (ditakhrij Abu Daud dan Nasai). Apa yang diungkapkan dalam hadis di atas merupakan apa yang oleh masyarakat kita sekarang disebut dengan syahadah (ijasah) kedokteran, artinya jika seseorang mengobati pasien sedang ia tidak memahami ilmu kedokteran maka ia harus menanggung di depan Undang-Undang atas kesalahan pengobatan yang dilakukannya.

2.

Pertanggung Jawaban Hadis di atas juga memberikan pengertian lain yang tidak kalah pentingya dengan diktum pertama, yaitu pertanggungjawaban terhadap kesalahan pelayanan pengobatan. Undang-Undang juga melindungi kesalahan dokter jika kesalahan itu tidak terbukti ada unsur kesengajaannya atau keteledorannya. Hadis di atas hanya membatasi pertanggungjawaban atas orang yang melakukan praktek tanpa izin praktek sebelumnya.

3.

Setiap Penyakit Ada Obatnya Apabila ada penyakit yang hingga sekarang belum bisa disembuhkan oleh ilmu medis, oleh karena memang keterbatasan ilmu kita. Oleh karena itu Islam menganjurkan agar kita senantiasa berupaya melakukan penelitian sehingga menemukan obat yang dapat menyembuhkannya. Rasulullah SAW. Bersabda:

Sesungungnya Allah tidak menurunkan penyakit melainkan menurunkan obatnya. Maka jika didapatkan obat maka sembuhlah ia dengan izni Allah. 4. Spesialisasi Islam mendorong spesialisasi (keahlian khusus) dalam pelayanan kesehatan. Hal ini dimaksudkan agar setiap dokter benar-benar ahli dalam bidang yang ditekuninya. Itulah sebabnya maka setiap kali Rasulullah melihat beberapa dokter yang merawat pasien beliau bertanya: Siapakah di antara kalian yang lebih menguasai spesialisasi tentang penyakit ini. Apabila beliau melihat seorang di antara mereka yang lebih mengetahui (ahli), maka beliau mendahulukan di antara yang lainnya. 5. Tidak Mengobati Sebelum Meneliti Secara Cermat Dilarang mengobati sebelum meneliti pasien dengan tepat sehingga akan tahu jenis penyakit dan sebab-sebabnya. Syabardal, seorang tabib Bani Najran datang kepada Rasulullah SAW. Berkata: Demi Bapakku, engkau dan ibuku, wahai Rasulullah, sesungguhnya aku ini adalah seorang dokter dan tukan tenung kaumku pada masa jahiliyah, apa yang baik bagiku. Maka Rasulullah SAW bersabda: janganlah kamu mengobati seseorang sehingga kamu yakin benar penyakitnya. Diharamkan bagimu (memakan) bangkai,darah, daging babi,

(daginghewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala. Dan (diharamkan juga) mengundi nasib dengan anak panah, (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah kefasikan. Pada hari ini orangorang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku, dan telah Ku-ridhai islam itu jadi agama bagimu. Maka barang siapa terpakasa karena kelaparan tanpa

sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (QS. Almaidah, 5:3). Islam memiliki perbedaan yang nyata dengan agama-agama lain di muka bumi ini. Islam sebagai agama yang sempurna tidak hanya mengatur hubungan manusia dengan Sang Khalik-nya dan alam surga, namun islam memiliki aturan dan tuntunan yang bersifa komprehensif, harmonis, jelas dan logis. Salah satu kelebihan islam yang akan dibahas adalah perihal perspektif islam dalam mengajarkan kesehatan bagi individu maupun masyarakat. Kesehatan merupakan salah satuhak bagi tubuh manusia. Demikian sabda Nabi Muhammad SAW. Karena kesehatan merupakan hak asasi manusia, sesuatu yang sesuai dengan fitrah manusia,maka islam menegaskan perlunya istiqomah memantapkan dirinya dengan menegakkan agama islam. Satu-satunya jalan dengan melak sanakan perintah-perintah-Nya dan meninggalkan larangan-Nya. Allah berfirman: Hai manusia sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu danpenyembuh-penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk rahmat bagi orang-orang yang beriman (QS: Yunus 57). Sehat menurut batasan World Health Organization adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidupproduktif secara sosial dan ekonomis. Tujuan islam mengajarkan hidup yang bersih dan sehat adalah menciptakan individu dan masyarakat yang sehatyang sehat jasmani, rohani, dan sosial sehingga umat manusia mampu menjadi umat yang pilihan.

2.2

Definisi Etika Dan Aqidah Dalam Ilmu Kesehatan

Etika berasal dari bahasa yunani, yaitu Ethos, yang menurut Araskar dan David (1978) berarti kebiasaaan . model prilaku atau standar yang diharapkan dan kriteria tertentu untuk suatu tindakan. Penggunaan istilah etika sekarang ini banyak diartikan sebagai motif atau dorongan yang mempengaruhi prilaku. (Dra. Hj. Mimin Emi Suhaemi. 2002. 7) Etika adalah kode prilaku yang memperlihatkan perbuatan yang baik bagi kelompok tertentu. Etika juga merupakan peraturan dan prinsip bagi perbuatan yang benar. Etika berhubungan dengan hal yang baik dan hal yang tidak baik dan dengan kewajiban moral. Etika berhubungan dengan peraturan untuk perbuatan atau tidakan yang mempunyai prinsip benar dan salah, serta prinsip moralitas karena etika mempunyai tanggung jawab moral, menyimpang dari kode etik berarti tidak memiliki prilaku yang baik dan tidak memiliki moral yang baik. Etika bisa diartikan juga sebagai, yang berhubungan dengan pertimbangan keputusan, benar atau tidaknya suatu perbuatan karena tidak ada undang-undang atau peraturan yang menegaskan hal yang harus dilakukan. Etika berbagai profesi digariskan dalam kode etik yang bersumber dari martabat dan hak manusia (yang memiliki sikap menerima) dan kepercayaan dari profesi. Profesi menyusun kode etik berdasarkan penghormatan atas nilai dan situasi individu yang dilayani. Aqidah dalam Islam diibaratkan pondasi suatu bangunan yang harus kokoh agar dapat menopang bangunan diatasnya dengan kokoh pula. Dalam segala hal ketika seorang Muslim melangkah haruslah dengan pertimbangan apakah hal ini melanggar aqidah atau tidak, karena jika kita melanggar akidah atau dalam arti melakukan kesyirikan, berarti kita telah mendzolimi diri sendiri maupunAllah. Sebagaimana pesan Luqman Al-Hakim yang terdapat dalam Al-Quran kepada

putranya: Wahai anakku janganlah engkau berbuat syirik (menduakan) Allah, Sesungguhnya Syirik itu adalah kedzoliman yang sangat besar. (qur-an). Seorang muslim dalam melakukan perawatan dan pengobatan juga perlu memperhatikan hal-hal yang boleh dan tidak boleh, antara yang halal dan haram, antara akidah dan kesyirikan. Karena dalam Islam sudah jelas antara halal dan haram sebagaimana Sabda Rosululloh :

2.3

Aqidah Dalam Melakukan Perawatan / Pengobatan :


Sebagai umai islam dalam melakukan suatu perawatan / pengobatan perlu

diperhatikan hal-hal sebagai berikut :

2.3.1

Meyakini bahwa yang menyembuhkan penyakit adalah Allah SWT.

Sebagaimana dalam Surat Asy-Syuaro ayat 80 :

(80 : )
Dan apabila aku sakit, maka Dialah (Allah) yang menyembuhkan aku. Perawat, Herbalis, Dokter, dan tenaga kesehatan hanyalah sebagai Rofiq (Perantara) dan Allahlah sang Thabib (Penyembuh), maka berdasarkan ayat diatas tidaklah layak bagi seorang untuk menggantungkan harapan kesembuhan pada perawat, herbalis maupun dokter. gantungkanlah harapan kesembuhan itu hanya kepada Allah. sebagaimana dalam surat Al-Ikhlas ayat 2 :

()

Allah sebagai tempat bergantung Namun banyak kenyataan di masyarakat yang dengan sengaja ataupun tidak sering terdengar perkataan mereka : Saya kalau tidak minum obat itu tidak sembuh. atau kalau punya penyakit ini berobat ke fulan saja pasti sembuh. Atau bahkan perkataan sebagian petugas kesehatan yang kurang memahami dalam hal Aqidah yang berkata :Pak, penyakitnya Bapak tidak bisa sembuh hanya mengurangi rasa sakitnya saja. Naudzubillah, padahal dalam sebuah hadits dikatakan bahwa setiap penyakit pasti ada obatnya maka jika obat tepat dengan penyakitnya, sembuh dengan izin Allah. Untuk itu perlu diperhatikan bagi perawat herbal muslim, terapis, dokter maupun tenaga kesehatan yang lain untuk dapat memberikan arahan agar meyakini bahwa Allahlah sang penyembuh, bukan manusia, herbal, perawat, bidan, dokter maupun terapisnya.

2.3.2

Tidak Melakukan Perawatan Dan Pengobatan Dengan Obat Yang Haram


Setiap yang halal adalah kebaikan dan setiap yang haram adalah

keburukan. Pun demikian dalam berobat, jika berobat dengan yang halal niscaya kesembuahan hakiki (dengan izin Allah) yang didapat, tapi jika berobat dengan yang haram maka tidak akan terjadi kesembuhan hakiki. Demikian yang tergambar dalam sebuah hadits berikut yang artinya: Sesungguhnya Allah tidak menjadikan kesembuhan pada sesuatu yang diharamkan atas kalian. (H.R. Abu Dawud, Tirmidzi dan

10

Ibnu Majah) Dan juga terdapat dalam hadits (H.R. Abu Dawud) yang lain yang artinya: Sesungguhnya Allah menurunkan penyakit dan menjadikan untuk setiap penyakit itu (ada) obatnya. Maka berobatlah, tapi jangan berobat dengan sesuatu (obat) yang haram. Mungkin yang perlu ditanyakan sekarang adalah kenapa semakin banyak obat (medis/kimia) semakin banyak penyakit? apakah hadits ini jawabannya? Mungkin selama ini obat yang dikonsumsi merupakan obat yang haram? Dalam hadits diatas menyatakan bahwa Allah tidak menjadikan obat yang haram sebagai sarana kesembuhan terhadap penyakit, tapi jika obat haram tersebut digunakan dan ternyata sembuh penyakitnya maka kesembuhan itu pasti tidak hakiki, akan timbul penyakit yang lain. Dalam Al-Quran disebutkan beberapa yang diharamkan seperti darah, bangkai, daging babi dll termasuk katak yang hidup di 2 alam yang sebagian masyarakat menjadikannya sebagai obat.

2.3.3

Tidak Menggunakan Obat Yang Menjijikkan.


Rosululloh subhanahu wa taala bersabda, yang artinya: Sesungguhnya Allah tidak menjadikan dari barang yang

menjijikkan sebagai obat/penawar. (H.R. Abu Dawud dan Nasai).

11

Juga dalam Al-Quran surat Al-Arof ayat 157 :

Dan ia menghalalkan yang baik dan mengharamkan atas mereka segala yang buruk (menjijikkan). (Qs. Al Aaraf: 157) Banyak ulama yang menyatakan bahwa standar barang yang menjijikkan ialah pendapat masyarakat umum, bila masyarakat umum menyatakan suatu hal itu menjijikkan maka itu haram, bila kebanyakan mereka menyatakan tidak menjijikkan maka itu halal. Dan tidak diragukan lagi keumuman umat Islam Indonesia yang masih normal selera dan pola pikirnya, menganggap bahwa ular itu menjijikkan. Dan ada sebagian dari ummat Islam menggunakan barang yang menjiikkan tersebut sebagai obat, seperti ular kobra yang digunakan oleh masyarakat sebagai obat gatal, cacing yang digunakan masyarakat sebagai obat tipus (Thypoid Abdominalis), padahal masih banyak obat yang halal dan tidak menjijikkan yang bermanfaat untuk gatal dan tipus.

2.3.4

Tidak Berobat Dengan Khomer (Alkohol)

Dalam dunia medis saat ini banyak sekali obat-obatan yang menggunakan alcohol, mulai dari dosis rendah sampai dosis yang cukup tinggi. Oleh karena itu kita sebagai umat islam harus berhati-hati dalam memilih obat. Sebuah Hadits yang berbicara dalam masalah ini adalah sebagai berikut:

12

Thariq bin Suweid ia berkata: Saya bertanya kepada Rasulullah Shallahu Alaihi Wassalam tentang khamar yang digunakan sebagai obat. Beliau menjawab: Sesungguhnya ia (khamer) bukanlah obat, tapi sesungguhnya ia (khamer) itu adalah penyakit. (Hadits Shohih Riwayat Muslim) Kenyataan di masyarakat banyak beredar obat batuk dalam bentuk sirup khususnya untuk anak-anak, banyak sekali yang mengandung alcohol atau etil alcohol walaupun kadarnya sedikit. Walaupun kadarnya sedikit kalau terus dikonsumsi akan berbahaya bagi tubuh dan yang jelas adalah ketika sesuatu membuat seseorang mabuk dengan takaran banyak, maka sedikit juga haram. Alkohol atau khomer sangat buruk bagi tubuh, orang yang mengkonsumsi arak, khomer, alcohol, umur 40 tahun akan terlihat berumur 60 tahun, ini dikarenakan keburukan yang ada pada khomer. Adapun jika digunakan untuk obat, maka perlulah kiranya memperhatikan seorang ahli Thibbun Nabawi (Pengobatan Islam) Ibnu Qoyyim Al-Jauziyyah: Bahwa syaratnya sembuh dari penyakit haruslah berobat yang dapat diterima akal, dan yakin akan manfaatnya obat itu serta adanya barakah kesembuhan yang dibuatnya oleh Allah. Sedang dalam hal ini telah dimaklumi, bahwa setiap muslim sudah berkeyakinan akan haramnya arak, yang karena keyakinannya ini dapat mencegah orang Islam untuk mempercayai kemanfaatan dan barakahnya arak itu, dan tidak bisa jadi seorang muslim dengan keyakinannya semacam itu untuk berhusnundz-dzan (beranggapan baik) terhadap arak dan dianggapnya sebagai obat yang dapat diterima akal. Bahkan makin tingginya iman seseorang, makin besar pula kebenciannya terhadap arak dan makin tidak baik keyakinannya terhadap arak itu. Sebab kepribadian seorang muslim harus membenci arak. Kalau demikian halnya, arak adalah penyakit, bukan obat.

13

Syekh Muhammad Yusuf Qardhawi berkata: Walaupun demikian, kalau sampai terjadi keadaan darurat, maka darurat itu dalam pandangan syariat Islam ada hukumnya tersendiri. Oleh karena itu, kalau seandainya arak atau obat yang dicampur dengan arak itu dapat dinyatakan sebagai obat untuk sesuatu penyakit yang sangat mengancam kehidupan manusia, dimana tidak ada obat lainnya kecuali arak, dan saya sendiri percaya hal itu tidak akan terjadi, dan setelah mendapat pengesahan dari dokter muslim yang mahir dalam ilmu kedokteran dan mempunyai jiwa semangat (ghirah) terhadap agama, maka dalam keadaan demikian berdasar kaidah agama yang selalu membuat kemudahan dan menghilangkan beban yang berat, maka berobat dengan arak tidaklah dilarang, dengan syarat dalam batas seminimal mungkin. Dan di lapangan, kami telah membuktikan kepada pasien yang mempunyai indikasi iridology ada tanda Sodium Ring/Cholesterol Ring / spot toxid yang ditunjukkan pada zona ke-7 dengan warna hitam sudah mendekati zona ke-6, dan ketika kami menanyakan kebiasaan makanan ataupun konsumsi, ternyata pemuda yang umurnya masih sekitar 20 tahun adalah pecandu khomer, arak atau alcohol.

2.4

Etika Dalam Dunia Kesehatan


Dalam bidang apapun tentunya mempunyai etika atau tata cara masing-

masing, begitu juga dengan bidang medis / kesehatan. Mungkin sudah tidak asing lagi di telinga kita mengenai kode etik kedokteran, karena kode etik kedokteran sangat berkaitan erat dengan etika kesehatan. Kode etik disusun dan disahkan oleh organisasi atau waah yang membina profesi tertentu baik secara nasional maupun internasional. Kode etik menerapkan

14

konsep etis karena profesi bertanggung jawab pada manusia dan menghargai kepercayaan serta nilai individu. Kata seperti etika, hak asasi, tanggung jawab, mudah didefinisikan, tetapi kadang-kadang tidak jelas letak istilah tersebut diterapkan dalam suatu situasi. Contoh: benarkah dipandang dari segi etis, hak asasi dan tanggung jawab bila profesional kesehatan menghentikan upaya penyelamatan hidup pada pasien yang mengidap penyakit yang pasti membawa kematian?. Faktor teknologi yang meningkat, ilmu pengetahuan yang berkembang (pemakaian mesin dan teknik memperpanjang usia, legalisasi abortus, pencangkokan organ manusia, pengetahuan biologi dan genetika, penelitian yang menggunakan subjek manusia) ini memerlukan pertimbangan yang menyangkut nilai, hak-hak asasi dan tanggung jawab profesi. Organisasi profesi diharapkan mampu memelihara dan menghargai, mengamalkan, mengembangkan nilai tersebut melalui kode etik yang disusunnya. Kadang-kadang perawat dihadapkan pada situasi yang memerlukan keputusan untuk mengambil tindakan. Perawat memberi asuhan kepada klien, keluarga dan masyarakat; menerima tanggung jawab untuk membuat keadaan lingkungan fisik, sosial dan spiritual yang memungkinkan untuk penyembuhan dan menekankan pencegahan penyakit; serta meningkatkan kesehatan dengan penyuluhan kesehatan. Pelayanan kepada umat manusia merupakan fungsi utama perawat dan dasar adanya profesi keperawatan. Kebutuhan pelayanan keperawatan adalah universal. Pelayanan profesional berdasarkan kebutuhan manusia- karena itu tidak membedakan kebangsaan, warna kulit, politik, status sosial dan lain-lain. Keperawatan adalah pelayanan vital terhadap manusia yang menggunakan manusia juga, yaitu perawat. Pelayanan ini berdasarkan kepercayaan bahwa perawat akan berbuat hal yang benar, hal yang diperlukan, dan hal yang mnguntungkan pasien dan kesehatannya. Oleh karena manusia dalam interaksi

15

bertingkah laku berbeda-beda maka diperlukan pedoman untuk mengarahkan bagaimana harus bertindak, Kesenjangan dalam pengobatan dan etika pelayanan kesehatan yang di berikan rumah sakit, terus menantang industri bio-farmasi untuk menyediakan obat-obatan yang berkualitas dan terjangkau harganya. Ini muncul karena kekhawatiran tentang kualitas dan aksesibilitas obat yang saat ini beredar di pasaran, seperti peredaran obat-obatan yang sudah kadaluarsa. Anehnya, meskipun jumlah pelanggaran pada etika pelayanan kesehatan yang dipublikasikan, pemerintah tidak dapat melindungi rakyatnya. Di zaman modern saat ini menuntut keunggulan dalam etika perawatan kesehatan karena penyakit yang ada pada saat ini sangat beragam dan kompleks. Namun kenyataan di lapangan masih banyak pelayanan kesehatan yang tidak memenuhi standar etika-etika medis. Tantangan diatasi harus dihadapi dalam mencapai pemenuhan standar etika biomedis yang meliputi teori etika yang menyatu dengan praktek di kehidupan nyata. Skandal etika dengan berbasis peneliti klinis pada pertengahan abad ke-20 telah sangat baik didokumentasikan, termasuk kasus-kasus seperti sifilis. Studi ini telah dikritik untuk pengobatan yang tidak etis dilakukan untuk populasi rentan tradisional. Selama era ini, tidak jarang bagi para ahli didirikan untuk melakukan studi mereka ditandai pemerintah federal dengan orang-orang yang kurang beruntung. Sebagai contoh, Dr W. Paul Havens Jr, WHO ahli penyakit hepatitis virus dan ilmuwan perintis penelitian, ditindak lanjuti studinya dengan mengekspos pasien di lembaga mental untuk hepatitis. Demikian pula, orang yang menemukan vaksin polio, Dr Jonas Salk, dilakukan uji klinis vaksin flu di Michigan pasien rumah sakit jiwa negara pada tahun 1942.

16

2.4.1 Kebersihan, Membersihkan Dan Menyucikan Diri


1. Tubuh: Islam memerintahkan mandi bagi umatnya karena 23 alasan dimana 7 alasan merupakan mandi wajib dan 16 alasan lainnya bersifat sunah. 2. Tangan: Nabi Muhammad SAW besabda: Cucilah tanganmu sebelum dan sesudah makan, dan Cucilah kedua tanganmu setelah bangun tidur. Tidak seorang pun tahu dimana tangannya berada disaat tidur. 3. Islam mmerintahkan untuk mengenakan pakaian yang bersih dan rapih. 4. Makanan dan Minuman: Lindungi makanan dari debu dan serangga, Rasulullah bersabda: Tutuplah bejana air dan tempat minummu. 5. Rumah: Bersihkanlah rumah dan halaman rumahmu sebagaimana dianjurkan untuk menjaga kebersihan dan keamanan jalan: Menyingkirkan duri dari jalan adalah ibadah. 6. Perlindungan sumber air misalnya sumur, sungai dan pantai. Rasulullah nelarang umatnya membuang kotoran di tempat-tempat sembarangan. Perintah-perintah Rasulullah SAW tersebut diatas memiliki makna bahwa kita harus menjaga kebersihan dan kesehatan agar terhindar dari berbagai infeksi saluran pencernaan.

17

2.4.2 Penanggulangan dan Penanganan Epidemi Penyakit Dalam Islam


1. Karantina penyakit: Nabi Muhammad SAW bersabda: Jauhkanlah dirimu sejauh satu atau dua tombak dari orang yang berpenyakit lepra. 2. Islam juga mengajarkan prinsip-prinsip dasar penanganan dan penanggulangan penyakit infeksi yang membahayakan masyarakat (misalnya wabah kolera dan cacar),janganlah engkau masuk kedalam suatu daerah yang sedang terjangkit wabah, dan bila dirimu berada didalamnya janganlah pergi meninggalkanya. 3. Islam menganjurkan umatnya melakukan upaya proteksi diri (ikhtiar) dari berbagai penyakit infeksi, misalnya dengan imunisasi.

2.4.3 Makanan Dalam Pandangan Islam


1. Makanan yang diharamkan. Firman Allah SWT: Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi, dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah. Tetapi barang siapa dalam keadaan terpaksa (memakannya) sedang dia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.(QS. 2. Albaqarah, 2: 173).

18

Setiap makanan yang dilarang didalam A-quran ternyata saat ini memilki argumentasi ilmiah yang dapat dibuktikan dengan ilmu pengetahuan. Makanan yang diharamkan dapat menggangu kesehatan manusia, baik pengaruh buruk bagi kesehatan (kolesterol, racun) maupunmengandung berbagai penyakit yang membahayakan tubuh (Trichina, salmonella, cacing pita, dll).

2.

Makanan sehat dan halal: Islam memerintahkan umatnya untuk makan-makanan yang baik dan halal, misalnya daging, ikan, madu dan susu. Makan-makanan yang baik dan halal bermanfaat bagi tubuh. Islam menolak paham vegetarian. Pola konsumsi yang hanya tergantung pada jenis sayuran belaka tidak sehat bagi tubuh karena kebutuhan protein tidak dapat tercukupi hanya dari konsumsi sayuran saja.

3.

Menjaga perilaku muslim ketika makan: Islam menegaskan kepada orang muslim untuk menjaga etika ketika makan. Allah memerintahkan kita untuk makan tidak berlebihlebihansedangkan Rasulullah SAW mengatakan bahwa perut adalah seburukburuk tempatuntuk diisi. Sebagian penyakit bersumber dari perut. Oleh karenanya Maha Benar Allah dalam Firman-Nya: Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allah dan apa saja bencana, yang menimpamu maka dari (kesalahan) dirimu sendiri. Kami mengutusmu menjadi Rasul kepada segenap manusia. Dan cukuplah Allah menjadi saksi.(QS 4. An Nissa: 79)

19

3.4.2 Hidup Sehat Dalam Islam

Olahraga Islam menegaskan pentingnya olahraga untuk menciptakan generasi Rabbani yang kuat dan sehat. Oleh karenanya, islam mengajarkan setiap muslim untuk mengajarkan anak-anaknya cara memanah, berenang dan berkuda.

Kesehatan Seksual Kehidupan seksual merupakan pokok bahasan yang sangat penting bagi orang muslim, karena sangat berpengaruh bagi kesehatan dan perilaku manusia, namun islam menolak pendapat ilmuwan yang menekankan perilaku seksual sebagai motif utama seseorang untuk bertindak. 1. Pendidikan Seksual 2. Islam mengajarkan kepada umat islam, untuk memilih calon pasangan hidup yang baik dan berakhlaq mulia. 3. Islam mengajarkan tata krama (adab) menggauli pasanngannya agar mencapai kebahagiaan dalam membina keluarga yang sakinah dan rahmah. 4. Islam sangat melarang perilaku berhubungan seks dengan sesama jenis dan binatang. 5. Disunahkan untuk sirkumsisi (sunat) bagi laki-laki. 6. Islam memperbolehkan kaum pria untuk berpoligami untuk menghindari perzinahan, namun dengan syarat-syarat tertentu. 7. Menjaga kebersihan dan kesucian organ-organ seksualitas, misalnya bersuci setelah buang air besar dan buang air

20

kecil,larangan berhubungan seksual ketika istri sedang haid, berhubungan badan melalui dubur dan membersihkan alat kelamin setelah berhubungan badan dan setelah selesai datang bulan. Puasa Puasa, bagian ibadah yang harus dilaksanakanoleh umat islam dalam menegakkan agama, sesudah pernyataan imannya. Konsekuensi beriman antara lain melaksanakan perintah puasa. Betapa pentingnya berpuasa sehimgga Allah menempatkan posisihamba-Nya yang berpuasa dengan posisi yang istimewa. Puasa itu untuk-Ku. Tidak ada yang tahu. Dan Aku akan memberi pahala semau-Ku. Keistimewaan itu sudah barang tentu ada tujuan Allah agar mendapatkan hikmahpada dirinya, yaitu kesehatan sekaligus kebahagiaan. janji Allah diberikan kepada orang yang berpuasa ditegaskan dengan sabda Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Ibnu Suny dan Abu Nuaim: Berpuasalah maka anda akan sehat. Dengan berpuasa akan sehat jasmani, rohani dan hubungan sosial.

1. Manfaat Puasa Bagi Kesehatan Badan (Jasmani) Tidak seorang pun ahli medis baik muslim maupun non muslimyang meragukan manfaat puasa bagi kesehatan manusia. Dalam buku yang berjudul Pemeliharaan kesehatan dalam islam oleh Dr. Mahmud Ahmad Najib (Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Ain-Syams Mesir), ditegaskan puasa sangat berguna bagi kesehatan. Antara lain: Puasa memperkecil sirkulasi darah sebagai perimbangan untuk mencegah kelurnya keringat dan uap melalui pori-pori kulit serta saluran kencing tanpa perlu menggantinya. Menurutnya curah jantung dalam mendistribusikan darah keseluruh pembuluh darah akan membuat sirkulasi darah menurun. Dan ini memberikan kesempatan pada otot jantung untuk beristirahat, setelah bekerja

21

keras satu tahun lamanya puasa akan memberi kesempatan pada jantung untuk memperbaiki vitalitas dankekuatan sel-selnya. Puasa memberikan kesempatan kepada alat-alat pencernaan untuk beristirahat setelah bekerja sepanjang tahun. Lambung dan usus beristirahat selama beberapa jam dari kegiatannya, sekaligus memberikan kesempatan untuk menyembuhkan infeksi dan luka yang ada sehingga dapat menutup rapat. Proses penyerapan makanan juga berhenti sehingga asam amoniak, glukosa dan garam tidak masuk ke usus. Dengan demikian sel-sel usus tidak mampu lagi membuat komposisi glikogen, protein dan kolesterol. Disamping dari segi makanan, dari segi gerak (olah raga). 2. Manfaat Bagi Kesehatan Rohani (Mental) Perasaan (Mental) memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Mendapat rasa senamg, gembira, rasa puas serta bahagia, merupakan tujuan bermacam-macam ikhtiar manusia sehari-hari. Bila seseorang menangani ganguan kesehatan, tidak boleh hanya memperhatikan ganguan badaniah saja, tetapi sekaligus sega kejiwaan dan sosial budayanya. Rohani datang dari Allah, maka kebahagiaan hanya akan didapat apabila semakin dekat dengan pencipta-Nya. Didalam bulan puasa untuk makin berdekat diri dengan Allah SWT baik lewat sholat, membaca Al-quran, zikir, berdoa, istighfar dan qiyamul lail. Selama sebulan secara terus-menerus akan membuat rohani semakin sehat, jiwa semakin tenang. Dengan memperbanyak ingat kepad Allah, semakin yakin bahwa semua yang ada datang dari Allah dan akan kembali pada-Nya jua. Hal ini dijelaskan dalam firman Allah antara lain: Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat kecuali bagi orang-orang yang khusyuk. (QS: Al Baqarah 45). 22

Dan kami turunkan dari Al-quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al-quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim kecuali merugi. (QS: Ar-Rad 28).

Hai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah kedalam jamaah hamba-hambaKu dan masuklah kedalam surga-Ku.(QS: Al Fajr 27-30).

3. Manfaat Puasa Bagi Hubungan Sosial Dalam mengajarkan nilai ibadah itu adalah terwujudnya keseimbangan antara cinta kepada Allah dan cinta kepada manusia. Demikian juga nilai ibadah puasa, tidak hanya terjalinnya hubungan yang semakin dekat kepada Allah, tetapi jugasemakin dekat dengan sesama. Semakin seringnya beribadah bersama, bersam keluarga, tetangga, dan masyarakat sekeliling, maka akan semakin mengenal sesamanya, semakin menyadari kebutuhan hidup bermasyarakat. Semakin timbul keinginan berbagi rahnat bersama-sama di dunia dan semakin ingin bersama-sama masuk surga. Pahala nilai shodaqoh berlipat ganda termasuk memberi buka puasa kepada orang yang berpuasa. Menyakiti hati orang lain dan aneka gangguan terhadap sesamanya sangat dianjurkan untuk ditinggalkan. Kalau tidak maka nilai puasa seseorang sangatlah rendah. Hal ini dijelaskan didalam fiman Allah SWT: Hai orang-orang beriman, belanjakanlah (di jalan Allah) sebagian dari rizki yang telah kami berikan kepadamu sebelum datang hari yang pada hari itu tidak ada lagi jual beli dan tidak ada lagi persahabatan yang akrab, dan tidak ada lagi syafaat. Dan orang-orang kafir itulah orang yang zalim.(QS: Al Baqarah 254).

23

Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat.(QS: Al Hujurat 10).

Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada Surga yang luasnya langit dan bumi dan disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, yaitu orang-orang yang menafkahkan (hartnya), baik waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. Dan (juga) orang-orang yang apabila melakukan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.(QS: Al Imran 133135).

24

BAB III PENUTUP


3.1 3.2 Kesimpulan Saran

Sesungguhnya yang haram itu jelas dan yang haram juga jelas, diantara keduanya (antara halal dan haram) ada perkara yang meragukan (syubhat), barangsiapa yang mendekati syubhat maka akan terjerumus pada yang haram dan barang siapa yang menjauhinya niscaya selamat (Hadits). Dalam melakukan perawatan kesehatan juga berlaku demikian, yaitu Allah telah memberikan beberapa pilihan yaitu perawatan kesehatan yang halal, perawatan kesehatan yang haram dan perawatan kesehatan yang mengandung unsur syubhat. Dan kitalah yang harus memilihnya dengan tujuan agar kita bisa bersyukur dan melakukan yang terbaik berdasarkan ketentuan Allah Azza wa Jalla. Oleh karena itu sebagai seorang muslim sudah selayaknya kita memperhatikan beberapa hal dalam melakukan perawatan kesehatan sehingga tidak terjebak dalam perkara syubhat apalagi dalam perkara haram dan kesyirikan yang sudah jelas konsekuensinya.

25

26

Você também pode gostar