ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) Break Even Point atau Titik Impas adalah suatu keadaan dimana

perusahaan dalam kondisi tidak mendapatkan laba atau menderita rugi. Kondisi ini bisa dinyatakan sebagai berikut: a. Total penjualan perusahaan sama besar dengan total biaya atas penjualan tersebut b. Laba perusahaan sama dengan nol Untuk dapat menentukan analisis Break Even Point (BEP) biaya yang terjadi harus dipisahkan menjadi biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dan bertambah dengan adanya perubahan volume kegiatan. Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Apabila suatu perusahaan hanya mempunyai biaya variabel, maka tidak akan muncul masalah break even dalam industri tersebut. Masalah break even baru muncul apabila suatu perusahaan disamping mempunyai biaya variabel juga mempunyai biaya tetap. Besarnya biaya variabel secara totalitas akan berubah-ubah sesuai dengan perubahan volume produksi, sedangkan besarnya biaya tetap secara totalitas tidak mengalami perubahan meskipun ada perubahan volume produksi. Dalam hal ini, saya menganalisa sebuah pabrik pengolahan sirup ubi ungu yang bernama PO Imo Syrup yang beralamat di Jalan Soka Gg. Kertapura IV No. 16 dan dikelola oleh salah satu dosen Fakultas Pertanian yaitu Prof. Dr. Ir. Dewa Ngurah Suprapta, M.Sc. Dalam sehari, perusahaan ini bisa menjual sebanyak 150 botol dengan harga Rp 30.000,00 setiap botolnya. Adapun rincian dari biaya biaya yang digunakan per September 2012 adalah sebagai berikut : Biaya tetap : Gaji tenaga kerja 4orang @Rp 1.000.000,00 Biaya penyusutan Gentong Panci Kompor : Rp 66.666,67 : Rp 15.416,67 : Rp 141.666,67 : Rp 4.000.000,00

Penyaringan Kain putih Blender besar

: Rp 26.041,67 : Rp 40.000,00 : Rp 291.666,67

Penyegel tutup botol : Rp 166.666,67 + Rp Total biaya tetap 748.125 ,00 +

Rp 4.748.125,00

Biaya variabel : Ubi ungu 1000kg @Rp 4.500,00 Gula pasir 48kg x 30hari @Rp 14.500,00 Asam 25kg @Rp 7.300,00 Sobat 2kg @Rp 45.000,00 Ragi 3bungkus @Rp 8.000,00 Botol 150 x 30hari @Rp 1.500,00 Label 150 x 30hari @Rp 1.500,00 Tutup botol 150 x 30hari @Rp500,00 Kotak pengemasan 150 x 30hari @Rp 1.000,00 Biaya promosi 5000lembar @Rp 1.000,00 Biaya transport Biaya gas 3tabung x 30hari @Rp 75.000,00 Biaya listrik Total biaya variabel Penjualan : Rp 4.500.000,00 : Rp 20.880.000,00 : Rp : Rp : Rp 182.500,00 90.000,00 24.000,00

: Rp 6.750.000,00 : Rp 2.250.000,00 : Rp 6.750.000,00 : Rp 4.500.000,00 : Rp 5.000.000,00 : Rp 900.000,00

: Rp 6.750.000,00 : Rp 1.500.000,00 + Rp 60.076.500,00

= 150 buah x 30hari x Rp 30.000,00 = Rp 135.000.000,00

TFC TVC

= Rp 4.748.125,00 = Rp 60.076.500,00
TFC = 1 TVC Penjualan

BEP dalam rupiah

4.748.125 60.076.500 1 135.000.000

BEP dalam rupiah

= Rp 8.555.351,00

Dari perhitungan diatas dapat dijelaskan titik impas yang dicapai usaha ini adalah pada penjualan Rp. 8.555.351,00.

Biaya variabel per unit

= Rp 16.649,67 KTO per unit = penjualan per unit biaya variabel per unit = 30.000 13.350,3333 = 16.649,67

BEP per unit =

BEP per unit = 285,1784 unit

Dari perhitungan di atas, dapat disimpulkan bahwa BEP dalam unit yang dapat dicapai oleh perusahaan ini adalah pada 285,1784 unit.

AKUNTANSI MANAJEMEN ANALISIS BREAK EVEN POINT

OLEH : MADE PUTRI KRISNA DEWI 1105315009

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS UDAYANA 2012