Você está na página 1de 2

ILMU PENYAKIT MATA

dr. H. Lutfi Zein, Sp. M


ANATOMI DAN FISIOLOGI
ALAT PENGLIHATAN
A. EMBRIOLOGI MATA.
Mata berkembang dari 3 lapis embrional primitive :
1. Ektoderm Permukaan, membentuk :
a. lensa mata ( merupakan lapisan ektoderm di dalam
lapisan mesoderm. Oki apabila lensa terkena racun,
dapat meracuni mesoderm )
b. Glandulamakrinalis
c. konjungtiva
2. Ektoderm Neural menghasilkan vesikel optik dan
mangkok optik untuk membentuk retina dan serta N.
Optikus.
3. Mesoderm membentuk otot ekstra okuler.
Tahapan Perkembangan Embriologi Bola Mata
1. Tahap Vesikel Optik
Pada janin 2,5 mm( 2 minggu ) terbentuk plika neuralis,
kemudian membentuk tuba neuralis pada minggu ke 3.
Pada janin 9 mm (4 minggu), tuba neuralis membentuk
Vesikel Optik
2. Tahap Mangkok Optik
Pada janin 5 mm vesikel optik berinvaginasi membentuk
mangkok optik.
Perkembangan Embriologis Struktur Spesifik
1. Palpebra & Apparatus Lakrimalis
Kuncup palpebra mulai terbentuk pada janin 16 mm (6
minggu), menyatu pada janin 37 mm (8 minggu),
kemudian memisah pada bulan ke 5.
2. Sklera dab Otot Ekstra Okuler selesai pada janin 5
bulan.
3. Lensa Mata selesai pada bulan ke 7.
4. Retina
Pada bulan ke 8 makula lebih tebal dari bagian retina
yang lain dan terjadi percekungan macula lutea
Makula berkembang secara antomis sampai berumur
6 bulan sesudah lahir.
*perkembangan visus sampai umur 2 tahun.
B. ANATOMI MATA
Terdiri dari Rongga orbita, Kelopak mata, Sistem lakrimal,
dan bola mata.
A. Rongga Orbita
1 Volume rongga orbita orang dewasa 30 mL,
sedangkan bola matahanya mengisi 1/5 rongga orbita.
1 Rongga orbita berbentuk limas segi4 dengan puncak
ke arah dalam.
1 Dinding orbita terdiri dari :
1. Atap orbita, yaitu tulang frontal (terdapat sinus
frontalis)
2. Dinding lateral, yaitu tulang sphenoidal dan tulang
zygomatikus
3. Dinsing medial, yaitu tulang eithmoidal yang tipis
(terdapat sinus eitmoidal dan sphenoidal)
4. Dasar orbita, yaitu tulang maksilaris dan
Zygomatukus. Pada tulang maksilaris terdapat
sinus maksilaris
1 Kelenjar makrinalis terdapat dalam fossa lakrimalis
dibagian anterior atap orbita.
B. Kelopak Mata
Terdiri 5 lapisan (dari luar) :
a. Lapisan kulit
- kulit tertipis dibagian tubuh manusia (+ clitoris)
- tidak ada lemak sub kutan
b. Lapisan otot orbikularis Okuli
Untuk menutup mata yang disyarafi N. VII
c. Jaringan areolar
yaitu rongga dibawah otot orbikularis okuli
- Berhubungan dengan mata kanan dan kiri
- Berhubungan dengan lapisan subaponeurotik dari kulit
kepala.
- Pada trauma kepala belakang dapat terjadi Brill
hematom (Edema kanan, miring kiri dapat
menyebabkan edema kiri dan juga sebaliknya )
d. Tarsus Jaringan fibrous padat dengan sedikit jaringan
elastis
e. Konjungtiva Papebra / Konjungtiva Tarsalis
Melekat dengan tarsus.
Tepian Palpebra (Margo palpebra)
EPinggir bebas palpebra panjangnya 25 30 mm dan
lebarnya 2 mm
EPinggir anterior dipisahkan dari pinggir posterior (dalam)
oleh garis kelabu (schwabel line). Pada operasi
trachoma, hati - hati
ETepi Anterior, terdapat bulu mata dan kelenjar Zeiss dan
Molli. Kelenjar Zeiss dan Molli terdapat kelainan
hodeulum eksterna.
ETepi posterior, langsung kontak dengan bola mata dan
terdapat kelenjar Meibom. Kelenjar Meibom sering
terdapat kelainan hordeulum interna dan kalazion.
EPunktum Lakrimalis, pada ujung medial dari tepi
posterior palpebra
Retraktor Palpebra (Membuka Palpebra)
1. Palpebra superior terdapat muskulus levator palpebra +
Muskulus Muller yang berfungsi untuk
membuka mata yang dipersyarafi N. III
(mensyarafi Rectus Superior dan Levator
Palpebra) maka operasi katarak, sering terjadi
sipit post operasi.
2. Palpebra inferior, yang ada hanya Muskulus Muller
sehingga palpebra inferior tidak bisa membuka
dengan lebar.
C. Sistem Lakrimal
Terdiri dari :
1. Sekresi, yaitu kelenjar lakrimalis. Kelenjar ini terdiri dari :
a) Bagian orbita terletak pada bagian temporal
anterior rongga orbita
b) Bagian palpebra terletak di segmen temporal dari
fornik konjungtiva superior.
2. Ekresi, terdiri dari :
a) Punktum lakrimalis
b) Kanalis lakrimalis
c) Sakkus lakrimalis
d) Duktus Nasolakrimalis.
D. Bola Mata
I. Dinding bola mata
1. konjungtiva yg terdir dari :
- Konjungtiva palpebra
- --------------- fornik
- --------------- Bulbi
2. Sklera dan Episklera
3. Kornea
x Adalah jaringan transparan dengan ketebalan
- tengah 0,54 mm
- Tepi 0,65 mm
- Diameter 11, 50 mm
- Kekuatan refraksi 40 dioptri
x Dari luar kornea terdiri dari 5 lapisan :
1 lapisan epitel
1 Lapisan Bowman
1 Stroma
1 Membran desement
1 Lapisan endotel
II. Isi Bola Mata
Segmen anterior terdiri dari ( Uvea anterior,dan lensa
mata :
A. Uvea anterior (iris dan badan siliaris)
Uvea terdiri dari 3 bagian, yaitu :
1. Iris (selaput pelangi )
adalah lubang ditengah yang disebut pupil. Pupil
mengendalikan cahaya yang masuk dengan mengecil
(miosis) akibat aktivitas parasimpatis melalui N. III dan
juga bisa melebar (midriasis) oleh aktivitas saraf
simpatis
2. Badan siliaris, fungsi : membentuk aquos humor.
Aquos humor berfungsi mengendalikan tekanan bola
mata (selain badan kaca). Untuk terapi glaukoma,
dengan mengendalikan badan siliaris.
3. Choroid
Disebelah dalam dibatasi Membran Bruch dan luar
oleh sklera. Sebelum membran Bruch, terdapat retina.
B. Lensa mata
1 Berbentuk bikonvek, avaskuler (oki obat2 suntikan
tidak efektif untuk mengobati mata, kecuali suntikkan
langsung dan oleh karena itu juga sebagian besar
obat mata dalam bentuk tetes atau salep), tidak
berwarna, hampir transparan sempurna.
1 Tebal 4 mm dan diameter 9 mm.
1 Kekuatan refraksi lensa 20 dioptri
1 Terdiri dari 65% air dan sisanya protein.
Segmen posterior terdiri dari (Badan kaca, Coroid,
Retina, Papil syaraf optik) :
A. Korpus Vitreus (badan kaca)
Vitreus adalah suatu bahan gelatin yang jernih dan
avaskuler yang membentuk 2/3 dari volume dan berat
bola mata.
Terdiri dari air 99% dan sisanya kolagen dan asam
hialuronat memberi bentuk dan konsistensi mirip gel,
karrena kemampuannya mengikat air.
B. Choroid (terbahas)
C. Retina
Permukaan luar retina, yaitu lapisan pigmen epitelium
yang berhubungan langsung dengan membran Bruch
dari coroid. Lapisan retina mulai dari bagian dalam
adalah sbb:
1. Membran limitan interna
2. lapisan serat syaraf
3. lapisan sel ganglion
4. Lapisan pleksiforom dalam
5. Lapisan nukleus dalam sel bipolar
6. lapisan pleksiforom luar
7. Lapisan nukleus luar sel fotoreseptor
8. Membran limitan eksterna
9. Lapisan sel batang dan kerucut
10. Lapisan pigmen epitelium retina.
Ditengah retina bagian posterior terdapar makula
Lutea yang di tengahnya ada cekungan yang disebut
Fovea. Pada fovea ini fotoreseptornya hanya sel kerucut
saja. Fovea sepenuhnya diperdarahi oleh coriokapiler
coroid yang berada diluar membran Bruch. Semakin ke
perifer sel batang dan kerucut akan bertambah.
Gangguan perifer adaptasi gelap, ex retinitis
pigmentasi (gangguan adaptasi gelap terang ) dan def.
vitamin A.
D. Papil syaraf optik
- Merupakan cekungan dipermukaan retina.
- Percekungan mempunyai arti klinis penting pada
Glaukoma Kronik Simple. Pada glaukoma TIK
meningkat menekan isi bola mata Menekan papil
syaraf optik, karena di bagian ini paling lemah.
PEMERIKSAAN MATA
!. ANAMNESA
Perlu dilakukan pernyataan pada pasien yang meliputi :
1. Keluhan Utama
2. Rwy penyakit sekarang
3. Rwy penyakit dahulu yang berhubungnan dengan
penyakit sekarang
4. Rwy pemakaian obat2an
5. Rwy penyakit keluarga
Secara garis besar keluhan mata terbagi menjadi 3
kategori, yaitu :
1. Kelainan penglihatan
2. Kelainan penampilan mata
3. Kelaianan sensasi mata (nyeri, gatal, panas, berair,
mengganjal)
OKelainan Penglihatan
a. Penurunan tajam penglihatan
b. Aberasi penglihatan
1 bayangan hallo, pada glukoma gjl prodromal
1 kilatan cahaya, gangguan badan kaca dan glukoma.
1 floater, gangguan badan kaca.
1 Diplopia = double, (gangguan otot gerak mata atau
perbedaan refraksi kedua mata yang terlalu besar),
baik monokuler atau binokuler
OKelainan Penampilan
Mata merah, perubahan lokal dari mata seperti ptosis,
bola mata menonjol, pertumbuhan tidak normal.
OKelainan Sensasi
a. Sakit
b. Mata Lelah
c. Iritasi Mata
*Dengan melihat kelainan mata, kita dapat menentukkan
suatu penyakit, sebagai contoh :
Subkonjungtiva bleeding batuk rejan anak2
Ptosis sayup kelopaknya
Bola mata kecil/besar Gangguan pertumbuhan
*Silnder sakit sekitar bola mata karena refraksi N. III. Rasa
sakit mengkibatkan N V1 teransang Batang otak
mengenai N X dan XI, Mual dan muntah.
* Gangguan sumbu optik Penurunan tajam penglihatan.
II. PEMERIKSAAN FISIK MATA
A. Pemeriksaan Tajam Penglihatan (VISUS)
1 Media refraksi adalah media dalam mata yang
mempengerahui atau merubah arah sinar yangmasuk ke
dalam mata, yaitu kornea dan lensa.
1 Media optik adalah media yang dilalui oleh sinar dari
luar untuk sampai ke retina, yaitu kornea, bilik mata
depan, pupil, lensa, dan badan kaca.
1 Jarak pemeriksaan antara pasien dengan kartu Snellen
pada refraksi adalah refraksi : 6 M, 5 M, dan 3 M
(memakai kaca pantul )
* Media refraksi termasuk media optik, akan tetapi tidak
semua media,
Alat2 yang dibutuhkan untuk refraksi adalah :
a. Kartu Snellen, bisa berupa Echart, Alphabet, dan gambar
binatang. Ada 3 jenis :
- Kertas
- Elektrik
- Proyektor
b. Lensa coba (Trial Lens Set)
c. Gagang coba Trial (Frame)
Untuk pemeriksaan visus bila penderita tidak bisa
membaca kartu Snellen maka dilakukan dengan :
a. hitung jari
b. goyangan tangan
c. Cahaya gelap / terang
B. Pemeriksaan fisik mata
Meliputi :
B.1. Pemeriksaan Segmen Anterior
a. Palpebra (kelopak mata)
b. Konjungtiva (selaput lendir mata)
c. Kornea (selaput bening mata)
d. Bilik mata depan
e. Iris dan pupil
f. lensa mata.
B.2 Pemeriksaan segmen posterior
Menggunakan Oftalmoskop (pemeriksa menggunakan
mata kanan, sedangkan yang diperiksa juga mata
kanan)
Badan kaca dan retina
Cara Penilaiaan Pada Pemeriksaan Mata
A. Penilaian tajam penglihatan
Jika ditulis Visus 6/6, artinya angka 6 di atas
(pembilang) menunjukkan kemampuan jarak baca
penderita, sedangkan angka 6 di bawah menunjukkan
kemampuan jarak baca orang normal
Visus 6/60 artinya penderita hanya dapat menghitung
jari pada jarak 6 meter, sedangkan pafa orang normal bisa
menghitung dalam jarak 60 meter, begitu juga penilaian
visus 5/60, 4/6, 3/60, 2/60, 1/60.
Jika LP + berarti bisa membedakan gelap terang dan
sebaliknya
B. Penilaian Pemeriksaan segmen Anterior
1) Palpelbra Penderita melihat lurus ke depan maka
pinggir palpebra atas akan menutupi limbus atas
(pinggir kornea) selebar 1 2 mm.
2) Konjungtiva Normanya tidak berwarna dan
tranparan
3) Kornea Normanya bening
4) Bilik mata depan (BMD) mata Normalnya mata
cukup dalam dan jernih.
5) Iris dan pupil Normalnya pupil mata kiri dan kanan
sama lebarnya dan letaknya simetris di tengah. Lebar
pupil + 3 mm. Pemeriksaan ada 2 cara :
LANGSUNG Disinari dengan sinar langsung, dan
diamati mata yang disinari
TIDAK LANGSUNG Disinari mata kanan, yang
dilihat mata kiri. Pada orang buta tanpa kelainan
syaraf, langsung -, tidak langsung +
6) Lensa mata
Normalnya jernih. Kekeruhan lensa mata disebut
katarak, kelainan lensa mata bisa terjadi Luksasio
atau Subluksasio lensa.
C. Penilaian segmen posterior mata
Untuk melihat segmen posterior mata bisa memakai
alat yang disebut Oftalmoskop langsung (direct) atau tak
langsung (indirect)
Pemeriksaan tambahan mata adalah
1) Tekanan bola mata (tonometri)
- Digital (dengan jari)
- Shiotz
- Aplanasi (dgn fluorescen)
- Non kontak tonometri
2) Pemeriksaan lensa mata dalam keadaan pupil lebar
3) Pemeriksaan fundius refleks.
Pemeriksaan Mata Khusus
1. Tekanan Bola Mata, ada 3 cara :
Tonometer Schiotz
Tonometer Aplanasi
Pemeriksaan secara digital dengan jari tangan
2. Pemeriksaan Slit Lamp
Dengan alat ini kita dapa t mengetahui segmen anterior
dan segmen posterior mata secara detail. Mutlak harus
dimiliki seorang spesialis mata
3. Pergerakkan Bola mata
Ada 6 gerakan kardinal bola mata, yaitu medial lateral,
medial atas bawah, lateral atas bawah . Pada mata
palsu, biasanya < dari gerakan 4 mata.
4. Luas lapang pandang
Diperiksa dengan 3 cara :
- Goldman perimetri
- Layar Tangen Screen.
- Tes Konfrontasi, dengan menggunakan tangan
pemeriksa dan tekhnik paling mudah.
5. Pemeriksaan Penonjolan Bola Mata
Alatnya adalah Hertel Ophtalmometri
6. Pemulasan Fluorescen
Hanya epitel kornea yg rusak yang bersifat menyerap
fluorescen. Caranya tetes irigasi pada mata, penilaian :
+ warna hijau (kerusakan epitel kornea)
Indikasi tes fluorescen :
a. Adanya gejala trias (fotofobi, lakrimasi, dan
blefarospasme).
b. Riwayat trauma mata
c. Mata merah
d. Ada kekeruhan kornea.
7. Oftalmoskop Tak Langsung (Indirect)
Dengan menggunaka kaca pantul dimana bagian retina
akan terlihat lebih kecil dan terbalik
8. Kisi Kisi Amsler
Menguji fungsi Makula
9. Tes Penglihatan warna
Penglihatan warna normal membutuhkan fungsi makula
dan N. Optikus yang normal. Tekhnik yang paling umum
dipakai adalah memakai buku ISHIHARA.
10. Pemeriksaan Kelengkungan Kornea
1 Keratometer (manual atau computerized) adalah
alat terkalibrasi yang mengukur radius
kelengkungan kornea dalam dua meridian yang
terpisah 90 derajat. Digunakan untuk lensa kontak
atau operasi kornea dengan laser.
1 Jika kornea tidak bulat sempurna, maka kedua
radius tersebut akan berbeda yang disebut
Astigmatisme (juga bisa dilihat dengan alat yang
disebut Placido)
11. Goniskopi Menentukan kedalaman sudut bilik
depan. Pemeriksaan ini rutin dilakukan pada penyakit
glaukoma.
12. Foto Fundus dan Fluorescen Fundus Angiopgrafi
(FFA).
Merekam rincian fundus okuli bagi kepentingan studi
dan perbandingan dikemudian hari. Jika terjadi
kebocoran pembuluh darah kembalinya bahan
flurescen akan terlambat pada tes ini.
Pemeriksaan khusus lainnya :
1. Elektroretinogram (ERG)
2. Tes Schirmer kekeringan bola mata
3. Ultrasonografi (USG) ablasio retina, gangguan badan
kaca, bengkak bola mata.
4. Oftalmodinamometri
Menghasilkan perkiraan tekanan relatif dalam arteri
sentralis retina. Hal ini berguna untuk evaluasi neurologik
pada pasien yang mengeluh kebutaan (amaurosis
fugak) pada satu mata.
5. CT Scan dan MRI
Pemeriksaan khusus dimana kelainan mata juga
disebabkan kelainan ditempat lain.

Você também pode gostar