Você está na página 1de 3

BAB III PORTOFOLIO

Kasus 1
Topik: Retensio urine ec. BPH Tanggal (kasus): 20 Februari 2012 Persenter: dr. Andika A Thehumury Tangal presentasi: 26 Maret 2012 Pendamping: dr. Leni, SH Tempat presentasi: Komite Medik RSUD Kota Agung Kab.Tanggamus Lampung Obyektif presentasi: Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan pustaka Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil Deskripsi: Laki laki 80 tahun tidak bisa BAK 1 hari SMRS Tujuan: penatalaksanaan retensio urin yang disebabkan oleh BPH Bahan bahasan: Tinjauan pustaka Riset Kasus Audit Cara membahas: Diskusi Presentasi dan diskusi Email Pos Data pasien: Nama: Tn. S No registrasi: 03-16-83 Nama klinik: RSUD Kota Agung Telp: Terdaftar sejak: Data utama untuk bahan diskusi: 1. Diagnosis/ Gambaran Klinis:BPH / Tidak dapat BAK 2. Riwayat Pengobatan: pemasangan kateter berulang 3. Riwayat kesehatan/ Penyakit: Pasien pernah mengalami keluhan ini. 4. Riwayat keluarga/ masyarakat: di keluarga tidak ada yang mengalami gejala serupa 5. Riwayat pekerjaan: bertani 6. Lainlain : Daftar Pustaka: Sjamsuhidajat R, de Jong W. Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi revisi, Jakarta : EGC, 1997. Tenggara T. Gambaran Klinis dan Penatalaksanaan Hipertrofi Prostat, Majalah Kedokteran Indonesia volume: 48, Jakarta : IDI, 1998. Sabiston, David C. Hipertrofi Prostat Benigna, Buku Ajar Bedah bagian 2, Jakarta : EGC, 1994. Priyanto J.E. Benigna Prostat Hiperplasi, Semarang : Sub Bagian Bedah Urologi FK UNDIP. Purnomo B.P. Buku Kuliah Dasar Dasar Urologi, Jakarta : CV.Sagung Seto, 2000.

Hasil pembelajaran:

1. Diagnosis BPH 2. Patogenesis BPH 3. Penatalaksanaan Retensio urie ec BPH yang tepat 4. Edukasi tentang penyebab, faktor resiko, dan penatalaksanaan yang tepat Subyektif Pasien datang dengan keluhan retensio urin sejak 1 hari SMRS. Keluhan sulit BAK sudah dirasakan pasien sejak 1 tahun yang lalu. Awalnya pasien masih dapat BAK jika mengedan, namun jika ia berhenti mengedan maka buang air kecilnya berhenti juga. Tapi 5 bulan terakhir pasien merasakan bahwa kencingnya tidak tuntas, kencing menetes terkadang disertai dengan nyeri pada saat buang air kecil. kencing yang keluar semakin sedikit dan semakin sulit keluar, pasien sampai harus bolak balik kamar kecil berulang ulang, hal ini terjadi terus menerus bahkan pada malam hari. Rasa nyeri pada daerah perut diatas kemaluannya memperparah keluhan pasien. 3 bulan yang lalu akhirnya Os memutuskan untuk berobat, pasien dinyatakan mengalami pembesaran prostat dan dilakukan pemasangan selang kateter dan pasien disarankan untuk berobat ke rumah sakit yang lebih besar tapi pasien menolak. Pasien telah mengalami lepas pasang kateter berluang ulang. Pasien mempunyai riwayat hipertensi tapi pasien tidak pernah berobat ke dokter. Obyektif Pada pemeriksaan fisik didapatkan : o Dari Tanda Vital di dapatkan hipetensi grade II. Pada pemeriksaan abdomen di dapatkan nyeri tekan (+) di regio suprapubik dan adanya massa sebesar kepalan tangan orang dewasa, pada perkusi diatas massa terdengar redup. o Rectal touche : Teraba prostat menonjol, batas atas tidak teraba, konsistensi kenyal, permukaan rata, nodul (-), nyeri tekan (-) Pada pemeriksaan penunjang didapatkan : o Laboratorium : leukositosis, Leukosit dan eritrosit dalam sedimen urin. Assessment Keluhan pasien yang tidak dapat buang air kecil selama 1 hari adalah keadaan yang disebut retensio urin. Retensio urin dapat disebabkan salah satunya oleh BPH, yang pada kasus ini dipertegas dengan adanya keluhan pasien berupa BAK yang tidak lancar sejak 1 tahun semakin lama semakin memberat (progressive). Keluhan tersebut berupa frekunsi BAK yang meningkat tapi tidak tuntas, terminal dripping, pancaran lemah. Dari pemeriksaan rectal

toucher ditemukan adanya pembesaran kelenjar prostat tanpa nodul, nyeri tekan(-). Apabila keadaan ini berlanjut akhirnya pasien tidak dapat BAK sama sekali. Keadaan BPH pada pasien ini masih sempat mendapatkan penanganan medis yaitu dengan pemasangan foley kateter sehingga tidak terjadi gangguan fungsi ginjal. Tapi pada pasien ini ditemukan keadaan hipertensi grade II yang apabila dibiarkan terus menerus dapat menyebabkan kerusakan ginjal. Plan Diagnosis: retensio urin ec BPH Pengobatan: Tindakan awal yang paling tepat pada pasien ini adalah mengurangi urin yang terdapat di dalam buli buli dengan cara pungsi buli dan maintenance pengeluaran urin dengan pemasangan foley kateter. Kemudian Pasien di rawat dan diberikan antibiotik praoperasi untuk merendahkan komplikasi infeksi Diberikan ceftriaxon 2 x 1 g (I.V), diberikan ondancentron 2 x 4 mg (I.V) untuk keluhan mual. Ketorolac untuk mengurangi rasa nyeri, dan captopril 25 mg 2 x 1 untuk mengontrol tekanan darah pasien. Pendidikan: Makan makanan yang rendah garam. Konsultasi: Dijelaskan secara rasional tentang pengobatan yang diberikan. Rujukan: Pada pasien ini dianjurkan untuk pemeriksaan USG ginjal dan buli buli untuk mengetahui apakah sudah terjadi kerusakan lanjut dari ginjal dan foto polos toraks sebagai persiapan operasi dan dirujuk ke Spesialis Bedah. Kontrol: Kegiatan Periode - Kondisi luka operasi dan 3 hari post operasi deteksi gejala komplikasi post operasi open prostatektomi Hasil yang diharapkan - Luka operasi sembuh dan tidak ada komplikasi post operasi

Você também pode gostar