Você está na página 1de 14

BAB I PENDAHULUAN Endometrium adalah selaput yang melapisi permukaan dalam miometrium.

Endometrium ini mempunyai 3 (tiga) fungsi penting, yaitu sebagai : tempat nidasi tempat terjadinya proses haid petunjuk gangguan fungsional dari steroid seks.

Pada usia reproduksi dan dalam keadaan tidak hamil, endometrium mengalami berbagai perubahan siklik yang berkaitan dengan aktivitas ovarium. Endometrium terdiri dari 2 lapisan, yaitu lapisan basal dan lapisan fungsional. Dibawah pengaruh estrogen dan progesteron lapisan itu akan mengalami sekresi. Bilamana terjadi fertilisasi dan implantasi, maka dari lapisan ini akan dibentuk desidua, dan bilaman tidak maka akan timbul haid lagi. Dalam sirkulasi haid dapat dibedakan 4 (empat) fase endometrium, yaitu : 1. Fase haid adalah deskuamasi endometrium. 2. Fase ahaid adalah fase regenerasi endometrium. 3. Fase proliferasi adalah fase antarhaid. 4. Fase sekresi adalah fase prahaid. Dimana apabila suatu keadaan dimaa jaringan endometrium berada di luar uterus (endometriosis). Insidens endometriosis selama kurang lebih 30 tahun menunjukkan

angka kejadian yang meningkat. Angka kejadian antara 5-15 % dapat ditemukan semua operasi pelvic. Endometriosis jarang didapatkan pada orang-orang negro, dan lebih sering didapatkan pada wanita-wanita dari golongan sosio-ekonomi yang kuat. Yang menarik perhatian ialah bahwa endometriosis lebih sering ditemukan pada wanita yang tidak kawin pada umur muda, dan yang tidak mempunyai banyak anak.

BAB II KONSEP DASAR MEDIS A. Definisi Endometriosis adalah suatu keadaan dimana jaringan endometrium yang masih berfungsi terdapat di luar kavum uteri. Jaringan ini yang terdiri atas kelenjar-kelenjar dan stroma, terdapat dalam miometrium disebut adenomiosis, dan bila di luar uterus disebut endometriosis. Pada endometriosis jaringan endometrium ditemukan di luar kavum uteri dan di luar miometrium Adapun pembagian dari endometriosis, yaitu : 1. Endometriosis interna (adenomiosis) 2. Endometriosis tuba uterina 3. Endometriosis ovarium 4. Endometriosis uterosakrum

B. Etiologi Teori Histogenesis dari endometriosis yang paling banyak penganutnya adalah teori dari Sampson. Menurut teori ini, endometriosis terjadi karena darah haid mengalir kembali (regurgitasi) melalui tuba ke dalam rongga pelvis. Teori lain mengenai histogenesis endometriosis yakni endometriosis terjadi karena rangsangan pada sel-sel epitel berasal dari selom yang dapat mempertahankan hidupnya di daerah pelvis. Rangsangan ini akan menyebabkan metaplasi dari selsel epitel itu, sehingga terbentuk jaringan endometrium. Disamping itu masih

terbuka kemungkinan timbulnya endometriosis dengan jalan penyebaran melalui jalan darah atau limfe, dan dengan implnatasi langsung pada saat operasi.

C. Patofisiologi Pada endometriosis, lesi jinak atau lesi dengan sel-sel yang serupa dengan selsel lapisan uterus tumbuh secara menyimpang dalam rongga pelvis di luar uterus, dengan mengacu pada frekuensinya endometriosis pelvis mengenai ovarium, ligament uterosakral, serviks, permukaan luar uterus, umbilicus, jaringan parut akibat laparotomi, sakus hernialis, dan apendiks. Letak endometrium yang tidak tepat berespon dan tergantung pada stimulasi hormonal ovarium. Selama menstruasi, pertumbuhan jaringan ekropik ini mengalami perdarahan. Sebagian besar ke dalam area yang tidak mempunyai saluran keluar yang menyebabkan nyeri dan perlekatan. Lesi biasanya kecil, keriput, dan berwarna cokelat atau kebiru-hitam, yang menandakan perdarahan yang tidak dapat keluar. Jaringan endometrium yang terkandung di dalam suatu kista ovarium yang mempunyai jalan keluar untuk perdarahan; pembentukan ini disebut pseudokist (kista coklat), perlekatan, kista, dan jaringan parut dapat terjadi yang menyebabkan tidak saja nyeri, tetapi juga infertilitas.

D. Manifestasi Klinik Gejala-gejala beragam yang berhubungan dengan lokasi jaringan

endometrium, seperti :

1. Nyeri perut bawah yang progresif dan dekat paha yang terjadi pada dan selama haid (dismenorrea). 2. Rasa sakit hebat pada saat melakukan hubungan seksual (dispharemia). 3. Nyeri waktu defekasi, khususnya pada waktu haid. 4. Polimenorrhea dan hipermenorrhea. 5. Infertilitas.

E. Pengobatan Pada penderita endometriosis ringan sampai sedang, pengobatan hormonal atau pembedahan dapat menghilangkan nyeri dan meningkatkan kemungkinan terjadinya kehamilan. Bagi wanita yang berusia diatas 35 tahun atau meraka yang ingin memuaskan kemampuan reproduktif, bedah definitive (histerektomi total) merupakan alternatif lain. Pengobatannya bergantung pada gejala-gejala, keinginan untuk hamil, dan keparahan penyakit. Jika pasien tidak menunjukkan gejala, observasi setiap 6 bulan adalah semua yang diperlukan. Terapi lainnya untuk beragam tingkatan gejala mencakup paliasi, terapi hormonal atau pembedahan. Adapun terapi hormonal endometriosis, yaitu : 1. GnRH ogonis Ooferoktomi 2. Danazol Metiltestosteron 3. Medroksiprogesteron asetat gestrinon noretisteron. 4. Kontrasepsi oral nonsiklik yang diberikan selama 6-9 bulan

BAB III KONSEP DASAR KEPERAWATAN

A. Pengkajian Istirahat / Aktivitas Tanda : Keletihan, aktivitas berkurang Sirkulasi Gejala : Peningkatan suhu tubuh Kekurangan zat besi Tanda : Demam, anemia, polimenorrage dan hipermenorrhea Tanda : Mual, muntah Diare Hilang napsu makan Integritas Ego Gejala : stressor dalam kehidupan sehari-hari Tanda : stress/takut tentang dugaan infertilitas Nyeri/Kenyamanan Tanda : Nyeri perut bawah dan dekat paha Nyeri hebat pada saat melakukan hubungan seksual Nyeri waktu defekasi Makanan / Cairan

Gejala : Disparenoe

Seksualitas

Riwayat polimenorrhea, hipermenorrhea Tanda : Perubahan pola seksualitas / keintiman

B. Penyimpangan KDM Lesi jinak (seperti sel-sel endometrium) Tumbuh di rongga pelvis Stimulasi hormonal Ovarium (menstruasi) ovarium,ligament uretrosakral,serviks,permukaan terluar uterus umbilicus, jaringan parut akibat laparotomi, apendiks

Defisit Zat besi Anemia Keletihan

tidak memiliki saluran keluar pengaliran balik darah Perlekatan

pengaktifan faktor Hageman mengaktifkan sist. komplemen (mediator peradangan yg penting )

pengaktifan fosfolipid pengaktifan asam arakchidonat

hypothalamus pelepasan anaprostaglandin filaktoksin (histamine berlebihan mobilitas tuba & bradikinin) mempengaruhi terganggu & fungsi set point mual, ovarium terganggu thalamus muntah diare peningkatan infertilitas korteks suhu tubuh Resiko tinggi serebri vol. cairan Ansietas Hypertermi kurang dari nyeri keb. tubuh dipersepsikan dismenorhe Nyeri disparenoe Gangguan Pola Seksual Pseudokist

C. Diagnosa Keperawatan Berdasarkan penyimpangan KDM, maka diagnosa keperawatan pada endometriosis adalah : 1. Nyeri berhubungan dengan proses inflamasi. 2. Hypertermi berhubungan dengan peningkatan suhu tubuh. 3. Gangguan pola seksual berhubungan dengan disparenoe. 4. Ansietas berhubungan dengan infertilitas. 5. Keletihan berhubungan dengan defisiensi zat besi. 6. Resiko tinggi volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah, diare.

D. Intervensi Keperawatan 1. Nyeri berhubungan dengan proses inflamasi. a. Kaji nyeri, perhatikan lokasi, intensitas dan lamanya. Rasional : memberikan informasi untuk membantu dalam menentukan pilihan / keefektifan intervensi. b. Berikan tindakan nyaman, misalnya pijatan punggung, perubahan posisi, relaksasi. Rasional : tindakan ini diberikan dengan sentuhan lembut dapat menghilangkan ketidaknyamanan.

Kolaborasi : Berikan obat-obatan sesuai indikasi : Analgesik Rasional : untuk menghilangkan nyeri Agen nonsteroid, mis. Indometasin (indosin); ASA (aspirin) Rasional : dapat menghilangkan nyeri, menurunkan respons inflamasi 2. Hypertermi berhubungan dengan peningkatan suhu tubuh. a. Kaji TTV, terutama kontrol suhu tubuh. Rasional : untuk mengetahui keadaan umum klien terutama perubahan suhu tubuhnya dan adanya proses inflamasi, juga untuk membantu perawat dalam menentukan intervensi. b. Beri kompres dingin. Rasional : membantu menurunkan demam melalui proses konduksi c. Anjurkan untuk banyak minum air 2-3 liter/hari. Rasional : untuk menggantikan pengeluaran cairan melalui penguapan, keringat, dan lain-lain. d. Anjurkan untuk banyak istirahat. Rasional : untuk mengurangi kerja metabolisme Kolaborasi Pemberian obat sesuai indikasi; Antipiretik Rasional : untuk menurunkan suhu tubuh 3. Gangguan pola seksual berhubungan dengan disparenoe.

10

a. Kaji informasi klien saat ini dan biarkan klien menggambarkan masalah dalam kata-kata sendiri. Rasional : menentukan tingkat pengetahuan, apa yang dirasakan klien, yang menjadi kebutuhannya. b. Anjurkan untuk dialog diantara pasangan. Rasional : menghindari terjadinya kesalahpahaman dan menimbulkan rasa perhatian kepada klien. c. Selesaikan masalah, pilihan posisi untuk koitus Rasional : meminimalkan ketidaknyamanan dapat meningkatkan

kepuasan. d. Berikan waktu yang cukup untuk menjelaskan/mendiskusikan perhatian dari orang terdekat. Rasional : diperlukan informasi atau konseling mengenai alternative tertentu dalam melakukan aktivitas seksual 4. Ansietas berhubungan dengan infertilitas. a. Evaluasi tingkat pemahaman pasien/orang terdekat tentang diagnosa. Rasional : pasien dan orang terdekat mendengar dan mengasimilasi informasi baru yang berhubungan dengan perubahan pada gambaran diri. Pemahaman ini dapat memudahkan perawat dalam memilih intervensi yang tepat. b. Akui rasa takut/masalah klien dan dorong mengekspresikan perasaan.

11

Rasional : dukungan memampukan klien mulai membuka/menerima keadaannya c. Terima penyangkalan klien tetapi jangan dikuatkan. Rasional : bila penyangkalan ansietas mempengaruhi kehidupannya, maka perlu dijelaskan dan membuka cara penyelesaiannya Kolaborasi d. Berikan obat sedatif sesuai indikasi Rasional : dapat digunakan untuk menurunkan ansietas dan meningkatkan istirahat. e. Rujuk pada psikiatri, penasihat agama Rasional : dibutuhkan bantuan tambahan untuk meningkatkan kontrol dan mengatasi episode untuk menerima keadaannya. 5. Keletihan berhubungan dengan defisiensi zat besi. a. Rencanakan perawatan untuk memungkinkan periode istirahat. Jadwalkan aktivitas periodik bila klien mempunyai energi paling banyak. Rasional : periode istirahat sering diperlukan untuk memperbaiki / menghemat energi, akan memungkinkan klien menjadi aktif selama waktu dimana tingkat energi lebih tinggi. b. Dorong klien untuk melakukan apa saja bila mungkin, misalnya mandi, duduk, bangun, dan lain-lain. Tingkatkan tingkat aktivitas sesuai kemampuan.

12

Rasional : meningkatkan kekuatan / stamina dan memampukan klien menjadi labih aktif. c. Dorong masukan nutrisi. Rasional : masukan nutrisi adekuat perlu untuk memenuhi kebutuhan energi untuk aktivitas. Kolaborasi d. Berikan O2 suplemen sesuai indikasi Rasional : adanya anemia menurunkan ketersediaan O2 untuk ambilan selular dan memperberat keletihan. e. Berikan obat sesuai indikasi Vitamin dan suplemen mineral, mis. Vit. B12, aam folat Rasional : kebutuhan penggantian tergantung pada tipe anemia dan adanya masukan oral yang buruk dan defisiensi yang diidentifikasi Tambahan besi oral, mis. Fero sulfat (feosol) Rasional : berguna pada beberapa tipa anemia defisiensi besi 6. Resiko tinggi volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah, diare. a. Kaji intake dan output klien. Rasional : untuk mengetahui tingkat kebutuhan klien untuk cairan dan membantu perawat dalam menentukan intervensi yang tepat. b. Anjurkan untuk banyak minum 2-3 ltr/hr. Rasional : untuk menjaga keseimbangan cairan

13

c. Kolaborasikan dengan tim media tentang tindakan terapeutik (pemasangan infuse) jika perlu.

BAB IV KESIMPULAN Endometrium adalah selaput yang melapisi permukaan dalam miometrium. Endometriosis adalah suatu keadaan dimana jaringan endometrium yang masih berfungsi terdapat di luar kavum uteri. Pembagian endometriosis terdiri dari Endometriosis interna (adenomiosis), Endometriosis tuba uterine, Endometriosis ovarium, dan Endometriosis uterosakrum. Endometriosis terjadi karena darah haid mengalir kembali (regurgitasi) melalui tuba ke dalam rongga pelvis, juga terjadi karena rangsangan pada sel-sel epitel berasal dari selom yang dapat mempertahankan hidupnya di daerah pelvis. Pengobatan hormonal atau pembedahan dapat dilakukan pada penderita endometriosis yang ringan atau sedang untuk menghilangkan nyeri dan meningkatkan kemungkinan terjadinya kehamilan. Beberapa masalah keperawatan yang muncul pada endometriosis adalah nyeri, hypertermi, gangguan pola seksual, ansietas, keletihan, dan resiko tinggi volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh.

14

Você também pode gostar