Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Sumber Utama (Scott, Bab 6). Outline Kuliah: 1. Konsep Perspektif Pengukuran 2. Alasan Perspektif Pengukuran 3. Teori Prospek 4. Beta 5. Anomali Pasar Modal Efisien 6. Kesimpulan tentang Efisiensi Pasar 7. Auditors Legal Liability
Dr. Baldric Siregar, MBA., Ak.
Namun demikian, tidak mudah menggunakan fair value tanpa mengurangi reliabilitas. Batasannya adalah, kita menggunakan fair value untuk meningkatkan relevansi selama reliabilitas tidak terganggu. Mengapa? Unsur reliabilitas menjadi dasar untuk pelaksanaan audit oleh akuntan publik. Akuntan publik adalah gambaran pokok akuntansi dan menjadi ujung tombak akuntansi. Akuntan publik jangan ditempatkan pada posisi yang berisiko karena dituntut.
Akan tetapi, ada berbagai pertanyaan berkaitan dengan information pespective, seperti (1) laba hanya direaksi oleh pasar sebesar 2% - 5%, (2) pasar modal mungkin tidak seefisien yang diduga, dan (3) tuntutan tanggungjawab hukum oleh masyarakat terhadap akuntan meningkat. Ketiga alasan tersebut mendasari adanya kemungkinan bahwa measurement perspective dapat meningkatkan relevansi informasi akuntansi tanpa mengabaikan reliabilitas informasi akuntansi tersebut.
Dr. Baldric Siregar, MBA., Ak.
10
Teori Prospek
Expected utility theory (EUT) sudah mendominasi analisis pengambilan keputusan dalam kondisi ketidakpastian (berrisiko). Bahkan teori ini sudah diterima sebagai pedoman normatif dalam pemilihan yang rasional.
Kahneman dan Tversky (1979) menyajikan bukti empiris terjadinya pelanggaran aksioma EUT. Berdasarkan aksioma EUT, dalam kondisi ketidakpastian, orang akan memilih pilihan yang menghasilkan expected utility terbesar. Mereka menamainya teori prospek (prospect theory).
11
Teori Prospek
Teori prospek adalah teori yang menjelaskan bagaimana seseorang mengambil keputusan dalam kondisi tidak pasti. Substansi teori prospek adalah proses pembuatan keputusan individual yang berlawanan dengan pembentukan harga yang biasa terjadi di ilmu ekonomi. Aksioma-aksioma dalam teori prospek (PT) meliputi: Reference point. Utility function. Loss aversion.
12
Teori Prospek
Reference point: PT. Orang menentukan laba atau rugi berdasarkan reference point, bukan nilai absolut laba atau rugi tersebut. Utilitas adalah fungsi dari laba atau rugi relatif terhadap benchmark (reference point). EUT. Orang menentukan laba atau rugi berdasarkan nilai absolut kekayaan. Utilitas adalah fungsi dari nilai kekayaan absolut (tidak ada reference point).
13
Teori Prospek
Utility function: PT. Dalam domain laba, orang risk averse; dalam domain rugi, orang risk seeking. Fungsi utilitas adalah cekung pada domain laba dan cembung pada domain rugi. EUT. Orang diasumsikan selalu bersikap risk averse. Fungsi utilitas adalah cembung baik pada domain laba maupun pada domain rugi.
14
Teori Prospek
Loss aversion: PT. Loss aversion adalah tendensi orang lebih mengutamakan menghindari rugi daripada memperoleh laba. Rugi memiliki kekuatan (power) psikologis sebanyak dua kali lipat daripada laba. Overweight terhadap rugi dan underweight terhadap laba. Berubah 1% dari 2% ke 3% lebih bernilai besar daripada berubah 1% dari 30% ke 31% (diminishing sensitivity). EUT. Laba atau rugi tidak dapat didefinisikan karena teori ini tidak memiliki reference point untuk mengukur laba atau rugi tersebut.
Dr. Baldric Siregar, MBA., Ak.
15
Beta
Beta adalah pengukur volatilitas return suatu sekuritas terhadap return pasar. Beta menggambarkan besarnya perubahan harga suatu saham tertentu dibandingkan dengan perubahan harga pasar.
Beta pasar diestimasi dengan menggunakan return historis sekuritas dan pasar, misalnya 200 hari untuk return harian. Beta pasar dapat diestimasi dengan CAPM. Beta merupakan konsep yang penting dalam akuntansi keuangan karena beta merupakan pengukur risiko sistematis suatu sekuritas terhadap risiko pasar
Dr. Baldric Siregar, MBA., Ak.
16
Beta
Risiko sistematis adalah risiko yang tidak dapat didiversifikasi melalui portofolio. Risiko ini menggambarkan faktor ekonomi secara keseluruhan yang mempengaruhi semua sekuritas yang ada. Apabila fluktuasi return suatu sekuritas mengikuti fluktuasi return pasar, maka beta sekuritas tersebut bernilai 1. Beta bernilai 1 berarti bahwa risiko sistematis suatu saham sama dengan risiko pasar.
17
Beta
Fama dan French, meneliti pasar modal USA untuk periode 1963-1990, menemukan bahwa beta memiliki sedikit kemampuan untuk menjelaskan keuntungan sekuritas. Mereka menemukan bahwa book-to-market ratio dan ukuran perusahaan (firm size) lebih signifikan menjelaskan keuntungan sekuritas. Daripada melihat beta, lebih baik melihat book-to-market ratio dan ukuran perusahaan sebagai ukuran risiko. Risiko akan meningkat dengan meningkatkanya book-to-marke ratio dan menurun dengan semakin besarnya ukuran perusahaan.
18
Beta
Schiller (1981) yang menyatakan bahwa variabilitas harga sekuritas sama dengan variabilitas dividen. Determinan yang menentukan nilai perusahaan adalah dividen masa depan. Selain itu, asumsi bahwa beta konstan (stationary) juga kurang tepat. Apabila beta konstan, satu-satunya yang tidak pasti adalah RMt yang bersifat random. Hasil penelitian Fama dan French ini menjadikan beta mati.
Dr. Baldric Siregar, MBA., Ak.
19
Beta
Beta pasar modal berkembang perlu disesuaikan karena adanya perdagangan tidak sinkron. Perdagangan tidak sinkron terjadi karena transaksi di pasar jarang terjadi. Beberapa sekuritas tidak mengalami perdagangan beberapa lama.
Jika beta tidak bias, maka beta pasar (atau rata-rata tertimbang semua beta) adalah 1. Apabila rata-rata tertimbang beta tidak 1, maka selisihnya menggambarkan bias dalam beta. Koreksi terhadap beta yang bias dapat dilakukan dengan tidak metode, yaitu metode yang diajukan oleh Scholes dan Williams (1977), Dimson (1979), dan Fowler dan Rorke (1983).
Dr. Baldric Siregar, MBA., Ak.
20
Beta
Selain beta pasar, ada juga beta lain yang dikenal, yaitu: beta akuntansi dan beta fundamental. Beta akuntansi dihitung sama dengan beta pasar dengan mengganti data return menjadi data laba (earnings). Beta fundamentel dihitung dengan berbagai variabel fundamental seperti: dividend payout, pertumbuhan aktiva, leverage, likuiditas, asset size, dan earnings variability.
Dr. Baldric Siregar, MBA., Ak.
21
22
23
24
25
26
27
28