Você está na página 1de 13

IV

PACEM IN TERRIS
11 APRIL 1963, YOHANES XXIII - PT
TEMA-TEMA KUNCI PACEM IN TERRIS

•TATA TERTIB DI ANTARA MANUSIA

Setiap pribadi manusia dianugerahi kecerdasan dan


kehendak bebas, dan memiliki hak-hak yang universal dan
tidk dapat diganggu-gugat. Hak-hak kodrati ini terkait tak
terpisahkan dengan banyak kewajiban. (#9)

1. Hak-Hak Manusia
2. Kewajiban
3. Dunia Dewasa ini
1.Hak-Hak Manusia
• Hak untuk Hidup dan hak atas standar hidup yang
layak: - khususnya pangan, sandang, perumahan,
istirahat, pengobatan, dan pelayanan sosial. (#11)
b. Hak atas nilai-nilai moral dan budaya: - mencakup
kebebasan mencari kebenaran, mengungkapkan
pendapat, kebebasan menerima dan memberi informasi,
dan hak atas pendidikan dasar. (#12-13)
c. Hak untuk beribadah: - Setiap orang mempunyai hak
untuk beribadah kepada Allah secara pribadi atau
bersama menurut suara hatinya. (#14)
d. Hak untuk memilih status hidup: - meliputi hak untuk
membentuk keluarga atau mengikuti suati panggilan
religius. Orangtua yang pertama berhak atas pendidikan
dan perkembangan anak-anak mereka. (#15-16)
e. Hak di bidang ekonomi: - meliputi hak untuk bekerja,
hak atas kondisi kerja yang aman dan upah yang adil,
dan hak atas milik pribadi. (#18-22)
f. Hak untuk berkumpul dan berorganisasi: - karena
kodrat sosial manusia. (#23)
g. Hak untuk beremigrasi dan berimigrasi: - setiap
orang berhak atas kebebasan berpindah dan tinggal
menetap. (#25)
h. Hak-hak politis: - meliputi hak untuk berperan serta
dalam kehidupan masyarakat, dan perlindungan hukum
atas hak-hak setiap orang. (#26-27)
2. Kewajiban

• Mengakui dan menghormati hak-hak orang lain.


(#30)
b. Bekerja sama demi kesejahteraan bersama.
(#31)
c. Bertindak bagi orang lain secara bebas dan
bertanggung jawab. (#34)
d. Hidup bersama dalam kebenaran, keadilan,
cinta kasih, dan kebebasan. (#36-38)
3. Dunia Dewasa ini
Pacem in Terris mengundang perhatian pada tiga ciri
khas dunia dewasa ini, yaitu:

a. Orang-orang dari kelas pekerja telah memperoleh


tumpuan sosial-ekonomi. (#40)
b. Kaum wanita lebih menyadari martabat manusiawi
mereka. (#41)
C. Negara-negara menjadi merdeka. (#42)

Semuanya ini menimbulkan kesadaran baru bahwa


semua bangsa adalah sama karena
kemanusiaannya. (#44-45)
B. HUBUNGAN ANTARA INDIVIDU DAN NEGARA
• Kekuasaan dan Kesejahteraan Umum
a. Negara ditubuhkan dan kekuasaannya berasal dari Allah. (#46-47)
b. “Seluruh alasan keberadaan kekuasaan sipil merupakan
perwujudan kesejahteraan umum.” (#54) Negara harus menjamin
agar hak-hak manusia: ”diakui, dihormati, diserasikan dengan hak-
hak lain, dibela dan dimajukan, sehingga setiap orang dapat
dengan gampang menunaikan kewajibannya.(#60)
c. Kesejahteraan umum menyangkut kesejahteraan manusia
seutuhnya, memberikan perhatian kepada anggota-anggota
masyarakat yang kurang beruntung dan memajukan
kesejahteraan rohani dan jasmani semua orang. (#55-57)
d. Negara yang menggunakan hukuman atau ganjaran sebagai
sarana utamanya tidak dapat dengan tepat-guna memajukan
kesejahteraan umum. (#48)
e. Negara tidak dapat memaksa rakyat dalam hal-hal yang berkaitan
dengan hati nurani. Negara hanya boleh menghimbau. (#49)
f. Perintah yang bertentangan dengan kehendak Allah samasekali
tidak mengikat, karena “kita harus lebih mentaati Allah daripada
manusia.” (#51) Hukum dan tata tertib yang merugikan
kesejahteraan umum sangat tercela.
2. Tanggung Jawab dan Kewajiban Penguasa Sipil
• Menjamin kesejahteraan umum dengan menegakkan hak-
hak dan kewajiban pribadi. (#60)
b. Mengkoordinasi hubungan-hubungan sosial dengan cara
yang memungkinkan rakyat untuk melaksanakan hak-hak
mereka dengan damai tanpa mengancam orang lain. (#60-
67)
c. Dianjurkan penerapan tiga bentuk kekuasaan -legislatif,
eksekutif, dan yudikatif. (#68)
d. Pemerintah yang baik menuntut:
i. Piagam hak-hak azazi manusia (#75);
ii. Perundang-undangan tertulis (#76)
iii. Hubungan antara yang diperintah dan yang memerintah
dalam rangka hak-hak dan kewajiban. (#77)
Mereka yang menuntut haknya namun lupa
atau melalaikan melaksanakan kewajiban
mereka, adalah orang yang membangun
dengan tangan sebelah dan menghancurkan
dengan yang lain

Setiap pemerintahan yang tidak mengakui hak


warganya atau merampas hak mereka tidak
hanya gagal dalam tugasnya tetapi sungguh-
sungguh kurang adil dalam memerintah.
C. HUBUNGAN ANTAR NEGARA
1. Damai di Bumi mencatat bahwa “semua negara pada
hakekatnya sama dalam martabat”, yaitu, mereka mempunyai
hak untuk hidup, hak atas perkembangan diri, dan menjadi
penanggung jawab utama perkembangannya. (#88-92)
2. Negara-negara juga tunduk pada hak-hak dan kewajiban. Ini
berarti, hubungan antarnegara harus diserasikan dalam
kebenaran, keadilan, solidaritas aktif, dan kebebasan. Untuk
itu dituntut penghapusan “setiap untuk rasisme” dan
pengejaran akan perkembangan diri sendiri dengan berakibat
penindasan atau pembatasan bagi negara-negara lain serta
menghindari prasangka.(#113)
3. Hubungan antarnegara harus berlandaskan
kebebasan.(#115)
4. Negara-negara maju perlu menghormati nilai-nilai moral dan
ciri khas sosial-budaya dalam usahanya memberi bantuan
tanpa bermaksud menguasai.(#120)
D. HUBUNGAN RAKYAT DAN NEGARA
DENGAN MASYARAKAT DUNIA
Selain menyajikan pandangannya yang segar dan optimis
dan keyakinannya akan kemauan baik manusia dalam
mengupayakan perdamaian di dunia, dokumen ini
menyadarkan pula bahwa jalan menuju perdamaian diliputi
banyak kendala berat. Pengupayaan kesejahteraan umum
yang universal dan pengkuan akan kesamaan status setiap
negara hanya dapat “ditangani atau dipecahkan secara
memadai…dengan usaha para pejabat negara…yang
berwenang untuk bertindak dalam suatu cara yang efektif
dan berwawasan global.” (#125-130)

Pacem in Terris mendukung pengembangan Perserikatan


Bangsa-Bangsa. (#138)
E. IMAN DAN TINDAKAN
1. Orang-orang Katolik harus “mengambil bagian secara aktif dalam
kehidupan masyarakat dan menyumbang demi pencapaian
kesejahteraan umum segenap keluarga manusia maupun masyarakat
politis mereka sendiri. (#139)
2. Perlunya kesatuan di antara iman dan tindakan. Pendidikan kristiani
yang tangguh di mana pelatihan ilmiah dipadukan dengan perintah
agama haruslah dimulai sejak masa kanak-kanak dan berlanjut
sepanjang kehdupan seseorang sehingga dengan demikian tercapai
keseimbangan di antara unsur-unsur ilmiah, teknik, dan profesional di
satu pihak, dan nilai-nilai rohani di lain pihak. (#140-146)
3. Dialog dan kerja sama dengan umat beragama lain didukung agar tugas
untuk “membenahi hubungan-hubungan keluarga manusia dalam
kebenaran, keadilan, cinta, dan kebebasan” dapat tercapai.(#150-151)
4. Perdamaian akan menjadi ungkapan yang hampa jika tidak dibangun di
atas tata tertib yang dilandasi kebenaran, dibentuk selaras dengan
keadilan, diilhami dan dipadukan oleh cinta kasih, dan diamalkan dalam
kebebasan. (#159)
PRINSIP-PRINSIP PENUNTUN
A. Setiap orang dianugerahi kecerdasan dan kehendak bebas, dan
mempunyai hak-hak yang bercorak universal dan tak dapat di-
ganggu-gugat. Hak-hak ini berkaitan dengan berbagai kewajiban.
B. Kekuasaan dibutuhkan untuk memfungsikan masyarakat secara
tepat. Namun, tindakan-tindakannya tidak dapat bertentangan
dengan kehendak Allah atau merugikan kepentingan umum.
C. Perdamaian yang benar dan kokoh diantara bangsa-bangsa
bukanlah karena persamaan dalam persenjatan, melainkan
dalam saling percaya.
D. Negara-negara individual tidak dapat mengusahakan
kepentingan-kepentingan mereka sendiri saja dan berkembang
dan berkembang dalam keterasingan. Negara-negara harus
bekerja sama di tingkat internasional demi terhasilkannya
kesejahteraan umum universal.
E. Setiap orang beriman harus menjadi percikan cahaya, pusat cinta
kasih, dan ragi yang memberikan inspirasi di tengah masyarakat
dunia.

Você também pode gostar